MEDAN – Remaja IZ, yang diduga sebagai penjual kunci jawaban ujian nasional (UN) 2016 kepada tiga siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) I Medan, RS, AR, dan TF disebut-sebut merupakan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).
Lelaki yang merupakan alumni SMPN I itu diketahui bernama Iskandar (buron).
Ada pun ketiga siswa SMPN I Medan, mengaku bahwa setelah membeli, lantas menjual kunci jawaban itu, bahkan dilakukan sejak hari pertama UN SMP digelar.
Pertemuan mereka dengan IZ untuk hitung-hitungan hasil penjualan kunci jawaban. Satu pelajaran IZ mematok harga Rp 80 ribu sampai Rp 150 ribu.
Danramil 04/MedanKota Mayor Kav Setia Budi menyebutkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Polresta Medan untuk ‘memburu’ pelaku penjual kunci jawaban soal UN SMP yang melibatkan tiga siswa SMP Negeri I Medan.
“Untuk sementara ini, ketiga siswa ini, diamankan di Koramil 04/Medan Kota dan selanjutnya akan diserahkan kepada pihak sekolah dan keluarga ketiga siswa,” tandasnya. (Gint)
JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) RI siap menyalurkan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang diperuntukkan bagi para santri.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditpdpontren) Kemenag RI, Mohsen Alaydrus mengemukakan keterangan tersebut di depan para kiai dan perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia pada 16 Maret 2016 di Serpong, Jawa Barat.
Mohsen mengharapkan pendataan para santri penerima PIP dapat dilakukan secara cepat dan akurat, sehingga dananya bisa cepat sampai kepada santri penerima, setidaknya mulai April 2016.
PIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada usia sekolah dari keluarga kurang mampu. Program unggulan yang digulirkan di era Presiden Jokowi ini sebelumnya dikenal dengan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Tujuan dari program bantuan pendidikan tersebut adalah memberikan jaminan agar semua rakyat Indonesia terlayani pendidikannya tanpa terganggu oleh masalah keuangan.
Total alokasi anggaran PIP di Kemenag tahun 2016 berjumlah Rp240 milyar. Besaran manfaat per orang per tahun adalah, santri tingkat Ula (dasar) usia 6-12 tahun sebesar Rp 450 ribu, santri tingkat wustha (menengah) usia 13-15 tahun Rp750 ribu, dan santri tingkat ulya (tinggi) usia 16-21 tahun sebesar Rp1 juta.
Kasubdit Pendidikan Diniyah Dr Ahmad Zayadi yang juga Sekretaris Tim PIP menyatakan, pada 2016 ini Kemenag diamanatkan untuk menyalurkan dana PIP kepada lebih dari 236 ribu santri.
Para penerima dana pendidikan tersebut adalah santri yang tidak mengikuti pendidikan formal. Mereka murni hanya belajar di Pondok Pesantren Muadalah atau yang disetarakan dengan pendidikan formal.
Disebutkan pula, penerima dana PIP harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya orang tua santri adalah peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan tergolong rumah tangga miskin, santri korban musibah bencana, atau santri yang terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan.
Penyaluran dana dilakukan bekerja sama dengan beberapa bank yang menerbitkan tabungan Simpel (simpanan pelajar). Penerbitan Simpel sangat sederhana dan tidak memerlukan persyaratan yang rumit
seperti membuka rekening pada umumnya. Hingga saat ini sudah ada delapan bank syariah yang bersedia menyalurkan dana PIP untuk santri. (*Ind)
INDRAMAYU – Permasalahan pendidikan masih banyak sekolah yang belum bisa menunjang dengan lengkap .Sekolah-sekolah swasta di Kabupaten Indramayu masih banyak yang keberatan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer.
Dari 87 SMK swasta di sana, baru sebanyak lima SMK yang mampu mengikuti UNBK April 2016 mendatang.
Salah seorang Kepala Sekolah swasta di Indramayu, Tobroni mengakui sekolah-sekolah swasta di daerahnya masih terkendala dalam pengadaan komputer. Selain itu, perlakuan Dinas Pendidikan setempat kepada sekolah-sekolah swasta dianggap tidak sebaik dengan sekolah negeri.
“Tahun lalu ada miskomunikasi dengan Dinas Pendidikan terkait. Saat itu kita ga direkomendasi ikut UNBK, padahal kami paling siap di antara Sejumlah siswa SMK NU Kaplongan Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu mencoba komputer untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer 2016, (11/3).
MK lainnya,” kata Tabroni.
SMK Nahdatul Ulama Kaplongan Kecamatan Karangampel yang dipimpinnya itu pun baru bisa mengikuti UNBK tahun ini.
Tabroni menyebutkan SMK peserta UN 2016 di Kabupaten Indramayu terdapat 98 sekolah. Sekolah tersebut terbagi menjadi 18 sekolah negeri dan 80 swasta.
Sedangkan SMK yang mampu mengikuti UNBK hanya sebanyak 15 SMK negeri dan lima sekolah swasta. (*Asp)
DEPOK – Guru SDN Kalibaru 6, Cilodong, Kota Depok sempat meminta para siswa berlindung saat bangunan sekolah itu ambruk.
Namun, material bangunan yang runtuh tetap menimpa dan melukai siswa.
“Dari keterangan guru kelas (mengatakan) kalau ada bunyi gerincing, seperti gelang,” jelas Kepala Sekolah SDN Kalibaru 6 Ratna Iswari menuturkan saat sebelum kejadian, (26/2).
Seorang guru bernama Suriati berteriak meminta anak didiknya bersembunyi di bawah meja dan melindungi kepala. Nahas, kendati bisa menyelamatkan diri, lima siswa itu terluka. Sedangkan sang guru hanya mengalami shock.
Empat siswa segera di bawa ke Rumah Sakit DKT Kostrad guna mendapatkan perawatan. Sementara satu siswa lain dibawa orang tuanya. Kini, empat siswa itu telah kembali ke rumah masing-masing.
Lima siswa yang terluka tersebut adalah Siti Nur Azizah, Muhammad Fadli, Muhammad Fardhan (kelas 2) serta Juhriatul Aini dan Audya Kamila (kelas 1). Para siswa pun diliburkan hingga Sabtu (27/2/2016).
Selepas itu, para siswa belajar kembali dengan menumpang di SMPN 6 Cilodong. (*Idr)
BOGOR- Zahra Fadilla (15), warga Kampung Pabuaran Bedahan, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, ditemukan tewas di pelataran sekolahnya di SMP Eka Wijaya, Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, (18/2) .
Bocah yang duduk di bangku kelas IX tersebut tewas diduga bunuh diri dengan terjun dari lantai 4 sekolahnya karena mengalami putus cinta dengan kekasihnya.
Kapolsek Cibinong, Kompol Hida Tjahjono mengatakan, tubuh Zahra pertama kali ditemukan oleh salah seorang murid yang menemukan Zahra tergeletak bersimbah darah di pelataran kelas di samping sekolah sekira pukul 13.00 WIB.
Guru sekolah yang mengetahui kejadian tersebut membawa Zahra ke Rumah Sakit Husada Cibinong untuk mendapat pertolongan.
Sesampainya di rumah sakit, Zahra pun akhirnya meninggal dunia karena mengalami luka parah di bagian kepala dan kakinya. Jenazah Zahara kemudian dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan keluarganya.
“Korban sempat dibawa ke rumah sakit oleh gurunya. Namun saat berada di runah sakit nyawa korban tidak bisa tertolong karena mengalami luka parah. Sekarang sudah dimakamkan keluarganya,” katanya, (19/02/16).
Sementara itu, dari hasil olah TKP dan pemeriksaan sementara saksi, diduga korban murni bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 sekolahnya akibat putus cinta dengan kekasihnya.
“Dari keterangan kakak korban dan sahabatnya, sebelumnya korban pernah mengancam akan melakukan bunuh diri karena putus sama pacarnya. Tapi mereka tidak menghiraukan kata-kata korban karena dianggap bercanda,” jelasnya.
Kini, polisi telah memanggil mantan pacar korban dan kepala sekolah untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait peristiwa yang menimpa Zahra. “Kita sudah panggil mantan pacarnya sama saksi-saksi lainnya untuk diperiksa. Kita tadi juga panggil paksa pihak sekolah karena tidak terbuka dengan polisi,” tandasnya .(Adi)
CIANJUR – Pelajar SMP di Kab. Cianjur sudah banyak yang melakukan hubungan seksual pra nikah. Mereka melakukan hubungan terlarang itu karena hubungan berpacaran yang kebablasan. Demikian ditegaskan Kepala Bidang Advokasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kab. Cianjur, Lidya Indayani Umar menanggapi fenomena pergaulan bebas anak sekolah di Cianjur.
Bukan tanpa alasan, pendapatnya itu dikuatkan dengan sejumlah kasus pelajar SMP yang masuk ke pihaknya. “Fenomenanya memang seperti itu, banyak pelajar SMP baik laki atau perempuan di Cianjur yang sudah melakukan hubungan seksual. Itu baru SMP, kalau setingkat SMA bagaimana? Jawabnya sudah pada tahu,” kata Lidya, (18/2).
Pergaulan bebas yang terjadi di kalangan pelajar SMP di Kab. Cianjur tidak terlepas akibat pengaruh westernisasi. Selain itu lemahnya pengawasan dari orang tua juga menjadi salah satu penyebabnya.
“Ini anak tidak pulang ke rumah selepas jam sekolah dibiarkan saja.Yang terpenting pulang ke rumah. Kalau orang tua seperti itu semua, tunggu saja kehancurannya. Yang tidak pulang dengan alasan saja masih banyak yang bermasalah, apalagi tidak ada alasan,” katanya.
Selain lemahnya pengawasan orang tua tua, lemahnya pendidikan agama juga menjadi salah satu penyebab anak terjerumus ke pergaulan bebas. “Anak harus dibekali dengan pengetahuan agama yang cukup dan orang tua harus tahu lingkungan pergaulannya. Karena itu menentukan. Jangan sampai dibohongi anak, pamitnya belajar kelompok, tapi ternyata malah lain,” tegasnya.
Pihaknya merasa miris banyaknya pelajar SMP yang sudah terjerumus pada pergaulan bebas. Semuanya ternyata tidak terlepas dengan faktor keluarga. “Yang masalah ekonomi memang ada, tapi keluarga ternyata yang kebanyakan. Kuncinya peningkatan pengawasan dan ketahanan keluarga yang harus dilakukan untuk mencegah anak terjerumus ke pergaulan bebas,” papar Lidya.
Keprihatinan fenomena pergaulan bebas juga dirasakan oleh Hasilah (37) seorang ibu rumah tangga. Ia merasa kawatir melihat kondisi pergaulan anak pelajar SMP di Cianjur. “Jelas selaku orang tua yang mempunyai anak gadis sangat khawatir melihat kondisi yang terjadi saat ini. Sebagai orang tua, kami hanya berupaya anak menjadi yang terbaik tidak terjerumus ke pergaulan bebas,” kata Hasilah.
Pendidikan agama secara dini dan lingkungan pergaulan yang sehat salah satu kuncinya untuk menangkis dampak dari pergaulan bebas. “Sebagai orang tua harus tegas saja dan tahu anak bergaul dengan siapa saja. Ini harus dilakukan, karena kalau tidak tidak menutup kemungkinan hal kurang baik bisa menimpa anak. Dalam pengawasan saja kadang anak masih suka nekad, kuncinya anak juga harus jujur,” tandasnya .(PR/Yan)
MUKOMUKO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu mengizinkan siswi hamil karena korban kekerasan seksual untuk mengikuti ujian nasional (UN) 2016. Karena, beberapa kali UN pada tahun sebelumnya, ada saja ditemukan siswa yang masuk daftar nominasi tetap (DNT) peserta UN yang hamil.
“Kami beri dispensasi dengan pertimbangan secara kemanusiaan,” kata Ketua UN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Suryono di Mukomuko, Sabtu (6/2/2016).
Dia berharap, pada UN tahun ini tidak ada lagi kasus siswa di daerah itu yang hamil di luar nikah yang menjadi peserta UN. Menurutnya, pemberian dispensasi itu harus dilihat latar lakang masalahnya dulu. Dispensasi tidak berlaku bagi siswa yang dengan sengaja berpacaran lalu hamil kemudian menikah. Karena, perbuatan siswa seperti itu memang disengaja bukan karena menjadi korban kekerasan seksual.
“Kalau siswa sendiri yang berbuat sampai hamil silahkan mereka mengikuti ujian paket saja,” jelasnya.
Sementara jumlah siswa tingkat SD, SMP, dan SMA yang masuk dalam DNT peserta UN tahun ini, katanya, belum dapat dipastikan karena data yang ada di instansi itu singkronisasi dengan data di Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu.(okz/And)
JAKARTA – Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Eko Prasetyo mengatakan, tahun ini menargetkan bisa menjaring 5.000 penerima (awardee) beasiswa. Target jumlah awardee ini naik dari tahun lalu yang ditetapkan sebesar 4.500 orang yang diseleksi antara bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.
“Tahun ini kita target bisa salurkan ke 5.000 awardee. Prinsipnya karena kita setiap tahun harus bertambah jumlah penerima beasiswanya,” kata Eko Prasetyo pada acara Welcoming Alumni LPDP 2016 di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (31/1).
Tahun ini lanjutnya, Kemenkeu mengalokasikan Rp 5 triliun sebagai tambahan untuk dana abadi yang dikelola Badan Layanan Umum (BLU) LPDP. Sementara sejak berdiri tahun 2012, dana abadi LPDP saat ini sudah mencapai Rp 15,6 triliun.
“Spending (alokasi) untuk target 5.000 awardee tahun 2016 adalah Rp 1,3 triliun, itu diambil dari dana abadi dan return hasil investasi yang tahun ini sudah Rp 20,6 triliun,” terangnya.
Ia juga mengatakan, hingga akhir tahun anggaran untuk penerima beasiswa bisa ditambah maksimal hingga Rp 1,7 triliun jika ada penambahan jumlah penerimanya.
“Dari dana itu sebesar Rp 1,3 triliun akan kami alokasikan, tapi itu kan alokasi awal. Tapi target kami tahun ini bisa sampai Rp 1,7 triliun. Kalau yang daftar dengan kualifikasinya di atas yang kita harapkan yakni 5.000 orang, bisa kita tambah sesuai kebutuhan,” jelasnya.
Beasiswa diberikan baik untuk melanjutkan studi di dalam maupun luar negeri. Sebagai informasi, per Januari 2016, LPDP saat ini memiliki alumni sebanyak 538 orang, 104 orang telah menyelesaikan studi pada tahun 2014, dan sebanyak 434 orang berhasil merampungkan studi pada tahun 2015. Alumni tersebut tersebar dari universitas baik dalam maupun luar negeri.(*Did)
JEMBER – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan akan mewajibkan sekolah memberi waktu kepada siswa untuk membaca, 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Ini dilakukan untuk membiasakan siswa gemar membaca.
“Membaca itu harus dilakukan sebagai sesuatu yang rutin. Karena itu, mulai tahun ajaran baru ini, mengharuskan setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai, anak – anak harus membaca, 15 menit,” kata Anies Baswedan kepada wartawan usai membuka pencanangan “Jember Membaca untuk Gerakan Indonesia Membaca” di Gedung Serbaguna, Kecamatan Kaliwates, Jember, (19/12).
Anies menyerahkan materi bacaan kepada siswa. “Bacanya apa saja selama itu bersifat mendidik. Bisa pinjam di perpustakaan, bisa bawa bacaan dari rumah,” ujarnya.
Anies menegaskan, ketika anak sudah terbiasa membaca, maka aktivitas itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Dengan begitu kebiasaan nantinya menjadi sebuah kebudayaan. “Jadi kebudayaan membaca itu dibangunnya lewat pembiasaan,” imbuh dia.
Salah satu strategi membiasakan anak membaca adalah membiarkan mereka untuk memilih bacaan yang disukai. “Apa yang dibaca, biarkan anak-anak kita yang memilih. Banyak gambarnya boleh, banyak kata-katanya dan tidak ada gambarnya pun boleh. Izinkan mereka membaca yang mereka sukai. Itu strategi yang wajib kita lakukan,” terang Anies.
Selain itu, anak-anak sambung Anies juga harus diberi banyak pilihan buku bacaan. “Program untuk buku-buku perpustakaan akan kita dorong terus, dan perpustakaan juga akan diperbaharui,” imbuh dia.
Anies juga mengingatkan orang tua agar ikut berperan aktif agar anak-anak menjadi gemar membaca. “Kalau ada waktu, ajak anak-anak ke toko buku atau taman bacaan. Biasakan mereka untuk selalu akrab dengan buku dan bacaan-bacaan yang mereka minati. Sekali lagi tentunya harus bacaan yang mendidik,” tandasnya.
(*Bag)
PURWAKARTA – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengakui kabupaten yang dipimpinnya kekurangan guru. Untuk itu, Dedi pada tahun depan akan mengadakan seleksi guru honorer untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di Purwakarta.
“Kita akan seleksi guru-guru honorer berdasarkan kebutuhan pendidikan purwakarta, nanti guru honorer yang terpilih akan digaji selayaknya standar upah minimum di Purwakarta,” kata Dedi di sela-sela peringatan HUT PGRI, di Kantornya, Jl Jend Ahmad Yani, Purwakarta, (12/12).
Dedi menjelaskan pihaknya butuh 5.500 guru untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di Purwakarta. Sedangkan saat ini, Dedi mengatakan, Purwakarta baru mempunyai 4.500 guru baik guru PNS atau pun guru honorer.
“Jadi akan kita seleksi 1.500 guru, dengan upah layak kita minimal Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per bulannya,” tegasnya.
Untuk itu, dia meminta kepada seluruh warga untuk mengambil kesempatan ini. Dia juga berjanji akan terus memperjuangkan nasib guru supaya bisa sejahtera di masa mendatang.
“Semoga kita bisa mendapat yang terbaik dari hasil seleksi ini dan mampu memajukan pendidikan terutama di Purwakarta,”tandasnya.(*Asp)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro