SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi menyatakan siap menindak aksi premanisme yang dilakukan organisasi kemasyarakatan (ormas) menjelang Lebaran. Dia secara khusus menyorot kasus pungutan liar berkedok THR yang kerap diminta ormas-ormas tertentu kepada para pelaku usaha.
“Di Jawa Tengah tidak ada premanisme ormas yang melakukan tindakan kepolisian. Jadi siapapun di wilayah Jawa Tengah, tidak boleh melakukan tindakan-tindakan kepolisian, mau nutup, mau nyegel, mau menertibkan, apalagi sampai minta-minta,” kata Luthfi saat diwawancara di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (17/3/2025).
Dia pun mempersilakan masyarakat, terutama para pelaku usaha, untuk melaporkan ke kepolisian jika menemukan adanya tindakan premanisme ormas, termasuk aksi pungutan liar menjelang Lebaran.
“Silakan lapor. Kalau perlu lapor ke Polda, ada Kapolda, ada Pangdam. Lapor gubernur, kalau perlu kita turun tangan untuk membasmi itu,” ucapnya.
Luthfi menjamin Pemprov Jateng tidak mentoleransi tindakan atau aksi-aksi premanisme. “Karena itu kan jaminan keamanan, ketertiban, merupakan modal dasar dalam rangka membangun masyarakat dan investasi. Jadi enggak boleh diganggu,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Luthfi seusai memimpin Rakor Forkopimda Jateng untuk membahas persiapan menjelang arus mudik Lebaran. Selain para bupati dan wali kota di Jateng, rakor turut dihadiri Kapolda Jateng, Pangdam IV/Diponegoro, serta perwakilan BUMN seperti PT Pelni, PLN, Damri, KAI, dan Pertamina.(*/D Tom)
BANDUNG – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat mengungkapkan kekhawatiran terkait efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah. Mereka khawatir kebijakan tersebut berdampak kepada pendapatan hotel dan restoran menurun dan mengancam karyawan di pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ketua PHRI Jabar Dodi Ahmad Sofiandi mengatakan kementerian dan perangkat di daerah banyak yang membatalkan pesanan hotel dan restoran dampak efisiensi anggaran sejak Januari kemarin. Padahal, pendapatan dari sektor tersebut membantu operasional hotel dan restoran di Jawa Barat.
Dengan kondisi tersebut, ia menyebut apabila terus berkepanjangan akan berdampak kepada operasional hotel dan restoran. Dodi mengungkapkan tidak menutup kemungkinan PHK karyawan dapat terjadi.
“Hotel dan pariwisata khususnya bisa memangkas karyawannya minimal 50 persen dari jumlah karyawan sekarang,” ucap dia, Rabu (12/2/2025).
Dodi melanjutkan okupansi atau keterisian hotel minimal harus mencapai 50 persen. Namun, sejak awal tahun 2025 okupansi hotel hanya di angka 35 persen dan hotel masih bisa mengantisipasi.
Namun, jika kondisi tersebut berkelanjutan maka ancaman PHK bakal terjadi pada karyawan di hotel dan restoran di Jawa Barat. Dodi meminta agar pemerintah segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan tersebut. “Multi efeknya bukan di hotel saja, karyawan di sub kontraktor di hotel-hotel juga sama,” ungkap dia.
Sementara itu Kepala BPS Jawa Barat Darwis menyebut hotel dan restoran yang bakal terdampak akibat efisiensi anggaran. Selama ini okupansi naik saat libur panjang sedangkan hari-hari biasa diisi oleh kegiatan seminar atau kegiatan pemerintah.(*/He)
PEKALONGAN – Tim K-9 Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah berhasil menemukan jenazah bayi berusia lima bulan yang tertimbun tanah longsor di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Bayi bernama Abiyan itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan pada Kamis (23/1).
Jenazah Abiyan ditemukan terbungkus selendang, berada di bawah springbed yang tersangkut di pohon bambu dekat aliran air. Paman korban yang ikut membantu proses pencarian tak kuasa menahan tangis saat regu penyelamat berhasil menemukan bayi malang tersebut.
“Paman korban menangis histeris saat Abiyan ditemukan. Jenazahnya langsung dibawa ke posko induk,” ujar Agus Yusuf, anggota SAR Bumi Santri Pekalongan.
Dalam bencana longsor ini, ibu Abiyan juga ditemukan tewas, sementara ayahnya masih belum diketahui keberadaannya. Proses pencarian korban lainnya masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan hingga Kamis (23/1).
Jumlah korban meninggal akibat tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, terus bertambah. Hingga Rabu (22/1), tercatat 21 korban meninggal dunia telah ditemukan, termasuk Abiyan. Sementara itu, lima orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
Tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban lain yang kemungkinan masih tertimbun di bawah material longsor akibat banjir bandang yang melanda kawasan tersebut.(*/D Tom)
BANDUNG – Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung mengungkap motif yang menjadi alasan penculikan terhadap seorang wanita berinisial SA (43 tahun) yang terjadi di Antapani, Bandung, pada Ahad (8/12/2024). Polisi telah menangkap tersangka DAS (48) yang merupakan otak penculikan.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rachman menyampaikan bahwa DAS sakit hati setelah hubungan asmara dengan korban berakhir. “Pada perjalanannya, si korban minta putus atau tidak melanjutkan hubungan sehingga si pelaku dengan inisial DAS ini sakit hati dan cemburu,” kata Rachman di Bandung, Rabu (11/12/2024).
Rachman menyebut hubungan antara korban dan DAS telah berlangsung sejak 2014, saat korban masih dalam proses perceraian dengan suaminya. “Keterangan yang kami peroleh dari korban, mereka pernah nikah siri tapi artinya kita perlu buka ada surat-surat yang perlu mendukung pernyataan tersebut. Ini baru sebatas lisan dari si korban,” kata dia.
Dia menjelaskan pada saat kejadian tersebut, tersangka DAS dibantu oleh tiga orang lainnya, yakni AS, TTG, dan HAR dengan mengatur rencana penculikan dengan dalih menagih utang kepada korban. Ia menambahkan bahwa ketiga pelaku hanya menerima imbalan sebesar Rp 100 ribu dari DAS atas keterlibatan mereka dalam proses penculikan.
“Handphone korban sempat diambil dan kartu SIM dicabut oleh pelaku. Namun, perangkat tersebut dikembalikan kepada korban. Pelaku kemudian menyerahkan korban kepada seorang pengemudi ojek untuk diantar pulang ke rumahnya,” katanya.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Jules Abraham Abast mengungkapkan polisi juga telah menemukan barang bukti senjata api yang digunakan untuk mengancam korban saat dilakukan penculikan. Senjata api tersebut diketahui milik tersangka DAS dan ditemukan bersama amunisi yang berjumlah sembilan peluru.
“Barang bukti yang digunakan alat satu unit kendaraan Xenia, digunakan untuk membawa korban, dan satu pucuk senjata api SIG Sauer P229 beserta amunisi ada 9 peluru kaliber 9mm,” kata Jules.
Jules mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman terkait kepemilikan senjata api oleh tersangka. “Berizin atau tidak, sejauh ini belum menemukan kepemilikan izin, masih kita dalami asal usul dari senjata ini, dipinjam, beli, atau dapat dari mana,” kata dia.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Pasal 328 dan atau 333 KUHP Pidana dengan ancaman hukuman 8 dan 12 tahun.(*/Dang)
SEMARANG – Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy mengungkapkan, Polrestabes Semarang sempat berusaha meminta mereka tak memperbesar kasus penembakan hingga tewas terhadap Gamma yang dilakukan Aipda Robig Zaenudin. Menurut mereka, dalam upaya itu terdapat seorang oknun wartawan yang terlibat.
Paman Gamma, Agung, mengungkapkan, pada Senin (25/11/2024), sehari setelah Gamma dimakamkan di Sragen, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar dan beberapa anggotanya mendatangi kediaman keluarga Gamma yang berlokasi di Jalan Borobudur Timur XIV, Kembangarum, Semarang Barat. Pada kesempatan itu, Irwan menjelaskan kepada keluarga tentang kronologi penembakan terhadap Gamma yang dilakukan anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin.
“Setelah selesai tadinya tidak tahu kalau di situ ternyata Pak Kapolres bawa wartawan, dan duduknya di depan saya,” kata Agung saat diwawancara di Semarang, Selasa (3/12/2024).
Dia menambahkan, oknum wartawan tersebut kemudian meminta keluarga Gamma membuat rekaman video menyatakan sudah mengikhlaskan kejadian penambakan terhadap Gamma. “Orang (oknum wartawan) itu bilang ke saya, ‘Pak, ini biar beritanya tidak ke mana-mana, sebaiknya dari keluarga korban membuat video pernyataan bahwa keluarga korban sudah mengikhlaskan kejadian ini dan tidak akan membesar-besarkan masalah ini’,” ucap Agung.
Oknum wartawan itu kemudian meyakinkan keluarga Gamma bahwa proses hukum selanjutnya bakal ditangani Polrestabes Semarang. “Terus Pak Kapolres juga bilang, ‘Tidak apa-apa Pak, nanti bapak membuat pernyataan seperti ini saja’,” kata Agung.
“Terus Pak Kapolres mengulangi itu, bahwa keluarga Gamma sudah mengikhlaskan kejadian ini dan tidak akan membesar-besarkan masalah ini, dan untuk masalah hukumnya nanti diserahkan kepada Kapolrestabes,” tambah Agung.
Agung mengungkapkan, keluarga Gamma menolak permintaan Kapolrestabes Semarang dan oknum wartawan tersebut. “Saya tidak mau. Karena saya harus rembukkan dengan keluarga besar kami,” ucapnya.
Namun Agung mengaku belum mengetahui nama media tempat wartawan itu bekerja. “Pokoknya dia bilang wartawan. Cuma kita kan tidak tahu wartawan apa, kita tidak menanyakan wartawan dari mananya,” katanya.
Menurut Agung, selain Kombes Irwan Anwar dan oknum wartawan tersebut, terdapat dua anggota Polrestabes Semarang lain yang berbincang berhadap-hadapan dengan keluarga Gamma. Semantara beberapa anggota Polrestabes Semarang lainnya menunggu di luar.
Dia mengatakan, ketika kunjungan usai, oknum wartawan tersebut menumpangi mobil yang sama dengan Kombes Irwan Anwar. “Duduknya sebelahnya Pak Kapolres,” ujar Agung.
Agung menjelaskan, saat pertemuan dengan Irwan Anwar berlangsung, terdapat beberapa wartawan lain yang datang ke kediaman keluarga Gamma. Namun mereka diminta pergi. “Kita pikir kan (pertemuan) ini internal ya, bukan diliput kan. Tapi ternyata ada wartawan itu. Memang saat kita berbincang, dia foto-foto gitu,” katanya.
AJI Semarang Kecam
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang telah angkat bicara soal dugaan keterlibatan oknum wartawan dalam upaya membungkam keluarga Gamma, siswa SMKN 4 Kota Semarang yang tewas ditembak Aipda Robig Zaenudin. Ketua AJI Semarang Aris Mulyawan mengatakan, perbuatan jurnalis atau wartawan yang berusaha menutupi peristiwa kematian Gamma adalah tindakan serius yang menciderai profesi jurnalis.
Aris berpendapat, tindakan oknum wartawan tersebut juga jauh dari semangat elemen jurnalisme, yakni penyampaikan kebenaran tanpa ada kepentingan tertentu. “Tak hanya itu, tindakan cawe-cawe jurnalis dalam kasus GRO (insial Gamma) berpotensi menyalahi UU Pers Nomor 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik,” kata Aris dalam pernyataannya yang dirilis Selasa (3/12/2024).
Dia menjelaskan dalam Pasal 18 UU Pers jelas tertulis bahwa setiap orang yang dengan sengaja menghambat kerja pers secara melawan hukum dapat dipidana dengan penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak Rp500 juta. “Mirisnya, potensi pelanggaran ini malah dilakukan oleh wartawan itu sendiri,” ujarnya.
Menurut Aris, keterlibatan oknum wartawan dalam upaya menutupi peristiwa penembakan Gamma menjadi tamparan keras bagi wajah jurnalisme di Semarang. Dia menekankan agar jurnalis memiliki prinsip keberpihakan kepada publik, kebenaran, dan keadilan.
Aris mengingatkan tugas jurnalis sudah diikat dalam UU Pers dan kode etik. Oleh sebab itu dia mengimbau jurnalis menaati rambu-rambu tersebut.
“Wartawan bukan Humas Polri,” katanya. (Republika/ D Tom)
KUNINGAN – Pendakian ke Gunung Ciremai kini kembali dibuka. Sebelumnya, pendakian ke gunung tertinggi di Jawa Barat itu sempat ditutup sementara sejak 28 Oktober 2024.
Humas, Promosi dan Pemasaran, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai BTNGC, Ady Sularso mengatakan, pendakian ke Gunung Ciremai dibuka kembali mulai 22 November 2024. Hal itu berlaku untuk semua jalur pendakian.
Adapun jalur pendakian menuju puncak Gunung Ciremai adalah jalur pendakian Palutungan, jalur pendakian Linggarjati, dan jalur pendakian Linggasana yang berada di Kabupaten Kuningan. Selain itu, jalur pendakian Apuy dan jalur pendakian Trisaksi Sadarehe yang terletak di Kabupaten Majalengka.
“Ya, jalur pendakian Gunung Ciremai resmi dibuka kembali,” kata Ady, Minggu(24/11/2024).
Namun, pembukaan kembali jalur pendakian itu untuk pendakian dua hari satu malam. Sedangkan untuk pendakian satu hari (tektok), tidak diperbolehkan sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut.
Untuk melakukan pendakian ke Gunung Ciremai, kata Ady, para pendaki wajib melakukan booking online di www.bookingciremai.menlhk.go.id. Setelah itu, melakukan registrasi ulang di basecamp dan mengikuti pemeriksaan kesehatan, pembayaran jasa pelayanan, safety talk dan pemeriksaan perlengkapan.
Pendaki juga hanya boleh berkemah pada transit camp yang ditentukan. Mereka juga harus membawa perlengkapan pribadi dan grup sesuai yang sudah ditentukan.
“Tidak melakukan hal-hal yang dilarang selama melakukan kegiatan pendakian,” ujar Ady.
Selain itu, para pendaki juga mesti mengutamakan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kebersihan. Apalagi sekarang ini sedang marak tren pendaki tektok. “Jangan sampai hanya mengikuti tren dan tidak memperhatikan persiapan fisik dan mental,” jelasnya.(*/Dang)
YOGYAKARTA – Penutupan sementara empat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilakukan karena petugas menemukan adanya praktik kecurangan kepada konsumen. Kecurangan tersebut karena pengelola SPBU menggunakan alat yang tidak terstandardisasi.
Dari informasi di lapangan, empat SPBU menambah alat tertentu untuk mengurangi takaran. Namun, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho mengaku, belum bisa memastikan pengaruh peralatan tersebut terhadap pengurangan bahan bakar minyak (BBM) ke pelanggan.
“Pengaruh peralatan tersebut masih belum bisa dipastikan. Namun yang pasti ada peralatan tidak standar,” kata Brasto saat dikonfirmasi di Kota Yogyakarta, Kamis (21/11/2024).
SPBU yang ditutup sementara yakni SPBU 44.555.08 di Jalan Kaliurang KM 9, SPBU 44.552.10 di Janti, dan SPBU 44.552.09 di Kentungan, yang ketiganya berlokasi di Sleman. Sedangkan, satu SPBU lainnya yakni SPBU 44.552.15 di Tugu, Kota Yogyakarta.
Kecurangan empat SPBU tersebut ditemukan ketika melakukan sidak untuk kepatuhan operasional dan pelayanan yang baik bagi konsumen dalam rangka pelayanan Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru. Sidak tersebut, kata Brasto, dilakukan bersama Metrologi atau yang dijalankan oleh Pertamina Patra Niaga sendiri.
“Kami fokus pada pelayanan konsumen, sehingga kuantitas dan kualitas produk BBM sesuai spesifikasi dengan peralatan standar adalah prioritas kami,” ucapnya.
Menurut Brasto, dengan ditemukannya empat SPBU yang melakukan kecurangan, Pertamina wajib melakukan penutupan sementara sebagai bentuk pembinaan terhadap mereka yang tidak patuh aturan. Meski begitu, penutupan tidak dilakukan permanen.
Hanya saja, ia belum bisa memastikan sampai kapan SPBU tidak bisa beroperasi.”(Penutupan) hingga waktu yang belum ditentukan,” ungkapnya.(Republika/Tom)
BANDUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi akan terjadi hujan lebat di wilayah Bandung Raya pada tanggal 19 November hingga 20 November. Wilayah tersebut meliputi sebagian Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan potensi hujan lebat di wilayah Bandung Raya dapat terjadi disertai potensi dampak bencana yang ditimbulkan. Status dari potensi dampak bencana yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem yaitu waspada.
“Prakiraan berbasis dampak hujan lebat tanggal 19 November hingga 20 November waspada Kota Bandung, Cimahi, Bandung Barat dan Kabupaten Bandung,” ucap Rahayu melalui keterangan resmi, Selasa (19/11/2024).
Rahayu melanjutkan potensi dampak yang ditimbulkan akibat hujan lebat di wilayah Bandung Raya dan umumnya di Jawa Barat seperti banjir, longsor, bangunan rumah rusak hingga aktivitas masyarakat yang terganggu.
Ia meminta masyarakat tetap tenang dan waspada. Rahayu pun meminta masyarakat berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah dan tidak memaksa keluar rumah jika tidak perlu.
Di samping itu, ia mengingatkan masyarakat pesisir Jawa Barat waspada terhadap gelombang tinggi sejak tanggal 18 November hingga 24 November. Di perairan selatan Jawa Barat potensi gelombang tinggi mulai dari 1,3 meter hingga 2,5 meter.
Sedangkan perairan utara Jawa Barat mulai dari 0,5 hingga 0,8 meter. Masyarakat diminta untuk menjaga lingkungan dan mewaspadai bencana seperti angin kencang dan hujan lebat.
Ia menambahkan saat ini sebagian wilayah di Jawa Barat sudah memasuki musim hujan termasuk Bandung Raya. Hal itu ditandai berkurangan angin timuran atau monsun Australia dan bertambah awan tutupan yang menyebabkan hujan terjadi.(*/Hen)
SLEMAN – Ribuan massa yang merupakan santri dari berbagai pondok pesantren (ponpes) memadati kawasan Mapolda DIY, Selasa (29/10/2024). Para santri menggelar aksi mendesak polisi mengusut tuntas penganiayaan dan penusukan santri Ponpes al-Munawwir.
Ketua GP Ansor DIY, Abdul Muiz yang juga koordinator umum dalm aksi tersebut mengatakan, aksi ini merupakan bentuk keresahan para santri atas peredaran minuman keras (miras) di DIY. Pasalnya, santri yang menjadi korban penganiayaan dan penusukan merupakan korban salah sasaran dari pelaku yang berada di bawah pengaruh miras.
Baca Juga
Nekat Larang UNRWA, Israel Bakal Didepak dari PBB? Ketua DPRD DKI Jakarta Hadiri Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 Budi Said Catut Identitas Guru Ngaji dalam Pencucian Uang Transaksi Emas Antam
Muiz menyebut, peredaran miras ini memicu berbagai tindak kriminal. Termasuk penusukan santri Krapyak yang terjadi di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, DIY, Rabu (23/10/2024) pekan lalu tersebut.
“Tidak ada tempat bagi kekerasan di masyarakat dan kami tidak akan tinggal diam hingga semua pelaku menerima hukuman yang setimpal,” kata Muiz saat menyampaikan orasinya dalam aksi yang digelar di Mapolda DIY, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (29/10/2024).
Muiz juga menyampaikan sejumlah poin pernyataan sikap terkait peredaran miras, dan pengusutan tuntas penusukan santri Krapyak. Pihaknya meminta polisi untuk menangkap dan mengadili pelaku penganiayaan santri.
Selain itu, polisi juga diminta menjaminan keamanan lingkungan bagi masyarakat, hingga evaluasi peraturan daerah tentang miras.
“Kami tegaskan, jangan sampai hilangnya kepercayaan pada aparatur negara memaksa kami untuk bertindak sendiri di luar koridor hukum,” ungkap Muiz dalam orasinya.(*/To)
BANDUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan isu akan adanya gempa susulan yang lebih besar di Kabupaten Bandung dengan rentang waktu dua jam sejak guncangan 5.0 magnitudo adalah suatu kebohongan atau hoaks.
Pasalnya, kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu, hingga saat ini gempa belum bisa diprediksi kapan terjadinya.
“(Jadi ini) hoaks,” kata Teguh dalam pesan singkatnya di Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024).
Terkait beredarnya isu berupa pesan berantai bahwa akan ada gempa lebih besar dalam dua jam sejak gempa 5.0 magnitudo pada pukul 09.41 WIB hingga membuat resah warga, BMKG mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” ujar Teguh.
Selain itu masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. “Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 5.0 magnitudo yang terjadi pukul 09.41 WIB wilayah Kabupaten Bandung, berdasarkan hasil analisis BMKG, menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,9. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,23° Lintang Selatan (LS); 107,65° Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di darat 25 km tenggara Kabupaten Bandung pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan laporan BPBD Jabar, getaran gempa terasa mulai dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, hingga Kabupaten Garut. Gempa yang terasa beberapa detik saja itu, membuat warga di kawasan Bandung Raya sempat panik.
“Gempa dirasakan kuat selama 3-5 detik. Masyarakat panik dan sempat keluar rumah. Kami imbau tenang dan cari tempat aman,” ucapnya.
Adapun lokasi gempa terjadi di Desa Tarumajaya, Cihawuk, Cibereum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.
Dari data sementara, gempa ini berdampak terjadinya kerusakan satu unit fasilitas kesehatan di Desa Cihawuk, satu unit fasilitas kesehatan Desa Cibereum, Kantor Polsek di Desa Cibereum dan satu kantor KUA Desa Cibereum.(*/He)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro