GRESIK – Sebanyak 20 ibu hamil di Kabupaten Gresik, Jawa Timur terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sepekan terakhir, dari total 42 ibu hamil yang melahirkan di ruang bersalin RSUD Ibnu Sina wilayah setempat.
Keterangan ini disampaikan dokter yang menangani Covid-19 di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik, Wiwik Kurnia Ilahi.
“Ketika mereka yang akan bersalin dites dulu dan hasilnya ada puluhan yang positif Covid-19,” katanya di Gresik, Rabu. Wiwik mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan meski saat ini Kabupaten Gresik berzona oranye.
Kepala Bagian Humas Pemkab Gresik Reza Pahlevi mengatakan, dalam sebulan terakhir jumlah tambahan pasien sembuh lebih banyak daripada yang positif baru.
Hal ini membuat Gresik berada di zona oranye dari awalnya di zona merah.
Laporan terkini tambahan kasus positif Covid-19 di Gresik mencapai 19 orang, sedangkan sembuh mencapai 22 orang. “Untuk pasien meninggal hari ini ada satu orang, yakni dari Desa Tanjungan, Kecamatan Driyorejo,” jelas Reza.
Kasus kumulatif positif Covid-19 terkini di Kabupaten Gresik mencapai 2.700 orang. Rinciannya yakni 2.134 orang sembuh atau selesai, 395 orang masih dirawat, dan 171 orang meninggal dunia.(*/Gio)
KUNINGAN – Ancaman krisis air bersih yang biasa terjadi pada musim kemarau di Kabupaten Kuningan hingga kini belum terjadi. Meski demikian, antisipasi tetap dilakukan.
“Secara laporan resmi (tentang desa yang mengalami krisis air bersih) hingga kini belum ada,” ujar Sekretaris Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Ayip Sutrisno , Rabu (2/9/2020).
Hujan pun pernah beberapa kali mengguyur wilayah Kabupaten Kuningan meski tengah berlangsung musim kemarau. “Sifat kemarau saat ini bersifat kemarau basah,” terang Ayip.
Kemarau basah adalah keadaan pada musim kemarau ketika curah hujan yang terukur melebihi atau di atas rata-rata normalnya. Meski krisis air bersih belum terjadi, namun Ayip menyatakan instansinya terus memantau daerah-daerah yang berpotensi mengalami kondisi tersebut.
Tak hanya itu, koordinasi dengan instansi terkait lainnya juga telah dilakukan.
Ketika ditanyakan mengenai desa-desa yang berpotensi mengalami ancaman krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini, Ayip memperkirakan kondisinya masih sama dengan tahun sebelumnya.
Adapun krisis air bersih pada musim kemarau 2019 melanda 19 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Kuningan. Desa-desa tersebut yakni Cihanjaro, Simpayjaya, Sukasari, Segong, Cileuya, Cimahi, Jambugeulis, Baok, Ciwaru, Partawangunan, Kalimanggis Wetan, Kertawana, Legok, Cibulan, Cihideung Girang, Mearjaya, Bendungan, Cipedes, dan Sukarasa.
“Tetapi desa tetangganya masih bisa menjadi penyangga untuk kebutuhan air bersih. Artinya, masih bisa teratasi oleh lingkungan setempat,”pungkasnya.(*/Dang)
GARUT – Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut kembali bertambah menjadi sebanyak 85 kasus, Minggu (30/8/2020).
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut disampaikan Humas Yeni Yunita, hingga 30 Agustus 2020, pukul 19.00 WIB, jumlah kasus positif Covid-19 di Garut bertambah menjadi sebanyak 85 kasus.
Hal itu menyusul terkonfirmasinya empat warga asal Kecamatan Tarogong Kidul, dan satu warga asal Kecamatan Bayongbong terpapar Covid-19.
Keempat warga asal Kecamatan Tarogong Kidul yakni perempuan berusia 64 tahun (KC-81), laki-laki berusia 52 tahun (KC-82), perempuan berusia 19 tahun (KC-84), dan laki-laki berusia 15 tahun (KC-85). Sedangkan warga asal Kecamatan Bayongbong yaitu seorang laki-laki berusia 35 tahun (KC-83).
Dengan adanya kasus baru positif Covid-19 tersebut, jumlah kasus positif Covid-19 di wilayah Kecamatan Tarogong bertambah menjadi sebanyak 16 kasus, terbanyak di antara 25 kecamatan terdapat kasus positif Covid-19.
Kasus positif Covid-19 di Kecamatan Bayongbong juga bertambah menjadi sebanyak enam kasus, menyamai jumlah kasus positif Covid-19 di wilayah Kecamatan Tarogong Kaler.
Kendati terdapat penambahan kasus positif, terdapat satu pasien positif Covid-19 dinyatakan sembuh oleh tim dokter di BPSDM Cimahi, yakni seorang laki-laki berusia 31 tahun asal Kecamatan Cigedug (KC-69).
“Syukur Alhamdulillah ! Kasus konfirmasi positif Covid-19 telah selesai isolasi sebanyak satu orang, yaitu KC-69 telah dinyatakan sembuh oleh tim dokter di BPSDM Cimahi,” kata Yeni.
Total kasus Covid-19 di Kabupaten Garut sendiri kini mencapai sebanyak 5.807 kasus. Terdiri 2.802 kasus kontak erat, 2.920 kasus suspek, dan 85 kasus positif.(*/Dang)
CIREBON – Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin telah resmi menjadi Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat. Dia menggantikan ayahnya yakni almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, sebagai sultan Keraton Kasepuhan Cirebon berikutnya.
Penobatan Luqman sebagai Sultan Sepuh XV dilaksanakan dalam prosesi tradisi Jumenengan di Keraton Kasepuhan Cirebon, pada Minggu (29/8/2020). Penobatan itu ditandai dengan diserahkannya keris pusaka peninggalan Sunan Gunung Jati kepada dirinya.
Menurut Wargi Keraton Kasepuhan, Pangeran Chaidir Susilaningrat, acara penobatan Luqman berjalan dengan lancar. Dalam acara itu, kata dia, dihadiri oleh sejumlah tamu penting, seperti raja dan ratu dari seluruh keraton di Indonesia, serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
“Allhamdulillah kita telah sama sama mengikuti dan menyaksikan jumenengan, mengadakan tahlilan dan doa. Acaranya dapat berjalan dengan lancar. Dihadiri juga pimpinan daerah, raja dan sultan, serta tokoh masyarakat sesepuh wargi dan masyarakat. Kami bersyukur acara ini bisa berjalan lancar,” kata Chaidir kepada wartawan, Minggu (29/8/2020).
Chaidir menyebut, rencananya setelah resmi menjadi Sultan Sepuh XV, Luqman akan melakukan silaturahmi ke pesantren dan keraton di Cirebon. Selain itu, Luqman juga bakal mempelajari program-program yang sebelumnya pernah dibuat oleh almarhum Sultan Arief.
“Agenda silaturahmi. Silaturahmi sudah dilakukan sebelum acara ini berlangsung. Keliling ke keraton dan pesantren. Belliau mendapat dukungan. Agenda prioritas?, langkah pertama pelajari program yang masih berjalan peninggalan sultan sepuh. Tentunya akan konsolidasi manajerial,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh adik almarhum Sultan Arief yakni Ratu Alexandra. Ia meminta agar masyarakat Cirebon mendoakan Luqman.
“Kami hanya mohon doanya agar Sultan Sepuh XV bisa lebih bijak. Hanya itu kami mohon dukungan dan doanya. Kami hanya ingin semua menjadi baik,” paparnya.
Sedangkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang hadir dalam acara Jumenengan ini menyampaikan, dirinya sangat menghormati adanya tradisi penobatan itu. Pria yang kerap disapa Kang Emil ini mengaku, sudah bersahabat baik dengan almarhum Sultan Arief semasa hidupnya.
“Saya hadir. Saya tidak mengikuti Jumenengan karena terlambat. Tapi intinya pertama Gubernur Jabar saya menghormati institusi tradisi yang sudah ada ratusan tahun, yaitu Keraton Kasepuhan. Oleh karena itulah kenapa saya hadir. Saya dengan almarhum bersahabat. Almarhum luar biasa,”tukasnya.(*/Dang)
KUDUS – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera melakukan penertiban warga yang tidak bermasker dengan menerapkan denda Rp 50.000. Langkah itu agar bisa segera keluar dari zona merah yang kembali disandang Kota Kudus.
“Kota Kudus memang kembali berstatus zona merah. Kami tentu sangat berharap dengan penerapan Peraturan Bupati nomor 41/2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 bisa menurunkan angka kasus Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Joko Dwi Putranto di Kudus, Sabtu (29/8).
Dengan penerapan aturan tersebut, diharapkan ada ada efek jera bagi masyarakat yang selama ini mengabaikan protokol kesehatan untuk selalu memakai masker saat aktivitas di luar rumah.
Menurut dia, kunci utama bisa keluar dari zona merah corona, yakni meningkatkan kesadaran dalam mematuhi protokol kesehatan.
Berdasarkan Perbub 41/2020 yang tengah disosialisasikan secara masif, sanksi denda yang diterapkan untuk orang pribadi sebesar Rp50.000, sedangkan pelaku usaha yang terbukti melanggar protokol kesehatan juga diberi sanksi denda hingga Rp5 juta sebagai upaya memerangi penyakit virus corona jenis baru (Covid-19).
Untuk pelaku usaha disesuaikan skala usahanya, mulai dari tingkat mikro dendanya sebesar Rp200 ribu, usaha kecil sebesar Rp400 ribu, usaha menengah sebesar Rp1 juta, dan usaha besar sebesar Rp5 juta.
Sanksi lain bagi masyarakat umum, yakni membersihkan fasilitas umum ketika membawa masker namun tidak dipakai dengan benar, sedangkan pelaku usaha, pengelola, penyelenggara atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum, ketika melanggar aturan tersebut juga terancam sanksi penghentian sementara operasional usaha atau kegiatan hingga sanksi berat berupa pencabutan izin usaha.
Untuk itu, pemilik tempat usaha, pengelola, penyelenggara atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum wajib menyiapkan sarana dan prasarana 4M, yakni masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan bagi karyawan dan pengunjung yang datang.
Berdasarkan laman https://covid19.go.id/peta-risiko, terlihat pada peta Indonesia daerah-daerah yang berstatus zona merah atau memiliki risiko penularan virus corona tinggi, salah satunya Kabupaten Kudus yang tercatat sejak Kamis (27/8) hingga sekarang.
Sebelumnya, Kabupaten Kudus pernah menyandang status zona merah selama beberapa pekan, kemudian berhasil menekan angka kasus Covid-19 sehingga turun menjadi zona oranye dengan risiko penularan tingkat sedang.
Berdasarkan laman https://corona.kuduskab.go.id/, disebutkan data hingga tanggal 26 Agustus 2020 tercatat jumlah kasus secara kumulatif sebanyak 1.069 kasus posifit Covid-19, sebanyak 68 kasus di antaranya masih menjalani perawatan, isolasi mandiri sebanyak 312 kasus, sembuh sebanyak 557 kasus dan meninggal sebanyak 132 kasus.(*/D Tom)
PROBOLINGGO – Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Probolinggo Sugeng Wiyanto mengatakan wisatawan yang tidak menggunakan masker dan sakit dilarang masuk kawasan wisata Gunung Bromo. Kawasan ini mulai dibuka secara terbatas pada Jumat ini.
“Khusus untuk pintu masuk Kabupaten Probolinggo, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo akan memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat,” katanya di Kabupaten Probolinggo.
Ia mengatakan sebagaimana hasil rapat koordinasi empat pemerintah kabupaten yang meliputi Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang bersama TNBTS, maka setelah reaktivasi masing-masing Satgas empat kabupaten akan memantau wilayah masing-masing dan TNBTS akan fokus di pintu masuknya, kemudian akan dibentuk tim bersama TNBTS.
“Wisatawan yang tidak memakai masker tidak boleh masuk kawasan Gunung Bromo, terlebih lagi bagi wisatawan yang sedang sakit karena protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat,” tuturnya.
Reaktivasi wisata alam Gunung Bromo ini menerapkan sejumlah persyaratan kunjungan yang telah disusun oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (TN-BTS) dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru.
Kasubbag Data, Evaluasi, Pelaporan, dan Kehumasan Balai Besar TNBTS Syarif Hidayat mengatakan pada hari pertama dibuka nya Gunung Bromo tercatat sebanyak 176 wisatawan yang berkunjung.
“Kami juga tidak memperkenankan wisatawan mancanegara untuk masuk kawasan Gunung Bromo sementara ini, sehingga wisatawan domestik yang diperbolehkan masuk Gunung Bromo,” katanya.
Selama di kawasan wisata, pengunjung juga diwajibkan menggunakan perangkat protokol kesehatan seperti masker, sarung tangan, dicek suhu badannya, jaga jarak, serta tidak berkerumun.
Para wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Bromo dibatasi sebanyak 20 persen dari total kapasitas daya tampung atau sebanyak 739 orang per hari, kemudian jumlah pengunjung tersebut akan dievaluasi dan ditambah secara bertahap.
Dari total kuota sebesar 20 persen tersebut, dibagi untuk Penanjakan sebanyak 178 orang per hari, wilayah Bukit Cinta sebanyak 28 orang per hari, Bukit Kedaluh sebanyak 86 orang per hari, Savana Teletubbies sebanyak 347 orang per hari, dan Mentingen sebanyak 100 orang per hari.(*/Gio)
TASIKMLAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat, sejumlah areal pertanian dan sumber air bersih di daerah itu mulai dilanda kekeringan akibat musim kemarau. Kekeringan biasanya terjadi di wilayah pantura, seperti Indramayu, Karawang, dan Cirebon.
“Kalau selatan ada sedikit di Bogor dan Tasik, tapi intensitasnya tidak seluas di utara,” kata Pelaksana Kepala BPBD Provinsi Jabar, Dani Ramdan di Kota Tasikmalaya, Jumat (28/8).
Ia mengatakan, BPBD Jabar sudah menerima laporan adanya desa dan kecamatan terdampak musim kemarau, seperti di Kabupaten Bogor sudah ada lima desa dilanda kekeringan, kemudian di Indramayu dan Cirebon. Provinsi Jabar, kata dia, sudah melakukan antisipasi, termasuk menyiapkan anggaran untuk menanggulangi dan meminimalisasi risiko bencana kekeringan di seluruh kota/kabupaten.
“Dengan adanya status itu, kita artinya sudah menyiapkan alokasi anggaran, ketika ada lokasi yang mulai terdampak, kita bisa segera bergerak,” kata Dani.
Ia menyampaikan, jajarannya sudah siaga untuk bergerak menanggulangi bencana kekeringan seperti menyiapkan tangki air, bahkan menyediakan pipa untuk mendistribusikan air ke masyarakat yang daerahnya kesulitan air bersih. Upaya BPBD Jabar itu, kata dia, dilakukan secara kerja sama dengan dinas terkait termasuk desa untuk memudahkan proses berbagi air dari daerah masih tersedia air ke daerah lain yang dilanda kekeringan.
“Kita bekerja sama dengan dinas terkait, kalau desa itu masih ada sumber air tapi jaraknya jauh, kita buatkan pipa untuk menyalurkan,” katanya.
Ia menambahkan, kemarau juga berdampak pada bencana kebakaran hutan seperti yang sudah terjadi di hutan kawasan Gunung Ciremai. Kebakaran hutan di gunung itu, kata dia, berhasil ditanggulangi dengan cepat sehingga tidak meluas ke areal hutan lainnya.
“Kebakaran hutan yang terjadi masih dalam skala kecil dan langsung cepat ditangani oleh petugas setempat,”tukasnya.(*/Ase)
KUNINGAN – Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memastikan semua destinasi wisata pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) menerapkan protokol kesehatan dan jika tidak, maka akan ditutup.
“Pada masa AKB ini, semua destinasi wisata di Kabupaten Kuningan menerapkan protokol kesehatan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga Kabupaten Kuningan Toto Toharudin di Kuningan, Jumat.
Toto mengatakan di Kabupaten Kuningan terdapat 174 destinasi wisata dan dari jumlah tersebut kebanyakan merupakan wisata alam.
Pada masa AKB pandemi Covid-19, maka destinasi wisata yang berada di Kabupaten Kuningan harus menerapkan protokol kesehatan ketat. “Ini upaya membangkitkan kembali sektor wisata di Kabupaten Kuningan dan juga pencegahan Covid-19,” ujarnya.
Toto melanjutkan, pihaknya segera memberikan petunjuk destinasi mana saja yang sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, melalui spanduk yang akan ditempelkan di setiap destinasi.
Untuk itu ketika ada destinasi wisata yang tidak menerapkan protokol kesehatan, maka tentu langsung akan ditutup oleh pihaknya dan harus segera berbenah. “Mulai Senin (31/8) kita pasang spanduk terkait penerapan protokol kesehatan di setiap destinasi wisata,” katanya.
Pada masa AKB kata Toto, jumlah kunjungan wisatawan sudah mulai menunjukkan peningkatan, namun itu semua tetap harus memati protokol kesehatan.
Apalagi saat ini di Kabupaten Kuningan, sedang gencar melakukan operasi masker, di mana setiap orang yang keluar rumah harus mengenakan masker dan ketika tidak, maka akan dikenakan sanksi. (*/Dang)
BLORA – Warga Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah digegerkan oleh letusan kawah lumpur panas yang berada di wilayah mereka, Kamis (27/8/2020) pagi, sekitar pukul 05.30 WIB.
Kawah lumpur panas yang oleh warga setempat jamak disebut dengan kawasan Kesongo—tersebut, tiba-tiba saja meletup dan secara terus menerus menyemburkan material lumpur panas dengan volume besar dari dalam perut bumi.
Peristiwa ini terjadi saat beberapa warga tengah memulai aktivitas menggembala kerbau. Akibatnya, empat orang warga sempat mengalami keracunan setelah menghirup uap yang ditimbulkan dari letupan lumpur panas tersebut.
Mereka harus dilarikan ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Sementara belasan ternak mereka juga ikut terkubur dan terjebak oleh lumpur panas yang segera meluas dari pusat letupan.
Babinsa Gabusan, Serka Jatmiko menjelaskan, dalam peristiwa terebut empat orang warga Desa Gabusan yang tengah menggembala kerbau dilaporkan sempat keracunan karena menghirup udara yang berasal dari letupan kawah lumpur yang diduga mengandung gas.
Ke-empat warga tersebut masing-masing Sukimin, Marno, Warino serta Kadis. Marno, Kadis dan Sukimin langsung dilarikan ke Puskesmas Doplang. Sedangkan Warino di bawa Ke RS Habibullah Kecamatan Gabus.
“Saat ini ke-empatnya sudah diperbolehkan pulang setelah sebelumnya sempat pusing dan lemas hingga harus mendapatkan bantuan perawatan medis,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang petugas RPH Padas, BKPH Trembes, Agus Rimbawanto, kawasan Kesongo yang masuk dalam Petak 141 RPH Padas, BKPH Trembes di lingkungan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung tersebut selama ini memang menjadi tempat untuk menggembala ternak warga.
Menurutnya, kawah lumpur panas kawasan Kesongo ini memang salah satu fenomena alam yang unik seperti halnya dengan Bledug Kuwu, yang berada di wilayah Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.
Sehingga sesekalinmemang terjadi letupan dan menyemburkan lumpur panas dalam skala yang kecil. Sehingga selama ini, lokasi tersebut hanya menjadi tempat untuk menggembala ternak, terutama kerbau.
Namun untuk letupan kali ini memang cukup besar, termasuk material lumpur yang disemburkan juga dahsyat. “Bahkan, saat terjadi letupan getaranya cukup kuat dan sempat saya rasakan saat berada di radius 1 kilometer dari lokasi,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, warga yang berada di sekitar kawasan Kesongo masih cukup cemas. Karena semburan lumpur panas masih berlangsung dengan skala yang besar. “Sejak pagi hingga siang ini masih terus menyembur hinggga warga mulai ketakutan,” tambahnya.
Hal ini diamini oleh Kepala Desa Gabusan, Pasidi. Menurutnya, setelah terjadi letupan tidak hanya semburan lumpur yang belum berhenti, namun getaran yang ditimbulkan dari semburan lumpur tersebut masih bisa dirasakan dari permukiman warga.
Berdasarkan penjelasan warga yang berada di sekitar lokasi, jelas Pasidi, letupan yang mengakibatkan semburan lumpur Kesongo terjadi pada pukul 05.30 WIB dengan bunyi dentuman yang sangat keras.
Pertama kali terjadi, semburan lumpur panas hingga mencapai ketinggian belasan meter dan berangsur- angsur mereda. “Namun semburan tersebut masih terjadi meski relatif melemah,” tambahnya.
Pasidi juga menyampaikan, sebanyak 19 ekor kerbau milik warga juga dilaporkan terjebak hingga terkubur lumpur kesongo. Saat kejadian, belasan ekor kerbau tengah digembalakan di dekat lokasi semburan lumpur kesongo.
“Sementara baru satu ekor kerbau yang berhsil dievakuasi warga dengan selamat, yang kain masih terjebak dalam kubangan lumpur panas yang terus meluas,”sambungnya.(*/D Tom)
CIANJUR – Warga Cianjur diimbau waspadai kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya sejak satu bulan terakhir, kasus DBD di wilayah tersebut cukup meningkat
Tercatat enam orang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang berasal dari nyamuk Aedes Aegepty tersebut, meski belum ditetapkan sebagai kejadian luar biasa.
Karenanya, warga diimbau meningkatkan kebersihan lingkungan dan tetap menjaga pola hidup sehat dengan cara rajin membasmi sarang nyamuk, mengingat sudah enam orang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang disebarkan nyamuk tersebut.
“Di tengah pandemi Covid-19, yang harus diwaspadai warga saat ini adalah DBD terutama mereka yang tinggal di daerah pandemi khususnya di perkotaan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Kamis (27/8/2020).
Angka meninggal dunia akibat DBD tahun ini, kata dia, hampir mendekati jumlah pasien meninggal tahun lalu sebanyak 7 orang, dua orang di antaranya anak-anak dan lainnya dewasa.”Saat ini baru akhir Agustus jumlah pasien DBD meninggal sudah 6 orang, hampir sama dengan pasien meninggal tahun lalu,” katanya.
Untuk meningkatkan kepedulian warga tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dan rajin memberantas sarang nyamuk, pihaknya berkoordinasi dengan puskesmas setempat dengan menurunkan tim Jumantik guna membantu dan mengimbau warga rutin melakukan K3 dan 3M.
Terlebih ungkap dia, jentik nyamuk akan lebih cepat berkembang biak pada saat peralihan musim dari hujan ke kemarau, sehingga berbagai upaya antisipasi menekan angka kasus DBD harus dilakukan berbagai kalangan terutama di wilayah yang rawan terjadi kasus DBD.
“Kami akan mendatangi perkampungan warga yang terjangkit DBD dan langsung melakukan penelusuran untuk membasmi jentik nyamuk mulai dari pengasapan sampai penaburan bubuk abate. Sedangakn bagi warga yang sempat terjangkit akan mendapat pengawasan dari tim medis puskesmas,” katanya.
Pihaknya mengimbau bagi warga yang tinggal di daerah rawan terjadi kasus DBD untuk rutin melakukan gotong royong setiap pekan dengan sasaran tempat yang kerap menjadi sarang nyamuk.”Jumat bersih harus kembali digalakan, agar nyamuk tidak berkembang biak,” tukasnya.(*/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro