JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) selama ini giat mensosialisasikan pentingnya peranan milenial untuk mencoblos di pemilu 2019.
Pasalnya, saat ini tercatat jumlah pemilih milenial mencapai 70-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih tanah air.
Upaya KPU untuk menggalakan pentingnya milenial memilih dilakukan mulai dari sosialisasi, edukasi hingga iklan di televisi.
Ajakan agar milenial untuk tak apatis di pemilu 2019 juga menjadi perhatian lembaga kemasyarakatan Jeune & Raccord. Peduli dengan KPU, lembaga ini menggagas gerakan Ayo Memilih!
Pimpinan lembaga tersebut Monica mengatakan sikap apatisme politik di kalangan milienial dalam pesta demokrasi lima tahunan ini merupakan hal yang tidak dibenarkan.
"Apalagi jika dalam jumlah yang sangat besar, bisa mengakibatkan terpilihnya pemimpin yang tidak menggambarkan aspirasi mayoritas warga," kata Monica, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).
Menurut data terakhir yang diketahuinya, potensi golput di kalangan Milenial cukup tinggi yakni di atas angka 40 persen.
Dua alasan yang menonjol sebagai penyebab, menurutnya, yakni apatis dan tak perduli politik, kurang terinformasi atau tak mengetahui dengan benar kapan hari pencoblosan pilpres itu.
"Kami secara organisasi maupun individu, terpanggil untuk menyuarakan dan menyebarkan kepedulian kaum milenial sebagai a good citizenship dalam Pemilu 2019," jelasnya.
Untuk menggaungkan gerakan Ayo Memilih, mereka bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan anak muda seperti media dan acara-acara edukasi pentingnya nyoblos.
"Ini akan menjadi momen kebangkitan milenial. Ujung dari gerakan ini mengobarkan api semangat Anti-Golput dan peduli pada pemilu," pungkasnya.(*/We)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro