JAKARTA - Kemenko Perekonomian memastikan, bawang putih yang diimpor Perum Bulog masuk pasar Indonesia pada Mei. Katanya untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Saat ini, seluruh adminstrasi telah dituntaskan, tinggal menunggu penerbitan rekomendasi impor dari Kementerian Perdagangan.
Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdalifah Machmud, mengatakan, hasil rapat koordinasi terbatas yang digelar bulan lalu, telah sepakat. Dilakukan impor bawang putih sebanyak 100 ribu ton untuk meredam gejolak harga, dikarenakan komoditas bawang putih mulai memicu inflasi.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), bawang putih menjadi salah satu komoditas yang memicu inflasi sepanjang Maret 2019. Tercatat, laju inflasi pada bulan lalu, mencapai 0,11%.
Komoditas yang dominan memberikan inflasi dari kelompok bahan makanan yakni bawang putih 0,04%; bawang merah 0,06%; serta pepaya dan cabai masing-masing 0,01%, "Ya kita targetkan bulan puasa harga sudah stabil. Makanya bulan april ini semuanya dipersiapkan dan Mei sudah harus masuk," kata Musdalifah, (3/4/2019).
Kepala Bagian Humas Perum Bulog, Tegun Firmansyah mengatakan, saat ini, Persetujuan Impor (PI) bawang putih dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) belum diterbitkan.
Bulog, kata Teguh, membutuhkan persetujuan baru dapat melakukan tender impor dari negara eksportir. Perseroan berencana mengimpor bawang putih dari Cina. Impor dari Cina dipilih karena memiliki dua kelebihan. Jaraknya yang tidak begitu jauh dan harga yang cenderung lebih rendah.
Meski begitu, Teguh belum dapat menginformasikan lebih detail terkait teknis pelaksanaan impor bawang putih. Keluarnya PI dari Kemendag juga belum diketahui hingga saat ini. Bulog masih menunggu perintah dan legalitas impor dari pemerintah. Adapun anggaran yang disiapkan Bulog untuk penugasan impor bawang putih sekitar Rp 500 miliar.
Dikonfirmasi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Oke Nurwan, mengakui, pihaknya belum mengirim surat penugasan kepada Menteri BUMN sebagai alur administrasi penugasan impor komoditas pangan oleh Bulog. "Belum, saya masih menunggu arahaan Pak Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita)," kata Oke.
Kendati demikian, Oke mengatakan yang jelas hasil rakortas sudah ditetapkan dan penugasan impor oleh pemerintah telah diteken. Ia menjelaskan, setelah surat penugasan diberikan kepada Menteri BUMN, maka Bulog sebagai salah satu BUMN diberikan penugasan oleh Menteri BUMN.(*/Di)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro