BANDUNG – Pemprov Jabar menyebut angka keinginan bunuh diri di Jabar untuk usia produktif mencapai 33 persen. Angka tersebut dinilai cukup memprihatinkan.
“Sekarang yang serius (bunuh diri) usia tertentu 33 persen. Penelitiannya yang bikin dokter Tedy Hidayat, jadi nanti disampaikan beliau (detailnya) dalam waktu dekat. Yang jelas usia produktif,” kata Staf Khusus Gubernur Bidang Kesehatan Siska Gerfianti di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (10/10/19).
Soal kategori usai produktif, Siska belum dapat menyampaikan rinci. Namun saat ditanya apakah mahasiswa termasuk usia produktif, Siska mengiyakan.
Ia menuturkan pemicu keinginan bunuh diri khususnya di kalangan mahasiswa biasanya diakibatkan depresi. Namun, faktornya sangat beragam.
“Misalnya ada beberapa (mahasiswa) dari luar kota, sekolah ke Bandung ngekos nggak ada keluarga, pada saat ada kesulitan (depresi) tingkat kerentanan tinggi,” ujar Siska.
Menurut Siska, kondisi begitu juga diperburuk dengan stigma buruk terhadap orang-orang depresi yang ingin berkonsultasi ke psikiater. Mereka khawatir diolok-olok karena berkonsultasi masalah kejiwaan.
“Sebetulnya cari psikiater mudah, tapi stigmanya jeleknya itu disebut gila dan lainnya. Orang itu sekarang bingung mau ke mana, mau ke dokter jiwa takut di-bully, masalah biaya juga dan lainnya,” ucap Siska.
Pemprov Jabar akan melakukan pencegahan berkaitan meningkatnya angka keinginan bunuh diri ini dengan memberikan sosialisasi ke pelajar SMA dan mahasiswa. Terutama memberikan pemahaman mengenai cara menangani orang yang mengalami depresi.
“Kita bergeser kampanye kreatifnya ke arah yang lebih muda. Ke anak SMA kita latih mereka jadi agen khusus kesehatan jiwa. Kita juga akan buat hotline khusus nanti untuk yang mengalami depresi bisa curhat ke kita,” ujar Siska.
Direktur RSJ Jabar Elly Marliyani mengatakan berdasarkan penelitian WHO, setiap 40 detik sekali ada orang yang ingin bunuh diri. Meski begitu, pihaknya belum mengetahui secara pasti berapa jumlah di Indonesia.
“Nah di Indonesia saya tidak dapat angka. Tampaknya satu hari satu orang, Jabar juga. Tiap tahun datanya meningkat,” ujar Elly.(*/And)
SEMARANG – Kekeringan melanda berbagai wilayah di Jateng semakin parah. Lebih dari 2 juta jiwa masyarakat dari ribuan desa terancam krisis air bersih.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng serius menyelesaikan permasalahan kekeringan di Jateng.
“Rata-rata sumur kering, sumber air kering, apalagi di kawasan yang belum terjangkau, kita harus kerja keras. Kita harus mencari solusi untuk menemukan atau membuat sumber air permanen. Karena kekeringan ini selalu berulang tiap tahun bahkan trend-nya naik,” kata Hadi,(9/10/2019).
Ia menyebut, hingga akhir September 2019 ada 1.259 desa di 360 kecamatan tersebar di 22 kabupaten/kota di Jateng mengalami kekeringan. Akibat kekeringan ini, 2,056 juta jiwa terdampak. Politisi PKS itu pun menyebut, kekeringan ini terparah dalam 5 tahun terakhir.
“Dampak Kekeringan tahun ini memang paling dahsyat selama 5 tahun terakhir. Selain karena kemarau yang sangat panjang, kondisi air tanah kita yang semakin menipis,” ujarnya.
Menurut data dihimpun anggota Fraksi PKS DPRD Jateng ini, hingga 30 September 2019, 7 waduk di Jateng dalam kondisi kosong, 16 waduk dalam kondisi di bawah rencana, dan hanya 18 waduk yang sesuai rencana. Waduk yang kosong itu antara lain waduk Tempuran, Waduk Simo, Parangjoho, Kedunguling, Ngancar, Kembangan dan Botok.
Sedangkan 16 waduk yang di bawah rencana terdiri dari 4 waduk besar yakni Waduk Malahayu, Wonogiri, Sempor dan Sudirman. Serta ada 12 waduk kecil yakni Waduk Gembong dan Gunungrowo di Kabupaten Pati, Greneng, Butak, Krisak, Delingan, dan Brambang.
“Volume di bawah rencana itu artinya kurang dari 85 % rasio ketersediaan air bersih berdasarkan volume rencana. Singkatnya volume air kurang,” terangnya.
Menurutnya, penyelesaian kekeringan di Jateng ini bisa diatasi dengan keterlibatan semua pihak melalui pengangkatan sumber air, menarik air dari sumber terdekat dan juga membuat embung dan waduk untuk menampung air bersih. (*/D Tom)
PURWAKARTA – Polres Purwakarta telah menurunkan Tim Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) menyelidiki “hujan batu” merusak sejumlah rumah warga di Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. “Hujan batu’ itu diduga dalam area tambang, ada peledakan dan tidak tepat, sehingga bebatuan berguguran bak hujan batu merusak rumah warga.
“Kami telah membentuk Tim Tipiter Satreskrim untuk menyelidiki apakah ada pelanggaran SOP dengan ekploitasi tambang PT MSS atau ada unsur kelalaian. Ini yang akan didalami,” jelas Kapolres Purwakarta AKBP Matrius, Rabu (09/10/2019).
Menurutnya, apabila ditemukan ada sesuatu hal yang memenuhi unsur kelalaian maka akan diproses. “Kami tegakkan sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Ditanya terkait ada tidaknya pihak yang sudah diamankan, Matrius menyebutkan pihaknya masih mengumpulkan barang bukti dan saksi-saksi. “Perkembangannya nanti kami informasikan lagi,” ucap Matrius.
Manajer Teknis PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS) Bambang Yuda menyatakan,, peristiwa tersebut merupakan musibah dan d iluar dugaan. Pasalnya, teknik hingga pengawasan jarak dengan potensi menggelindingnya batu tersebut sebelumnya sudah melalui pengawasan pihak perusahaan.
“Proses peledakan tersebut sudah berjalan sesuai prosedur. Cuma tidak menyangka, yang kita tembak itu jauh dari lokasi menggelindingnya batu, tapi ternyata bebatuan yang di lereng lainnya ikut runtuh dan akhirnya jatuh ke pemukiman warga,” kata dia.
Bambang membantah proses blasting tidak sesuai prosedur. “Ketika ada pemberitaan bahwa batu sampai terbang ke pemukiman, sebenarnya yang terjadi bukan seperti itu,” kilah Bambang kepada sejumlah awak media,(9/10/2019)
Bambang menuding musim kemarau disebut sebagai salah satu penyebab runtuhnya bebatuan tersebut yang diakibatkan getaran ledakan.
“Kalau musim kemarau kan tanah kering jadi bebatuan yang menempel di lereng tidak kuat lagi, sehingga pas ada ledakan terkena getarannya dan menggelinding. Padahal titik yang kita ledakan jauh,” jelasnya.
Menanggapi tuntutan warga yang meminta kompensasi akibat peristiwa tersebut, perusahaan berjanji akan secepatnya mengganti segala bentuk kerugiannya.
“Ini harus diselesaikan dan perusahaan pasti akan mengganti rugi atau memberikan kompensasi, tapi seperti apa dan waktunya nanti kita akan berbicara dulu dengan warga dan atasan di perusahaan,” tuntasnya. (*/Asp)
CIANJUR – Jaringan praktik prostitusi internasional di wilayah Cipanas berhasil dibongkar dan diungkap oleh jajaran Kepolisian Resor Cianjur. Konsumennya adalah turis asal Timur Tengah yang biasa berlibur di kawasan Cipanas, Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kepala Polres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Juang Andi Priyanto, mengatakan, polisi menangkap 5 orang mucikari dengan korban 3 laki-laki yang dijadikan lady boy serta 5 perempuan yang dijadikan pekerja seks komersial.
Menurut Juang, modus para pelaku merekrut korban untuk dijadikan pekerja seks komersial dan lady boy. Setelah mendapatkan korban, mereka kemudian diangkut dan dieksploitasi secara seksual sehingga orang tersebut mendapatkan keuntungan dari hasil transaksi.
“Mereka berkeliling dengan menggunakan mobil di wilayah Vila Kota Bunga Cipanas. Di dalam mobil terdapat wanita yang ditawarkan khusus kepada warga negara asing berkebangsaan Timur Tengah,” jelas Juang di Kantor Polres Cianjur, (8/10/2019).
Juang menjelaskan, pengungkapan kasus penjualan orang ini dilakukan dengan cara pengintaian oleh anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Cianjur selama beberapa hari. Kemudian didapati beberapa mobil yang berkeliling di sekitar Vila Kota Bunga Cipanas.
Pihak Satreskrim melakukan penyergapan di tiga lokasi berbeda di seputar Perumahan Kota Bunga Cipanas. “Kami melakukan pengintaian dan penyergapan, setelah kami sergap didapati beberapa tersangka yang mempunyai tugas berbeda-beda,” ujar Juang.
Juang menambahkan, tugas para pelaku di antaranya ada yang melakukan nego dengan warga asing, ada yang sebagai sopir, dan ada pula koordinator para korban yang didagangkan.
“Pengungkapan jaringan ‘esek-esek’ internasional ini dilakukan dalam upaya menekan jumlah kriminalitas dan penyakit masyarakat. Sebab, kami sudah sering menerima keluhan warga yang meminta tempat wisata seperti Kota Bunga ditertibkan dari praktik kemaksiatan dan dikembalikan fungsinya sebagai tempat wisata keluarga,” kata mantan Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Metro Tanggerang Kota ini.
Devi Aprilianti alias Mamih, 28 tahun, salah seorang pelaku yang berhasil ditangkap membantah telah merekrut dan menjual para gadis di kawasan Puncak. Dia mengaku bahwa para perempuan itu datang kepadanya atas kemauan sendiri.
“Siapa bilang menjual, mereka yang datang sendiri dan meminta. Saya sendiri baru empat hari berada di Cipanas,” kata Devi dengan nada ketus.
Beberapa kali ditanya, Devi kukuh menyebutkan bahwa dirinya tidak kenal dengan para korban. “Saya di Cipanas bersama pacar, sedang main. Saya tidak kenal mereka,” ratapnya.(*/De)
MUKO MUKO – Pemkab Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tahun ini kembali menerima bantuan alat mesin pertanian (Alsintan). Bantuan Alsintan ini dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan).
Kali ini, bantuan yang diterima berjumlah 18 buah. Yaitu traktor tangan roda 2 dan roda empat, cultivator dan pompa air. “Kami berharap bantuan Alsintan segera disalurkan ke Kelompok Tani yang berhak. Agar segera dimanfaatkan dengan baik mengingat sudah masuk musim tanam Oktober-Maret,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, (7/10/2019).
Bantuan diberikan sebagai pelaksanaan program pusat terhadap pengembangan serta peralihan teknologi pertanian dari tradisional ke modern. Sarwo Edhy berharap, setelah diterima maka akan langsung disalurkan pada kelompok tani sebagai penerima bantuan.
“Modernisasi alat pertanian sangat membantu dan menguntungkan petani. Sebab mereka lebih mudah dalam melakukan usaha pertanian mulai dari tanam sampai panen. Hal serupa juga dirasakan oleh pemerintah, karena bisa mendapatkan jaminan stok kebutuhan pangan melimpah dari petani,” ujar Sarwo Edhy.
Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Ali Mukhibin mengatakan, semua alat tersebut akan diserahkan pada kelompok tani yang membutuhkan. Sejauh ini belum dapat dipastikan kapan jadwal pembagian karena alat tersebut masih dalam proses penyerahan. “Alsintan ini baru tiba. Bantuan alsintan ini dari pemerintah pusat melalui dana Tugas Perbantuan (TP) provinsi setempat,” kata Ali Mukhibin.
Belasan unit alsintan bantuan dari pemerintah pusat tersebut saat ini masih disimpan di gudang pertanian, yang berada di belakang Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
“Setelah ini akan ada tim penerima barang yang datang ke daerah ini untuk melakukan pemeriksaan kualitas alat mesin pertanian ini sekaligus memastikan barang ini bisa difungsikan,” ujarnya.
Lebih lanjut disebutnya, sudah ada calon petani dan calon lokasi (CPCL) yang diusulkan sebagai penerima bantuan. Yaitu, kelompok tani yang mengusulkan bantuan alsintan di 2018.
Sedangkan pembagian bantuan ini, masih menunggu penerbitan surat keputusan (SK) penetapan sebanyak belasan kelompok tani sebagai CPCL penerima bantuan alsintan dari kepala daerah setempat.
“Harus ada SK penetapan calon petani dan calon lokasi yang akan menerima bantuan alat mesin pertanian sebelum alat ini dibagikan kepada kepada kelompok tani di daerah ini,” kata Ali Mukhibin.(*/And)
SERANG – Musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan warga di sejumlah daerah di Kabupaten Serang mengalami krisis air bersih. Salah satu di antaranya warga di Kampung Kesabilan, Desa Kecamatan Pontang dan Tirtayasa yang merupakan daerah pesisir pantai utara Kabupaten Serang.
Untuk mengurangi krisis air bersih tersebut, Polres Serang mengirimkan bantuan air bersih dengan menggunakan kendaraan truk tanki milik Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Serang,(7/10/2019).
Kapolres Serang AKBP Indra Gunawan mengatakan, apa yang dilakukan oleh Polres Serang dengan mengirim bantuan air bersih adalah salah satu bagian kegiatan sosial. Selain itu, sebagai wujud kepedulian Polri kepada masyarakat yang membutuhkan air bersih.
“Pengiriman bantuan air bersih merupakan bagian dari kegiatan sosial Polres Serang. Mudah-mudahan bantuan air bersih ini dapat membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih,” kata AKBP Indra Gunawan, kepada wartawan.
Kapolres mengatakan, pembagian air bersih tersebut merupakan program berjenjang hasil dari deteksi daerah yang dinilai kekurangan air bersih karena kemarau panjang. Ia memastikan program tersebut akan terus berjalan, karena Polres Serang juga akan melakukan pemetaan di titik lain yang membutuhkan air.
“Program pengiriman air bersih berjenjang dan akan terus berjalan hingga musim penghujan tiba. Bahkan pengiriman bantuan air bersih merupakan program yang dilalukan setiap tahun. Oleh karenanya, kami akan melakukan pemetaan di titik lain yang membutuhkan air,” kata Kapolres.
Indra menambahkan jika membutuhkan distribusi air bersih, masyarakat bisa menghubungi personil Bhabinkamtibmas atau bisa datang langsung ke mapolsek setempat.
“Nantinya, personil polsek atau Bhabinkamtibmas akan melaporkan ke Kapolsek untuk diteruskan ke Mapolres Serang. Kami siap mengirimkan bantuan ke lokasi yang membutuhkan,” pungkasnya. (*/Dul)
BANDUNG – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat bersiap menjadikan kawasan wisata Bukit Santiong di Kabupaten Subang sebagai objek wisata bagi pencinta olahraga paralayang dan gantole.
“Bukit Santiong di Kabupaten Subang saat ini mulai naik daun sebagai destinasi wisata khususnya bagi pencari sensasi adrenalin dengan olahraga paralayang dan gantole,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, di Bandung, Senin (7/10).
Dedi mengatakan terletak di Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Bukit Santiong menawarkan panorama indah di ketinggian yang dijamin memanjakan mata wisatawan yang mencintai olahraga paralayang.
Menurut dia, setelah berkeliling melakukan kunjungan kerja ke Subang, akhir pekan lalu, kawasan tersebut layak digenjot sebagai destinasi wisata baru.
“Udaranya sangat sejuk, pemandangan hamparan kebun teh hijau, ini cocok buat wisatawan milenial yang hobi selfie selain olahraga ekstrem,” ujarnya.
Dia mengatakan Bukit Santiong bisa menjadi pilihan penggemar olahraga terbang selain daerah Buah Dua Sumedang dan Majalengka.
Ia mengatakan, Bukit Santiong yang memiliki ketinggian 150 meter dan angin yang mendukung, maka bukit ini banyak diburu para penggemar aero sport baik nasional maupun internasional.
“Ketika saya ke sana wisatawan mancanegara nampak menikmati suasana di Bukit Santiong dan menyampaikan bahwa mereka sangat menikmati keindahan alam di sana,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan Bukit Santiong harus diperkenalkan pada publik agar tersedia ragam pilihan destinasi wisata bagi wisatawan.
Oleh karena itu, Disparbud Jawa Barat akan terus mendorong dan menggali tempat-tempat baru tersebut.
“Tentunya kami akan gali terus potensi di daerah selain mengoptimalkan obyek wisata yang sudah ada, kita harus terus memaksimalkan destinasi-destinasi wisata baru yang ada di daerah, sekaligus bukti bahwa Jabar memiliki potensi wisata yang melimpah,” katanya.(*/And)
JEMBER – Koramil 0824/06 Ledokombo, Jember, ikut membantu pemadaman kebakaran hutan yang ada di lereng Gunung Raung. Dipimpin oleh Komandan Koramil Kapten Inf Harsono bersama 2 aorang anggotanya, Kapolsek Ledokombo Kapolsek AKP Wardoyo Utomo, Perhutani, masyarakat Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (LMDH) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember (keseluruhan sebanyak 17 orang) melakukan pengecekan ke lokasi Petak 125-1 hutan lindung Sumber Salak.
Sesampai di Petak 125-1 HL Sumber Salak dan ternyata ada titik api yang sedang menjalar di wilayah petak tersebut. Diperkirakan api sudah melalap kurang lebih sekitar 1000 Ha lahan hutan lindung di kawasan lereng Gunung Raung tersebut.
“Kami bersama tim langsung bertindak untuk memadamkan api di titik ketinggian kurang lebih 3 Ha dan sudah berhasil dipadamkan dengan cara pembuatan ilaran/sekat bakar, sehingga tidak lagi kebakaran tidak bertambah meluas. Selanjutnya Tim meninggalkan lokasi,” ujar Kapten Inf Harsono, melalui siaran persnya.
Menyikapi kejadian tersebut Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf La Ode M Nurdin menyampaikan terima kasih kepada Tim Gabungan yang telah melakukan upaya-upaya untuk memutus jalaran api yang membakar kawasan hutan lindung tersebut. “Apalagi diikuti oleh LMDH, tentunya bagian dari kepedulian masyarakat sekita hutan dalam turut serta mencegah meluasnya kebakaran,” kata Letkol Inf La Ode M Nurdin.
Kebakaran hutan memang marak terjadi di berbagai tempat di tanah air, hal ini tentunya bagian dari resiko musim kering kemarau panjang yang terjadi.
“Meskipun kebakaran terebut dapat terjadi akibat faktor alam, namun sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia. Hal inilah yang patut kita sayangkan bersama. Untuk itu sekali lagi saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kepeduliannya tersebut. Api berhasil dipadamkan dan tidak menjalar meluas ke kawasan lainnya,” pungkas Letkol Inf La Ode M Nurdin. (*/Gio)
LAMPUNG – Kemarau panjang telah terjadi tiga bulan terakhir. Warga sebagian wilayah Kota Bandar Lampung hingga kini masih merasakan sulitnya mencari air bersih.
Krisis air bersih terpantau, Kamis (3/10), berada di Kelurahan Penengahan, Segala Mider, Telukbetung, Sukarame, Sukabumi, dan Tanjung Seneng. Warga tidak lagi menerima pasokan air dari PDAM, sumur, dan sungai. Sedangkan bantuan air bersih dari BPBD dan PDAM Kota Bandar Lampung tak kunjung datang lagi.
“Kami terpaksa cari air bersih ke tempat jauh. Kalau mendesak kami langsung beli air galon isi ulang,” kata Ida, warga Telukbetung Selatan(3/10).
Sumur di dekat rumahnya, sudah lama mengering. Selama ini, ia dan kelaurga bergantung dengan kondisi air sumur untuk minum, masak, dan MCK (mandi, cuci, dan kakus). Sekarang, ia terpaksa membeli air galon isi ulang Rp 4.000 per galon sehari sebanyak lima sampai enam galon.
Sedangkan Adi, warga di Penengahan, Kedaton juga terpaksa mendapatkan air dari sumur bor warga lain namun lokasinya harus keluar dari pemukimannya. “Kami ambil air pakai jeriken di sumur warga lain di Gang PU,” katanya.
Seorang warga di Jalan Pagaralam atau dikenal Gang PU sejak lama menyediakan pipa keluar rumahnya untuk warga yang kesulitan air bersih. Sumur bor miliknya bertahun-tahun dimanfaatkan warga siapa pun dan dimanapun secara gratis.
“Alhamdulillah, masih ada warga yang ikhlas menyediakan pipa keluar rumahnya untuk warga kesulitan air, apalagi musim kemarau sekarang. Semoga amal jariyahnya mengalir terus,” tutur Linda, warga Segala Mider.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung, telah mendata terdapat 12 kecamatan di Kota Bandar Lampung yang mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang. Sumur-sumur artesis warga sudah mengering lama, sedangkan sumur bor warga sebagian masih bisa disedot airnya.
Dari 12 kecamatan di Kota Bandar Lampung, kondisi terparah berada di Kecamatan Sukabumi dan Kedamaian. Warga di tempat tersebut sama sekali harus keluar kampungnya mencari air bersih setiap hari.(*/Kris)
BANYUWANGI – Warga di sekitar lingkungan Kelurahan Sobo dan Pakis, Kecamatan Banyuwangi bak tertimpa durian runtuh saat melihat jutaan udang tumpah memenuhi sisi Jalan S. Parman. Udang itu berasal dari sebuah truk P 8985 UQ yang terguling setelah menabrak median jalan.
Sontak, kondisi ini menjadi rebutan warga sekitar. Mereka memungut udang yang jatuh di jalan maupun di sela bagian truk yang terguling.
“Ini lihat hasil yang saya dapat, lumayan dapat satu keresek (kantong plastik),” canda seorang warga kepada temannya (3/10/2019).
Namun, kondisi ini tak berlangsung lama. Pasalnya, petugas Laka Lantas Polres Banyuwangi datang mengamankan lokasi kecelakaan. Meskipun, masih banyak warga yang tetap nekat mengambil udang di tempat itu.
“Kronologinya, pengemudi truk atas nama Andi Kurniawan melaju dari arah utara (Situbondo) menuju selatan. Saat 200 meter sebelum TKP mobil sempat oleng karena pengemudi mengantuk. Kemudian, di lokasi ini roda depan sebelah kanan menabrak pembatas jalan sehingga mengakibatkan truk roboh ke sebelah kanan hingga muatan udang terlempar,” kata Petugas Laka Lantas Polres Banyuwangi Bripka Hendy di lokasi kejadian.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tunggal ini. Sopir truk asal Banyuwangi ini selamat, hanya saja kendaraan mengalami rusak di bagian roda depan dan belakang. “Korban jiwa tidak ada hanya kerugian materiil karena truk mengalami rusak. Lalu lintas tetap lancar, berkat bantuan masyarakat kejadian cepat teratasi,” tuntasnya.(*/Gio)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro