BATANG – Warga di Kabupaten Batang memperingati HUT ke-53 Batang hari ini. Acara yang ditunggu warga Kabupaten Batang yakni kirab budaya sebagai ajang kreativitas warga.
Kirab budaya dimulai dari Jalan Veteran, Jalan A Yani, Jalan Gajah Mada, Jalan Brigjen Katamso dan Finis di Pendopo Kabupaten Batang. Tema yang diusung ‘Dengan Kirab Budaya Mari Kita Tingkatkan Persatuan dalam bingkai NKRI yang berwawasan Nusantara’.
Bupati Batang, Wihaji, mengatakan, kirab tahun ini berbeda dnegan kirab tahun-tahun sebeumnya. Pasalnya Tombak Abirawa sebagai simbol senjata kebesaran di Kabupaten Batang, turut dikirabkan.
“Tombak Abira selama ini di kirab hanya duplikatnya saja. Tapi kali ini tombak asli yang memiliki sejarah membabad berdirinya Kabupaten Batang turut kita kirabkan,” kata Wihaji, Senin (8/4/2019).
Tidak heran bila warga berduyun-duyun ingin langsung melihat penampakan asli senjata pusaka Kabupaten Batang yakni Tombak Abirawa.
Kirab hari jadi ke-53 Kabupaten Batang Jawa Tengah.Kirab hari jadi ke-53 Kabupaten Batang Jawa Tengah.
“Saya datang karena ingin melihat langsung tombak aslinya, sekalian melihat meriahnya pawai,” kata Nining salah satu warga yang penasaran menonton datangnya tombak pusaka Abirawa.
Selain memamerkan hasil kreasi aneka macam desain kostum yang unik, dalam kirab ini juga dikirabkan gunungan hasil bumi yang diperebutkan oleh warga saat di garis finish.
Sementara itu sebelum dilakukan kirab, dilakukan launching ‘Aplikasi Batang Spatial System’ dan ‘Batang Smart Region’.
“Di hari ulang tahun ini kado terindah Batang, dengan melaunching dua aplikasi tadi,” kata Wihaji. Kirab hari jadi ke-53 Kabupaten Batang Jawa Tengah.Kirab hari jadi ke-53 Kabupaten Batang Jawa Tengah.
Menurut Wihaji, dua aplikasi tersebut merupakan bagian dari memberikan layanan baru yang berbasis informasi teknologi.
Untuk aplikasi Batang smart region lebih pada sistem memberikan informasi seputar Kabupaten Batang yaitu pariwisata, kuliner, seni budaya serta layanan publik lainnya seperti rumah sakit bahwan bengkel motor, mobil sampai tambal ban.
“Orang Piknik di Batang akan lebih mudah melalui aplikasi Batang Smart Region, karen segala informasi tentang kuliner obyek wisata, bahkan bengkel pun ada,” kata Wihaji.
Sedangkan untuk Batang Spatial System merupakan sistem aplikasi tata ruang yang berbasis web dan android, yang bisa digunakan oleh masyarakat Batang dan masyarakat luar daerah Batang yang mau berinvestasi di Batang.(*/D Tom)
INDRAMAYU – Banjir akibat meluapnya Sungai Cimanuk di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (8/4/2019) pukul 16:20 WIB semakin bertambah parah. Bukan hanya merendam ratusan rumah warga tetapi juga sudah memutus jalur perhubungan darat, khususnya ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Indramayu Kota menuju Kecamatan Jatibarang.
Mengingat badan jalan sudah tergenang air setinggi 30 Cm hingga 40 Cm, Polantas Polres Indramayu menutup sementara ruas jalan kabupaten rute Indramayu Kota – Jatibarang. Pemutusan perhubungan darat ini dilakukan mengingat adanya potensi bahaya jika pengendara terpaksa melalui ruas jalan yang tengah dikepung banjir.
Satlantas Polres Indramayu melalui Ipda Pol Muh. Sana, Senin (8/4/2019) sore menyampaikan pesan kepada pengendara agar mengalihkan rute kendaraan dari Indramayu Kota – Kecamatan Jatibarang menuju ruas jalan lain yang dinilai aman dari bahaya banjir.
Ada dua rute jalan yang terbilang aman dilalui kendaraan dari Indramayu Kota menuju Kecamatan Jatibarang yaitu melalui Indramayu Kota – Lohbener – Widasari – Jatibarang dan melalui Indramayu Kota – Balongan – Tugu – Sliyeg – Jatibarang.
Ruas jalan Indramayu Kota – Jatibarang tergenang banjir di sejumlah titik di Desa Plumbon, Dukuh, Pekandangan dan sekitarnya. Air deras mengalir dari bibir tanggul Sungai Cimanuk menyeberangi ruas jalan Indramayu Kota – Jatibarang menuju ke arah timur yang posisinya lebih rendah.
Sejumlah pengendara sepeda motor sempat terpelanting jatuh saat nekad melintasi ruas jalan kabupaten yang diterjang arus deras Sungai Cimanuk. “Untuk menghindari kecelakaan berikutnya sebaiknya pengendara motor dan mobil menghindari ruas jalan Indramayu Kota – Jatibarang,” kata Aswan, 49 warga Desa Plumbon.
Mobil double kabin mengalami patah as kopel gardan akibat dipaksa menghindari jebatan lubang saat terperosok di lokasi banjir di Desa Plumbon, Kecamatan Indramayu. Posisi mobil warna hitam itu melintangi ruas jalan dan sulit ditarik karena situasi terjebak banjir.
Desa Plumbon dan Dukuh serta Desa Pekandangan merupakan titik rawan bencana banjir akibat luapan air Sungai Cimanuk. Hingga Senin (8/4/2019) pukul 16:20 WIB air deras masih terus mengalir menuju ke lokasi pemukiman warga, pekarangan dan sawah warga yang posisinya lebih rendah. (*/End)
BANJARNEGARA – Ratusan ribu benih ikan langka ditebar di aliran Sungai Serayu di Banjarnegara. Diharapkan, jenis ikan yang sudah nyaris punah ini bisa lestari dan berkembangbiak dengan baik.
Direktur Jendral (Dirjen) Perikanan dan Budidaya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan ,Slamet Subiakto mengatakan, jenis ikan yang ditebar di Sungai Serayu adalah ikan yang saat ini sudah jarang ditemui. Salah satunya adalah jenis Ikan Baung.
“Ada dua jenis benih ikan yang kami tebar di Sungai Serayu. Yakni ikan Baung dan Nilem. Saat ini, memang ikan-ikan tersebut sudah hampir punah,” ujarnya di tepi Sungai Serayu, Banjarnegara Minggu (7/4/2019).
Ia berharap, dengan menebar benih ikan ini bisa mengembalikan populasi ikan yang saat ini sudah langka. Apalagi, Sungai Serayu merupakan endemik ikan Baung dan Nilem.
“Kedepan, ikan-ikan ini akan menjadi sumber bagi masyarakat. Selain itu juga untuk menjaga kelestarian lingkungan,” harapnya.
Menurutnya, penangkapan ikan berlebihan dan kurangnya kepedulian terhadap sungai menjadi penyebab ikan yang selama ini endemik punah. Misalnya, membuang sampah di sungai sehingga ikan tidak bisa berkembang baik dengan baik.
Baca juga: Diisi 20 Ribu Bibit Ikan Nila, Ekosistem Kalimas Diharap Meningkat
“Kami sarankan ada Perda yang mengatur tentang menjaga kelestarian sungai. Di dalamnya jangan membuang sampah ke sungai, serta tidak boleh menangkap ikan berlebihan misalnya dengan menggunakan obat,” ujarnya.
Dalam menebar benih ikan, sedikitnya ada 690 ribu benih ikan langka. Sekda Banjarnegara Indarto merespon soal usulan Perda tersebut. Mengingat hingga saat ini belum ada Perda yang mengatur tentang pelestarian dan penangkapan ikan di sungai.
“Sebenarnya dulu sudah pernah kami bahas tetapi memang sampai sekarang belum ada Perda yang mengatur tentang pelestarian sungai. Ini menjadi usulan yang baik untuk menjaga kelestarian sungai,” ungkapnya.(*/D Tom)
GROBOGAN – Benda diduga stempel kuno berbahan emas murni ditemukan di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Diperkirakan stempel emas kuno itu peninggalan abad 14-15 Masehi.
Temuan emas kuno sebesart 8 gram ini telah diamankan pemerintah desa setempat di Rumah Fosil Banjarejo bersama temuan lain yang lebih dulu.
Kepala Desa Banjarejo Ahmad Taufik, Jumat (5/4/2019) kepada media lewat telepon menjelaskan, benda yang ditemukan itu jenisnya stempel dari bahan emas murni.
“Betul, stempel. Bukan berlapis emas. Tapi murni emas,” kata Taufik.
Menurutnya warga yang menemukan adalah Sutrisno (42), warga Dusun Medang, Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus pada hari Rabu (3/4/2019) lalu. Saat itu, Sutrisno tengah mencari emas di area persawahan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
“Ditemukan warga Medang (Dusun Medang, Banjarejo) di persawahan di area persawahan,” terang Taufik.
“Sengaja mencari emas di sawah. Pekerjaan sehari-hari selain bertani juga penambang emas kuno,” ujarnya.
Dengan kedalaman tanah yang jadi lokasi penemuan sekitar 1 meter. Benda kuno ini beratnya sekitar 8 gram. Dengan panjang serta tinggi sekitar 2 cm.
Benda mirip stempel di bagian bawah berbentuk persegi empat, dan di dalamnya ada pahatan kotak-kotak kecil berjumlah sekitar 16 kotak. Di bagian tengahnya terdapat satu kotak yang ukurannya lebih besar.
Sedangkan di bagian atasnya berbentuk lingkaran dan di bagian kanan dan kiri terdapat ukiran rapi.
Menurutnya, di wilayah desanya memang sering ditemukan emas kuno diperkirakan peninggalan abad 14-15 M.
Dengan ditemukannya benda berbahan emas itu, kata dia, berarti bertambah pula koleksi benda kuno bahan emas di Banjarejo. “Kalau jumlah sudah gak terhitung,” imbuhnya.
Di antaranya selain benda mirip stempel bahan emas, ada juga bunga yang juga berbahan emas. “Yang bunga berbahan emas, itu emasnya 18 karat,” ungkap Taufik.(*/Gio)
JAKARTA – Bandara baru di Yogyakarta atau BUBY masih dianggap belum layak. Ombudsman meminta pemerintah menunda pengoperasiannya yang semula akan diresmikan 7 April 2019.
Anggota Ombudsman, Alvin Lie menyebutkan pihaknya telah melakukan investigasi kesiapan penyelenggaraan pelayanan publik kebandaraan di Bandar Udara Baru Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta dan hasilnya dikeluarkan pada 28 Maret 2019.
“Pada surat laporan Ombudsman menilai bahwa Bandar Udara Baru Yogyakarta (BUBY) belum layak untuk dioperasikan 7 April 2019,” beber Alvin Lie.
Bila Bandara BUBY dipaksakan operasional 7 April 2019, berpotensi belum memenuhi standar pelayanan publik untuk penyelenggaraan bandar udara internasional.
Sambil menunggu kelayakan Ombudsman menyebutkan bisa menggunakan Bandar Udara Adisutjipto dahulu karena masih layak difungsikan hingga BUBY tuntas pembangunannya dan memenuhi berbagai persyaratan dan standar pelayanan publik.
Menurutnya ada 15 alasan Bandara BUBY Yogyakarta belum layak beroperasi sesuai observasi lapangan di dua lokasi yaitu Bandar Udara Baru Yogyakarta (BUBY) dan Jalan Wates-Purworejo yang merupakan akses utama dari Kota Yogyakarta menuju BUBY pada tanggal 20 Maret 2019.
Hasil investigasi ditemukan jalan akses tunggal menuju BUBY yaitu Jalan Purworejo-Yogyakarta dinilai sangat sempit.
Belum ada penanaman rumput di area BUBY. Rumput diperlukan agar pasir dan debu tidak bertebaran. Apabila debu dan pasir bertebaran dapat menyebabkan hazard.
Navigational Aids masih sangat basic, antara lain modular tower. VHF, recording masih sangat basic, VOR belum ada, approach lighting system sudah terpasang sebagian, VASI dan PAPI belum terlihat apakah sudah dipasang atau belum, dan Navigational Aids tersebut perlu diuji kehandalannya, jangan sampai terganggu pada saat pengoperasian.
Selain itu BMKG belum ada. Gedung terminal masih sangat basic, bahkan conveyor belt untuk bagasi belum ada, baik untuk departure maupun arrival.
Belum ada sistem pengelolaan limbah yang mapan. Akses keluar dan masuk gedung terminal saat ini masih melewati bagian depan yang masih ada pengerjaan konstruksi.
Fasiltas parkir motor dan mobil baik untuk penumpang, penjemput, dan pekerja bandara belum terlihat progres kesiapannya.
Belum terlihat fasilitas pendukung untuk pekerja bandara seperti food court dengan harga umum. Hal ini menyangkut pemenuhan hak pekerja. (*/D Tom)
MALANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan agar produksi sampah di wilayahnya dapat berkurang. Hal ini terutama pada tempat-tempat wisata unggulan di Kota Malang. Kota Malang dilaporkan memproduksi sampah sebanyak 500 ton per hari. Jumlah ini berasal dari 900-an ribu warganya yang tersebar di lima kecamatan.
Karena data tersebut, Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, mengaku sangat mengapresiasi keberadaan Pusat Daur Ulang (PDU).
PDU yang baru saja diresmikan di Sukun ini diharapkan dapat menjadi tempat edukasi warga setempat. Masyarakat menjadi tahu bagaimana memilah sampah yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, kata dia, Kota Malang juga memiliki target meraih Piala Adipura kembali pada 2019. “Syukur-syukur dapat (piala) Kencana. Ini tidak bisa bekerja sendiri, kita bersama pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama.
Oleh karenanya, peran kita semua sangat penting,” kata pria yang disapa Bung Edi ini saat meresmikan PDU di Sukun, Kota Malang, Kamis (4/4).
Bung Edi juga berharap, fasilitas hasil kerja sama dengan pemerintah pusat ini dapat terawat baik ke depannya. Kemudian juga mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Malang. Sebab, kebersihan dan keindahan di lokasi-lokasi wisata akan memengaruhi kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Menurut Bung Edi, Kota Malang mendapatkan kunjungan wisatawan sebanyak 7,2 juta per tahunnya. “Pasti akan bermanfat dan memiliki nilai tambah, apalagi kalau kota kita bersih dan indah. Kita juga sedang bahas tahun ini untuk merucutkan Malang heritage di Kajoetangan yang sangat melegenda itu,” pungkasnya.(*/Gio)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajukan tujuh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ke pemerintah pusat. Saat ini ketujuh KEK tersebut sedang direvisi oleh lintas kementerian.
Ketujuh kawasan tersebut yakni KEK Cikidang (Sukabumi), KEK Pangandaran, KEK Jatigede (Sumedang), KEK Walini (Bandung Barat), KEK Patimban (Subang), KEK Cirebon, dan KEK Kertajati (Majalengka).
Namun dari tujuh yang diusulkan, untuk saat ini baru KEK Cikidang dan Pangandaran yang paling prospektif. Sedangkan yang paling terdepan progresnya, yakni KEK Cikidang. Sehingga Emil, sapaan akrab Gubernur, memprioritaskan KEK Cikidang agar segera disetujui pemerintah pusat.
“Saya janjikan tahun ini Jabar punya KEK. Yang pertama mungkin KEK Cikidang (Sukabumi) dulu karena sudah ada dua industri di situ, pariwisata dan pendidikan tinggi. Dan untuk Pangandaran ada sektor pariwisata dan kemaritiman,” ujar Kamil usai forum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 di Kota Bandung,(2/4/2019).
Menurut Kamil, salah satu syarat berdirinya KEK adalah tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor seperti tapi harus ada sektor lain. Sebagai contoh, Pemprov saat ini sedang mengajukan KEK Pangandaran dengan porsi pengembangan pariwisata, sektor industri teknologi kemaritiman, dan sektor lain.
“Kalau Pangandaran kan kemaritiman. Maka 80 persennya pariwisata dan sisanya industri teknologi kemaritiman. Ini kalau jadi, mungkin ada pertanian atau tambahan lainnya,” ungkapnya.
Meski begitu, kata Kamil, pariwisata akan menjadi lokomotif pengembangan tujuh KEK tersebut. “Visinya sudah jelas dari sisi ekonomi lokomotifnya adalah pariwisata. Mudah-mudahan gol dulu yang Pangandaran atau Sukabumi (Cikidang), nanti mengakselerasi yang lain,” kata Kamil.
Dengan kehadiran KEK ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi Jabar dapat melesat lebih cepat dari yang direncanakan. “Kalau ini terjadi saya yakin pertumbuhan ekonomi yang sekarang 5,6 persen bisa jauh lebih cepat. Karena investasi datang, membelanjakan modal kemudian membutuhkan lapangan kerja yang luar biasa,” tambah Kamil.
Kamil berharap, usulan KEK tersebut berjalan lancar seiring dengan upaya Pemprov Jabar bekerja sama dengan pemkab/pemkot untuk mengikis tantangan utama yakni ketimpangan dan kemiskinan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, berjanji akan mengawal langsung pembangunan KEK di Jawa Barat dengan pariwisata sebagai lokomotifnya. Menurutnya, Jawa Barat memiliki potensi wisata luar biasa. “Saya janji akan kawal sendiri. Saya sangat ingin Jawa Barat mempunyai Kawasan Ekonomi Khusus. Karena saya sangat yakin provinsi pariwisata itu sebenarnya Jawa Barat,” sebut Arief. (*/Hend)
SURABAYA – Gempa bumi di Sumenep, Madura, yang terjadi pada Selasa (2/4/2019) ternyata getarannya juga dirasakan hingga Banyuwangi dan Denpasar.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan guncangan gempa dirasakan di Pulau Sapudi dalam skala intensitas III-IV MMI, Situbondo dalam skala intensitas II-III MMI, Banyuwangi, Denpasar dan Singaraja II MMI.
Belum diketahui perihal korban jiwa serta kerusakan yang diakibatkan, namun BMKG juga menyatakan gempa di Sumenep tidak berpotensi tsunami.
Sebelumnya BMKG menjelaskan gempa berada di koordinat 7.22 Lintang Selatan (LS) dan 114.56 Bujur Timur (BT) berada di 83 kilometer arah tenggara Kota Sumenep dengan kedalaman 5 kilometer.
Gempa diperkirakan terjadi akibat aktivitas sesar aktif dan merupakan jenis gempa bumi dangkal. Hasil analisis menunjukkan gempa bumi dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar naik. (*/Gio)
BANDUNG – Saat ini bencana banjir sudah merata disetiap wilayah dan daerah disebabkan tidak tertata nya resapan air yang dihulu .
Warga yang tinggal di Kelurahan Pasir Endah, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, berbondong-bondong menyelamatkan diri dari terjangan banjir di wilayahnya.
Bahkan para warga juga membantu menyelamatkan puluhan siswa-siswi sekolah dasar yang dikepung terjangan banjir. Situasi ini terlihat dari sebuah video yang beredar di media sosial Twitter yang diunggah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Video yang berdurasi 24 detik itu memperlihatkan para warga membantun para siswa melewati pagar sekolah yang tingginya sekitar 200-250 sentimeter.
Sebelumnya, banjir bandang menerjang warga yang tinggal di Kelurahan Pasir Endah, Kecamatan Ujung Berung.
Petugas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana tengah menutup akses air yang masuk ke sekitar SDN Aji Tunggal yang berada di Jl Sukup Baru RT 07/06.
Petugas telah menurunkan 1 unit Rescue dan 1 unit Komando serta 1 unit motoris. Petugas juga sedang melakukan assessmen terkait penanganan banjir di lokasi.(*/Hend)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mencanangkan gerakan 100 Embung Juara untuk menjamin ketersediaan air bersih di Jawa Barat.
Gerakan ini meliputi normalisasi, peningkatan kapasitas, serta pengamanan mata air 100 situ yang ada di enam wilayah sungai Jawa Barat. “Kami mencanangkan mulai sekarang yang namanya air di Jawa Barat sebisa mungkin multifungsi. Jadi air tidak hanya untuk fungsi dasar tapi ada fungsi lainnya sesuai kewajarannya,” ujar Emil, sapaan akrab Gubernur dalam peringatan Hari Air Sedunia tingkat Jawa Barat di Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, (29/3/2019).
Dikatakan, dengan gerakan 100 Embung Juara ini, kebutuhan air di Jabar diupayakan bisa terpenuhi. Tidak saja bagi masyarakat untuk kepentingan mandi cuci kakus, tapi juga kepentingan industri, pariwisata, perikanan, dan kebudayaan.
“Ada bidang air yang bisa jadi sumber ekonomi, kemudian mana bidang air yang bisa jadi sumber tempat terjadinya sebuah peristiwa kebudayaan,” ujar Emil.
Emil juga mendorong pemerintah kota/kabupaten memaksimalkan fungsi waduk dan pantai yang sudah ada di daerah masing-masing, misalnya untuk olahraga air (water sport) dan gelar budaya.
“Kita juga sudah mencanangkan bahwa ekonomi Jawa Barat yang paling luar biasa adalah pariwisata. Karena keindahannya, Jawa Barat sangat punya potensi menjadi provinsi pariwisata terbaik. Di tahun 2019 kami sedang menyiapkan revitalisasi, agar visi multifungsi tadi menjadi kenyataan,” jelas mantan Politisi Gerindra ini.
Emil menyebutkan, sejumlah bidang air yang akan tersentuh revitalisasi dan penataan oleh Pemprov Jabar di antaranya, Waduk Darma di Kabupaten Kuningan, Situ Ciburuy (Kabupaten Bandung Barat), Situ Rawa Kalong (Kota Depok), Kalimalang (Kota Bekasi), dan Break Water di Kabupaten Pangandaran.
Di sektor waduk, kata Emil, Pemprov Jabar mendukung program strategis pemerintah pusat yang akan menghadirkan tujuh bendungan di Jawa Barat. Setelah Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang selesai, memnurutnya pemerintah pusat merencanakan membangun Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor, Bendungan Sukamahi (Kabupaten Bogor), Bendungan Sadawarna (Subang dan Sumedang), Bendungan Kuningan (Kuningan), Bendungan Cipanas (Sumedang), Bendungan Leuwikeris (Ciamis dan Tasikmalaya), dan Bendungan Matenggeng di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Puncak peringatan Hari Air Sedunia ke-27 tingkat Pemprov Jabar ini, bertemakan Leaving No One Behind. Maknanya, semua harus mendapatkan akses air bersih. Gubernur menyatakan komitmennya untuk berupaya menghadirkan jaminan air bersih sebagai hak setiap warga Jabar.
“Di acara puncak peringatan Hari Air Sedunia tahun 2019, kami berkomitmen menjadikan air minum, air bersih, dan sanitasi sebagai hak dasar rakyat. Bahasa Inggrisnya ‘Leaving No One Behind’, jadi tidak boleh satu warga pun, baik di Kuningan dan di Jawa Barat tertinggal terhadap akses air,” katanya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air Jabar, Lina Amin mengingatkan, air sebagai hak dasar tiap warga merupakan syarat mutlak pembangunan berkelanjutan. Peringatan Hari Air Sedunia di Kabupaten Kuningan diharapkan dapat menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah, dan swasta untuk peduli air sebagai penopang kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro