PURWAKARTA – Polres Purwakarta telah menurunkan Tim Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) menyelidiki “hujan batu” merusak sejumlah rumah warga di Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. “Hujan batu’ itu diduga dalam area tambang, ada peledakan dan tidak tepat, sehingga bebatuan berguguran bak hujan batu merusak rumah warga.
“Kami telah membentuk Tim Tipiter Satreskrim untuk menyelidiki apakah ada pelanggaran SOP dengan ekploitasi tambang PT MSS atau ada unsur kelalaian. Ini yang akan didalami,” jelas Kapolres Purwakarta AKBP Matrius, Rabu (09/10/2019).
Menurutnya, apabila ditemukan ada sesuatu hal yang memenuhi unsur kelalaian maka akan diproses. “Kami tegakkan sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Ditanya terkait ada tidaknya pihak yang sudah diamankan, Matrius menyebutkan pihaknya masih mengumpulkan barang bukti dan saksi-saksi. “Perkembangannya nanti kami informasikan lagi,” ucap Matrius.
Manajer Teknis PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS) Bambang Yuda menyatakan,, peristiwa tersebut merupakan musibah dan d iluar dugaan. Pasalnya, teknik hingga pengawasan jarak dengan potensi menggelindingnya batu tersebut sebelumnya sudah melalui pengawasan pihak perusahaan.
“Proses peledakan tersebut sudah berjalan sesuai prosedur. Cuma tidak menyangka, yang kita tembak itu jauh dari lokasi menggelindingnya batu, tapi ternyata bebatuan yang di lereng lainnya ikut runtuh dan akhirnya jatuh ke pemukiman warga,” kata dia.
Bambang membantah proses blasting tidak sesuai prosedur. “Ketika ada pemberitaan bahwa batu sampai terbang ke pemukiman, sebenarnya yang terjadi bukan seperti itu,” kilah Bambang kepada sejumlah awak media,(9/10/2019)
Bambang menuding musim kemarau disebut sebagai salah satu penyebab runtuhnya bebatuan tersebut yang diakibatkan getaran ledakan.
“Kalau musim kemarau kan tanah kering jadi bebatuan yang menempel di lereng tidak kuat lagi, sehingga pas ada ledakan terkena getarannya dan menggelinding. Padahal titik yang kita ledakan jauh,” jelasnya.
Menanggapi tuntutan warga yang meminta kompensasi akibat peristiwa tersebut, perusahaan berjanji akan secepatnya mengganti segala bentuk kerugiannya.
“Ini harus diselesaikan dan perusahaan pasti akan mengganti rugi atau memberikan kompensasi, tapi seperti apa dan waktunya nanti kita akan berbicara dulu dengan warga dan atasan di perusahaan,” tuntasnya. (*/Asp)
CIANJUR – Jaringan praktik prostitusi internasional di wilayah Cipanas berhasil dibongkar dan diungkap oleh jajaran Kepolisian Resor Cianjur. Konsumennya adalah turis asal Timur Tengah yang biasa berlibur di kawasan Cipanas, Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kepala Polres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Juang Andi Priyanto, mengatakan, polisi menangkap 5 orang mucikari dengan korban 3 laki-laki yang dijadikan lady boy serta 5 perempuan yang dijadikan pekerja seks komersial.
Menurut Juang, modus para pelaku merekrut korban untuk dijadikan pekerja seks komersial dan lady boy. Setelah mendapatkan korban, mereka kemudian diangkut dan dieksploitasi secara seksual sehingga orang tersebut mendapatkan keuntungan dari hasil transaksi.
“Mereka berkeliling dengan menggunakan mobil di wilayah Vila Kota Bunga Cipanas. Di dalam mobil terdapat wanita yang ditawarkan khusus kepada warga negara asing berkebangsaan Timur Tengah,” jelas Juang di Kantor Polres Cianjur, (8/10/2019).
Juang menjelaskan, pengungkapan kasus penjualan orang ini dilakukan dengan cara pengintaian oleh anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Cianjur selama beberapa hari. Kemudian didapati beberapa mobil yang berkeliling di sekitar Vila Kota Bunga Cipanas.
Pihak Satreskrim melakukan penyergapan di tiga lokasi berbeda di seputar Perumahan Kota Bunga Cipanas. “Kami melakukan pengintaian dan penyergapan, setelah kami sergap didapati beberapa tersangka yang mempunyai tugas berbeda-beda,” ujar Juang.
Juang menambahkan, tugas para pelaku di antaranya ada yang melakukan nego dengan warga asing, ada yang sebagai sopir, dan ada pula koordinator para korban yang didagangkan.
“Pengungkapan jaringan ‘esek-esek’ internasional ini dilakukan dalam upaya menekan jumlah kriminalitas dan penyakit masyarakat. Sebab, kami sudah sering menerima keluhan warga yang meminta tempat wisata seperti Kota Bunga ditertibkan dari praktik kemaksiatan dan dikembalikan fungsinya sebagai tempat wisata keluarga,” kata mantan Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Metro Tanggerang Kota ini.
Devi Aprilianti alias Mamih, 28 tahun, salah seorang pelaku yang berhasil ditangkap membantah telah merekrut dan menjual para gadis di kawasan Puncak. Dia mengaku bahwa para perempuan itu datang kepadanya atas kemauan sendiri.
“Siapa bilang menjual, mereka yang datang sendiri dan meminta. Saya sendiri baru empat hari berada di Cipanas,” kata Devi dengan nada ketus.
Beberapa kali ditanya, Devi kukuh menyebutkan bahwa dirinya tidak kenal dengan para korban. “Saya di Cipanas bersama pacar, sedang main. Saya tidak kenal mereka,” ratapnya.(*/De)
MUKO MUKO – Pemkab Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tahun ini kembali menerima bantuan alat mesin pertanian (Alsintan). Bantuan Alsintan ini dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan).
Kali ini, bantuan yang diterima berjumlah 18 buah. Yaitu traktor tangan roda 2 dan roda empat, cultivator dan pompa air. “Kami berharap bantuan Alsintan segera disalurkan ke Kelompok Tani yang berhak. Agar segera dimanfaatkan dengan baik mengingat sudah masuk musim tanam Oktober-Maret,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, (7/10/2019).
Bantuan diberikan sebagai pelaksanaan program pusat terhadap pengembangan serta peralihan teknologi pertanian dari tradisional ke modern. Sarwo Edhy berharap, setelah diterima maka akan langsung disalurkan pada kelompok tani sebagai penerima bantuan.
“Modernisasi alat pertanian sangat membantu dan menguntungkan petani. Sebab mereka lebih mudah dalam melakukan usaha pertanian mulai dari tanam sampai panen. Hal serupa juga dirasakan oleh pemerintah, karena bisa mendapatkan jaminan stok kebutuhan pangan melimpah dari petani,” ujar Sarwo Edhy.
Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Ali Mukhibin mengatakan, semua alat tersebut akan diserahkan pada kelompok tani yang membutuhkan. Sejauh ini belum dapat dipastikan kapan jadwal pembagian karena alat tersebut masih dalam proses penyerahan. “Alsintan ini baru tiba. Bantuan alsintan ini dari pemerintah pusat melalui dana Tugas Perbantuan (TP) provinsi setempat,” kata Ali Mukhibin.
Belasan unit alsintan bantuan dari pemerintah pusat tersebut saat ini masih disimpan di gudang pertanian, yang berada di belakang Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
“Setelah ini akan ada tim penerima barang yang datang ke daerah ini untuk melakukan pemeriksaan kualitas alat mesin pertanian ini sekaligus memastikan barang ini bisa difungsikan,” ujarnya.
Lebih lanjut disebutnya, sudah ada calon petani dan calon lokasi (CPCL) yang diusulkan sebagai penerima bantuan. Yaitu, kelompok tani yang mengusulkan bantuan alsintan di 2018.
Sedangkan pembagian bantuan ini, masih menunggu penerbitan surat keputusan (SK) penetapan sebanyak belasan kelompok tani sebagai CPCL penerima bantuan alsintan dari kepala daerah setempat.
“Harus ada SK penetapan calon petani dan calon lokasi yang akan menerima bantuan alat mesin pertanian sebelum alat ini dibagikan kepada kepada kelompok tani di daerah ini,” kata Ali Mukhibin.(*/And)
SERANG – Musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan warga di sejumlah daerah di Kabupaten Serang mengalami krisis air bersih. Salah satu di antaranya warga di Kampung Kesabilan, Desa Kecamatan Pontang dan Tirtayasa yang merupakan daerah pesisir pantai utara Kabupaten Serang.
Untuk mengurangi krisis air bersih tersebut, Polres Serang mengirimkan bantuan air bersih dengan menggunakan kendaraan truk tanki milik Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Serang,(7/10/2019).
Kapolres Serang AKBP Indra Gunawan mengatakan, apa yang dilakukan oleh Polres Serang dengan mengirim bantuan air bersih adalah salah satu bagian kegiatan sosial. Selain itu, sebagai wujud kepedulian Polri kepada masyarakat yang membutuhkan air bersih.
“Pengiriman bantuan air bersih merupakan bagian dari kegiatan sosial Polres Serang. Mudah-mudahan bantuan air bersih ini dapat membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih,” kata AKBP Indra Gunawan, kepada wartawan.
Kapolres mengatakan, pembagian air bersih tersebut merupakan program berjenjang hasil dari deteksi daerah yang dinilai kekurangan air bersih karena kemarau panjang. Ia memastikan program tersebut akan terus berjalan, karena Polres Serang juga akan melakukan pemetaan di titik lain yang membutuhkan air.
“Program pengiriman air bersih berjenjang dan akan terus berjalan hingga musim penghujan tiba. Bahkan pengiriman bantuan air bersih merupakan program yang dilalukan setiap tahun. Oleh karenanya, kami akan melakukan pemetaan di titik lain yang membutuhkan air,” kata Kapolres.
Indra menambahkan jika membutuhkan distribusi air bersih, masyarakat bisa menghubungi personil Bhabinkamtibmas atau bisa datang langsung ke mapolsek setempat.
“Nantinya, personil polsek atau Bhabinkamtibmas akan melaporkan ke Kapolsek untuk diteruskan ke Mapolres Serang. Kami siap mengirimkan bantuan ke lokasi yang membutuhkan,” pungkasnya. (*/Dul)
BANDUNG – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat bersiap menjadikan kawasan wisata Bukit Santiong di Kabupaten Subang sebagai objek wisata bagi pencinta olahraga paralayang dan gantole.
“Bukit Santiong di Kabupaten Subang saat ini mulai naik daun sebagai destinasi wisata khususnya bagi pencari sensasi adrenalin dengan olahraga paralayang dan gantole,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, di Bandung, Senin (7/10).
Dedi mengatakan terletak di Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Bukit Santiong menawarkan panorama indah di ketinggian yang dijamin memanjakan mata wisatawan yang mencintai olahraga paralayang.
Menurut dia, setelah berkeliling melakukan kunjungan kerja ke Subang, akhir pekan lalu, kawasan tersebut layak digenjot sebagai destinasi wisata baru.
“Udaranya sangat sejuk, pemandangan hamparan kebun teh hijau, ini cocok buat wisatawan milenial yang hobi selfie selain olahraga ekstrem,” ujarnya.
Dia mengatakan Bukit Santiong bisa menjadi pilihan penggemar olahraga terbang selain daerah Buah Dua Sumedang dan Majalengka.
Ia mengatakan, Bukit Santiong yang memiliki ketinggian 150 meter dan angin yang mendukung, maka bukit ini banyak diburu para penggemar aero sport baik nasional maupun internasional.
“Ketika saya ke sana wisatawan mancanegara nampak menikmati suasana di Bukit Santiong dan menyampaikan bahwa mereka sangat menikmati keindahan alam di sana,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan Bukit Santiong harus diperkenalkan pada publik agar tersedia ragam pilihan destinasi wisata bagi wisatawan.
Oleh karena itu, Disparbud Jawa Barat akan terus mendorong dan menggali tempat-tempat baru tersebut.
“Tentunya kami akan gali terus potensi di daerah selain mengoptimalkan obyek wisata yang sudah ada, kita harus terus memaksimalkan destinasi-destinasi wisata baru yang ada di daerah, sekaligus bukti bahwa Jabar memiliki potensi wisata yang melimpah,” katanya.(*/And)
JEMBER – Koramil 0824/06 Ledokombo, Jember, ikut membantu pemadaman kebakaran hutan yang ada di lereng Gunung Raung. Dipimpin oleh Komandan Koramil Kapten Inf Harsono bersama 2 aorang anggotanya, Kapolsek Ledokombo Kapolsek AKP Wardoyo Utomo, Perhutani, masyarakat Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (LMDH) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember (keseluruhan sebanyak 17 orang) melakukan pengecekan ke lokasi Petak 125-1 hutan lindung Sumber Salak.
Sesampai di Petak 125-1 HL Sumber Salak dan ternyata ada titik api yang sedang menjalar di wilayah petak tersebut. Diperkirakan api sudah melalap kurang lebih sekitar 1000 Ha lahan hutan lindung di kawasan lereng Gunung Raung tersebut.
“Kami bersama tim langsung bertindak untuk memadamkan api di titik ketinggian kurang lebih 3 Ha dan sudah berhasil dipadamkan dengan cara pembuatan ilaran/sekat bakar, sehingga tidak lagi kebakaran tidak bertambah meluas. Selanjutnya Tim meninggalkan lokasi,” ujar Kapten Inf Harsono, melalui siaran persnya.
Menyikapi kejadian tersebut Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf La Ode M Nurdin menyampaikan terima kasih kepada Tim Gabungan yang telah melakukan upaya-upaya untuk memutus jalaran api yang membakar kawasan hutan lindung tersebut. “Apalagi diikuti oleh LMDH, tentunya bagian dari kepedulian masyarakat sekita hutan dalam turut serta mencegah meluasnya kebakaran,” kata Letkol Inf La Ode M Nurdin.
Kebakaran hutan memang marak terjadi di berbagai tempat di tanah air, hal ini tentunya bagian dari resiko musim kering kemarau panjang yang terjadi.
“Meskipun kebakaran terebut dapat terjadi akibat faktor alam, namun sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia. Hal inilah yang patut kita sayangkan bersama. Untuk itu sekali lagi saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kepeduliannya tersebut. Api berhasil dipadamkan dan tidak menjalar meluas ke kawasan lainnya,” pungkas Letkol Inf La Ode M Nurdin. (*/Gio)
LAMPUNG – Kemarau panjang telah terjadi tiga bulan terakhir. Warga sebagian wilayah Kota Bandar Lampung hingga kini masih merasakan sulitnya mencari air bersih.
Krisis air bersih terpantau, Kamis (3/10), berada di Kelurahan Penengahan, Segala Mider, Telukbetung, Sukarame, Sukabumi, dan Tanjung Seneng. Warga tidak lagi menerima pasokan air dari PDAM, sumur, dan sungai. Sedangkan bantuan air bersih dari BPBD dan PDAM Kota Bandar Lampung tak kunjung datang lagi.
“Kami terpaksa cari air bersih ke tempat jauh. Kalau mendesak kami langsung beli air galon isi ulang,” kata Ida, warga Telukbetung Selatan(3/10).
Sumur di dekat rumahnya, sudah lama mengering. Selama ini, ia dan kelaurga bergantung dengan kondisi air sumur untuk minum, masak, dan MCK (mandi, cuci, dan kakus). Sekarang, ia terpaksa membeli air galon isi ulang Rp 4.000 per galon sehari sebanyak lima sampai enam galon.
Sedangkan Adi, warga di Penengahan, Kedaton juga terpaksa mendapatkan air dari sumur bor warga lain namun lokasinya harus keluar dari pemukimannya. “Kami ambil air pakai jeriken di sumur warga lain di Gang PU,” katanya.
Seorang warga di Jalan Pagaralam atau dikenal Gang PU sejak lama menyediakan pipa keluar rumahnya untuk warga yang kesulitan air bersih. Sumur bor miliknya bertahun-tahun dimanfaatkan warga siapa pun dan dimanapun secara gratis.
“Alhamdulillah, masih ada warga yang ikhlas menyediakan pipa keluar rumahnya untuk warga kesulitan air, apalagi musim kemarau sekarang. Semoga amal jariyahnya mengalir terus,” tutur Linda, warga Segala Mider.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung, telah mendata terdapat 12 kecamatan di Kota Bandar Lampung yang mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang. Sumur-sumur artesis warga sudah mengering lama, sedangkan sumur bor warga sebagian masih bisa disedot airnya.
Dari 12 kecamatan di Kota Bandar Lampung, kondisi terparah berada di Kecamatan Sukabumi dan Kedamaian. Warga di tempat tersebut sama sekali harus keluar kampungnya mencari air bersih setiap hari.(*/Kris)
BANYUWANGI – Warga di sekitar lingkungan Kelurahan Sobo dan Pakis, Kecamatan Banyuwangi bak tertimpa durian runtuh saat melihat jutaan udang tumpah memenuhi sisi Jalan S. Parman. Udang itu berasal dari sebuah truk P 8985 UQ yang terguling setelah menabrak median jalan.
Sontak, kondisi ini menjadi rebutan warga sekitar. Mereka memungut udang yang jatuh di jalan maupun di sela bagian truk yang terguling.
“Ini lihat hasil yang saya dapat, lumayan dapat satu keresek (kantong plastik),” canda seorang warga kepada temannya (3/10/2019).
Namun, kondisi ini tak berlangsung lama. Pasalnya, petugas Laka Lantas Polres Banyuwangi datang mengamankan lokasi kecelakaan. Meskipun, masih banyak warga yang tetap nekat mengambil udang di tempat itu.
“Kronologinya, pengemudi truk atas nama Andi Kurniawan melaju dari arah utara (Situbondo) menuju selatan. Saat 200 meter sebelum TKP mobil sempat oleng karena pengemudi mengantuk. Kemudian, di lokasi ini roda depan sebelah kanan menabrak pembatas jalan sehingga mengakibatkan truk roboh ke sebelah kanan hingga muatan udang terlempar,” kata Petugas Laka Lantas Polres Banyuwangi Bripka Hendy di lokasi kejadian.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tunggal ini. Sopir truk asal Banyuwangi ini selamat, hanya saja kendaraan mengalami rusak di bagian roda depan dan belakang. “Korban jiwa tidak ada hanya kerugian materiil karena truk mengalami rusak. Lalu lintas tetap lancar, berkat bantuan masyarakat kejadian cepat teratasi,” tuntasnya.(*/Gio)
LEBAK – Bupati Iti Octavia Jayabaya menghadiri dan membuka kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106 di lapangan sepak bola, Desa Prabugantungan, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak (2/10/2029).
Bupati wanita pertama di Provinsi Banten ini mengapresiasi komitmen dan dukungan TNI dalam membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan percepatan pembangunan di Bumi Multatuli.
“Kegiatan TMMD ke-106 merupakan cerminan budaya gotong royong. Di era belakangan ini jarang kita temukan dan menjadi hal yang langka,” ujar Iti Octavia Jayabaya, dalam sambutannya.
Bupati menyatakan, TMMD ke-106 yang dilaksanakan di Kecamatan Cileles merupakan bentuk komitmen TNI dalam membantu masyarakat. Kegiatan di lapangan, yakni membuka jalan sepanjang tujuh kilometer dan lebar delapan meter dari Desa Cipadang sampai Desa Pasindangan.
Tidak hanya itu, TNI juga membangun berbagai fasilitas publik dan memperbaiki rumah tidak layak huni di lokasi TMMD.
“Harapannya kepada masyarakat harus bisa memelihara pada jalan yang sudah dilakukan TMMD agar jalan tersebut bisa dirasakan lebih lama jangan merasa bahwa jalan tersebut yang melaksanakan TMMD sehingga masyarakat tidak mau peduli untuk merawat dengan cara bergotong royong,” tegasnya.
Sementara itu, Danrem 064/MY Kolonel Inf Windiyatno menyatakan, penetapan lokasi TMMD di Lebak merupakan hasil survey tim dari TNI ke kabupaten kota di Banten. Setelah melihat kondisi di lapangan, tim memutuskan menetapkan lokasi TMMD di Kecamatan Cileles. Karena masyarakat di sini membutuhkan jalan tersebut untuk membuka akses masyarakat.
“Kita buka jalan sepanjang tujuh kilometer. Jalan ini nantinya akan memudahkan masyarakat dan anak dalam menjangkau sekolah. Suport dari Pemerintah sangat besar dan kami sangat berterima kasih sehingga dalam pelaksanaan berjalan lancar,” terangnya.
Lebihlanjut Danrem mengatakan dalam program TMMF ke 106, personil TNI tidak hanya membantu membangun infrastruktur jalan, tapi juga perbaikan rumah tidak layak huni, perbaikan sarana ibadah dan tugu serta pembuatan sumur bor dan penampungan air bersih untuk mengatasi musim kemarau.
“Selain pembangunan fisik, personil TNI juga akan memberikan berbagai penyuluhan diantaranya penyuluhan kesehatan, kewirausahaan, pertanian, peternakan, perikanan UMKM, hukum dan agama. Bahkan akan dilaksanakan penyuluhan bela negara dan kamtibmas,” ungkap Windiyatno. .
Upacara pembukaan TMMD ke 106, juga dihadiri Dandim 0603/Lebak Letkol Kav Yudha Setiawan,
Perwakilan Kodam III/Slw, Korem 064/Maulana Yusuf, Kodim 0603/Lebak, Muspida Lebak, para Muspika. para Kepala Desa, Para Kepala Sekolah serta tokoh masyarakat turut memenuhi lapangan bola Kampung Kopi Desa Prabugantungan. (*/Dul)
SUKABUMI – Oknum Kepala Desa Mekarsari, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jafar Rusdiana (50) divonis 7 bulan kurungan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibadak di Pelabuhan Ratu (2/10/2019).
Ketua Majelis yang diketuai Mateus Sukusno Aji SH, MH, beranggotakan Djoko Wiryono Budhi SH dan Agustinus SH, memvonis terdakwa bersalah terlibat turut memalsukan dokumen yang berstatus negara. Dinyatakan, tanah seluas sekitar 6 hektare itu dijual ke PT Kemilau Rezeki yang bergerak di bidang tambang galian C.
Dengan didampingi penasihat hukum, Ardy Antoni SH, terdakwa yang mengenakan baju koko putih berpeci hitam ini hanya bisa tertunduk lesu. Tampak hadir pula Kuasa Hukum PT Kemilau Rezeki, Risha Shindiyani Halim, SH, dan keluarga terdakwa.
Vonis hakim ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Kaupaten Sukabumi. Sebelumnya, tuntunan JPU selama 12 bulan. “Terdakwa dinyatakan bersalah, divonis tujuh bulan kurungan penjara,” tegas Ketua Hakim Majelis, Mateus.
Kuasa hukum terdakwa, Ardy Antoni menegaskan menerima keputusan majelis hakim tersebut. Namun, dia berdalih bahwa kliennya hanya menjadi korban dalam membantu mengeluarkan sertifikat tersebut diminta oleh perwakilan PT Kemilau Rezeki. Perwakilan PT Kemilau Rezeki, Dimas Romansyah sudah divonis bebas di PN Cibadak.
“Klien saya korban karena ada yang meminta. Tapi kami menerima keputusan itu, meski statusnya korban,” ungkapnya.
JPU Kejari Kabupaten Sukabumi, Ferdy Setiawan menanggapi putusan tersebut menyatakan masih pikir-pikir. “Pikir-pikir, sekitar sepekan ke depan,” ujarnya.
Kuasa hukum PT Kemilau Rejeki, Risha Shindiyani Halim, S.H menuturkan dengan putusan bersalah oknum kades itu berarti jelas bahwa dia yang bersalah atas masalah yang timbul.
“Kalau memang kata kuasa hukumnya dia (kades) korban, penyidik yang harusnya mencari aktor intelektualnya,” tuntasnya. (*/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro