BOGOR – Dunia pendidikan saat ini sangat memperihatinkan berbagai persoalan baik moralitas siswa sampai pihak sekolah sebab itu saat ini dunia pendidikan jadi ajang untuk mengeruk keuntungan kelompok dan golongan .
Hingga kini praktek KKN ditingkat bawah masih terjadi. Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalipasir, Desa Leuwisadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, dana bantuan siswa miskin (BSM) disunat komite sekolah.
“Betul ada potongan, tapi itu kemauan dari wali murid dan ada berita acaranya di sekolah. Saya sebagai komite hanya menjembatani dan tidak ikut campur dalam urusan pembagian,” kilah M Yusuf Ketua Komite SDN Kalipasir, M. Yusuf saat ditemui di rumahnya, Senin (30/5/2016).
Tidak tanggung – tanggung praktek korupsi itu diketahui pihak sekolah dan disetujui. “Segala sesuatu tentang BSM ada laporannya secara tertulis dipegang oleh pihak sekolah. Jika tidak percaya, silahkan tanyakan kepada Kepala Sekolah tentang datanya,” bebernya.
Leuwisadeng) – Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalipasir, Desa Leuwisadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, mengakui adanya pemotongan Bantuan Siswa Miskin (BSM) oleh Ketua Komite. “Betul, tapi bukan pihak sekolah yang motong, namun pihak komite,” terang Kepala Sekolah SDN kalipasir, Adah Salsiah, (1/6/2016).
Sesdikitnya, ada 45 murid yang menerima Bantuan Siswa Miskin di sekolah tersebut. Adah – begitu disapa – berdalih potongan yang dilakukan komite hasil kesepakatan dengan wali murid. “Tidak semua siswa penerima BSM dipotong. Pemotongan BSM dilakukan bagi penerima bantuan sebesar Rp 450 ribu. Jadi tidak semua penerima dipotong,” beber Adah.
Namun, Adah tidak mengetahui jumlah total siswa penerima BSM yang disunat. Yang pasti setiap siswa penerima BSM dipotong sebesar Rp 100 ribu. “Saya lupa berapa jumlah murid yang kena potongan, hanya yang dapat Rp450 ribu itulah yang dipotong kalo yang dapat Rp 250 ribu enggak. Lagipula saya hanya mengetahui saja, semua urusan komite dan staf saya yang ngurusin,” tandasnya .(Haki)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro