BANDUNG - PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) akhirnya memiliki bos baru. Adalah Yuddy Renaldi, ditunjuk sebagai Direktur Utama BJBR anyar.
Keputusan tersebut dihasilkan melalui hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2018 di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung (30/4/2019).
Keputusan RUPST menunjuk Yuddy Renaldi sebagai Direktur Utama BJBR. Namun, Yuddy beserta jajaran dewan komisaris dan direksi lainnya, harus terlebih dahulu harus lolos tes uji kelayakan dan kepatutan (fit and propert test) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebelumnya, Yuddy bekerja di Bapindo hingga merger menjadi Bank Mandiri sampai 2017. Selama karirnya, Yuddy banyak berkecimpung di restrukturisasi kredit dan pengelolaan perusahaan anak. Terakhir, Yuddy menjabat sebagai SEVP Remedial dan Recovery Bank Negara Indonesia (BNI).
"Bank bjb ke depan akan sesuai dengan arahan dari pemegang saham dan keinginan stakeholder. bank bjb saat ini sebenarnya sudah baik dan akan kami tingkatkan lagi menjadi lebih baik melalui soliditas tim manajemen yang ada," ujar Yuddy.
Di awal masa pengabdiannya, Yuddy akan fokus mengejar tiga poin utama sesuai arahan pemegang saham, yakni membangun sinergi antara BUMD dengan BUMN, mengembalikan arwah bank bjb sebagai bank pembangunan daerah, dan menjadi BPD terdepan terkait sektor teknologi informasi.
"Artinya kami ingin membangun Jawa Barat menjadi jauh lebih baik lagi. Kami akan coba akomodasi pembangunan bersifat infrastruktur. Dari sisi IT, kami mengejar semangat 4.0 agar bisa menjadi digital banking ke depannya," ujar Yuddy.
Semangat 4.0 menuju digital banking juga ditunjukan melalui kehadiran posisi baru di jajaran direksi yakni Direktur Information Technology, Treasury dan International Banking. "Karena zaman sudah 4.0 maka ditambahkan direksi baru yaitu direktur Information Technology, Treasury dan International Banking. Artinya jajaran direksi menjadi tujuh dari sebelumnya enam," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang turut hadir dalam RUPST.
Emil juga menegaskan bahwa bank bjb harus dapat naik kelas menjadi bank BUKU 4. Adapun bank BUKU 4 merupakan kategori perbankan yang memiliki modal inti paling sedikit sebesar Rp 30 triliun.
"Bapak Yuddy punya pengalaman menangani kompleksitas bank BUKU 4. Kami meyakini dengan pengalamannya dari bank BUKU 4 maka akan dapat menangani bank bjb menjadi bank daerah yang performanya setara dengan bank nasional," ujar Emil.
Adapun kegiatan RUPST tersebut dihadiri oleh 34 kepala daerah provinsi, kabupaten, dan kota seluruh Jawa Barat dan Banten serta pemegang saham publik.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro