JOMBANG – Rumah kos selayaknya menjadi tempat untuk hal yang baik namun di Kota Jombang dijadikan tempat mesum oleh para penghuninya karena pengawasan jauh dari jangkauan keluarga .
Para pelajar bukannya sibuk mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi usai dinyatakan lulus, belasan remaja di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, justru menggelar pesta seks di sebuah rumah kos.
Mereka digerebek petugas Satpol PP dengan posisi saling berpasangan di beberapa kamar.
Ironisnya, diantara yang digerebek itu ada juga pasangan oknum anggota polisi dan seorang perawat cantik diduga melakukan pesta seks dirumah kos tersebut .
Saat didatangi petugas, mereka ada yang pura-pura tidur dan tidak mau dibangunkan. Meski demikian, petugas tetap menyeret remaja ini keluar.
Saat diinterogasi petugas, pemilik rumah kos mengaku sebenarnya sudah mengusir pasangan itu.
Namun saat pemilik kos lengah, rupanya mereka kembali masuk ke kamar-kamar pasangannya pada malam hari hingga akhirnya digerebek petugas Satpol PP pada Kamis (12/5) siang.
Sementara untuk oknum anggota polisi dan perawat cantik yang berstatus PNS di rumah sakit tersebut menolak diamankan. Karena tak ingin ribut dengan anggota polisi, Satpol PP meninggalkan pasangan ini begitu saja .(Gio)
SUKABUMI – Pasar yang terhitung paling tua di kota Sukabumi mengalami kebakaran semalam .Penyebab kebakaran Pasar Pelita di Kota Sukabumi, Jawa Barat masih dalam penyelidikan jajaran Polres Sukabumi Kota. Rencananya, Jumat (13/5), tim Labfor Polres Sukabumi mendalami sumber api yang sudah melalap puluhan kios dan lapak pedagang tersebut.
Peristiwa terbakarnya pasar tertua di Sukabumi tersebut terjadi pada Kamis (12/5) sekira pukul 23.40 WIB. Seiring dengan kian berkobarnya api, warga sekitar dikejutkan dengan suara beberapa kali ledakan.
“Apinya cukup besar. Sebelum api besar diiringi suara ledakan beberapa kali,” jelas Asep, salah seorang warga.
Kepala Bagian Operasi Polres Sukabumi Kota, Kompol Sulaeman Salim menegaskan penyebab kebakaran belum bisa dipastikan karena masih dalam penyelidikan. Menurutnya, setelah api dijinakan baru menerjunkan tim Labfor Polres Sukabumi Kota menyelidiki dengan cara mencari barang bukti.
Dalam proses pamadaman, kata Sulaeman, sedikitnya 50 personelnya diterjunkan. Penyiagaan puluhan petugas itu untuk mengantisipasi dan membantu petugas damkar dalam proses pemadaman. Termasuk menetralkan lokasi kebakaran dengan cara memblokir beberapa akses jalan menuju tempat kejadian kebakaran.
“Masih dalam penyelidikan. Puluhan personil diterjunkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.
Api baru berhasil dijinakan sekira pukul 03.00 WIB setelah 11 unit mobil pemadam kebakaran (damkar) diterjunkan ke lokasi. Kendati begitu, sisa-sisa bara api di beberapa titik masih terlihat menyala.
Menurut Agus, 45, petugas damkar kesulitan memadamkan api karena sulit menembus lokasi yang penuh dengan lapak-lapak pedagang. Terlebih, di sekitar lokasi banyak barang-barang yang mudah sekali terbakar, seperti bahan-bahan kain.
“Saya lihat tadi banyak pedagang yang berusaha menyelamatkan barang dagangannya. Sementara petugas damkar sulit menembus masuk dalam proses pamadaman. Alhamdulillah, apinya sudah mulai berangsur-angsur padam,” jelasnya.
Kasus kebarakan di Pasar Pelita Sukabumi bukan kali pertama. Pada akhir September 2015, si jago merah melumat ratusan kios dan lapak pedagang. Kendati tidak memakan jiwa, waktu itu insiden itu mengakibatkan kerugian hingga miliaran rupiah. (Yan)
KULON PROGO – Warga yang menolak pembangunan Bandara bertahan dimakam keluarga karena tidak rela makam leluhurnya nanti akan dibongkar dan dipindahkan .
Rencana pencocokan dan survei lahan bandara di Kulon Progo, DIY, memanas.
Ratusan warga yang menolak bandara menduduki Makam Sidodejo, Glagah yang akan disurvei dan dicocokkan datanya, (12/5).
Ratusan warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) menolak makam ini disurvei.
Ini menjadi aksi kesekian kali dalam menolak Bandara New Yogyakarta Internasional Airport.
“Kami tak mau leluhur kami digusur. Kami tolak bandara,” kata warga yang bertahan di makam.
Petugas akhirnya merangsek setelah negosiasi gagal. Terjadi saling dorong antara petugas dengan warga. Namun, akhirnya seluruh warga terdorong mundur dan keluar dari makam.
Tim appraisal pun langsung melakukan pendataan dan survei dengan pengawalan ketat dari petugas .( A Rus)
SERANG – Penambangan pasir laut ilegal begitu bebas beroperasi dan tidak tersentuh oleh hukum karena penawasan mandul dan seperti ada pembiaran dari yang berwenang .
Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Banten dituding sengaja tutup mata atau membiarkan perusahaan penambangan yang tidak memiliki izin untuk melakukan penambangan pasir laut.
Sedangkan, perusahaan yang memiliki Surat Izin Kerja Keruk (SIKK) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), malah dilarang melakukan penambangan.
“Ini membuktikan pengawasan dari Distamben Banten lemah, bahkan dinilai diskriminasi terhadap perusahaan penambangan. Perusahaan yang tidak ada izin diperbolehkan melakukan penambangan, tapi yang ada izin dan sedang proses perpanjangan malah tidak digubris,” jelas Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Paguyuban Assalam, Suryanto, (29/3).
Perusahaan yang sedang melakukan perpanjangan izin di Distamben Provinsi Banten adalah Koperasi Tirta Niaga Pantura. Dalam melakukan perpanjangan izin, Koperasi Tirta Niaga Pantura telah memenuhi semua persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Namun Distamben Provinsi Banten tetap tidak mengeluarkan perpanjangan izin.
“Ini jelas melanggar UU Minerba, kalau semua persyaratan sudah dipenuhi, tidak ada alasan bagi Distamben, untuk menghalang-halangi,” tambah Suryanto
Warga Desa Wargasara, satu-satunya desa di Pulo Tunda, juga kecewa dengan sikap Kepala Distamben Provinsi Banten, Eko Palmadi, yang belum juga mengeluarkan izin perpanjangan untuk Koperasi Tirta Niaga Pantura. Padahal, yang mengawali CSR penambangan pasir laut bagi masyarakat Desa Wargasara adalah Koperasi Tirta Niaga Pantura.
“Kami kecewa karena izin perpanjangan Koperasi Tirta Niaga Pantura belum juga dikeluarkan Distamben Provinsi Banten,” papar Kepala Desa Wargasara, Syamsul Bahri.
Sementara itu, Kepala Distamben Provinsi Banten, Eko Palmadi, mengatakan bahwa pihaknya hanya diwariskan problematika penambangan pasir laut oleh Kabupaten Serang.
“Kami diwariskan problematika penambangan pasir laut oleh Kabupaten Serang,” tandasnya. (*Marb)
SUKABUMI – Peredaran narkoba sudah menjangkau pelososk daerah dan memangsa banyak korban seperti yang terjadi di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat .
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sukabumi menyatakan Kabupaten Sukabumi darurat narkoba. Sebab, pengguna narkoba di Kabupaten Sukabumi tinggi.
Selain itu, Kabupaten Sukabumi sering dijadikan jalur penyelundupan narkoba oleh sindikat asing.
Kepala BNNK Sukabumi Yusdanial mengatakan, di Kabupaten Sukabumi hampir seluruh daerah tidak terbebas dari narkoba. Bahkan, 40 persen narapidana yang berada di lapas di Kabupaten Sukabumi merupakan kasus narkoba.
“Di Sukabumi saja napi didominasi oleh kasus narkoba. Hal itu belum termasuk warga Kabupaten Sukabumi yang melakukan tindak pidana narkotika di lapas lain,” ujarnya (22/3).
Status darurat narkoba tersebut dipertegas dengan penemuan ganja sebanyak dua ton di Kabupaten Sukabumi belum lama ini. Termasuk penangkapan orang asing yang menyelundupkan narkoba ke Kabupaten Sukabumi.
“Beberapa hal tersebut menjadi indikator penetapan Kabupaten Sukabumi darurat narkoba. Apalagi Indonesia pun menetapkan darurat narkoba,” ucapnya.
Untuk meminimalisir darurat narkoba, BNNK Sukabumi terus melakukan pencegahan secara masif ke seluruh masyarakat di Kabupaten Sukabumi. Bahkan, dirinya pun mengajak seluruh elemen dari TNI, Polri, dan tokoh agama untuk memerangi narkoba.
“Untuk memerangi narkoba itu, kami melakukan pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) kepada seluruh elemen masyarakat.”
Sementara itu, Kepala Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban Lapas Kelas III Warung Kiara Amirudin Ismail membenarkan sebagian warga binaan di Lapas Kelas III Warungkiara adalah mereka yang terlibat kasus narkoba.
Bahkan, ada sekitar 150 dari 478 warga binaan yang tersandung narkoba. “Hampir separuh warga binaan di sini kasus narkoba,” terangnya.
Untuk mencegah terjadinya penggunaan narkoba di lingkungan lapas, kata Amir, Lapas Kelas III Warungkiara selalu melakukan razia ke setiap sel tahanan secara terjadwal ataupun mendadak tatkala ada kecurigaan tertentu di kamar warga binaan.
“Bahkan beberapa kali melakukan razia di sel tahanan warga binaan dengan BNNK Sukabumi dan aparat kepolisian serta TNI,” tandasnya.(*Yan)
BANDUNG – Kebijakan Relokasi yang diberlakukan oleh Pemerintah Kota Bandung rupanya mendapat penolakan. Ratusan pedagang kaki lima (PKL) dari berbagai tempat di Kota Bandung melakukan unjuk rasa di depan gedung Bandung Indah Plaza (BIP), Senin, (21/3/2016).
Unjuk rasa ini dilakukan oleh PKL gabungan dari beberapa tempat di antaranya PKL Basement BIP, Purnawarman, Dr. Otten dan PKL Jalan Sudirman.
Seorang pengunjuk rasa menggunakan pengeras suara mengatakan, relokasi yang dilakukan oleh Pemkot Bandung bukanlah solusi. Mereka menganggap relokasi malah semakin menyengsarakan kehidupan mereka.
“Relokasi hanya membunuh kami secara perlahan. Pemerintah selalu mencontohkan kesukseskan PKL Merdeka ke BIP, tapi nyatanya sebaliknya,” kata seorang pengunjuk rasa di depan Gedung BIP.
Ratusan PKL ini melakukan aksi longmarch dari Jalan Sultan Agung menuju ke beberapa tempat di antaranya Jalan Merdeka, Jalan Purnawarman dan Kantor Wali Kota Bandung, Jalan Wastukencana.(*Asp)
LAMPUNG – Tidak menyadari ada suara tanah longsor dan asyik mancing di empang, tiba-tiba bukit di belakang pemancingan longsor yang mengakibatkan Rusman ,42, warga Pekon Tribudi Makmur Lampung Barat tertimbun longsoran hingga terjebak 2 jam lalu ditemukan dalam kondisi tewas, (19/3) .
Tanah areal perkebunan kopi seluas lebih kurang dua hektar di Pemangku Buniasih Pekon Tribudi Makmur Kecamatan Kebuntebu Kabupaten Lampung Barat pukul 16.30 WIB longsor yang menutup area pemancingan.
Pada sore itu korban yang hilang tertimbun itu tengah asyik memancing bersama tiga rekannya. Yakni, Beni, Ratman dan Herman
Ketiga rekan korban yang mendengar suara gemuruh langsung lari sedangkan korban yang tidak menyadari adanya longsor tetap memasang kail pancing.
Menurut Atik suaminya dijemput oleh Beni, Yatman, dan Herman. Mereka lalu pergi memancing di kolam empang yang jebol akibat tingginya intensitas hujan.
“Suami saya senang kalau diajak mancing dia bilang lumayan ikannya bisa buat makan sama anak-anak malam minggu bakar ikan. Ternyata suami saya meninggal kena longsor saat mancing,” kata Atik.
Pada saat mendengar ada longsor yang membuat warga mereka tertimbun membuat seluruh warga dengan menggunakan peralatan seadanya mencari korban yang ditemukan sudah tewas. (*And)
CIAMIS – Akibat meluapnya sungai Citanduy yang diguyur hujan deras sepanjang malam tiga desa di Ciamis terendam banjir.
Tiga desa yang terendam banjir yakni Desa Kertaraharja, Desa Tanjungmulya dan Desa Panumbangan.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Ciamis Ade Waluya mengatakan, sekitar 50 hektar sawah milik warga tergenang banjir. Sehingga para petani mengalami kerugian dan dipastikan gagal panen.
“Rumah yang terendam sekitar 436 rumah, untuk sawah sekitar 50 hektar, untuk korban jiwa tidak ada,” kata Ade Waluya di lokasi banjir, Kamis (17/3).
Ade juga mengatakan, banjir tersebut merupakan banjir musiman yang sering terjadi setiap satu tahun sekali akibat semakin dangkal dan menyempitnya sungai Citanduy.
“Memang supaya banjir tidak terjadi setiap tahunnya harus ada normalisasi sungai, pengerukan dan perbaikan tanggul,” katanya.
Sebagian warga sekarang masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing, namun rumah yang tergenang cukup parah diimbau untuk mengungsi ke rumah kerabatnya.
“Sekarang banjir sudah mulai surut, tetapi kemungkinan kalau sore hujan, sungai akan kembali meluap, jadi kita himbau kepada warga untuk tetap waspada,” terangnya.
Jalan Kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Panumbangan dan Kecamatan Panjalu tidak luput dari rendaman banjir, genangan air hampir sepaha orang dewasa dengan panjang lebih dari 100 meter.
Arus lalu-lintas pun lumpuh, banyak kendaraan roda dua yang mogok di tengah jalan lantaran memaksa melajukan kendaraaannya di genangan banjir. Satu-satunya cara dengan diakut menggunakan gerobak.
Saat ini, Tagana, BPBD Ciamis dan Dinas Sosial Ciamis telah memberikan bantuan berupa sembako kepada warga yang terkena banjir. (*Asp)
BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ingin menjadikan tahun ini sebagi tahun inovasi bagi Pemerintah Kota Bandung. Penggunaan tiket elektronik pun sebagai wujud inovasi. Pria yang akrab disapa Emil itu menginginkan seluruh bus yang beroperasi di Kota Bandung nantinya tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayaran.
Ia meminta penggunaan smart card atau e-ticketing benar-benar dimaksimalkan. Sehingga nantinya tidak hanya bus Trans Metro Bandung (TMB) yang memakai tiket elektronik. Saat ini, penggunaan tiket elektronik untuk TMB masih dalam tahap uji coba. Dalam beberapa hari ke depan, penggunaan tiket elektronik akan benar-benar dimaksimalkan.
“Saya bosen dengan yang sifatnya seremoni dan tidak berkelanjutan. Ini saya monitor terus. Akhir 2016, seluruh bus TMB, Damri, dan lain-lain harus pakai smart card,” kata Emil, kemarin.
Meski tidak mudah diterima semua warga Bandung, ia yakin penggunaan tiket elektronik nantinya akan bisa diterapkan. Ia berkaca pada penggunaan telepon umum dan telepon rumah.
“Dulu semua orang pakai telepon, lama-lama diganti handphone. Akhirnya negeri ini berubah, dari dulu ada telepon di rumah, sekarang (mayoritas) tidak ada di rumah karena masing-masing sudah punya handphone,” pungkasnya.(*Asp)
LAMPUNG – Wilayah Lampung selalu terjadi kerusuhan yang memakan korban seperti kerusuhan besar yang terjadi di Tulangbawang Barat, diduga dipicu dari sengketa lahan. Akibat kerusuhan ini 3 warga tewas, 4 terluka parah, 2 rumah dan 6 kendaraan roda dua dibakar massa.
Polisi telah mengamankan 15 orang yang diduga pelaku kerusuhan.
Kerusuhan ini, tepatnya di wilayah Desa Gunung Terang, Tulang Bawang Barat, pada Jum’at (11/3) sore. Polres Tulangbawang selain mengamankan 15 orang, kini sedang mengejar dalang kerusuhan berinisial Ir.
Ada pun korban tewas Ks ,35, Kp,36, dan Pi ,40, warga Desa Gunung Terang, yanh ditemukan usai kerusuhan dengan luka senjata tajam.
Kapolda Lampung Brigjend Pol Dr Ike Edwin SH MH bermalam di lokasi Kerusuhan di Tulang Bawang Barat melakukan penyisiran ke sejumlah lokasi bentrokan dan mendatangi keluarga korban.
“Kapolda Lampung Brigjen Pol Dr Ike Edwin SH MH dan Karo Ops Polda Lampung Kombes Pol Nelson Panjaitan meninjau kerusuhan di Gunung Terang Tulangbawang Barat (Tubabar) menggunakan Helikopter Polda Lampung dan sampai saat ini masih melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga yang menjadi korban dan melakukan upaya mediasi terhadap warga yang bentrok, ” jelas Kabidhumas Polda Lampung.
Sebanyak 350 anggota Brimob bersama TNI masih berjaga jaga dilokasi untuk mengamankan lokasi paska kejadian kerusuhan.
“Ya benar tadi Kapolda Lampung dan Karo Ops sudah ke lokasi kejadian menggunakan Helikopter untuk mengamankan langsung dan Kapolda bermalam di rumah warga untuk upaya mediasi kedua belah pihak yang bentrok.
Selain itu kita terjunkan juga satuan Brimob Polda Lampung dan Polres jajajaran Polda, untuk mengantisipasi kejadian agar tidak meluas,” tandas Sulis (*Kris)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro