SRAGEN – Ratusan hektare sawah di di wilayah Sragen, Jawa Tengah, terdampak oleh keringnya sejumlah waduk pada musim kemarau Agustus 2020.
Beberapa waduk yang mengering itu di antaranya Waduk Gebyar di Desa Jambeyan, Sambirejo; Waduk Blimbing di Desa Blimbing, Sambirejo, dan Waduk Brambang di Kecamatan Kedawung, Sragen.
Waduk-waduk tersebut mengering karena tidak ada suplai air dari hulu sungai. Akibatnya ratusan hektare sawah yang ditanami padi terancam kekurangan air.
Waduk Gebyar
Kondisi Waduk Gebyar yang terletak di Dukuh Bayut, Jambeyan, Sragen sudah mengering sejak Juni lalu. Rumput menghijau tumbuh di dasar waduk. Warga menggembalakan kambingnya di dasar waduk itu. Bahkan sejumlah bocah bermain layang-layang sambil berlari di dasar waduk yang kering tersebut.
Mantri Waduk Gebyar, Nanang Ade Setyanto mengatakan kekeringan memaksa petani memanfaatkan sumur bor untuk mengairi sawah.
“Sekarang petani menggunakan sumur pantek atau sumur bor. Selain itu, petani juga masih memanfaatkan air dari sungai besar yang masih mengalir lumayan. Jumlah petani yang terdampak cukup banyak. Kalau dihitung dengan area petani yang memanfaatkan sumur bor, maka jumlahnya bisa ribuan hektare,” jelas Nanang sebagaimana dikutip dari Solopos.
Waduk Brambang
Mantri Waduk Brambang, Kedawung, Sragen, Gunawan, menyampaikan waduk yang dijaganya mengering sejak 1 Agustus lalu. Dia menjelaskan debit air dari Bendung Krikilan yang menyuplai air ke Waduk Brambang, kecil, rata-rata 75-100 liter per detik.
Gunawan menyampaikan, petani yang memanfaatkan air Waduk Brambang sangat terdampak. Namun ia tidak bisa memprediksi jadi tidaknya petani panen di tengah kekeringan seperti sekarang.
Waduk Blimbing
Waduk Blimbing yang sempat digunakan lomba memancing pada Juli lalu, sekarang sudah mengering. Kepala Desa Blimbing, Sambirejo, Margono, menyampaikan waduk mengeringnya belum lama. Dia mengatakan di wilayah Blimbing tidak mengalami dampak signifikan karena tidak ada lahan pertanian yang dialiri air dari waduk tersebut.
“Saya baru menjabat kades. Saya tidak bisa membandingkan kondisi waduk sekarang dengan kondisi di 2019,”tukasnya.(*/D Tom)
MAGETAN – Sejumlah warga Desa Panggung, Kabupaten Magetan, Jawa Timur menemukan tumpukan batu bata terstruktur diduga merupakan situs bersejarah yang memiliki nilai budaya tinggi.
Tumpukan batu bata berukuran hingga dua kali lipat dari bata biasa tersebut ditemukan oleh Agung Setiawan saat kerja bakti hendak menanam pohon pisang di kebun dekat punden yang ada di Desa Panggung, Kecamatan Barat.
“Saat itu kami sedang bekerja bakti hendak tanam pisang. Ketika menggali tanah sedalam setengah meter tiba-tiba mata cangkul mengenai batu batu ukuran besar yang tersusun. Diduga ini merupakan peninggalan sejarah,” ujar Agung, Sabtu (8/8/2020).
Para pemuda desa yang melakukan kerja bakti tersebut, selanjutnya bersama-sama menggali tanah di sekitar temuan tersebut. Hasilnya, mereka mendapati tumpukan batu bata ukuran besar yang terstruktur, mirip dengan bangunan fondasi gapura.
Ia menjelaskan temuan batu bata besar terstruktur yang diduga merupakan bangunan fondasi gapura tersebut memiliki tiga tumpukan.
“Bentuknya mirip gapura pada zaman dahulu. Atas temuan itu, kami langsung melapor ke kantor desa dan camat,” katanya.
Pemerhati temuan sejarah dan purbakala asal Magetan Toned Suwartono mengatakan lazimnya batu bata ukuran besar seperti itu digunakan untuk membangun bangunan pada zaman Kerajaan Mataram kuno atau Majapahit.
“Karena tidak ada tahun pembuatannya dan melihat dari bentuk batu bata yang besar, diperkirakan situs tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno atau Majapahit. Berusia antara 500 hingga 600 tahun yang lalu,” kata Toned.
Sementara, pihak Kecamatan Barat langsung menindaklanjuti temuan warganya tersebut dan sudah mengirimkan informasi ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP) Jawa Timur di Trowulan Mojokerto untuk meneliti dugaan temuan situs tersebut.
“Kami sudah mengabarkan temuan tersebut ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan. Tujuannya untuk melihat apakah temuan ini hanya tumpukan batu bata biasa atau batu bata terstruktur yang ada nilai sejarahnya,” ungkap Camat Barat Yok Sujarwadi.
Pihaknya membenarkan di Desa Panggung tersebut terdapat punden yang disebut oleh warga sekitar sebagai Punden Sentono. Selain temuan tersebut, tidak jauh dari lokasi punden, juga ada tumpukan batu yang diduga merupakan fondasi gapura yang terbengkalai. Warga diminta untuk merawatnya hingga tim ahli dari BPCP datang melihat.(*/Gio)
CIREBON – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bertambah 16 orang. Dengan begitu, jumlah total kasus kini menjadi 94 orang, dan rata-rata mereka tanpa menunjukkan gejala klinis.
“Ada tambahan kasus baru sebanyak 16 orang dari beberapa kecamatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni di Cirebon, Sabtu.
Enny mengatakan dari 16 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, 14 di antaranya tidak mengalami gejala klinis, seperti sesak nafas, batuk, suhu tubuh tinggi dan lainnya. Sementara dua orang lainnya, kata Enny, mengalami gejala klinis.
Keduanya saat ini dirawat serta diisolasi di rumah sakit. “Untuk 14 orang melakukan isolasi mandiri, karena memang tidak mengalami gejala klinis,” ujarnya.
Dengan adanya tambahan kasus 16 orang, maka saat ini Kabupaten Cirebon mencatat sudah ada 94 orang yang terpapar virus Corona jenis baru atau Covid-19.
Dari 94 itu, 40 orang sembuh, 49 isolasi mandiri serta di rawat di rumah sakit dan lima orang meninggal dunia. “Yang terpapar ini karena baru bepergian dari luar kota dan juga kontak erat dengan pasien lainnya,”tukasnya.(*/Dang)
TASIKMALAYA – Sejumlah wilayah di Kabupaten Tasikmalaya mulai mengalami kekeringan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, wilayah yang mulai mengalami kekeringan di antaranya Kecamatan Mangunreja, Sukaraja, Cineam, dan Karangjaya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, pihaknya telah menerima permintaan distribusi air bersih dari beberapa wilayah. Namun, belum seluruh wilayah dapat dilayani untuk pendistribusian air bersih.
“Kita juga sudah bergerak. Namun, karena keterbatasan alat, kita tak bisa melayani semua. Namun kita usahakan untuk layani permintaan,” kata dia saat dihubungi, Jumat (7/8).
Nuraedidin mengatakan, BPBD Kabupaten Tasikmalaya saat ini hanya memiliki satu mobil tangki. Karena itu, pendistribusian air bersih tak bisa dilakukan dengan maksimal. Kendati demikian, BPBD telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meminjam mobil tangki agar pendistribusian air bersih dapat lebih maksimal.
Ihwal solusi jangka panjang untuk mengatasi bencana kekeringan yang selalu terjadi setiap tahunnya, ia mengatakan, BPBD telah bekerja sama dengan instansi terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tasikmalaya, untuk membuat sumur bor di wilayah rawan kekeringan.
Namun, belum semua wilayah dapat dibuat sumur bor.
“Sebagian besar belum dibuat sumur bor. Karena itu, kita juga tetap melayani distribusi air meski dalam skala terbatas,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan keterangan kepolisian, wilayah Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya sudah sejak lama mengalami kekeringan. Kapolsek Cineam, Polresta Tasikmalaya, AKP Semiyono mengatakan, di wilayahnya kekeringan selalu terjadi sepanjang tahun. Wilayah yang terdampak kekeringan adalah Kampung Sukahurip di Desa Madiasaro dan Kampung Neglasari di Desa Cijulang.
“Di Cineam ini memang selalu kekeringan. Sudah dua tahun terakhir, ada titik yang kekurangan air bersih, jadi kami salurkan bantuan air. Jadi tidak ada hari tanpa mengirimkan air,” kata dia.
Dalam sehari, Polsek Cineam mendistribusikan sekira 2.000-3.000 liter air bersih. Kegiatan itu telah dilakukan rutin setiap hari sejak 2018. Hal itu dikarenakan di dua wilayah itu tidak terdapat sumber mata air atau umur.
Menurut dia, jika pihaknya tidak mendistribusikan air bersih, masyarakat harus membeli air bersih dengan harga Rp 3.000 per 30 liter air. “Bagi yang tidak mampu, mereka mencari ke lembah gunung berjalan kaki antara 1 kilometer untuk mengambil air,”ungkapnya.(*/Dang)
SEMARANG – Kota Tegal, Jawa Tengah yang menyandang status zona hijau sejak 4 Juli, mendadak ditemukan 26 kasus positif Covid-19. Padahal, sebelumnya disebut tanpa penambahan kasus positif, pasien dalam pengawasan (PDP), maupun orang dalam pemantauan (ODP).
Setelah Dinas Kesehatan Jawa Tengah turun langsung melakukan tes PCR terhadap ratusan warga, diketahui ada warga terkonfirmasi positif Covid-19. Dari tes yang dilakukan di Kota Tegal sejak 30 Juli hingga 5 Agustus 2020, tercatat sebanyak 26 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Jumlah tersebut ditemukan dari tes yang dilakukan terhadap sekitar 300 orang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun meminta Pemerintah Kota Tegal menggencarkan upaya pencegahan penularan Covid-19, termasuk melakukan tes usap berbasis pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) secara massal. Dia mengatakan, Dinas Kesehatan Jateng juga membantu melakukan tes PCR di berbagai daerah, antara lain di Banyumas, Wonosobo, Wonogiri, dan Jepara.
“Masih ada 200-an yang belum keluar hasilnya. Mudah-mudahan hari ini keluar dan tidak ada penambahan positif Covid-19 ĺagi. Adanya pandemi ini kita saling bantu, Pemprov akan membantu melakukan tes di daerah-daerah,” kata Ganjar, Jumat (7/8/2020).
Sementara berdasarkan laman https://corona.tegalkota.go.id/, per Jumat 7 Agustus 2020, kasus terkonfirmasi Covid-19 Warga Kota Tegal sebanyak 20 orang. Dari jumlah tersebut 15 pasien masih dirawat, 4 sembuh, dan 1 meninggal dunia.
Sedangkan untuk kasus terkonfirmasi Covid-19 yang bukan warga Kota Tegal sebanyak 23 orang. Di antaranya 14 pasien masih dirawat, 6 sembuh, dan 3 meninggal dunia.
“Kita sudah komunikasi dengan wali kota dan wakil wali kota, ayo Kota Tegal semuanya ditata kembali, waspada lagi, dikuatkan lagi Tim Gugus Tugas, sosialisasi lagi. Tes jangan berhenti dulu, kalau perlu tesnya ditambahi. Jangan sampai kemarin sudah bagus ternyata tiba-tiba ada kasus positif Covid-19 karena kita tidak ada tes secara intens,” ujar Ganjar.
Dia menambahkan, Pemprov Jateng siap membantu pelaksanaan tes massal. “Pemkot Tegal tidak sendirian. Pemprov Jateng siap membantu tes. Sampai hari ini, Wonogiri tesnya masih berjalan. Tadi malam Pak Sekdanya masih telefon saya minta bantuan VTM (Viral Transport Media) lagi. Maka akan segera kami kirim,” pungkasnya.(*/ D Tom)
KARAWANG – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyebutkan ada penambahan lima orang yang terkonfirmasi positif virus corona.
“Dengan demikian, jumlah pasien positif yang masih menjalani perawatan menjadi 39 orang,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana di Karawang, Kamis (6/8/2020).
Lima orang yang baru dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 masing-masing satu orang berasal dari Kecamatan Klari, Purwasari, dan Kecamatan Kota Baru, serta dua orang lainnya dari Kecamatan Cikampek.
Fitra mengatakan bahwa lima orang itu kini tengah menjalani perawatan sekaligus isolasi di rumah sakit. Sementara itu, pihak keluarga mereka sudah dilakukan tracing.
Untuk jumlah keseluruhan kasus positif COVID-19 di Karawang hingga kini mencapai 111 orang yang terdiri atas 71 orang dinyatakan sembuh, 39 orang masih dalam perawatan, dan seorang meninggal dunia.
Atas penambahan kasus positif COVID-19 di Karawang, Fitra mengimbau masyarakat tetap mewaspadai penyebaran virus corona.
Bentuk kewaspadaan itu, kata dia, di antaranya dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, seperti memakai masker saat keluar rumah, menghindari kerumunan atau jaga jarak, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. (*/Eln)
SURABAYA – Diurutkan berdasarkan jumlah kasus kematian akibat virus corona (Covid-19), Jawa Timur (Jatim) menjadi penyumbang terbanyak atau tertinggi dalam data di Indonesia per hari ini, Kamis (8/6/2020).
Tingkat kematian di Jatim tertinggi di Indonesia usai mencatatkan 1.799 orang meninggal dunia. Disusul DKI Jakarta dengan jumlah kasus meninggal akibat Covid-19, sebanyak 895 orang.
Terkait tingginya angka kematian di Jatim, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa angkat bicara. Menurut orang nomor satu di Jatim itu, tingkat kasus Covid-19 di Jatim cukup tinggi, maka jumlah kematian juga tinggi.
“Tolong beri penghormatan pada seluruh nakes (tenaga kesehatan) kita dengan memberikan layanan yang luar biasa. Sampeyan melihat bahwa kesembuhan di provinsi A berapa, provinsi B berapa, provinsi C berapa dan yang di Jawa Timur berapa,” ucapnya.
“Tolong itu juga dilihat sebagai bagian dari layanan para nakes dan rumah sakit serta relawan yang luar biasa,” tambahnya usai penyerahan Dana Bantuan Pembinaan Desa sadar Kerukunan Tahun Anggaran 2020 di Gedung Negara Grahadi, Kamis (6/8/2020).
Sebaliknya, Ketua Umum PP Muslimat NU itu meminta tingginya tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jatim juga dipublikasikan. Selama 11 hari berturut-turut, kata Khofifah, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Jatim tertinggi se-Indonesia.
“Jadi sampeyan kenapa tidak ambil angka kesembuhan, kok bisa sembuh sebegitu besarnya. Boleh ndak aku bilang kok bisa sembuh 16.000 lebih. Sampayen tak kasih datanya. Tolong juga dilihat bagaimana suksesnya nakes kita dengan kesembuhan kita di atas rata-rata nasional.
Jadi sebaiknya kita positif thinking. Kita terus berproses turunkan kematian,”ungkap Khofifah.(*/Gio)
PURWAKARTA – Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat tempat wsiata waduk jatiluhur sudah bisa di nikmati kembali bersama keluarga .General Manager Pariwisata PJT II Jatiluhur Dadan Hidayat menuturkan, saat ini kawasan wisata Jatiluhur bisa kembali dinikmati.
Sebab, pihaknya telah mengantongi izin dari pemerintah melalui Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 setempat.
“Penerapan protokol kesahatan, saat ini lebih ditekankan. Kami pun telah mendapat sertifikat dari Gugus Tugas Covid-19 dan sertifikat internasional terkait pelayanan,” tutur Dadan , Kamis (6/8/2020).
Dadan menjelaskan, sertifikat ini menjadi salah satu jaminan jika pelayanan pariwisata Jatiluhur telah memenuhi kriteria di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini. Sehingga, pengunjung tidak perlu khawatir terhadap pelayanan yang diberikan pihak pengelola di masa pandemi ini.
“Silakan berkunjung, selama menaati ketentuan protokol kesehatan. Misalnya wajib memakai masker, menjaga jarak dan selalu cuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas,” jelas dia.
Dadan pun menegaskan, pengunjung tidak perlu khawatir lagi kalau pun ingin bermalam di kawasan wisata Jatiluhur. Pihaknya menjamin, hotel dan bungalow di kawasan ini menjadi tempat istirahat yang aman dan nyaman. Karena, pihak pengelola mengintensifkan sterilisasi lokasi tersebut.
Salah satunya, dengan upaya penyemprotan disinfektan.
“Restoran kami juga menyajikan makanan dari kitchen and chef yang menerapkan protap Covid-19 sehingga dijamin higienis,” lanjut dia. (*/As)
TANGGAMUS – Sejumlah titik di ruas Jalan Lintas Barat (Jalinbar) ruas Kecamatan Semaka, Tanggamus, Lampung, tak bisa dilalui alias terputus karena terkena banjir dan material longsor.
Pantauan di lokasi, personel Satlantas dipimpin Kasat Lantas Iptu Rudi melakukan pengaturan dan imbauan kepada pengguna jalan supaya beralih ke jalan alternatif.
“Kami terjunkan personel gabungan untuk melakukan pengaturan dan imbauan serta membantu masyarakat membersihkan material longsor,” ujarnya.
Rudi mengimbau pengendara mobil kecil dan motor melewati jalan alternatif yaitu jalur Pekon Banjarsari, Kecamatan Wonosobo, hingga menembus ke Pekon Sedayu.
“Sedangkan untuk kendaraan besar diimbau untuk menunggu di kantong-kantong parkir, sampai jalan terbuka atau melewati jalan lintas sumatera lainnya,” tuturnya.
Untuk di ketahui terdapat satu titik di Jalinbar Simpang Pekon Sedayu yang terkena material krokos dan tanah, yang meluap dari tanggul. Resapan air juga menggenangi badan jalan tersebut, namun masih dapat dilalui kendaraan.
Selanjutnya, di Jalinbar Pekon Waykerap terdapat 5 titik yang terkena material krokos dan tanah. Timbunan material itu rata-rata setinggi 1 meter.(*/Kri)
TASIKMALAYA – Ratusan massa yang tergabung dalam Masyarakat Muslim Tasikmalaya melalukan aksi di sekitar Taman Kota Tasikmalaya, Rabu (5/8/2020).
Dalam aksi itu terdapat tiga tuntutan yang disampaikan massa, yaitu penjarakan Budi Djarot, batalkan RUU HIP, dan tangkap Denny Siregar.
Koordinator lapangan aksi itu, Wawan Rustiawan mengatakan, massa meminta polisi segera menindaklanjuti laporan terkait perusakan poster Habieb Rizieq Shihab oleh Budi Djarot dan kawanannya.
Sebab, menurut dia, tindakan Budi Djarot sudah sangat amoral.
“Kami paham kita di negara hukum, karena itu kita percayakan ke aparat kepolisian. Kita harap polisi bertindak cepat, jangan sampai kita yang bertindak sendiri,” kata dia Rabu.
Selain itu, massa aksi juga menyuarakan menolak RUU HIP. Terakhir, massa juga menuntut polisi cepat menuntaskan kasus Denny Siregar yang telah menghina santri dan pesantren di Tasikmalaya.
“Kalau aksi ini tidak didengar dan polisi tidak bergerak menangkap Budi Djarot cs tidak bisa, Denny Siregar tidak bisa, kita akan bertindak,” kata dia.
Berdasarkan pantauan Republika, terdapat ratusan orang yang mengikuti aksi itu. Aksi itu diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari organisasi masyarakat (ormas) Islam, pesantren, dan para simpatisan.
Aksi yang digelar pada pukul 13.00 WIB itu berjalan kondusif. Rencananya, massa aksi juga akan melakukan konvoi keliling Kota Tasikmalaya.(*/Dang)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro