JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menilai pengawasan terhadap lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia masih lemah.
Karena Ombudsman menerima pengaduan adanya jual beli kamar di rumah tahanan (rutan) Jambe, Tangerang yang nilainya mencapai Rp15 juta. Atas laporan itu, anggota ombudsman Adrianus Meliala akan bertindak untuk memimpin guna melakukan pemeriksaan.
"Persoalannya itu pengawasan di lapas yang lemah," ujar Trubus.
Dirinya kembali mempertanyakan revitalisasi dan pembenahan lembaga pemasyarakatan (lapas) oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM.
Kelebihan penghuni kerap menjadi alasan atas segala masalah yang ada di dalam penjara. Ia berharap Kementerian Hukum dan HAM mesti memprioritaskan juga penambahan sumber daya manusia sebagai penjaga tahanan.
Trubus menilai temuan ponsel yang memudahkan napi narkoba memesan barang haram adalah bukti kelalaian Dirjen PAS. Bahkan, ia menduga terjadi transaksi di lapas, sehingga napi narkoba bisa memiliki sel yang istimewa.
"Selama ini posisi Dirjen PAS itu selalu penunjukan menteri. Kepentingan menteri itu banyakan rekomendasi orang-orang partai, bukan profesional.
Jadi itu menurut saya efektif pemimpin yang menjiwai, menyelesaikan persoalan ini," jelasnya.(*/Jun)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro