CIKARANG - Revitalisasi SMPN 01 Muaragembong tak kunjung terealisasi. Padahal, sekolah yang sejumlah kelasnya hancur itu dijanjikan akan mulai diperbaiki pada Maret 2019 lalu.
“Ya memang belum juga diperbaiki, enggak tahu penyebabnya apa. Tapi dicek mah sudah,” kata Bagian Sarana Prasana SMPN 01 Muara Gembong, Juju, Minggu 7 April 2019.
SMPN 01 Muaragembong sempat ditinjau secara mendadak oleh Presiden Joko Widodo saat kunjungannya ke Muaragembong, Rabu, 30 Januari 2019 lalu. Sekolah ditinjau setelah para guru nekat memberhentikan pasukan pengaman presiden serta sekretariat kepresidenan agar sekolah mereka turut dikunjungi.
Saat meninjau, Jokowi mengaku prihatin dengan kondisi sekolah, kemudian memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljo untuk segera memperbaiki sekolah. Pada kesempatan tersebut, Basuki mengatakan sekolah harus direvitalisasi secara keseluruhan dan akan dimulai pada Maret 2019. Namun sampai, memasuki April, revitalisasi sekolah tak kunjung terealisasi.
ATAP serta pilar penyangga ruang kelas Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Muaragembong tampak rusak parah, Kamis 4 April 2019. Sekolah ini sempat dikunjungi Presiden Joko Widodo dan dijanjikan mulai direvitalisasi Maret. Namun hingga kini, rencana tersebut tak kunjung terealisasi.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sedikitnya terdapat sepuluh ruang kelas yang hancur dan tidak bisa lagi digunakan. Bahkan ruang kelas yang sempat dimasuki Jokowi kini telah rubuh.
”Ya memang kondisi ruang kelas sebagai sarana prasana proses kegiatan belajar-mengajar sudah kurang layak. Sebab sudah lama juga pembangunannya, sehingga dimakan usia dan perlu ada perbaikan. Kelas yang waktu didatangi Pak Presiden itu awalnya masih berdiri bangunannya, sekarang sudah ambruk jadi enggak bisa dipakai,” kata Juju.
ATAP serta pilar penyangga ruang kelas Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Muaragembong tampak rusak parah, Kamis 4 April 2019. Sekolah ini sempat dikunjungi Presiden Joko Widodo dan dijanjikan mulai direvitalisasi Maret. Namun hingga kini, rencana tersebut tak kunjung terealisasi.
Kepala SMPN 01 Muaragembong, Imbar Jumena Kemal Pasha menjelaskan, sekolah sebenarnya memiliki cukup peminat. Terbukti ada 657 siswa yang bersekolah, terdiri dari kelas VII sampai IX. Setiap kelas terdiri atas enam rombongan belajar. Hanya, karena keterbatasan ruang kelas, tiap rombel terpaksa berbagi ruangan.
“Jumlah ruang kelas di sekolah sebenarnya ada 19. Namun lantaran ada 10 ruang kelas yang rusak dan tak bisa dimanfaatkan, maka pihak sekolah membagi waktu belajar,” kata dia. Diketahui pula bahwa sejak 2010 tidak ada lagi program perbaikan untuk sekolah ini. Padahal permohonan sudah diajukan setiap tahun.(*/Eln)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro