BLITAR – Foto telanjang seorang PNS wanita di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, beredar luas di jejaring sosial Facebook. PNS berinisial RDS itu merupakan pegawai Pemkab Blitar.
Saat ditemui wartawan di kantornya, RDS mengaku akun jejaring sosial tersebut bukan miliknya meski mengatasnamakan dirinya. Bahkan dia mengaku diperas oleh pemilik akun itu dan meminta sejumlah uang tebusan.
Foto semi telanjang RDS pertama di-upload ke jejaring sosial Facebook pada 12 Februari 2016. RDS beralasan, foto-foto itu adalah dirinya dan tersimpan di handphone miliknya yang telah digadaikan pada sebuah KSP di Kota Blitar.
Namun saat akan ditebus, ternyata handphone miliknya sudah dilelang oleh KPS tersebut hingga akhirnya foto-foto itu bisa tersebar di jejaring sosial Facebook.
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Dhanang Yudanto mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait kasus foto semi telanjang PNS Blitar itu. Pihaknya juga akan segera meminta keterangan korban.
RDS sendiri berharap, aparat kepolisian segera membongkar kasus tersebut untuk mengetahui siapa pengunggah foto semi telanjang dirinya di jejaring sosial Facebook.(*Boy)
SUKABUMI – Kerusakan dua jembatan milik Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) di Kota dan Kabupaten Sukabumi, (9/2) sangat dicemaskan warga. Tidak hanya berlubang, tetapi sebagan besar aspal badan jalan kini terkelupas.
Kendati jembatan masih bisa dilalui berbagai jenis kendaraan, tapi kerusakan jalan sangat mengganggu aktivitas warga. Terutama para wisatawan lokal dan mancanegara.
Kerusakan yang dipicu akibat dilindas kendaraan berat bermuatan pasir dan barang kini sangat mengancaman keselamatan jiwa para pengguna kenadaraan roda dua dan empat. Seperti kerusakan jembatan Sukaraja di Desa Pasir Halang, Kecamata Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Padahal jembatan tersebut diperbaiki sebulan yang lalu.
“Kerusakan jembatan yang berada di wilayah kota dan kabupaten Sukabumi semakin parah. Padahal jembatan baru beberapa bulan diperbaiki pemerintah pusat. Kerusakan jembatan sangat berbahaya ambruk bila tidak segera diperbaiki karena sudah mengalami retakan dan penurunan,” kata salah seorang warga Rambay, Kecamatan Cisaat, Hasan Puad, (9/2).
Kerusakan serupa kini terjadi pada jembatan Cisuda di Kampung Herempoy, di Kelurahan Subanjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Jembatan yang padat dilalui kendaraan roda dua dan empat dikhawatiran ambruk. Apalagi retakan badan jembatan semakin meluas hinggga memanjang menembus bahu kanan jembatan. ”Sudah puluhan kendaraan roda dua terperosok hingga menimbulkan korban luka-luka,” tuturnya.
Hasan Puad mengatakan, warga dibuat ragu saat melintasi jembatan seiring kerusakan semakin parah. Kerusakan jembatan nasional tidak hanya berlubang menyebar di seluruh badan jembatan, tetapi sebagian besar badan jembatan mengalami retakan.
Warga mendesak agar Kemem PU di Jakarta segera memperbaiki jembatan itu. Apalagi tidak hanya retakan dengan lebar tiga sentimeter memanjang hingga pondasi jembatan. Tapi badan jembatan nasional itu, mengalami penurunan hingga kisaran 5 Cm.
Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Sukabumi Kota, Diki Budiman membenarkan kerusakan kembali membayang-bayangi jembatan dan ruas jalan nasional. Kerusakan tidak hanya berdampak terjadi antrean cukup panjang. Tapi kerusakannya, dikhawatirkan dapat menimbulkan korban jiwa. Apalagi lubang berdiameter 30 cm hingga 40 cm di beberapa titik badan jalan dan jembatan sangat berpotensi terjadi kecelakaan lalu lintas. ”Kerusakan jembatan dan jalan sangat berpotensi laka lantas,” katanya.
Didampingi Kasat Lantas Polres Sukabumi Kota, Karyaman, Diki Budiman mengatakan telah berulang kali mengirimkan surat ke Kemen PU. Surat yang berisikan agar perbaikan jembatan dan jalan dapat segera direspons pemerintah pusat.
“Kami sudah mengirimkan surat untuk segera memperbaiki. Mudah-mudah tidak lama lagi dapat segera direspons. Karena mengancam keselamatan warga, terpaksa mengerahkan seluruh personil untuk melakukan pengurukan,” tandasnya. (PR/Yan)
SEMARANG – Badan SAR Nasional (Basarnas) Semarang menyebut sejumlah daerah di Kota Semarang rawan terjadi bencana tanah longsor. Pada penghujan seperti ini, kewaspadaan masyarakat harus ditingkatkan.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Agus Haryono mengatakan sejumlah daerah di Kota Semarang yang rawan longsor, di antaranya di daerah Mijen, Ngaliyan, Gunungpati, Gajahmungkur hingga Kawasan Gombel.
“Tanah – tanah retak akibat kekurangan air saat kemarau berubah menjadi gembur dan rawan longsor jika hujan deras turun,” jelasnya.
Sejumlah daerah menjadi rawan longsor, sebut Agus, disebabkan banyak faktor. Salah satunya, semakin berkurangnya pepohonan. “Daerah makin jarang phonnya, tanahnya semakin gampang retak,” lanjutnya.
Agus menyebutkan, pihak Basarnas Kantor SAR Semarang sendiri sudah menyiapkan personil lengkap dengan peralatan rescue untuk menghadapi kemungkinan terburuk terjadinya bencana. “Peralatan evakuasi yang dimiliki sudah semakin canggih,” tandasnya.(*Roy)
BANDUNG – Kaukus Lingkungan Hidup Jawa Barat berencana akan mem- PTUN-kan Pemerintah Pusat terkait pembangunan KA Cepat Jakarta Bandung. Wakil dari Kaukus Lingkungan Hidup Jawa Barat Deni Jasmara mengatakan, gugatan PTUN itu tekait masalah dugaan pelanggaran lingkungan hidup dalam proses Amdal pembuatan jalur KA Cepat tersebut.
“Kita menduga banyak sekali kejanggalan dan kesalahan administrasi dalam mengurus analisis dampak lingkungan atau amdal dalam rencana pembangunan KA cepat tersebut. Maka kami akan mengajukan gugatan ke PTUN dengan tergugat Pemerintah Pusat,” kata Deni.
Deni menjelaskan, dalam proses pembuatan amdal sekurang-kurangnya dibutuhkan waktu 3-4 bulan, tetapi dalam proses amdal KA Cepat ini hanya beberapa minggu saja.
“Ini jelas menimbulkan kecurigaan kuat bahwa amdalnya juga dibuat asal-asalan saja. Kalau amdal dibuat secara asal-asalan karena desakan dari pihak tertentu, yang rugi adalah masyarakat Jawa Barat karena lingkungannya kemungkinan rusak,” tegas Deni.
Kaukus Lingkungan Hidup Jabar berencana akan memasukkan gugatan ke PTUN minggu depan. (*PR/Asp)
YOGYAKARTA – Penambangan pasir ilegal di pesisir selatan Kabupaten Bantul, Yogyakarta kian marak. Empat titik area lahan pasir kini berubah menjadi kawasan penambangan.Tambang pasir tersebut tersebar di Desa Gadingsari, Sanden sebanyak tiga titik serta di Desa Gadingharjo, Sanden satu titik.
“Di Gadingsari lokasinya di Dusun Wonoroto, di Gadingharjo masuk Dusun Karanganyar,” kata salah seorang warga Gadingsari, Marwoto (43), (29/1/2016).
Menurut dia, di pesisir tersebut, tambang-tambang baru itu bermunculan sekitar sebulan terakhir. Semula kata dia hanya ada satu hingga dua titik penambangan pasir di wilayah ini. Seiring waktu, jumlahnya terus bertambah dan kini area penambangan kian luas. “Kalau ditotal sekarang luasnya sudah mencapai puluhan hektare,” katanya.
Para penambang, kata dia, tidak hanya mengeruk keuntungan dari material pasir, melainkan juga tanah di lokasi penambangan untuk kepentingan urug tanah. Aktivitas penambangan pasir itu dilakukan di tanah milik pribadi dan lahan pasir yang diklaim pemerintah sebagai Sultan Ground (SG). Kondisi tersebut menurutnya merugikan lingkungan sekitar.
Tanah dan pasir sebagai penahan air kini rusak karena ditambang. Selain itu, lahan pertanian yang ada di sekitar tambang juga terganggu lantaran debit air berkurang.
Padahal, kata dia, petani penggarap lahan di sekitar tambang tidak hanya berasal dari Dusun Wonoroto atau Karanganyar namun juga berasal dari dusun lain masih desa yang sama. “Jadi yang terdampak tidak cuma warga dua dusun di lokasi pertambangan, juga warga dusun lain yang bertani di sana,” ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Gadingsari, Sanden, Bantul, Mulyadi membanarkan munculnya tambang-tambang baru di wilayahnya.“Di Gadingsari sekitar tiga itu jumlahnya, ada dua yang kelihatan. Yang satunya kadang hilang, kadang muncul,” ucapnya.
Selama ini pun, kata dia, pemerintah tidak diam melihat maraknya penambangan pasir ilegal alias tak berizin itu. Pemerintah desa telah menyampaikan hal ini ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul. Namun para penambang memilih kucing-kucingan.
“Masalahnya kalau ada petugas datang, penambangannya berhenti, nanti kalau petugas pergi muncul lagi. Dukuh setempat juga repot kalau setiap saat harus menunggui lokasi tambang,” tandasnya.(*Roy)
SUBANG – Serangan hama yang berlangsung sejak dua pekan terakhir, menyebabkan sebanyak 32 hektare tanaman padi yang tersebar di empat desa Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang rusak berat. Serangan yang berlangsung secara sporadis dan menyebabkan tanaman padi nyaris gundul tersebut, meliputi empat desa di Kecamatan Cijambe, yakni, Tanjungwangi, Bantarsari, Cirangkong, dan Cijambe.
“Data sementara, hama penggerek ini menyerang 32 hektare tanaman padi, yang dikelola 48 kelompok tani. Serangan hama berlangsung sejak dua pekan terakhir,” kata Dwi Rosmarini, penyuluh lapangan Kecamatan Cijambe,
Tanaman yang diserang mayoritas berusia sekitar 60 hari, yang sudah mulai keluar bulirnya. Untuk menekan intensitas serangan, para petani bersama penyuluh dan petugas POPT (pengendalian organisme penggerek tanaman) melakukan penyemprotan areal tanaman terdampak.
“Penyemprotan dilakukan secara massal dan intensif, menggunakan pestisida kimia. Sehingga diharapkan, serangan hama bisa berkurang,” terangnya.
Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan Subang, Asep Heryana, mengaku, sudah menerima laporan ihwal serangan hama yang melanda tanaman padi tersebut.
Berdasarkan data, serangan hama dengan intensitas tinggi, berlangsung di empat kecamatan, yakni Cijambe, Binong, Jalancagak, dan Cipunagara.
“Jenis hamanya beragam, tapi mayoritas didominasi tikus dan hama penggerek batang, terutama ulat. Untuk mengatasinya, kami sudah sarankan petani melakukan gropyokan (berburu tikus secara massal,red) dan penyemprotan massal secara sistemik dengan pestisida,” jelasnya. (*Asp)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan didampingi Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf sidak di Pasar Cihaur Geulis, Bandung, Minggu (24/1).
Ahmad Heryawan (Aher) didampingi Asisten Daerah II Denny Djuanda, Kepala Satpol PP Sigit Ujwalprana dan kepala dinas lainnya. Sementara Syarkawi datang bersama Wakil Ketua KPPU Kurnia Sya’rani dan anggota komisioner KPPU Nawir Mesi. Sidak dilakukan untuk memantau harga daging ayam yang terus tinggi dalam beberapa minggu terakhir.
Aher dan rombongan langsung menghampiri serta bertanya kepada para pedagang daging ayam yang ditemui. Saat ditanya, harga dagingnya beragam mulai dari Rp 36 ribu per kilogram hingga yang paling mahal Rp 39 ribu per kilogram.
“Sebelum ini harga daging ayam bisa sampai Rp 40 ribu-Rp 41 ribu per kilogram,” kata Aher.
Setelah bertanya ke pedagang seputar kenaikan harga daging ayam, Aher mengambil satu ekor ayam potong ke dalam timbangan digital milik pedagang tersebut. Tertera satu ekor ayam potong yang dipilihnya itu tak sampai 1 kg. Dia pun kembali mengambil satu ekor ayam potong lagi untuk ditambahkan ke dalam timbangan.
“Keresekin (masukkan ke dalam kantong plastik-red),” Ujar Aher ke pedagang itu. Usai menyuruh ajudannya membayar, dia kemudian menjinjing kantong kresek hitam berisi ayam potong tersebut.
Sementara itu, Ketua KPPU Syarkawi menanyakan apa penyebab kenaikan harga daging ayam kepada sejumlah pedagang.
“Tidak tahu pak kenapa naiknya. Dari pemasoknya juga sudah mahal. Ini naik dari sebelum Tahun Baru,” kata Rika salah satu pedagang.
Ia juga mengatakan, harga daging ayam saat ini lebih tinggi dibandingkan saat Lebaran.
“Waktu Lebaran mah Rp 36 ribu saya jualnya. Kalau ini bisa sampai Rp 39 ribu. Tapi hari ini turun seribu,” terangnya.
Selain mengecek harga daging ayam, Aher dan syarkawi juga sempat menanyai harga ke beberapa pedagang daging sapi. Mereka juga melihat tempat pemotongan ayam di bagian belakang pasar.(*Asp)
BANDA ACEH – Angka perceraian suami isteri di Kota Bogor, Jawa Barat masih tinggi. Selain faktor ekonomi, jarang bertemu karena suami atau isteri bekerja di luar kota juga menjadi pemicu perceraian di Kota Hujan.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Bogor, Bima Arya dalam Seminar Nasional 11 Tahun Tsunami Aceh bertajuk “Pembangunan Berkelanjutan” di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, (26/12/2015).
Menurutnya, banyak warga di sana yang bekerja di Jakarta. Mereka sering berangkat kerja pagi-pagi sekali bahkan saat anak atau isterinya masih tidur, agar tak terjebak macet.
“Waktu pulang kerja anak isteri juga sudah tidur, jadi jarang ketemu,” katanya.
Jarangnya pasangan berkumpul bersama keluarga, lanjut dia, menyebabkan hubungan jadi kurang harmonis sehingga kerap menimbulkan masalah yang berujung pada retaknya rumah tangga.
Bima mencontohkan dalam sepekan ada lima hari kerja dari Senin hingga Jumat. Banyak energi terkuras sehingga waktu pulang ke rumah tak ada waktu untuk berkumpul dengan keluarga karena kecapean.
Sementara saat libur Sabtu dan Minggu juga tak bisa dimanfaatkan maksimal untuk bertemu keluarga, karena lebih banyak digunakan untuk istirahat dari lelahnya bekerja.
Bima mengatakan, hal inilah yang membuat dirinya memprogramkan pembangunan taman-taman di Bogor, agar bisa digunakan keluarga untuk berkumpul dan bercengkrama disela liburan kerja.
Taman-taman itu, kata dia, sengaja tidak dipasang internet nirkabel (wifi) agar benar-benar bisa digunakan sebagai tempat berkumpul dan bercengkrama, tanpa sibuk berselanjar di dunia maya.
Bima menghadiri acara 11 tahun tsunami di Aceh bersama Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Sebelum mengisi Seminar Nasional di Unsyiah, keduanya didamping Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, menziarah ke Kuburan Massal Korban Tsunami di Ulee Lheu, Banda Aceh.
Ini bukan kali pertama Bima ke Aceh, karena sebelum menjadi wali kota, doktor ilmu politik ini beberapa kali pernah ke Serambi Mekkah menjadi pembicara dalam berbagai seminar atau diskusi.
Bima mengaku kagum dengan semangat dimiliki warga Aceh yang mampu bangkit setelah ditimpa musibah besar tsunami yang merenggut banyak korban jiwa.(okz/Gint)
SERANG – Maling dimanapun tak melihat siapa yang dimalingnya dimana ada kesempatan mulai maling beraksi .Seperti yang dialami oleh waetawan trans 7 . Nasib apes dialami Adhi Mazda, 27, wartawan Trans 7, di sela-sela liputan wisata. Tas yang beriskan alat kerja raib saat melaksanakan salat Ashar di Masjid At Taubah, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, (25/12). Akibat kejadian itu, kerugian ditaksir mencapai Rp4 Juta, tas yang isinya kamera dan smartphone miliknya digondol pencuri.
“Abis liputan di Anyer, tadi juga salat bareng sama petugas kepolisian, tas disimpan di belakang, selesai salat sudah hilang,” kata Adhi.
Padahal, kata Adhi, sebelum melaksanakan ibadah salat dirinya beranggapan dan yakin tidak akan ada pencuri, karena pada saat itu petugas kepolisan banyak yang sedang melaksanakan ibadah salat Ashar bersamanya.
“Malingnya nekat banget, padahal di dalem dan luar masjid banyak polisi,” katanya.
Mengetahui dirinya menjadi korban pencurian, Adhi kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada petugas di Polsek Anyer. “Memang aksi para pelaku ini sudah meresahkan wisatawan yang akan melaksanakan ibadah maupun rehat. Laporannya sudah kami terima, dan kasusnya masih dalam penyelidikan,” kata anggota Polsek Anyer, Bripka Yudo. (*Marb)
BANDUNG – Bandung menjadi tujuan wisata oleh warga Jakarta ,Bekasi dan depok . Libur panjang arus lalu lintas Bandung- Lembang (25/12) lumpuh. Ribuan kendaraan yang didominasi plat B hampir dua jam tak bergerak akibat kemacetan serius pada libur panjang menjelang pergantian tahun.
Berdasarkan pemantauan, titik kemacetan di Setiabudi, Ledeng, Wisata Bunga, Kampung Gajah, Kolonel Masturi, Cisarua, Marabaya, dan tembus hingga Tangkuban Parahu. Kemacetan yang terjadi sejak pagi pukul 09.00 hingga sore hari masih belum bisa dicairkan. Pukuhan anggota polisi diturunkan namun belum mampu mengurai kemacetan.
Zyan,45, asal Bekasi, menjelaskan, ia bersama keluarga berencana berlibur di Kota Bandung. Berangkat dari Bekasi subuh dan masuk Lembang pukul 09.00 sudah diterjang macet. “ Sudah dua jam terjebak macet,“ gerutunya
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pudjo, menyebutkan, pada libur panjang volume kendaraan yang masuk wilayah Jawa Barat cukup tinggi sehingga membuat beberaopa ruas jalan macet. “ Libur panjang volume kendaraan meningkat,“ jeasnya.
Ia mengakui, petuga sudah bekerja optimal untuk mengatasi kemacetan, hanya jumlahnya yang membludak, dan tidak sesuai dengan kondisi jalan, maka kemacetan tak bisa dihindari. “ Lembang, Cimahi, bahkan Cianjur, dan Jaulur Selatan mengalami hal sama,“ akunya.
Kemacetan bukan hanya terjadi di kantung-kantung wisata, bahkan di Kota Bandung digempur macet. Beberapa ruas jalan utama lumpuh.
Selain Lembang. Setiabudi, kemacetan terjadi di Jalan Soekarno Hatta, Antapani, Ciwastra, Kiaracondomg, Kopo, dan Cibiru.Ribuan kendaraan tertahan hampir dua jam akibat lumpuhnya arus lalu lintas. (* Asp)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro