PURWAKARTA – Pemkab Purwakarta, saat ini sedang menyiapkan sebuah edaran baru yang harus dijalankan oleh seluruh lapisan masyarakat .
Kali ini, kaitan dengan kegiatan agustusan yang biasa digelar oleh masyarakat dalam merayakan kemerdekaan RI.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menuturkan, saat ini wabah Covid-19 masih merancah dunia. Dengan begitu, jelas sangat tidak elok jika masyarakat masih menggelar kegiatan yang bisa mengundang banyak massa di situasi seperti ini.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat tak dulu menggelar satu acara yang bisa membuat kerumunan.
“Untuk kegiatan Agustusan tidak boleh dulu. Karena, pasti mengundang kerumunan massa. Kita akan segera membuat edarannya. Nanti edaran ini akan langsung disebar ke masing-masing kecamatan dan desa supaya segera disosialisasikan ke masyarakat,” ujar Anne kepada media, Minggu (2/8/2020).
Anne meminta, seluruh lapisan masyarakat untuk turut andil dalam upaya pencegahan dan antisipasi penyebaran Covid-19 di wilayah ini. Bukan tanpa alasan, mengingat sampai saat ini penyebaran virus corona masih sangat memprihatinkan.
Sehingga harus diwaspadai.
Dalam hal ini, Anne pun berharap, masyarakat bisa bertekad bersama-sama untuk melakukan upaya antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan.
Hal itu demi kebaikan bersama. Pihaknya juga berharap, seluruh lapisan masyarakat tetap ‘guyub’ untuk menguatkan kordinasi mencegah penyebaran Covid-19 ini dengan melaksanakan beberapa ketentuan sesuai arahan pemerintah.
Anne menambahkan, dalam upaya pencegahan termasuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini butuh kerjasama semua lapisan masyarakat. Sejauh ini, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meminimalisasi penyebaran virus tersebut. Salah satunya, mendorong penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB).(*/As)
BANDUNG – Sebanyak 40 orang pegawai di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat (Jabar) dikabarkan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes Swab di lingkungan Pemprov Jabar. Kabar tersebut menyebar cepat di pesqan berantai yang diterima wartawan.
“Hari ini Gedung Sate ditutup krn ada pegawainya yang terpapar positif covid-19 sebanyak 40 orang (ada kemungkinan lebih), hasil dari swab yg gencar dilakukan di lingkungan pegawai Gedung Sate,” tulis pesan berantai itu.
Selain pesan berantai, beredar pula salinan Surat Edaran berkepala surat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dan ditandatangani Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Setiawan Wangsaatmaja.
Dalam Surat Edaran Nomor: 800/117/UM tentang Penyesuaian Sistem Kerja di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat itu disebutkan bahwa diperlukan penyesuaian kembali kegiatan dan sistem kerja bagi PNS di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:
1. Seluruh PNS dan non PNS di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan Work Form Home (WFH);
2. Seluruh PNS wajib melaporkan aktivitas kinerja dan kehadiran melalui TRK dan K-Mob sebagai dasar perhitungan dan pemberian TPP;
3. Mesjid, command center, museum, kantin, dan area publik Gedung Sate ditutup;
4. Surat edaran ini berlaku mulai 30 Juli 2020 sampai dengan tanggal 14 Agustus 2020.
Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Hermansyah membenarkan surat edaran tersebut. “Muhun kang edaran itu benar. WFH sebagian. Diupayakan sedikit mungkin yang berada di Gedung Sate.
Tapi kita tunggu pernyataan Pak Sekda nanti siang, live streaming Youtube Humas,” katanya melalui ponsel, Kamis (30/7/2020).
Sebelumnya, ratusan aparatur sipil negara (ASN) di Gedung Sate menjalani tes usap atau swab test, Senin 27 Juli. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jabar Daud Achmad, mengatakan, hal tersebut adalah kegiatan pelacakan rutin yang dilakukan Divisi Pelacakan dan Pengujian Massal di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar.
“Kegiatan ini sesuai dengan agenda dari Divisi Pelacakan dan Pengujian Massal. Disiapkan 2.000 test kit di Gedung Sate,” katanya di Gedung Sate.(*/Hend)
TASIKMALAYA – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya mengalami lonjakan signifikan. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya per Kamis (30/7), terdapat 17 kasus positif Covid-19 yang baru terkonfirmasi.
Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto mengatakan, pihaknya tak bisa menghindari orang tertular Covid-19. Sebab, hingga saat ini belum juga ditemukan vaksin untuk penyakit Covid-19.”Jadi risiko tertular itu tinggi.
Upaya kita, fokus menyelamatkan yang tertular. Lalu melakukan pengendalian agar Covid-19 tidak menyebar,” kata dia, Kamis.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan segera melakukan kajian untuk memetakan wilayah yang memiliki potensi penularan Covid-19 yang tinggi. Nantinya, pemkab akan melakukan uji usap (swab test) di wilayah-wilayah yang memiliki risiko penularan yang tinggi.
Ade mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Ia mengingatkan, saat ini merupakan masa kenormalan baru (new normal), bukan masa yang normal.
Namun, lanjut dia, masyarakat tak perlu panik.”Aktivitas boleh tapi tetap jaga protokol kesehatan. Semua juga harus saling mengingatkan. Karena sekarang kelihatannya kembali longgar,” kata dia.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya, terdapat penambahan 17 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada Kamis. Saat ini, total kasus terkonfirmasi di Kabupaten Tasikmalaya berjumlah 33 orang.
Sebanyak 23 orang masih menjalani perawatan, sembilan orang sembuh, dan satu meninggal dunia.(*/Dang)
BANDUNG – Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk tidak melaksanakan takbir keliling dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha.
Pasalnya, kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan keramain yang seharusnya dihindari saat pandemi Covid-19.
“Kita berharap karena kondisi pandemi COVID-19, ya untuk mengurangi kegiatan kerumunan massa, ya kita berharap tidak ada takbir keliling,” ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (30/7/2020).
Meski begitu, Erlangga mengungkapkan, jika terdapat masyarakat yang bersikukuh menggelar takbiran keliling, polisi tidak akan melakukan pembubaran massa.
Pasalnya, kali ini sifatnya hanya himbauan semata.
“Ya kita memberikan imbauan untuk tidak takbir keliling saja,” pungkas Erlangga.
Perlu diketahui, Hari Raya Idul Adha tahun ini jatuh pada tanggal 31 Juli 2020. Berbeda dari tahun sebelumnya, Idul Adha kali ini digelar ditengah pandemi Covid-19. (*/Hend)
PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumsel saat ini tengah merampungkan draf peraturan gubernur (Pergup), terkait kewajiban protokol kesehatan di masyarakat.
Hal ini bertujuan untuk menekan penyebaran virus corona di ‘Bumi Sriwijaya’.
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, peraturan terkait penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat umum akan segera lahir. Termasuk wajib menggunakan masker, menyediakan tempat cuci tangan, dan physical distancing.
“Saksinya nanti terendah Rp100 ribu dan maksimal Rp500 ribu. Termasuk jika yang keluyuran tidak memakai masker,” kata Herman kepada wartawan, Rabu (29/7/2020).
Menurutnya, draf terkait aturan itu sudah hampir rampung, dan sebelumnya akan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Kemendagri untuk selanjutnya dapat efektif diterapkan kepada masyarakat dan berlaku di seluruh wilayah Sumsel.
“Insya Allah awal Agustus 2020, Pergub ini sudah bisa diberlakukan,” katanya.
Disampaikan juga oleh Herman, dengan adanya pemberian sanksi maka dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi terutama menggunakan masker.
“Sebab berdasarkan kajian kita meskipun tidak dengan kesadaran paling tidak kena denda,” katanya.
Sementara untuk sosialisasi Pergub itu sendiri, kata dia, akan dilakukan melalui media sosial. Sementara untuk pengawasan pelaksanaannya akan diaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) serta instansi terkait lainnya.
“Sosialisasi sekarang Lebih gampang. Maksudnya sososialisasi sambil penerapan, meskipun denda berlaku setelah sosialisasi masif,” tandasnya.(*/Gint)
PURWAKARTA – Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, mendadak mengikuti tes swab. Tes usap apus itu, imbas dari terpaparnya Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purwakarta, inisial W yang saat ini menjadi pasien positif corona. Beruntung, hasil dari tes swab bupati cantik itu dinyatakan negatif.
Bupati Anne, menuturkan, hampir sepuluh hari terakhir, dirinya mengikuti serangkaian kegiatan bersama DPRD. Mulai dari rapat paripurna, hingga paripurna istimewa perayaan ulang tahun Purwakarta. Dengan demikian, dirinya secara sadar maupun tidak, pernah melakukan kontak dengan pasien W yang merupakan unsur pimpinan tersebut.
“Makanya, saat saya mengetahui Pak W ini positif, besoknya saya langsung isolasi mandiri dan melakukan tes swab,” ujar Anne atau akrab disapa Ambu ini, Selasa (28/7/2020).
Dalam tes swab itu, Ambu Anne tidak sendiri. Tetapi terlihat ada beberapa pejabat yang juga turut mengikuti tes swab. Hasil tes tersebut, pada Selasa siang sudah keluar. Ambu Anne dinyatakan negatif dari Covid-19.
Hasil negatif dari tes swab Bupati Anne ini, ditegaskan oleh Juru Bicara Covid-19 Purwakarta, Deni Darmawan. Ambu Anne, mengikuti tes swab bersama pejabat lainnya, pada Senin kemarin. Hari ini, hasilnya sudah keluar.
“Alhamdulillah, negatif ya untuk bupati,” ujar Deni.
Deni menjelaskan, kabar terinfeksinya salah seorang pimpinan DPRD Purwakarta itu memang cukup mengejutkan masyarakat. Pasalnya, yang bersangkutan terlihat berbaur dengan anggota legislatif lain dan para pejabat daerah.
Termasuk bupati dan wakil bupati saat sidang paripurna istimewa di Gedung DPRD setempat.
Namun, Deni menilai sidang paripurna tersebut tidak berpotensi menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Purwakarta. Menurutnya, saat itu daya penularan virusnya masih kurang. Tapi, kata dia, untuk lebih memastikan seluruh peserta sidang paripurna dan orang yang sempat berinteraksi dengan anggota dewan tersebut harus di swab.
Deni menjelaskan, sebagian besar anggota dan sekretariat DPRD Purwakarta telah menjalani tes swab pada Jumat 24 Juli 2020. Hasilnya baru diumumkan pada Minggu 26 Juli 2020, dan diketahui satu orang anggota DPRD yang mengikuti tes tersebut dinyatakan positif Covid-19.
“Saat ini, tim masih melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang sempat berinteraksi dengan pasien,”ungkapnya.(*/As)
YOGYAKARTA – Jumlah warga DIY yang terinfeksi Covid-19, per 27 Juli bertambah 15 menjadi 558 kasus. Empat orang di antaranya merupakan tenaga kesehatan, dari hasil screening yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Bantul.
“Hari ini ada penambahan 15 kasus positif sehingga total ada 558 kasus di DIY,” kata Juru Gugus Tugas Pemda DIY dalam penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih dalam keterangannya, Senin (27/7/2020).
Tambahan 15 kasus ini, terdiri dari tujuh kasus dari Kabupaten Bantul, enam kasus dari Sleman dan dua kasus dari Gunungkidul.
“Dari enam kasus dari pelaku perjalanan, empat tenaga kesehatan dan dari kontak pasien positif dan tracking dari rumah sakit,” katanya.
Sementara itu, untuk pasien sembuh ada tambahan tiga orang sehingga total ada 350 kasus. Ketiganya berasal dari Kabupaten Gunungkidul, yakni kasus 350 laki laki (15), kasus 404 perempuan (54) dan kasus 324 perempuan (44).
“Hari ini ada 888 sampel yang diperiksa, dari 786 orang,” katanya.
Sementara itu Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Irene mengatakan setiap harinya hampir seribu sampel yang harus diteliti. Sedangkan jeda hasil hanya sekitar satu hari. Artinya pengujian hari ini akan diketahui besok pagi.
“Hasil yang belum keluar ada seribu, dan yang sedang kita proses siang ini jumlahnya hampir sama,”tukasnya.(*/D Tom)
UMKM SINGKIRKAN, ALFAMART DI KAPAL SELAT SUNDA JADI POLEMIK
LAMPUNG – Setelah beroperasinya kembali kapal-kapal feri yang melintas di perairan Selat Sunda, masa pandemi Covid-19, kantin dalam kapal-kapal feri sudah diisi manajemen Alfamart. Pengelola kantin lama mengeluhkan adanya monopoli penjualan di dalam kapal, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) disingkirkan.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, Senin (27/7), gerai berupa kantin dalam kapal-kapal feri sudah beroperasi sejak dibukanya kembali alur pelayaran dari Pelabuhan Bakauheni (Lampung) – Merak (Banten) dan sebaliknya. Pemilik kantin lama beserta pekerjanya sudah turun kapal sejak kapal tidak beroperasi masa pandemi Covid-19 bulan lalu.
Pemilik dan pekerja kantin lama UMKM yang sudah bertahun-tahun berada dalam kapal melayani penumpang, saat ini menganggur. Sedangkan aktivitas kantin dalam kapal-kapal milik BUMN sudah beroperasi melayani penumpang saat pelayaran dari Bakauheni menuju Merak dan sebaliknya.
Kehadiran gerai kantin milik Alfamart mendominasi dalam kapal feri, yang selama ini ditempati pemilik lama. Di satu sisi, ada yang mendukung Alfamart di sisi lain ada yang menolak. Asosiasi Pengusaha Perdagangan Umum dan Jasa Selat Sunda (APPJASS) Pelabuhan Bakauheni yang menghimpun pengelola dan pekerja UMKM kantin dalam kapal milik PT ASDP menolak kehadiran Alfamart dalam kapal.
“Jangan ambil tempat usaha kami. Kami menolak monopoli Alfamart di seluruh kapal ASDP Indonesia Persero,” kata Ripto, dalam aksi penolakannya kepada Alfamart,dikutip dari republika, Minggu(26/7).
Menurut dia, kehadiran Alfamart yang membuka gerai kantin dalam kapal-kapal feri PT ASDP telah menyingkirkan tempat usaha lama UMKM yang telah bertahun-tahun ada di tempat tersebut. Saat ini masa pandemi Covid-19 banyak pekerja kantin yang menganggur tidak ada peluang bekerja dalam kapal lagi.
Ketua APPJASS Pelabuhan Bakauheni Ivan Rizal menyatakan, menghargai pemenang lelang itu (Alfamart) secara resmi, tetapi perlu diketahui dari asosiasi UMKM, Alfamart perusahaan raksasa yang sudah go public.
Menurut dia, di dalam usaha di daerah-daerah ada aturan main ada jarak, sekarang ikut tender dan memenangkan di 17 kapal milik BUMN. APPJASS mempertanyakan monopoli Alfamart di seluruh kapal apa diperbolehkan pemerintah.
APPJASS yang menghimpun usaha UMKM kantin kapal dapat melaksanakan pelayanan seperti yang dilakukan Alfamart, asalkan ada dukungan dari pihak berwenang. Dia mengatakan, asosiasinya menolak bukan karena pemenang tendernya, tapi kami menolak adanya monopoli di seluruh kapal milik BUMN di lingkungan PT ASDP.
Dia menyatakan, selama pandemi Covid-19 pengelola dan pekerja kantin di atas kapal roro (roll on roll off) prihatin. Anggotanya yang sudah bertahun-tahun sekarang ini menganggur, sebagian sudah turun kapal karena sudah diisi Alfamart , sebagian lainnya masih persiapan untuk mengisi kapal-kapal lain.
Sementara bagi pengguna jasa kapal feri, mengaku hadirnya Alfamart sangat mendukung kebutuhan penumpang kapal dalam perjalanan dari Bakauheni – Merak dan sebaliknya selama dua setengah jam pelayaran. Selain harga yang ditawarkan terjangkau, dan juga pelayanannya memuaskan konsumen.
“Kalau kantin lama harga kopi saja segelas bisa Rp 10 ribu lebih, belum makanan-makanannya lebih mahal lagi,” kata Ridwan, penumpang kapal feri dari Merak – Bakauheni.
Dia mengatakan, biasanya sebelum masuk kapal sudah membekali makanan dan minuman yang dibeli di luar pelabuhan. Bahkan, untuk makan siang atau malam, sudah singgah di rumah makan terlebih dulu, atau dibungkus dan dimakan di kapal. “Kalau makan di kantin kapal pasti mahal, harganya selangit,”tukasnya.(*/Kris)
KUDUS – Seorang perawat di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang sedang hamil, meninggal dunia dengan penyakit penyerta atau komorbid setelah sempat menjalani perawatan karena terjangkit Covid-19. Direktur Utama Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Pujianto di Kudus, Senin (27/7), telah mengonfirmasi hal ini.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Yuliana Wara menambahkan, selain terjangkit Covid-19, almarhumah juga memiliki riwayat penyakit jantung. Ia mengakui sebelumnya almarhumah juga pernah terpapar virus corona pada 3 Mei 2020, sedangkan pada 14 Mei 2020 dinyatakan sembuh.
Akan tetapi, pada 24 Juli 2020 kembali terkonfirmasi positif Covid-19, namun pada 26 Juli 2020 meninggal dunia dengan kondisi hamil sekitar tujuh bulan. Ia mengungkapkan sejak muncul gejala, yang bersangkutan langsung menjalani rawat inap.
Selain tenaga kesehatan yang meninggal pada 26 Juli 2020, tercatat ada dua tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kedua tenaga kesehatan tersebut, hanya menjalani isolasi mandiri karena hanya bergejala ringan sehingga pelayanan di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus tetap normal.
Sementara, tenaga kesehatan lainnya yang memiliki kontak dengan almarhum saat kontak selalu memakai alat pelindung diri (APD) lengkap sesuai ketentuan zona rumah sakit. Hasil penelusuran kontak, suaminya juga menjalani pemeriksaan tes usap tenggorokan untuk memeriksa ada tidaknya virus corona.
“Sementara ini masih suspek, karena hasil tes usap tenggorokan belum keluar. Yang bersangkutan masih dirawat di Ruang Isolasi Khusus (RIK) untuk pasien Covid-19,” ujarnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kudus Andini Aridewi membenarkan bahwa ada salah satu tenaga kesehatan di RS Mardi Rahayu Kudus yang meninggal dunia akibat terpapar virus corona. Akan tetapi, kata dia, selain terkonfirmasi positif corona juga memiliki komorbid.
Selain tenaga kesehatan di RS Mardi Rahayu Kudus, sebelumnya juga ada satu tenaga kesehatan dari Puskesmas Undaan yang meninggal karena terpapar Covid-19.(*/D Tom)
TASIKMALAYA – Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Muslim Tasikmalaya (Al Mumtaz) menggelar aksi di halaman Bale Kota Tasikmalaya, Senin (27/7) siang. Massa beraksi menolak RUU HIP dan menuntut polisi segera memproses hukum Denny Siregar yang dinilai telah menghina santri dan pesantren di Kota Tasikmalaya.
Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, Ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani, mengatakan hingga saat ini belum ada kepastian dari pihak kepolisian terkait kasus Denny Siregar.
Menurut dia, seharusnya polisi melakukan gelar perkara pada pekan lalu, tetapi ditunda lantaran keterangan saksi belum lengkap.
“Kita kembali diminta mendatangkan orang tua santri, kita akan ikuti. Kalau tak ada juga tanda-tanda Denny Siregar diperiksa, kita umat Islam di Tasikmalaya akan menggelar aksi besar-besaran. Seluruh umat akan datang ke Tasikmalaya,” kata dia, Senin.
Menurut dia, seharusnya petugas kepolisian tak perlu memeriksa orang tua santri. Sebab, selama di pesantren, para santri diwalikan oleh pihak pesantren. Sementara para pengajar di pesantren, termasuk dirinya sendiri telah dimintai keterangan sebagai saksi.
“Tapi kita ikuti permintaan kepolisian,” ujar dia.
Ruslan mengatakan, para orang tua santrinya itu direncanakan datang pada beberapa hari ke depan ke Polresta Tasikmalaya. Bukan hanya sebagai saksi, para orang tua santri itu juga akan melapor karena melalui pernyataannya Denny Siregar juga menghina orang tua santri.
Ia menambahkan, sejak awal pelaporan kasus itu, sudah ada enam saksi yang diperiksa kepolisian, mulai dari pengajar, santri, dan lainnya. Ia berharap, kasus itu dapat segera ditindaklanjuti.
“Keinginan kita dia segera diproses. Karena dia sudah beberapa kali melakukan penghinaan kepada umat Islam. Di Tasikmalaya harus diproses,” kata dia.
Sebelumnya, massa yang tergabung dalam Forum Mujahid Tasikmalaya melakukan aksi pada Kamis (2/7). Aksi itu merupakan respons atas pernyataan Denny Siregar dalam status Facebook-nya pada 27 Juni 2020. Dalam status itu, ia menulis status berjudul “ADEK2KU CALON TERORIS YG ABANG SAYANG” dengan mengunggah santri yang memakai atribut tauhid.
Pernyataan Denny dalam status itu telah dilaporkan ke polisi pada Kamis (2/7). Terlapor diduga tanpa hak menyebarkan informasi untuk menimbulkan kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan SARA dan/atau penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Terlapor diduga melanggar Pasal 45A ayat 2 dan/atau Pasal 45 ayat 3, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.(*/Dang)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro