JAKARTA - Terkait perubahan cuaca ekstrim, panas ke hujan yang tidak menentu yang pertama terkait dengan vektor, yaitu nyamuk.
Menurut Kepala pusat krisis kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Achmad Yurianto, ketika musim tertentu terlebih saat cuaca sedang dalam kelebaban lebih dari 75 persen, maka nyamuk banyak berkembang biak.
"Tadi jelas pada musim tertentu, nyamuk jadi banyak dan sebagainya. Kemudian akan membawa beberapa penyakit yang akan muncul seperti malaria, DBD, chikungunya,"kata Achmad Yurianto saat acara temu media di Kemenkes RI, Jakarta, Kamis, (18/04/2019).
Selanjutnya, terkait dengan kualitas air, begitu kemudian pasokan air bersih jadi berkurang, akses mendapatkan air bersih jadi agak sulit, sehingga dengan kekurangan air yang berkualitas, biasanya akan timbul tih masalah diare, pencernaan.
"Tren musim pancaroba ini diare jadi naik. atau diawal musim hujan," tambahnya.
Kemudian perubahan iklim juga keterkaitan dengan musim buah. Melihat di indonesia terdapat musim buah yang sangat beragam.
"Ketika musim buah, mentang - mentang lagi banyak-banyaknya, biasanya orang konsumsi berlebih tanpa disadari. Makan menggunakan tangan tanpa cuci tangan, ini juga akan menimbulkan penyakit," ujarnya.(*/Nia)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro