JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Winantuningtyastiti Swasanani akan diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia akan diperiksa terkait dugaan penerimaan hadiah pelaksanaan proyek PT Duta Graha Indah (PT DGI) dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) pembelian saham perdana PT Garuda Indonesia.
“Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka MNZ (M Nazaruddin),” kata Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan KPK Priharsa Nugraha kepada wartawa di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (24/2).
Selain Winantuningtyastiti, KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap lima saksi dari pihak swasta. Mereka diantaranya Direktur PT Digo Mitra Slogan, Jefri Siallagan, Mansur Ishak, Budiman Cornelius Santiago Hutapea, Sopar Bakhtiar Marpaung, serta Bantu Marpaung.
“Mereka juga saksi untuk tersangka MNZ,” terangnya.
KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Novita Ukoli yang merupakan Pimpinan Bank Sumut Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading dan Fitriaty Kutana dari swasta, sebagai saksi M Nazaruddin.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka. KPK menduga pembelian saham tersebut berasal dari uang hasil korupsi. Nazar yang juga terpidana kasus korupsi Wisma Atlet itu membeli saham PT Garuda Indonesia sebesar Rp300,85 miliar. (*Har)
JAKARTA – Mantan Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana akhirnya ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) setelah ditahan selama sembilan jam.
Sebelumnya, politisi partai Demokrat itu sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah atau gratifikasi dalam penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN-P) tahun 2013 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sutan keluar dari Gedung KPK sekira pukul 19.46 WIB dengan mengenakan rompi berwarna oranye khas tahanan KPK.
“Saya ikuti prosedur saja ya, benar tidaknya nanti kita lihat di pengadilan,” kata Sutan kepada wartawan di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi Priharsa mengatakan, kemungkinan Sutan akan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat. “Di (tahan) Salemba, selama duapuluh hari kedepan,” jelasnya.(*Fad)
JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui Presiden Joko Widodo sore ini di Istana Negara.
JK datang ke istana presiden usai mengetahui KPK telah menetapkan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka.
Padahal Budi Gunawan merupakan calon tunggal Kepala Polri yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo. Dari kantornya, JK mendatangi istana presiden sekitar pukul 17.00 WIB.
Menurut Juru Bicara Jusuf Kalla, Husein Abdullah, usai JK mengetahui Budi Gunawan telah ditetapkan sebagai tersangka, JK pun langsung memantau perkembangan penetapan tersangka BG melalui televisi.
“Memantau di televisi, di luar Metro, di dalam TV One. Ke istana, kemungkinan bahas perkembangan terakhir soal itu,” jelas Husein di Kantor Wakil Presiden.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siang ini tiba-tiba mengumumkan penetapan tersangka calon Kapolri Budi Gunawan. Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan ini dijadikan tersangka dalam kasus rekening gendut.(COK)
JAKARTA – Densus 88 Mabes Polri menangkap 5 orang terduga teroris di Poso, Sulawesi Selatan. Kelima orang tersebut ditangkap secara terpisah oleh tim.
Para terduga teroris itu yakni Ilham Syafii, Ipul alias Saiful Jambi, Rustam alias Ape, dan pasangan suami-istri Hasan dan Ros.
“Pada hari ini Sabtu 10 Januari 2014 Densus 88 AT bersama Polda Sulteng telah melakukan operasi penindakan terhadap DPO 5 (lima) orang pelaku terorisme di Poso,” tegas Karopenmas Kombes Polisi Agus Rianto.
Ilham Syafii ditangkap pada pukul 09.45 WITA di Desa Bungadidi, Dusun Beringin Kecamatan Tanalili Kabupaten Luwu Utara. Menyusul Ipul pukul 11.30 WITA warga Desa Kayamanya Lorong Masjid Nurul Fala, Kampung Wotu Kabupaten Poso.
“Ditangkap Di jalan pulau sabang. Keterlibatan Ipul, bersama-sama membuat bom dengan tersangka yang sudah tertangkap Oca di rumah Oca, sebagai kurir logistik MIT, menerima kiriman dana dari ihkwan-ikhwan di luar Sulawesi Tengah serta berperan sebaagai pengurus keuangan kelompok MIT,” papar Agus.
Terduga teroris ketiga, Ape, ditangkap pukul 12.15 WITA. Ape merupakan warga Jalan Pulau Sabang, Kayamanya. Ape diduga terlibat pelatihan militer di Morowali Tahun 2007, membantu mengurus pembelian logistik kelompok MIT, membantu pengurusan keuangan dan pemberi dana operasi Tuturuga Morowali dan membantu pelarian / menyembunyikan DPO Daeng koro dan sabar & Santoso.
Kemudian, Densus 88 menangkap pasangan suami istri Hasan dan Ros. Keduanya ditangkap pada pukul 14.15 WITA dengan barang bukti berupa uang tunai Rp 23 juta lebih dan handphone blackberry.
“Keterlibatan, menerima dan mengirim dan kepada kelompok Santoso dan mendukung logistik kelompok tersebut,” imbuhnya.(fad)
RIAU – Beginilah bila mau refreshing tapi tak berduit hanya mengandalkan seragam .
Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Riau AKP Banjarnaor dicopot dari jabatannya.
Pasalnya, perwira pertama ini dilaporkan pihak hiburan malam RP Club tidak banyar karaoke beserta menumannya sampai ratusan juta rupiah.
Jabatan AKP Banjornaur selanjutnya akan digantikan oleh Kompol Hicca Alexfonso Siregar, ini berdasarkan telegram Mabes Polri ke Polda Riau.
Kapolres Pekanbaru, Kombes Adang Ginanjar mengatakan, pencopotan anak buahnya, AKP Banjarnaor itu sebagai langkah tegas kepada anggota yang bersalah, baik melanggar disiplin, kode etik apalagi tindak pidana.
“Karena kalau anggota sampai larut malam di tempat klub di luar jam dinas sampai larut malam itu sudah tidak benar. Ngapain dia (Banjarnaor) sampai larut malam.
Itu bukan ciri polisi yang baik,” tegas Kapolresta Pekanbaru Adang Ginankar kepada wartawan, kemarin (28/12).
Menurutnya, apa yang dilakukan AKP Banjarnaor jadi pelajaran bagi anggota polisi yang lainnya termasuk yang menggantikannya nanti.
“Masih banyak anggota polisi yang baik, tidak seperti dia. AKP Banjarnaor itu tidak bisa menjadi contoh yang baik,” jelasnya.
AKP Banjarnaor sendiri ditarik ke Mapolda Riau sebagai perwira pertama tanpa jabatan.
Sementara terkait laporan pihak RP Club yang melaporkan AKP Banjarnaor karena tidak membayar tagihan hingga ratusan juta, terus diproses pihak Propam Polresta Pekanbaru yang mendapat limpahan dari Polda Riau.(*Gint)
JAKARTA – Kejahatan Narkoba di 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut setidaknya terlihat dari segi pengungkapan kasus Narkoba oleh kepolisian.
Berdasarkan catatan Polri, di tahun 2013 ada 32.470 kasus peredaran yang terungkap. Jumlah itu naik dibanding tahun 2012 yang berada di angka 26.561.
Menanggapi catatan ini, Kriminolog M Irvan Olli, mengatakan peningkatan ini sebagai fenomena umum dari tahun ke tahun. Dia beruajar, peredaran Narkoba di Indonesia memang mengkhawatirkan tanpa perlu harus melihat catatan kepolisian.
Peningkatan kasus Narkoba yang ditangani polisi pun menurutnya bukanlah cerminan harfiah dari naiknya peredaran narkotika di Indonesia. “Dari tahun ke tahun juga semua kepolisian di dunia akan merilis adanya peningkatan, itu bisa jadi pertanda peredaran semakin parah atau mungkin kinerja polisi yang meningkat,” paparnya.
Pengajar Kriminologi Narkotika Universitas Indonesia (UI) ini pun memperhatikan fenomena transaksi Narkoba yang cenderung naik di malam tahun baru yang dalam waktu dekat akan berlangsung. Irvan berujar, konteks penanganan transaksi Narkoba tak bisa sekedar menjaga malam tahun baru agar tidak ada orang yang menggunakan barang haram itu.
Menurutnya, bila memang polisi hendak menekan transaksi Narkoba, anggota polisi harus aktif untuk mendatangi tempat-tempat hiburan malam (THM). Razianya, kata dia, cukup dengan menyimpan personel intelijen di dalam THM dan anggota reserse di luarnya. Maka pengawasan dapat berjalan efektif.
“Intel awasi kalau ada pengedar di dalam, reserse di luar menunggu untuk melihat apakah ada pengunjung keluar dengan keadaan teler, lalu lakukan tes Narkoba, terungkaplah nanti,” tegasnya.
Olli mengatakan, aparat harus dapat menekan kerugian yang dimunculkan oleh peredaran Narkoba di malam pergantian tahun nanti. Meski demikian, dia mengatakan polisi jangan hanya terpaku hingga harus mengawal THM saja guna mengantisipasi peredaran Narkoba. Pasalnya masih banyak potensi kejahatan lain yang perlu Polri antisipasi di malam pergantian tahun nanti.(HAR)
JAKARTA – Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, telah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu sejak Jumat 20 Desember 2013 lalu. Di tempat barunya itu, poltikus Partai Golkar tersebut tidak akan mendapatkan pelayanan istimewa dari petugas.
Sang Gubernur harus merasakan hidup bersama para pelaku kejahatan seperti pencuri dan pemakai narkoba. Atut pun mengaku masih membutuhkan adaptasi hidup di tempat tersebut.
“Awal-awal tentu butuh adaptasi, lumrah siapapun yang mengalami akan merasakan hal yang sama,” JELAS juru bicara keluarga Atut, Fitron Nur Ikhsan.
Fitron mengatakan, pihak keluarga sangat terpukul dengan penahanan Atut. Para keluarga pun, seperti anak-anak Atut, terus memberikan support dan menyiapkan pembelaan hukum kepada Atut.
“Baik Ibu atau keluarga pasti memahami tidak baik merasakan tusukan duri terlalu lama. Pilihan terbaik ya beranjak, menghadapi ini dengan baik, melalui proses yang baik,” paparnya.(fad)
BOGOR – Salah satu caleg partai Golkar di Kabupaten Bogor tersandung kasus tanah. Salah satu Calon Legislatif (Caleg) dari partai yang berlambangkan pohon beringin tersandung kasus manipulasi data tanah di Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
Romsih Karyadi yang sudah ditetapkan sebagai caleg dari Partai Golkar dengan nomor urut 6 dari dapil 2, kini harus mendekam dibalik teruji besi tahanan Polres Bogor, (23/12).
Dari pantauan di Mako Polres Bogor, sampai jam 20:00 WIB, Romsih keluar dari mobil Toyota Yaris berwarna merah dengan nopol B 412 KDI sekitar pukul 18:00 WIB. Tersangka yang menggunakan kemeja berwarna kuning, langsung dibawa menuju ruang Kanit PPA untuk diperiksa lebih lanjut dan dalam kurun waktu 1 jam lebih Romsih dibawa ke ruangan Unit 1 Resum.
Kasatreskrim Polres Bogor, AKP Didik Purwanto, membenarkan penangkapan dilakukan pihaknya terhadap Romsih Karyadi. Menurutnya, Romsih dijemput di kediamannya Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur.
“Kami jemput setelah dua kali pemanggilan namun dirinya tidak kunjung hadir,” jelas Didik.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Golkar Kabupaten Bogor, Ade Ruhandi mengaku dirinya belum mengetahui dan terkejut salah satu kadernya tersandung kasus dugaan manipulasi data tanah yang bermasalah.
“Setahu saya tidak ditangkap hanya butuh BAP terkait saksi suaminya Karyadi Fandrek,” jelas pria yang akrap disapa Jaro Ade ini melalui pesan singkatnya saat dikonfirmasi , kemarin.
Sejauh ini dirinya juga akan mengkroscek sejauh mana kebenaran berita ini kepada pihak jajaran Polres Bogor apakah betul beritan penangkapan itu yang juga kader dari partai berambang pohon beringin tersebut.
“Bisa saja itu isu yang sengaja disebar dari lawan politik,” elaknya.
Sungguh sangat disayangkan, belum menjadi anggota DPRD sudah berprilaku kurang baik dan menjadi contoh buruk bagi yang lainnya. Romsih diduga kerap menggunakan kekuasaan selama suaminya menjadi Kepala Desa Sukaharja. (Ki)
JAKARTA – Indonesia Police Watch (IPW) mencatat sepanjang 2013 ini sedikitnya 27 polisi tewas saat bertugas, atau turun dua orang dibanding 2012 yang mencapai 29 jiwa. Meski angka kematian polisi itu turun, namun jumlah anggota Polri yang terluka saat bertugas justru mengalami peningkatan. Sebab, jumah polisi yang terluka pada 2013 mencapau 72 orang atau jauh berlipat dibanding pada 2012 yang hanya 14 prang.
Berdasarkan catatan akhir tahun IPW, dari 27 polisi yang tewas, 9 di antaranya ditembak sedangkan 18 lainnya dibacok serta ditabrak. Sedangkan dari 72 polisi yang luka, 47 orang di antaranya karena dikeroyok, 14 lainnya ditusuk senjata tajam, dan 11 lainnya ditembak.
Menurut Koordinator Presidium IPW, ada empat trend baru keberanian warga terhadap polisi sepanjang 2013. Pertama adalah tren menusuk atau membacok polisi di jalanan, baik yang dilakukan penjahat ataupun warga biasa. “Bahkan, sejumlah pelanggar lalu lintas, nekad membacok polisi yang hendak menilangnya,” jelas Neta di Jakarta, Senin (23/12).
Trend kedua adalah menembak polisi di jalanan yang mengakibatkan polisi tewas dan luka. Ketiga, trend merampok polisi di jalanan.
“Meskipun sudah tahu bahwa korbannya adalah polisi, pelaku tetap nekat merampoknya. Tujuannya mengambil sepeda motor polisi tersebut,” paparnya.
Keempat adalah trend menjadikan perwira polisi sebagai sasaran penembakan dan pembacokan. “Sehingga ada kapolsek, kapolres, dan perwira lainnya menjadi korban tewas maupun luka,” imbuhnya.
Aksi penembakan dan pembacokan terhadap polisi ini terjadi mulai dari Aceh hingga Papua. Tapi trend penembakan dan pengeroyokan terhadap polisi di Jabodetabek terlihat meningkat.
Untuk itu sudah saatnya Polri mawas diri dan melatih anggotanya dengan maksimal agar terlatih, profesional, dan peka dgn kondisi di sekitarnya. “Bagaimana polisi bisa melindungi masyarakat, jika melindungi dirinya sendiri saja tidak mampu?” jelasnya.
IPW berharap pada tahun-tahun mendatang, jajaran kepolisian bisa lebih berwibawa dan disegani masyarakat. “Serta tidak ada lagi anggota masyarakat yang nekad melakukan “uji nyali” terhadap polisi-polisi yang sedang bertugas di lapangan,” tambahnya.(HAR)
JAKARTA – Peredaran narkoba begitu tinggi namun juga pihak dari aparat tak ada hentinya untuk menumpas peredaran dan bandarnya .
Sudah menjadi rahasia umum kehidupan malam di klub malam atau diskotek selalu melekat dengan narkotika.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar menyebut diskotek sebagai sarang narkoba.
“Diskotek ini tempat berkumpulnya para pengguna. Diskotek ini sarangnya narkoba,” tegas Anang di Gedung BNN, Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, (23/12).
Sepanjang tahun 2013, BNN melakukan razia terhadap 30 diskotek yang beroperasi di wilayah Jakarta. Hasilnya, ditemukan sebanyak 207 pengunjung yang positif mengkonsumsi narkoba.
“Kalau ada pengguna berarti ada yang mengedarkannya,” kata Anang.
Beberapa pengedar kecil yang ditangkap, Anang menambahkan, sudah dilakukan proses hukum.
“Sudah ada yang sampai di persidangan,”tandasnya.
Bagi para pengguna, langkah yang diambil BNN adalah dengan menjalankan wajib lapor dan rehabilitasi.(*Adyt)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro