PEKALONGAN – Kebutuhan pokok mulai naik menjelang Ramadhan di beberapa pasar tradisional sepanjang Pantura Jawa Tengah. Seperti di Pasar Pagi Tegal, Pasar Taman Pemalang, Pasar Wiradesa, dan Pasar Grogolan, Pekalongan.
Harga beras kualitas medium naik antara Rp500 hingga Rp1.000 per kg. Adapun, harga daging ayam ras sebelumnya Rp28 ribu per kg menjadi Rp32 ribu per kg. Kemudian daging sapi sebelumnya Rp90 ribu per kg menjadi Rp100 ribu per kg. Telur ayam yang semula Rp18 ribu per kg menjadi Rp22 ribu per kg.
“Harga beras medium seperti C4, IR 36, sebelumnya Rp8.300 hingga Rp8.500 per kg kini naik menjadi Rp8.600 hingga Rp9.500 per kg,” kata Widyawati, pedagang beras di Pasar Wiradesa.
Dalam menghadapi fluktuasi harga pangan, Pemerintah Kota Pekalongan menyiapkan anggaran subsidi untuk pasar murah sebesar Rp367 juta untuk mengadakan pasar murah di 47 lokasi pada 27 keluarahan.
“Kita akan gelar pasar murah sebagai strategi menstabilkan harga atau paling tidak mampu membantu warga miskin saat menjelaskan puasa Ramadan,” kata Kabag Perekonomian Kota Pekalongan, Setyo Susilo.(*Bag)
BOGOR – Visi Dan Misi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Dan Perdagangan Sesuai dengan Visi Kabupaten Bogor yang tercantum di dalam Rancangan RPJMD kabupaten Bogor tahun 2013-2018 adalah ” Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia”. Dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bogor dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Bogor menetapkan Visi “Terwujudnya Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor Termaju Dalam Pelayanan untuk Meningkatkan Daya Saing Dengan Mengutamakan Kualitas dan Kuantitas”
“ Visi ini dimaksudkan mewujudkan pengembangan dan penumbuhan usaha dibidang Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan yang berdaya saing, terutama melalui peningkatan kualitas sumber daya manusianya sehingga Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor menjadi terunggul di Indonesia” kata azzhahir.
Sedangkan misi Dinas ada 7 misi yaitu yang pertama “Meningkatkan Profesionalisme Aparatur yang didukung dengan peningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)” kedua “Meningkatkan kelembagaan Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan” ketiga “Meningkatkan kualitas SDM pelaku usaha Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan” keempat “Meningkatkan produktivitas usaha Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan” kelima “Meningkatkan permodalan usaha Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan” keenam “Meningkatkan perdagangan Dalam Dan Luar Negeri” dan ketujuh “Meningkatkan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan perlindungan konsumen” lanjut azzhahir.
Tak hanya itu menurut Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan tersebut Dinas Koperasi juga mempunyai Strategi dalam mencapai tujuan sasaran dari visi misi tersebut yaitu yang pertama Memberdayakan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, kedua Memberdayakan Industri Kecil dan Menengah dan ketiga Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Perdagangan.
Untuk strategi yang pertama yakni, memberdayakan memberdayakan Koperasi dan usaha mikro,kecil dan menengah, kami memiliki arah kebijakan yang menekan pada tiga hal yaitu peningkatan kemampuuan ekonomi masyarakat melalui peningkatan Koperasi dan UKM yang mandiri dan profesional jelas Azzhahir.
Kemudian yang kedua, lanjut Azzhahir peningkatan daya saing Koperasi dan usaha mikro,kecil dan menengah, (UKM) yang mandiri dan Profesional jelas Azzhahir.
Selanjutnya arah kebijakan pelaksanaan strategi kedua yakni memberdayakan industri kecil dan menengah ditetapkan pada tiga hal juga yaitu, pertama, peningkaatan Fasilitas dan dukungan bagi pengutan usaha industri rumah tangga kecil dan menengah, Yang kedua peningkatan kompetensi dan penguatan kewirausahaan, pengembangan kemitraan perekonomian daerah ,Dan yang ketiga yakni, peningkatan daya saing industri kecil dan menengah serta pemamfaatan sistim dan jaringan distribusi barang untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Sedangkan arah kebijakan untuk strategi yang ketiga yakni,meningkatan kualitas perdagangan kami juga meprioritaskan pada tiga hal, kata Azzhahir.
Ketiga arah kebijakan itu, kata Azzhahir, pertama pengembangan jaringan perdagangan yang menjamin lancaranya distribusi barang dan jasa serta persaingan yang sehat dan perlindungan konsumen. Yang kedua meningkatkan kemudahan pelayanan bagi eksportir, dan yang ketiga pengembangan perdagangan yang mampu mendorong distribusi barang dan jasa ,serta pengembagan produk-produk unggulan lokal yang mampu menigkatan kesejahteraan pelaku usaha serta masyarakat.
Untuk mewujudkan pencapaian kinerja dan arah kebijakan dan strategi itu,pada tahun 2015 ini Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor telah menyiapkan 15 program, 124 kegiatan, dibidang Usaha Kecil Mikro dan Koperasi yaitu :
1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Selanjutnya dibidang Perdagangan antara lain :
1. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
2. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
3. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
dan dibidang industri adalah :
4. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
5. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
6. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
7. Program Penataan Struktur Industri
Sedangkan untuk program pendukung yaitu :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
jelas Azzhahir pada kesempatan tersebut.
Dibidang Usaha Kecil Menengah ( UKM ) Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain : (1) kegiatan Pelatihan Diversifikasi Usaha Bagi UMKM Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 60 UKM, dari 12 Kecamatan : Sukaraja, Kemang, Cibuingbulang, Bojonggede, Parung, Leuwi Liang, Jonggol, Cariu, Gunung Putri, Citeureup, Gunung Sindur dan Tenjo hasilnya adalah Meningkatnya pemahaman tentang proses produksi, (2) kegiatan Sosialisasi dan Penerapan Kebijakan UMKM dengan jumlah peserta 300 UMKM, (3) kegiatan Peningkatan Kemitraan Investasi UMKM Dengan Dunia Usaha dengan peserta sebanyak 100 UMKM, (4) Peningkatan Kemampuan UMKM Dalam Penyusunan Kelayakan Usaha dengan jumlah peserta sebanyak 60 UMKM, (5) Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro Kecil Menengah hasilnya dari kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut hasilnya adalah bertambahnya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta bertambahnya jaringan usaha, pangsa pasar jelas azzhahir.
Di bidang Koperasi kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu ( 1) Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang atau 20 Koperasi, ( 2 ) Bimbingan Teknis Administrasi Organisasi Koperasi dengan peserta sebanyak 50 Koperasi atau 50 orang pengurus koperasi, (3) Pelatihan Akuntansi Koperasi peserta pada kegiatan ini sebanyak 40 orang atau 40 Koperasi, (4) Pelatihan Kader Pembina Koperasi dengan jumlah peserta sebanyak 25 Kader Pembina Kecamatan. Hasil dari kegiatan tersebut adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan para pengurus koperasi.
Pada bidang perdagangan terdapat 3 (tiga ) program yaitu (1) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, (2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor (3) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain yaitu : ( 1) Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Internasional dan SKA (Surat Keterangan Asal) Barang Ekspor dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang calon eksportir Kabupaten (2) Bogor Pelatihan Bagaimana Memulai Ekspor Untuk UKM dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang selanjutnya kegiatan Pameran Inacraft di Jakarta, Kegiatan Sosialisasi Peraturan di Bidang Cukai dalam bentuk pembuatan leflet hasil dari kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut adalah meningkatnya pemahaman, wawasan para pelaku usaha maupun komsumen demikian menurut Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan H. Azzhahir, MM.
Selanjutnya Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan mengungkapkan bahwa Di Bidang Perindustrian pada Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor terdapat 4 ( program ) program yaitu : ( 1 ) Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi dengan 1 Kegiatan ( 2 ) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dengan 12 kegiatan kemudian ( 3 ) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri dan dengan jumlah kegiatan sebanyak 9 kegiatan dan terakhir ( 4 ) Program Penataan Struktur Industri dengan 1 kegitan.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain : (1) Pelatihan AMT (Achievement Motivation Training) IKM Kulit, (2) Peningkatan Mutu dan Desain Kemasan Industri Kecil Agro, (3) Kegiatan Pengembangan IKM Jasa Elektronik dan IKM Mesin, (4) Pelatihan GKM (Gugus Kendali Mutu) Komoditi Konveksi (5) Sosialisasi dan Proses Pendampingan HAKI Komoditas Unggulan (6) Sosialisasi dan Proses Pendampingan SNI Mainan Anak (7) Pelatihan GMP (8) Pelatihan GKM (Gugus Kendali Mutu) IKM Kulit (9) Workshop Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Pengembangan Ragam Makanan Khas Jawa Barat di Bandung, hasil dari kegiatan tersebut adalah meningkatnya pengetahuan, keterampilan, pemahaman, Bertambahnya jumlah produk yang memiliki HAKI dan SNI, Meningkatnya pengetahuan pelaku IKM dalam penerapan Gugus Kendali Mutu, Bertambahnya pengetahuan pelaku usaha IKM pangan dalam Penerapan sistem mutu Pangan dan Meningkatnya wawasan pelaku usaha industri tentang cerifikasi TKDN.
Azzhahir berharap dari beberapa program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 ini diharapkan hasilnya adalah adanya peningkatan-peningkatan pelaku usaha Industri Kecil Menengah dari sektor kualitas produk, kuantitas, Sumber Daya Manusia, Kelembagaan, Kewirausahaan, akses permodalan yang pada akhirnya adalah menikatnya kesejahteraan UMKM Kabupaten Bogor.(Ad)
BOGOR – Masyarakat di Wilayah TPA Galuga , Kini sudah dapat menikmati layanan air bersih dan sehat, karena Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor telah membangun jaringan air bersih yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Bogor untuk melayani masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga Kecamatan Cibungbulang.
Hingga saat ini jaringan perpipaan air bersih telah mencakup 3 Desa yaitu Desa Cijujung,
Desa Dukuh dan Desa Galuga walaupun belum seluruh masyarakat ketiga desa tersebut menikmati pelayanan air bersih namun pengguna air bersih melalui jaringan perpipaan air bersih ini meningkat secara signifikan, hingga saat ini masyarakat yang menerima pelayanan telah mencapai 500 Rumah yang terdiridari 3 Tahap, Tahap 1 yang dilaksanakan pada Tahun anggaran 2014 sejumlah 200 Rumah, Tahap kedua pada tahun anggaran 2014 150 Rumah dan Tahap ketiga tahun anggaran 2015 sejumlah 150 Rumah.
Program Sambungan Rumah ini merupakan bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mengentaskan daearah Rawan Air Bersih, menurut Kadis DKP H.M Subaweh masyarakat di wilayah kecamatan Cibungbulang yang terdapat di dekat wilayah TPA Galuga menjadi prioritas awal , karena wilayah tersebut masyarakatnya sebagian besar berpenghasilan dari bisnis/ usaha yang berbahan Sampah, hal ini yang menjadikan wilayah tersebut perlu bantuan / subsidiuntuk akses air bersih yang sehat, karena dilihat tingkat ekonomi masyarakat di daerah TPA tersebut yang masih berpenghasilan Rendah ( MBR).
Hal senada juga disampaikan oleh Kabid SL – DKP Drs. AryaBhakti Pemerintah kabupaten Bogor Sangat mengharapkan wilayah Kab Bogor terbebas dari Sanitasi buruk. Oleh karena itu melalui program ini DKP dan PDAM bekerja keras untuk mewujudkannya, sehingga melalui program air bersih masyarakat di Kabupaten Bogor pada umumnya dan diwilayah TPA galuga Pada Khususnya dapat hidup sesuai dengan standart sehat.
Adapun komentar dari Saepudin warga Desa Cijujung Kec Cibungbulang Kab Bogor dengan adanya subsidi bantuan pemasangan air bersih dari DKP dan PDAM kerumah – rumah warga yang tidak mampu di wilayah desa Cijujung sangat membantu masyarakat yang dulunya susah untuk mendapatkan air bersih bahkan harus membeli air ketukang air keliling.
Sekarang sudah tidak repot lagi karena air sudah mengalir langsung kerumah, sehingga masyarakat sudah tidak kesusahan air bersih lagi.(Ad)
JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan target swasembada pangan 2017 tidaklah mudah karena sejumlah kendala masih ditemukan dilapangan.
Hal tersebut dikatakan Amran saat membuka acara Musyawarah Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2015 dengan tema Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pertanian untuk Pencapaian Swasembada Pangan, Daya Saing Pertanian dan Kesejahteraan Petani.
Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta termasuk kepala dinas pertanian dari 125 kabupaten se-Indonesia.
“Upaya Khusus (UPSUS) Padi, Jagung dan Kedelai (PAJALE) masih menjumpai banyak persoalan lapangan,” kata Amran di Auditorium Gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (3/6).
Kendala tersebut antara lain banyaknya irigasi yang bermasalah, keterlambatan pembagian dan distribusi pupuk hingga masalah teknis lainnya.
“Irigasi bermasalah, pupuk terlambat, alsintan (alat mesin pertanian), dan lainnya,” terangnya.
Meski demikian, Amran mengakui ada sedikit peningkatan terutama dalam pencapaian target tanam dan produksi hingga penambahan lahan pertanian. Amran meminta hal ini terus dilanjutkan salah satunya adalah peningkatan indeks pertanaman (IP) dan produktivitas padi sebesar 7-9 ton/hektar. Hal itu dilakukan agar target swasembada pangan bisa direalisasikan tahun 2017 mendatang.
“Dampak UPSUS sudah terasa, Oktober-Maret ada peningkatan luas tanam. Penyaluran pupuk bertambah 265 ribu ton, sudah saya cek. Lalu ada penambahan 400-500 ribu hektar luas tanam baru. Ini capaian tertinggi sepanjang sejarah. Banyak orang yang sangsi. Tapi ini betul terbukti Oktober-Maret ada kenaikan tambah tanam,” jelasnya.(*Ind)
JAKARTA – Perum Bulog yakin stok beras yang berada di gudang Bulog saat ini aman untuk kebutuhan 5 bulan ke depan. Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Lely Pelitasari Soebekty mengatakan, Bulog tetap akatif menyerap beras dari petani setiap hari Bulog mampu menyerap petani sampai 25 ribu ton atau perbulannya bisa mencapai 500 ribu ton.
“Saya nggak boleh ngomong kalau angka, tapi sampai hari ini 1 juta 56 ribu ton. Saat ini aman untuk 5 bulan ke depan, Insya Allah aman,” kata Lely Pelitasari Soebekty, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (23/5).
“Eskalasi harga di petani tinggi sekali, di pasar kemudian lebih tinggi lagi, karena kan harga dari Bulog itu acuan bagi seluruh pelaku perberasan. Tugas kami lakukan penyerapan dan kemudian kita kasih laporan ke pemerintah, sekarang tinggal pemerintah yang buat kebijakan. Artinya yang HPP ditentukan Bolog tidak efektif,” lanjutnya.
Lely juga mengatakan bila beras yang ada di gudang Bulog sekarang bebas dari jenis beras plastik. Pihaknya juga terus melakukan pengawasan agar beras plastik tidak masuk ke gudang Bulog dan tercampur dengan beras lainnya.
“Kualitas kita ada standar, tentu sesuai HPP-nya. Ada pedomannya sampai pas keluar, dicek kualitas dan kuantitasnya dan kita ada monitoring seminggu sekali. Tidaklah dengan yang kami lakukan (pengawasan), kami Bulog menjamin beras yang ada di gudang kami beras asli seberas-berasnya,” pungkasnya.(*Ind)
BOGOR – Beredarnya beras plastik yang isunya sedang ramai membuat menteri perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melakukan blusukan ke pasar-pasar. Bersama 2 menteri lain, yaitu Menteri Pertanian Amran Sulaiman serta Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga blusukan ke Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Gobel bertanya soal beras plastik yang isunya sedang ramai.
Ada 2 pedagang beras yang ditanya oleh Gobel soal beras plastik tersebut. Namun pedagang menjawab tidak ada beras plastik yang dijual.
“Ada beras plastik?” kata Gobel kepada seorang pedagang beras, Rabu (20/5).
“Kemarin saya dengar soal itu, tapi tidak ada yang ke sini,” kata pedagang tersebut.
“Jangan diterima kalau ada yang menawarkan,” lanjut Gobel.
Sebelumnya, Gobel mengatakan, pihaknya sedang melakukan pengujian di laboratorium terhadap dugaan beras plastik yang ditemui di Bekasi.
Tidak hanya itu, Kemendag juga menggandeng beberapa pihak terkait, seperti Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dan Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM). Kemendag dalam waktu dekat juga akan mengeluarkan aturan, terkait pengetatan peredaran beras dan produk bahan pokok lainnya di dalam negeri.
Gobel menjelaskan, nantinya dalam aturan itu perusahaan wajib mendaftarkan produk serta merek barang sebagai bagian dari tata niaga barang. Selama ini, aturan Kemendag hanya mengatur kewajiban pencatatan pada distributor.(*Ind)
JAKARTA – Pemerintah melalui Perum Bulog tak akan mengimpor beras. Berdasarkan data lapangan, produksi beras di dalam negeri cukup sehingga tahun ini tak perlu ada pengadaan beras dari luar.
“Enggak akan ada impor. Karena Pak Mentan (Menteri Pertanian) berikan keyakinan bahwa suplai beras cukup bagus. Jadi kita enggak akan pernah impor beras impor,” kata Rachmat Gobel kepada wartawan di Jakarta, kemarin.
Sementara itu, Mentan Amran Sulaiman mengaku optimistis produksi beras bisa tinggi, sehingga target perubahan pengadaan beras dari 2,7 juta ton menjadi 4 juta ton oleh Perum Bulog bisa tercapai.
Amran optimistis karena tahun ini ada tambahan musim tanam pada Oktober-Maret. Pada 2015 diperkirakan luas areal tanam padi meningkat dari 8,1 juta hektar menjadi 8,7-8,8 juta hektar.
“Kami dari kementan (kementerian pertanian) membentuk tim khusus, upaya khusus namanya ke bawah. Alhamdulillah ada tambahan 700.000 hektar,” katanya.
Selain itu, Amran mengatakan seluas luas areaal tanam yang meningkat, faktor bantuan alat mesin pertanian (alsintan) ke petani juga akan mendorong peningkatan produksi padi tahun ini. Saat ini sudah ada pendistribusian 30.000 unit termasuk traktor.
“Ini saya kira nanti aset April-September yang 30.000 ini sudah bisa dirasakan masyarakat,” terangnya.
Ia optimistis adanya perbaikan di sisi lahan dan bantuan alsintan, termasuk bibit, pupuk, dan irigasi yang baik, maka produksi padi/beras tahun ini akan meningkat cukup signifikan.
“Meningkat, ada yang 5% ada juga 10%,” pungkasnya.(*Ind)
BOGOR – Begitu pentingnya persediaan air untuk menunjang kehidupan yang di pngaruhi oleh pemanasan global bila tidak segera
ditanggal maka persediaan air akan segera menipis dan sumber air menjadi langka .Sebab itu diminta untuk semua pihak agar
menjaga kelestarian sumber mata air di tempat masing masing.
Salah satu perusahaan daerah sangat peduli dalam melestarikan sumber mata air PDAM Tirta Kahuripan selalu mengadakan acara
untuk peduli air seperti penanaman pohon dan pembuatan lobang biopori .
Kepedulian ini sudah lama dlakukan karena menyangkut halayak hidup manusia , dan ini sebagai bentuk kepeduliaan yang perlu
dilestarikan dibawah Direktur Utama H. Hadi Mulya Asmad MM.
PDAM Tirta Kahuripan Mengajak Masyarakat Untuk Menjaga Kelestarian Sumber Air Di Wilayah Kabupaten Bogor
Terjadinya permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan akan adanya air bersih banyak terjadi di Indonesia.
Penggunaan air yang sangat berlebihan serta kurangnya lahan resapan menjadi penyebab utama menurunnya kualitas dan kuantitas
sumber daya air, terutama pada masyarakat Kabupaten Bogor.
Diikuti dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat maka ketersediaan air akan semakin menipis.
Penanaman pohon dan pembuatan lubang biopori merupakan beberapa cara yang dapat diupayakan untuk mengatasi permasalahan
penurunan kualitas dan kuantitas air.
Peringatan hari air dunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret kembali mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya air sebagai
sumber kehidupan dan faktor penting dalam pembangunan yang berkelanjutan, maka dari itu menjaga kelestarian air merupakan hal
yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh masyarakat.
Penanaman pohon dan pembuatan lubang biopori juga merupakan beberapa cara yang dapat diupayakan untuk melestarikan air.
Dalam kesempatan ini, Direktur Utama PDAM Tirta Kahuripan H. Hadi Mulya Asmat, SH., MM., berpesan, “Marilah kita gunakan air
secara bijak dan merubah pola hidup melalui pelestarian air agar anak cucu kita masih menikmati sejuknya air bersih,”
tandasnya .(Far)
BANDUNG – Operasi pasar dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung di kantor Kecamatan Ujung Berung untuk menstabilkan harga beras yang mulai naik sejak beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Bandung Elly Wasliah menuturkan, Bulog Sub Divre Bandung menyediakan sebanyak 6 ton beras dalam operasi pasar ini. Beras jenis medium ini dijual dengan harga Rp7.400 per kg.
“Harga beras medium di pasaran sudah bergerak dengan harga Rp9.500 sampai Rp10.000 per kg. Jadi untuk menstabilkan harga beras yang mulai merangkak naik, Pemerintah Kota Bandung bersama Bulog melakukan operasi pasar beras,” kata Elly di Kantor Kecamatan Ujung Berung, Rabu (25/2).
Menurutnya, warga yang ingin mendapatkan beras dengan harga Rp7.400 ini cukup menunjukan KTP kepada petugas. Untuk jumlahnya dibatasi masksimal per keluarga sebanyak 15 kg.
“Jadi, masyarakat cukup memperlihatkan KTP Kota Bandung. Nanti akan langsung dilayani petugas dengan maksimal 15 kg. Kalau mau 5 kg pun boleh, 10 kg boleh. Tetapi maksimal 15 kg,” terangnya.
Dalam OP kali ini, kata Elly, antusisme masyarakat cukup besar. Hal ini terlihat dari membludaknya warga yang mengantre untuk membeli beras.
“Sejak pukul 08.00 WIB dibuka, banyak masyarakat yang sudah ngantre. Baru dua jam dibuka sudah 200 lebih warga yang ke sini,” katanya.
Setelah di Ujung Berung, pihaknya akan kembali menggelar operasi pasar selama empat hari berturut turut di tempat yang berbeda. Pada Kamis rencananya operasi pasar akan digelar di pasar Cihaurgeulis. Kemudian Jumat di Pasar Andir, Sabtu di Pasar Kiaracondong dan Minggu di Pasar Sederhana.
Pihak Bulog akan tetap menyediakan 6 ton untuk masing masing pasar.
“Jadi kami informasikan juga kepada masyarakat yang ingin membeli beras dengan harga Rp7.400 per kg kami tunggu,” kata dia.
Elly menambahkan, setelah menggelar operasi pasar, pihaknya akan melakukan evaluasi. Jika antusisame masyarakat membludak, tak menutup kemungkiman akan kembali meminta Bulog untuk menggelar operasi pasar gelombang kedua.
“Tidak menutup kemungkinan Pemkot Bandung akan mengajukan permohonan kepada Bulog Sub divre Bandung untuk melakukan operasi pasar gelombang kedua. Tetapi akan kita lihat dulu selama lima hari ini bagaimana respon masyarakat,” pungkasnya.(*Nana)
JAKARTA – Menteri Perindustrian Saleh Husin mengaku akan membahas rencana kenaikan tarif cukai untuk industri berbasis tembakau yang ditetapkan pemerintah sebesar 27 persen pada 2015.
“Sementara masih akan dibahas, itu baru disampaikan ke teman-teman Dirjen, baru membahas. Kalau ke saya belum,” papar Saleh di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan.
Menurut Saleh, target peningkatan cukai yang nantinya ditetapkan oleh pemerintah jangan sampai menjadi beban bagi industri rokok di dalam negeri. Lantaran, industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.
“Tentu kami berpikir agar jangan sampai para pekerja yang cukup banyak di industri itu kehilangan pekerjaan. Jadi itu pemikiran kami,” tambah.
Dia juga belum bisa memastikan apakah target tersebut masih bisa diturunkan lagi atau tidak. Namun yang jelas tugas dari Kemenperin adalah memastikan industri di dalam negeri tetap bertumbuh. “(Kemungkinan untuk turun) Itu masih dibahas dulu,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pemerintah akan menaikkan target penerimaan cukai dari industri berbasis tembakau dari Rp 116,28 triliun dalam APBN 2014 menjadi Rp 141,7 triliun.
Dengan target pendapatan dari cukai rokok tersebut, industri otomatis harus membayar cukai 27 persen lebih besar dibandingkan realisasi cukai tahun lalu.(cok)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro