JAKARTA - Dari perspektif politik ditemukannya ada KTP elektronik (KTP-el) yang tercecer adalah mencurigakan.
"Ada apa gerangan?" kata peneliti senior LIPI, Siti Zuhro dalam diskusi bertajuk "Pilpres Jujur dan Adil, Ilusi atau Harapan?" di Kantor Seknas Prabowo-Sandi, Jalan Hos Cokroaminoto Nomor 93, Menteng, Jakarta Pusat, (11/12/18).
Pembicara lain, Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh; Wakil Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Nurpati; Wakil Direktur Data dan Informasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Nur Iman Santoso; dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Kaka Suminta.
Terakhir, KTP-el ditemukan tercecer di kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur. Jumlahnya mencapai ribuan helai.
"Dengan tercecernya KTP yang tidak cukup sekali dua kali menimbulkan pertanyaan," ungkap Siti Zuhro.
Menurutnya, kejadian ini mengurangi kepercayaan publik terhadap pemerintah khususnya Kemendagri.
"Ini harus dijelaskan. Mengapa ini? Jangan sampai Pilpres kita tidak jujur, tidak adil, hanya karena DPT," sebutnya.
"Kita ini bangsa yang cerdas. Kalau DPT masih jadi masalah kita, berulang kali kita menumbuk pada tiang yang sama. Saya dorong Dukcapil untuk terus turun gunung," tandas Siti Zuhro .(*Ag)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro