BANDUNG – Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar memperketat sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019. Langkah tersebut untuk mengantisipasi kecurangan, khususnya syarat administrasi.
Kadisdik Jabar Dewi Sartika mengaku sudah berkomitmen dengan SMA di Jabar tidak melakukan praktik kecurangan dalam pelaksanaan PPDB tahun ini. Pihak sekolah harus lebih teliti dalam syarat-syarat PPDB.
“Sertifikasi misal, mereka yang mengikuti jalur prestasi yang non-akademik ini kita melakukan uji kompetensi lagi. Misalnya dia Hafiz Alquran ini di tes kembali, basket juga,” kata Dewi kepada wartawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (23/4/2019).
Selain itu, pihaknya juga mengantisipasi kecurangan dalam sistem zonasi. Pihaknya menggandeng Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk melakukan verifikasi di lapangan.
“Disdukcapil ini melihat ada satu dan beberapa yang alamat di Bandung KK-nya (kartu keluarganya) sampai bertumpuk di sana, maka besok akan mulai ke lapangan,” jelas dia.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan lebih memperketat persyaratan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Nantinya ada yang melakukan pengecekan di lapangan mengenai kebenaran status keluarga siswa tersebut.
“SKTM juga menjadi perhatian kita setiap tahunnya,” ucap dia.
Sebelumnya, PPDB tahun ini mengacu Permendikbud No 51 tahun 2018. PPDB harus menerapkan 90 persen zonasi, 5 persen prestasi dan 5 persen perpindahan.
“Ada 774 ribu lulusan SMP yang akan mengikuti PPDB. Tapi kuota kita 34 persen (SMA negeri), sisanya ke swasta,” ujar Dewi.(*/Hend)
BOGOR – Ujian Nasional Berbasis Komputerisasi (UNBK) tingkat SMP dimulai hari ini, Senin (22/04). Kadis Pendidikan Kota Bogor Fachrudin berharap semua siswa mendapat nilai bagus.
Nantinya ada empat mata pelajaran yang akan diujikan, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan IPA/IPS.
Kepal Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fachrudin mengungkapkan ada 14.735 siswa/siswi yang mengikuti ujian nasional berbasis komputerisasi (UNBK).
“Ada tiga shit, shif pertama dimulia dari jam 7.30-9.30, shift kedua kedua 10.30-12.30, dan yang terkahir 13.30-15.30,” katanya kepada Pojokbogor.com.
Fachrudin mengharapakan dalam UNBK tahun ini para siswa-siswi bisa mendapatkan nilai yang bagus.
Tak hanya itu, Fachrudin mengharapkan juga agar para siswa-siswi agar mempersiapkan diri untuk melanjutkan sekolah yg lebih tinggi. Jangan ada yg tidak melanjutkan sekolah
“Untuk semua siswa selamat mengikuti UNBK, semoga belajarnya bagus dan nilainya juga bagus,”tandasnya.(*/DP Alam)
PALEMBANG – Jemaah haji yang sehat dan bugar akan lebih mudah menjalankan rukun dan wajib haji.
Kondisi tersebut bisa diperoleh setiap jemaah haji apabila telah menjaga kesehatannya jauh hari sebelum keberangkatan ke tanah suci. Pesan ini yang selalu disampaikan pemerintah kepada jemaah haji Indonesia.
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan menggelar pengukuran kebugaran dan pembinaan kesehatan kepada 200 jemaah haji asal Palembang di Kambang Iwak Family Park Kota Palembang, Sumatera Selatan, seperti yang dikutip dari siaran pers,(20/04/2019).
Dalam kegiatan ini, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Dr. dr. Eka Jusup Singka, M.Sc, menyampaikan bahwa ibadah haji tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan sebab ibadah haji adalah ibadah fisik.
Untuk itu, dirinya meminta jemaah haji yang mempunyai masalah dengan kesehatan atau keterbatasan harus berkonsultasi dengan petugas, sehingga ada hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak dilakukan oleh jemaah haji.
“Pembinaan kesehatan dilaksanakan untuk memperkuat kondisi kesehatan jemaah haji pasca pemeriksaan kesehatan dan pengukuran kebugaran,” terang Eka.
Kegiatan tersebut dilaksanakan mengingat penyelenggaraan ibadah haji tidak lepas dari upaya pembinaan dan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh jemaah haji yang dilakukan melalui beberapa tahapan.
Mulai sejak mendaftarkan diri berhaji hingga menjelang masa keberangkatan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr. Letizia Sanif, M.Kes, menyampaikan kegiatan pembinaan kesehatan dan pengukuran kebugaran perlu terus dilakukan agar status kesehatan jemaah haji dapat dijaga dan ditingkatkan.
Ia juga mengingatkan agar obat yang biasa dikonsumsi oleh jemaah haji, dipersilakan dibawa sesuai dengan kebutuhan selama menjalankan ibadah haji.
Pelaksanaan pembinaan kesehatan ini sesuai dengan ketentuan dalam Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istitaah Kesehatan Jemaah Haji.
Dalam permenkes tersebut diatur bagaimana pola pembinaan kesehatan kepada jemaah haji.
“Semua jemaah haji wajib diperiksa kesehatannya. Setelah diperiksa maka akan dilakukan pembinaan oleh petugas kesehatan,” kata Eka.
Salah satu pola pembinaan kesehatan adalah dengan melakukan penyuluhan kesehatan, latihan kebugaran dan pemeriksaan darah, termasuk pemeriksaan atau tes cepat kejiwaan bagi jemaah haji.
“Semuanya dijadikan satu paket kegiatan pembinaan kesehatan jemaah haji,” tambahnya.(*/Gint)
DEPOK – Sekitar 27.320 siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri, swasta dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Kota Depok siap mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) mulai tanggal 22, 23 dan 24 April 2019.
“Jumlah total 27.320 siswa terdiri dari 26 SMP Negeri dan 185 SMP swasta sebanyak 21.543 siswa dan 5.777siswa berasal dari 73 MTs, ” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok M. Thamrin, Minggu (21/4).
Mata pelajaran yang akan di uji yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Ada beberapa sekolah yang terpaksa harus menumpang ke sekolah lain karena sarana dan prasarana komputer belum mencukupi, ” ujarnya.
Kesiapan juga dilakukan untuk Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) tingkat sekolah dasar (SD) yang mencapai sekitar 28.108 orang siswa dari jumlah SD Negeri 262 unit dan 165 SD Swasta.
“Termasuk sekitar 6.040 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang mencapai 139 unit sekolah MI di Kota Depok, ” imbuh M. Thamrin yang berharap kegiatan dapat berjalan lancar tanpa hambatan karena pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak PLN untuk mengantisipasi terjadinya padamnya aliran listrik saat pelaksanaan UNBK dan UNBS. (*/Indr)
JAKARTA – Batuk pilek bukan karena anak kehujanan dan tidak sepenuhnya karena perubahan cuaca yang terjadi.
Menurut Kepala pusat krisis kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Achmad Yurianto, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut terjadi pada anak. Salah satunya adalah ada perubahan iklim dari kelembabab udara.
“Kalau mulai musim kering itu debu, mau tidak mau perubahan cukup tinggi itu pasti akan menurunkan daya tahan tubuh, dan kita tahu daya tahan tubuh anak – anak itu paling rendah,” kata Achmad Yurianto saat ditemui di acara temu media di Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, (18/04/2019).
Dia menambahkan, pada saat daya tahan tubuh rendah segala macam penyakit mudah masuk. Misalnya, Batuk dan pilek itu bukan berarti ISPA. Dia menjelaskan, batuk dan pilek yang terjadi pada anak bisa terjadi karena virus.
“Bukan karena adanya perubahan cuaca saja, dengan biasa tidur di dalam terus di luar juga bisa terserang penyakit, itu sama kaya itu,” tambahnya. (*/Indr)
JAKARTA – Terkait perubahan cuaca ekstrim, panas ke hujan yang tidak menentu yang pertama terkait dengan vektor, yaitu nyamuk.
Menurut Kepala pusat krisis kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Achmad Yurianto, ketika musim tertentu terlebih saat cuaca sedang dalam kelebaban lebih dari 75 persen, maka nyamuk banyak berkembang biak.
“Tadi jelas pada musim tertentu, nyamuk jadi banyak dan sebagainya. Kemudian akan membawa beberapa penyakit yang akan muncul seperti malaria, DBD, chikungunya,”kata Achmad Yurianto saat acara temu media di Kemenkes RI, Jakarta, Kamis, (18/04/2019).
Selanjutnya, terkait dengan kualitas air, begitu kemudian pasokan air bersih jadi berkurang, akses mendapatkan air bersih jadi agak sulit, sehingga dengan kekurangan air yang berkualitas, biasanya akan timbul tih masalah diare, pencernaan.
“Tren musim pancaroba ini diare jadi naik. atau diawal musim hujan,” tambahnya.
Kemudian perubahan iklim juga keterkaitan dengan musim buah. Melihat di indonesia terdapat musim buah yang sangat beragam.
“Ketika musim buah, mentang – mentang lagi banyak-banyaknya, biasanya orang konsumsi berlebih tanpa disadari. Makan menggunakan tangan tanpa cuci tangan, ini juga akan menimbulkan penyakit,” ujarnya.(*/Nia)
BOGOR – Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, selalu berupaya semakin meningkatkan penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya.
Upaya ini diwujudkan dalam bentuk pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada jemaah haji agar memenuhi kriteria istitaah sehingga mampu melaksanakan ibadah haji dalam kondisi sehat.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc, mengutarakan bahwa Kemenkes memiliki visi untuk mengoptimalkan penyelenggaraan haji. Pencapaian visi ini perlu kolaborasi erat dengan Kementerian Agama.
“Ibadah dan kesehatan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ini yang kita inginkan. Jika dipisahkan maka tidak bisa jalan ibadahnya,” terang Eka disela-sela Workshop Tim Promotif Preventif Tahun 2019 di Sentul, Jawa Barat, seperti yang dikutip dari siaran pers, Senin, (15/04/2019).
Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Agama sejak tahun 2018 melakukan rekrutmen tenaga P3JH (Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji) yang anggotanya adalah para dokter.
Menanggapi kebijakan ini, Kapuskeshaji sangat mendukung upaya Kemenag dalam hal pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan tersebut.
“Saya menyambut baik, mudah-mudahan bisa direkrut lebih banyak lagi. Saya kira kita dukung banyak tenaga kesehatan yang direkrut Kemenag. Artinya mereka memiliki komitmen yang baik untuk bidang kesehatan,” kata Eka.
Dalam penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi, P3JH ini akan bekerja sama dengan Tim Gerak Cepat (TGC) dan juga Tim Promotif Preventif (TPP) yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan.
Khusus untuk TPP, diharapkan dapat proaktif menjalin kerja sama erat dengan tim pembimbing ibadah haji (TPIH, TPIHI) dan perangkat kelompok terbang (Karom, Karu) di tiap kloter.
Sehingga dalam pelaksanaan tugasnya, khususnya saat memberikan penyuluhan, maka jemaah haji akan mendapat dua macam informasi yang lengkap, aspek ibadah maupun kesehatan. Kolaborasi ini harus bekerja maksimal untuk menjangkau 507 kloter.
TPP diperkuat oleh 22 orang tenaga kesehatan yang terdiri atas 5 dokter umum, 1 dokter spesialis, 4 orang Ners/perawat, dan kesehatan masyarakat sebanyak 12 orang. TPP menjadi bagian dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan tahun 2019 yang direkrut Kemenkes sejak Januari 2019.
PPIH 2019 terbagi menjadi Tim Gerak Cepat (TGC), Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR), Tim Promotif Preventif (TPP) dan Tim Kesehatan Lainnya (TKL).(*/Fuz)
JAKARTA- Ada banyak kelebihan ketika menggunakan teknik Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA) untuk mengatasi sendi lutut yang rusak.
Untuk menghindari pemotongan bagian sendi lutut yang masih sehat, para peneliti menemukan suatu teknik baru yang disebut Unicompartmental Knee Arthroplasty (UKA) atau operasi penggantian sendi lutut secara sebagian.
Dengan tidak memotong sendi yang masih sehat, pergerakan lutut pasien akan terasa lebih alami dan mempunyai kemampuan menekuk lutut lebih luas bahkan untuk bersila, jongkok, dan melakukan olahraga low-impact.
Studi terhadap UKA menunjukkan bahwa hasil ketahanan implan mencapai 96 persen pada 1.000 pasien dalam 10 tahun, 94 persen pada 15 tahun, dan 91 persen dalam 20 tahun.
“Teknik ini memiliki banyak kelebihan karena hanya sebagian sendi lutut yang dibuang maka luka operasi menjadi lebih kecil. Pada teknik ini hanya 25 persen permukaan sendi yang dibuang dengan pendarahan operasi yang lebih sedikit sehingga luka operasi lebih cepat sembuh. Pasien yang telah menjalani operasi UKA juga menyatakan bahwa keluhan nyeri pasca operasi lebih ringan,” kata Dr.dr. Franky Hartono, Sp.OT (K) selaku Kepala Divisi Hip, Knee, and Geriatric Trauma (HKGT) Orthopaedic Center Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat, (12/04/2019).
Tindakan ini cocok untuk para penderita osteoartritis dengan gangguan di bagian tengah lutut yang masih ingin bergerak aktif dan melakukan kegiatan produktif sehari-hari.
Didukung oleh konsultan-konsultan Hip and Knee Adult Reconstruction dan tim multidisiplin yang berpengalaman di bidangnya, HKGT Siloam Hospitals Kebon Jeruk berkomitmen untuk terus membantu pasien-pasien agar dapat bebas beraktivitas. Sejak berdiri di 2015, tim HKGT sudah melayani lebih dari 23.655 pasien dan melakukan operasi lebih dari 1.500 pasien.(*/El)
BOGOR – SMAN 1 Ciampea Kabupaten Bogor mengadakan lomba paskibraka atau lomba baris-berbaris tinggkat SMP-SMA se-Jabodetabek. Ada 36 sekolah yang mengikuti perlombaan itu.
Kepala Sekolah SMAN 1 Ciampea, Suryana mengatakan perlombaan ini untuk mempromosikan SMAN 1 Ciampea dalam rangka penerimaan siswa baru yang akan dimulai dalam waktu dekat ini.
Selain itu tujuan dari perlombaan ini adalah untuk merayakan pekan kreativitas siswa. Dimana pada kemarin itu telah berlangsung dari mulai pentas seni, kemudian edufair yang dikuti oleh perguruan tinggi yang ada di Bogor.
“Untuk awal pelaksanaannya kita sudah mulai dari bulan Februari hingga akhir april ini,” ucapnya. Suryana mengungkapkan kegiatan ini bukan yang terakhir ada beberapa kegiatan lainnya.
“Untuk kegiatan terakhir kita adakan pertandingan basket rencananya pertandingan tersebut akan dimulai pada minggu-minggu ini,” ucapnya.
Sementara itu, Ranto Sinaga Suvervisior Bintang Toedjoe mengatakan Kehadiran Komix diacara ini sebagai sponsor utama untuk mendukung lomba paskibra tingkat SMP-SMA se-jabodetabek yang berlangsung di SMAN 1 Ciampea Bogor.
“Karena acara paskibra ini sangat positif karena bisa membangun kreativitas anak-anak muda, anak-anak sekolah,” ungkapnya. Dalam kegiatan paskibra, Ranto mengatakan, pihaknya juga menyediakan produk drink melainkan berupa tablet.
“Tujuannya untuk membantu rencana pemerintah mengurangi sampah plastik,” tandasnya.(*/Nia)
JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta segera membentuk satuan tugas khusus mencegah adanya kekerasan di sekolah. Satgas tersebut dibentuk di tiap sekolah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, satuan tugas terdiri dari unsur siswa, orang tua, tokoh pendidikan atau masyarakat, guru, dan pemerintah.
“Gugus itu berperan mendeteksi kekerasan di kalangan anak-anak sebelum memuncak menjadi peristiwa yang besar. Sehingga masalah kekerasan di sekolah itu diselesaikan sebagai masalah pendidikan,” kata Anies, Kamis (11/4).
Anies mengatakan, pihaknya tengah menyusun aturan tentang pembentukan satuan tugas tersebut. “Pergub tentang pembentukan gugus pencegahan kekerasan di sekolah sedang disusun,” katanya.
Anies menjelaskan, saat menjadi menteri pendidikan, pihaknya sudah membuat aturan tersebut. “Sebetulnya sudah ada peraturan menteri yang terkait dengan itu. Kalau tidak salah Peraturan Menteri Nomor 82 tahun 2015,” katanya.
Peraturan menteri tersebut mengatur bahwa setiap sekolah harus memiliki gugus pencegahan kekerasan. Gugus pencegahan kekerasan ini juga harus dimiliki setiap kota/kabupaten.
“Jadi setiap kota harus punya, ada peraturannya. Kemudian di tingkat sekolah juga ada. Anda bisa lihat, saya yang tanda tangan kok saya yang bikin aturannya,” kata Anies
Dengan adanya gugus itu, dapat mencegah masalah kekerasan anak-anak diabaikan atau justru dibawa ke ranah kepolisian sebagai tindak pidana.
Gugus pencegahan kekerasan di tingkat kota melakukan kontrol ke sekolah-sekolah terkait kekerasan yang telah terjadi maupun yang berpotensi terjadi.
“Di tingkat kota, mereka harus mengontrol tiap enam bulan sekali semua sekolah, sehingga bisa dicegah sebelum ada peristiwa.”(*/Joh)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro