JAKARTA - Partai Demokrat diibaratkan bayi bongsor hanya dengan ayahnya dan hal ini semua harus menjadi tanggungjawab si ayah ,sangat berat beban yang di sandang .Baru-baru ini, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok membuat pernyataan mengejutkan saat Kongres Partai Demokrat 2010 lalu, Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memperbolehkan setiap calon memberikan uang transpor kepada peserta kongres.
Pengakuan itu terlontar setelah Mubarok menjalani pemeriksaan di KPK. Sebelumnya juga secara bergantian kader Partai Demokrat diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan aliran dana Hambalang ke Kongres Demokrat 2010.
Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi menilai, berbagai kasus yang tak henti-hentinya mendera Partai Demokrat diibaratkan episode penentuan apakah partai berlambang bintang segitiga ini akan bertahan atau berakhir kisahnya.
"Ini bagian dari senjakala Partai Demokrat, episode akhir dari partai yang dibangun tanpa ideologi yang jelas. Partai-partai tanpa ideologi yang jelas akan mati bersama figur yang membangunnya," katanya .(14/12).
Menurutnya, semakin hari Partai Demokrat nampak terlihat tak berideologi.
Pasalnya, semua dibangun atas dasar sentimen dan pendekatan kekuasaan.
"Sehingga secara perlahan Partai Demokrat akan menjadi bagian dari sejarah kelam bangsa ini," tukasnya.
Dosen Univeritas Pertahanan ini berpendapat, bukan tidak mungkin Pemilu 2014 menjadi akhir dari eksistensi Partai Demokrat di panggung politik nasional. Partai yang berkuasa 10 tahun secara mengejutkan hilang dan mati karena rakyat menarik mandatnya.
"Yang mengherankan sesungguhnya adalah selama 10 tahun berkuasa, kader Partai Demokrat tidak berupaya membangun infrastruktur partai. Semua diarahkan pada personifikasi SBY."
"Sebagai bagian dari partai modern, tentu hanya akan membuat Partai Demokrat sekadar partai momentum. Yang mana hadir menjadi penguat dari personifikasi SBY sebagai presiden,"tandasnya.(Sind/Har)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro