BOGOR – Kantung plastik menjadi momok yang begitu menakutkan karena tidak bisa hancur sebab itu penerapan BOTAK (bogor tanpa kantung plastik) efektif berlaku sabtu,(1/12/2018). Namun hingga Senin (3/12/2018) fakta di lapangan, masih ada beberapa supermaket yang masih menggunakan kantung plastik.
Seperti yang terjadi di supermarket di kawasan Pasir Kuda, Jalan Raya, Ciomas, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Bima Arya Sugiarto mencukur rambutnya hingga botak. Ini dilakukan, guna menegaskan komitmen Pemkot Bogor, terkait penerapan BOTAK yang serius.
Masih ada minimarket dan supermarket yang menyediakan plastik bagi pengunjung, karena tidak membawa tas dari rumah, sementara barang belanjaan cukup banyak.
Di Indomart Pandu Raya, karyawan yang bertugas di kasir, selalu menyapa konsumen dengan memohon maaf, tidak menyediakan kantong plastik saat hendak bertransaksi.
“Mohon maaf, kita tidak lagi menyediakan kantung plastik,” kata salah satu pegawai.
Penerapan Bogor tanpa kantung plastik, sudah gencar soaialisasinya sejak dua minggu yang lalu.
Guna menguatkan BOTAK, Walikota Bogor menerbitkan Peraturan Walikota (Perwali) nomor 61 tahun 2018.
Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengaku, memang masih ada toko – toko modern atau pusat perbelanjaan yang masih menyediakan kantong plastik baik yang masih berlebel SNI atau tidak.
Orang nomor satu di jajaran pemerintah Kota Bogor ini menegaskan, kantong plastik yang tidak berlebel harus sudah tidak boleh dipergunakan.
“Untuk toko atau pusat perbelanjaan minimarket yang masih menyediakan kantong plastik berlebel SNI, saya berikan waktu kelonggaran hingga bulan Maret 2019. Setelah bulan Maret, kantong plastik sudah tidak boleh ada lagi. Sekarang masih tahap sosialisasi. Perda tahun 2012 itu ada sanksinya berupa denda, kurungan penjara sampai pencabutan izin bagi yang tidak mengikuti kebijakan pemerintah,” tandasnya. (*Jun)
JAKARTA – Peserta Aksi Reuni 212 sempat dibuat takjub dengan munculnya awan putih yang sekilas berbentuk menyerupai lafadz Allah ditengah agenda ceramah. Sontak mereka serentak mengumandangkan takbir.
Kemunculan awan putih di langit Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, (2/12/2018) tersebut sempat menghentikan acara ceramah sesaat.
Peserta aksi terlihat satu persatu menunjuk ke langit memberi tahu rekan-rekannya agar menyaksikan fenomena langka. “Lafadz Allah itu, Subhanallah, Lailahailallah, TaKbiiirrr,” pekik peserta aksi.
Tidak hanya menyaksikan dan mengumandangkan Takbir, ribuan peserta aksi Reuni Akbar 212 yang membuat Monas memutih nampak mengabadikan momen menggunakan handphone pintar masing-masing.
Fenomena tersebut berlangsung cukup lama kurang lebih sampai 15 menit yang kemudian kembali menghilang dan hanya terlihat awan biru.
“Itu tanda Allah restui hajat kita,” kata satu peserta ditimpali seruan Takbir.(*Nia)
JAKARTA – Berdatangannya para jamaah mengikuti acara reuni akbar 212 disambut cuaca cerah dengan kedatangan jutaan massa yang mengikuti Reuni Akbar Mujahid 212 di Silang Monas pagi ini, (2/12/2018).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta pada pagi hari akan cerah hingga cerah berawan. Kondisi itu, akan berlangsung hingga siang hari dimana hujan akan mengguyur seluruh wilayah Jakarta.
Hujan dengan intensitas sedang akan mengguyur wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Hingga malam, hujan diperkirakan masih akan turun meski hanya hujan ringan.
Sementara suhu rata-rata pada hari ini akan berkisar pada 23-32 derajat celcius dengan tingkat kelembaban mencapai 65-95%.(*Adyt)
CIBINONG – Sejumlah kalangan masyarakat mengkritisi kinerja PD Pasar Tohaga dalam mengelola pasar yang tersebar di wilayah Kabupaten Bogor. Direksi BUMD Pemkab Bogor yang dikomandoi Direktur Utama Eko Romli dinilai tak mampu menata belasan dari total 27 pasar tradisional dan modern menjadi lebih bersih serta nyaman bagi pedagang maupun masyarakat yang hendak belanja.
Tak cuma itu, direksi PD Pasar Tohaga dinilai gagal menjadikan perusahaan tersebut meraup keuntungan signifikan ke kas daerah.
Padahal, pedagang di dalam dan luar pasar dipungut restribusi kebersihan serta keamanan. Seperti yang terjadi di Pasar Leuwiliang, restribusi yang ditarik dari ribuan pedagang tak menjamin kondisi pasar menjadi nyaman.
Menurut Ketua Forum Komunikasi Pemuda Bogor Barat (FKPBB), Sunandar SH, manajemen PD Pasar Tohaga terkesan melakukan pembiaran atas kondisi Pasar Leuwiliang yang kotor dan sering terjadi banjir.
“Ditambah lagi jalan akses menuju pasar dari jalan raya Leuwiliang rusak parah, ini mengakibatkan warga enggan belanja ke pasar,” papar Sunandar kepada wartawan, Jumat (30/11/2018).
Dikatakannya lagi, banyak pedagang yang mengeluhkan kinerja manajemen PD Tohaga yang buruk dan tidak bertindak cepat mengatasi permasalahan di Pasar Leuwiliang. “Pedagang pun menjerit, karena selama ini mereka membayar restribusi ke petugas pasar. Namun kepatuhan pedagang membayar uang restribusi tidak diimbangi oleh kinerja manajemen PD Tohaga dalam mengelola pasar,” imbuhnya.
Karena itu, FKPBB mendesak PD Pasar Tohaga untuk bersikap transparan dalam pengelolaan dana restribusi dan responsif dalam menyikapi persoalan yang terjadi di areal pasar. Selain itu, FKPBB mengharapkan Bupati Bogor dan DPRD agar segera menyikapi keluhan pedagang dan masyarakat di sekitar pasar Leuwiliang.
“Terkait persoalan di pasar Leuwiliang ini, FKPBB akan melayangkan surat protes sekaligus permohonan tindakan khusus kepada Bupati dan DPRD untuk menyelesaikan persoalan ini. Pasar Leuwiliang ialah sentra ekonomi, namun kondisinya yang buruk menimbulkan keresahan warga konsumen dan pedagang yang kini mengalami penurunan pendapatan,” tandas Sunandar.(Doeng)
CIBINONG – Warga Kampung Gardu,Desa Parakan Jaya Kecamatan Kemang Berharap Pemerintah Kabupaten Bogor segera mencairkan Dana Bantuan Pembangunan Mesjid Albarokah di Kampung tersebut. Pembangunan mesjid untuk menampung kegiatan keagamaan 500 kepala keluarga itu selama ini merupakan hasil swadaya masyarakat
Sementara itu saat sedang melakukan kerja bhakti,puluhan warga Kp Gardu di di buat terkejut dengan kedatangan Ihham Permana Calon anggota Legislatif DPRRI dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan 5 Kabupaten Bogor
Ilham Permana yang juga ketua DPRD kabupaten Bogor ini langsung turun ikut kerja bhakti dengan puluhan warga yang tengah bahu membahu melanjutkan pembangunan mesjid.
Sejumlah warga juga langsung menyampaikan aspirasinya untuk segera menyelesaikan pembangunan mesjid dua lantai tersebut kepada Ilham Permana.
Hamid,40 tahun Salah seorang warga di lokasi pembangunan mesjid albarokah menuturkan keinginannya untuk segera menyelesaikan pembangunan mesjid tersebut. ” kita ingin cepat selesai Mas. Selama ini kita swadaya aja membangun mesjid ini. Bantuan dari mana mana belum ada, Pernah dua bulan lalu kita mengajukan proposal bantuan ke pemkab Bogor untuk melanjutkan pembangunan mesjid ini tapi belum ada tanggapan juga,” Tutur Hamid.
Ilham Permana yang juga memeriksa seluruh bangunan mesjid beserta warga mengatakan kehadirannya hanya sebagai bentuk simpatinya dan untuk mengapresiasiasi warga kampung gardu yang telah berusaha membangun rumah ibadah secara swadaya.
“Ini sebagai bentuk perbedayaan masyarakat dalam kegiatan keagamaan.saya mengapresiasi kekompakan warga kampung gardu tanpa bantuan pun mereka mampu membangun mesjid besar ini,”Tutur Ilham permana
Lebih lanjut Ilham Permana mengatakan,” Pembangunan mesjid secara swadaya ini merupakan tradisi dan budaya masyarakat kabupaten bogor yang selalu mengedepankan kebersamaan dalam berbagai kegiatan baik sosial budaya dan ekonomi termasuk dalam kegiatan politik sekalipum sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam setiap kehidupan bermasyarkat. Terlebih dalam suasana politik yang tengah memanas saat ini,” Ungkap Ilham permana.
Dalam kesempatan tersebut Ilham Permana juga memberikan sejumlah bantuan untuk kepada masyarakat untuk melanjutkan pembangunan mesjid albarokah di Kampung gardu Desa Parakan Jaya Kabupaten Bogor .(P Alam )
CIBINONG – Geopark Pongkor yang berada di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, ramai pengunjung setelah berubah status menjadi Geopark Nasional.
Penyerahan sertifikat status Geopark Nasional dilakukan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada Bupati Bogor Nurhayanti.
Warga menilai dengan adanya sertifikasi nasional tersebut membuat Geopark Pongkor akan dikenal secara nasional.
“Iya tadi ramai karena ada menteri jadi penasaran ke sini,” kata seorang warga, Asep (28) kepada wartawan saat ditemui, (30/11/2018).
Asep yang datang bersama keluarganya pun ikut merasakan indahnya wisata alam di kawasan tambang Antam.
“Geopark Pongkor ini sudah lama ada dan sekarang sudah lanjutnya, jadi main aja ke sini dan kebetulan masuknya gratis,” ungkapnya.
Selain itu kata dia, terdapat hiburan usai penyerahan sertifikat bahkan ada Pasar Kuliner.
“Seru sih,, karena tadi ada hiburan dangdut juga usai penyerahan sertifikat dan ada pasar kuliner asli Bogor,” tuturnya.
Pantauan dilapangan, ratusan pengunjung mulai berdatangan ke Geopark tersebut.
Tak sedikit dari mereka membawa keluarganya untuk sekedar berswafoto.
Di geopark tersebut juga tersedia Pasar Kuliner yang diisi oleh UKM dari puluhan kecamatan di wilayah Barat, Kabupaten Bogor.
Perlu diketahui dari puluhan Geopark yang ada di Indonesia, Geopark Pongkor telah resmi bersertifikat sebagai Geopark Nasional.(Nia)
CIBINONG – Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Komunikasi Pemuda Bogor Barat (FKPBB), mengecam kinerja PD Pasar Tohaga dalam mengelola lingkungan Pasar Leuwiliang. Pasalnya, PD Tohaga mengabaikan kondisi infrastruktur di areal pasar, seperti jalan di depan pasar yang rusak parah mirip kubangan kerbau dan kondisi pasar yang kotor seperti tidak terurus.
Bahkan lebih buruk, akibat kondisi infrastruktur pasar yang rusak parah, acapkali terjadi banjir bila hujan lebat. Dampaknya, ribuan pedagang di dalam areal pasar dan di luar bangunan pasar alias Pedagang Kaki Lima (PKL) mengalami kerugian jutaan rupiah dalam satu hari karena genangan air membuat pengunjung tak jadi belanja.
Menurut Ketua Umum FPKBB Sunandar, pihak PD Pasar Tohaga tidak memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap ‘penderitaan’ pedagang Pasar Leuwiliang dan juga warga di sekitar pasar akibat kondisi jalan menuju pasar rusak parah, serakan sampah dan banjir yang sering terjadi.
“Kami di FKPBB sering menerima aduan dari pedagang maupun warga terkait kondisi pasar Kepedulian. Persoalannya, kondisi yang menyiksa pedagang dan warga dibiarkan begitu saja oleh manajemen PD Tohaga, padahal pedagang di dalam areal pasar sebanyak seribu orang dipungut iuran,” kata Sunandar.
Ditambahkannya lagi, selain pedagang resmi di dalam pasar, terdapat kurang lebih 500 orang PKL yang dipungut iuran oleh manajemen PD Tohaga. “Itu PD Tohaga pungut iuran dari pedagang, mestinya PD Tohaga juga berbuat agar membuat pedagang dan pengunjung merasa nyaman,” imbuhnya.
Dijelaskannya, bahwa Pasar Leuwiliang saat ini menjadi sentra ekonomi di wilayah barat Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, jika dibiarkan kondisinya rusak parah dan kotor, dipastikan berdampak buruk pada pedagang, yaitu menurunnya pendapatan pedagang akibat masyarakat pembeli enggan datang ke pasar.
Sunandar menegaskan, jika sampai akhir tahun ini tak ada perbaikan di areal pasar Leuwiliang, FKPBB akan melakukan aksi turun ke jalan guna menuntut adanya tindakan cepat dari manajemen PD Tohaga untuk mengakhiri penderitaan pedagang dan masyarakat di sekitar pasar Leuwiliang.
‘Kita akan aksi demo, kalau perlu kita ajak pedagang untuk tidak membayar iuran sampai persoalan infrastruktur pasar itu dibenahi oleh PD Tohaga,” pungkas Sunandar seraya meminta Bupati dan DPRD agar tidak tutup mata.(Doeng)
CIBINONG – Pasar Leuwi Liang bagian dari 27 pasar yang tersebar di Kabupaten Bogor namun saat ini pasar tradisional tersebut sangat memperihatinkan dan ini menjadi keluhan para pedagang yang menempati setiap toko dan los .
Bila datang hujan maka jalan menuju pasar menjadi danau sementara , sebab baik kendaraan roda dua dan roda empat menjadi kesulitan untuk keluar dan masuk ke pasar tersebut .
Akses jalan lebih kurang 200 meter menuju pasar bagaikan monster bagi para pedagang dan pembeli untuk datang ke tempat perniagaan berkumpulnya berbagai kalangan ekonomi .
Banjir jalan menuju pasar berimpas pada toko dan los ,” tutur seorang pedagang .
Sunandar ketua LSM FKPBB (Forum Komunikasi Pemuda Bogor Bogor ) mengatakan ,” banjir dan hancurnya jalan tidak ada perhatian dari pihak PD TOHAGA sebagai pengelola pasar lebih lebih memperhatikan fasilitas pasar untuk menunjang para pedagang pihak PD TOHAGA hanya bisa menaikkan restribusi , pihak PD PASAR TOHAGA buka mata buka telinga kondisi dilapangan jangan hanya pencitraan bahwa pasar itu baik dan tidak bermasalah .
Sambungnya ,”bila tidak di perbaiki infrastrukturnya dan sisi pelayanan maka ini adalah suatu kerugian yang diciptakan oleh PD PASAR TOGAHA sendiri karena pengelolaan yang tidak jelas .
Dengan jumlah kios dan toko 1000 lebih belum ditambah kaki lima dengan jumlah pedagang 1500 orang dan pengunjung pasar ribuan orang pasar Leuwi Liang sangat berpotensi untuk kemajuan ekonomi masyarakat setempat dan PAD Kabupaten Bogor .(Doeng)
BOGOR – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bogor akhirnya dipimpin H. Subagiyo (Harian International Media) setelah menyisihkan calon lainnya, HR Maspatir (SKM Komunitas) dan Untung Bachtiar (Radar Bogor) yang mencalonkan Ketua PWI Kabupaten Bogor periode 2018-2021 dalam Konferensi PWI Kabupaten Bogor 2018 yang dibuka langsung Bupati Bogor, Hj. Nurhayanti, di Gedung Serbaguna I Komplek Pemkab Bogor, Cibinong, (26/11)
Prosesi pemilihan Ketua PWI Kabupaten Bogor dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi, Muhammad Safrin yang didampingi Sekjen PWI Cabang Jawa Barat itu, memutuskan H. Subagiyo terpilih menjadi Ketua PWI Kabupaten Bogor
Pada pemilihan putaran pertama, H. Subagiyo meraih suara terbanyak dengan 16 suara, HR Maspatir 3 suara dan Untung Bachtiar mendapatkan 6 suara, dari total keseluruhan 25 suara Anggota Biasa PWI Kabupaten Bogor yang memiliki hak pilih.
Selanjutnya, dalam putaran kedua, H. Subagiyo mendapatkan tambahan suara dengan meraup 19 suara, sementara suara yang diraih Untung Bachtiar bertahan 6 suara seperti pada putran pertama sebelumnya.
Bupati Bogor Hj. Nurhayanti dalam sambutannya pada pembukaan Konferensi menekankan, bahwa dalam mengelola sebuah organisasi harus didasari dengan kebersamaan, karena kebersamaan adalah sumber kekuatan.
Selaihn itu, Bupati mengapresiasi keberadaan wartawan dengan produk jurnalistiknya yang turut serta dalam mencerdaskan masyarakat Kabupaten Bogor. “Saya mengapresiasi kepada PWI yang telah memberikan kontribusi luar biasa terutama dalam hal pembangunan dan mencerdaskan masyarakat Kabupaten Bogor, terimakasih selama ini kita bisa menjadi mitra yang baik,” kata Hj. Nurhayanti yang tidak lama lagi menyelesaikan tugasnya sebagai Bupati Bogor.
Bupati juga berharap agar PWI Kabupaten Bogor terus mengawal dan memberikan kritik yang konstruktif kepada pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dalam pembangunan maupun sosial keagamaan.
Ketua PWI Kabupaten Bogor terpilih, H. Subagiyo dalam pidato kemenangannya menyampaikan sejumlah program PWI Kabupaten Bogor kedepan, salah satunya mengenai pentingnya keberadaan Dewan Penasehat dan Dewan Pertimbangan ditubuh PWI Kabupaten Bogor, agar jalannya kepengurusan nanti dapat dikontrol oleh anggota melalui dewan penasehat atau dewan pertimbangan
“Teman-teman yang tidak masuk dalam daftar pengurus, kami akan membentuk Dewan Pertimbangan yang memiliki tugas pengawasan melekat untuk bisa memberikan masukan dan arahan kepada pengurus,” ujarnya.
Selain itu, kata Bagiyo, program selanjutnya yakni pengurus baru akan memberikan penugasan kepada tiap pengurus dan anggota untuk ditugaskan atau ditempatkan di Bako Humas disetiap instansi atau dinas dilingkungan pemerintah dan wilayah-wilayah di Kabupaten Bogor.
“PWI akan terus berkiprah dan eksis sebagai organisasi profesi wartawan pertama dan bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Bogor,” tegas Bagiyo yang dalam periode sebelumnya menjabat Wakil Ketua PWI Kabupaten Bogor, dan pernah menjadi Ketua Pokja Wartawan sebelum terbentuknya PWI di Kabupaten Bogor.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Advokasi PWI Jawa Barat, H. Agus Dinar mewakili Ketua PWI Jawa Barat mengharapkan kepada pengurus PWI Kabupaten Bogor yang baru untuk menuntaskan program Uji Kompetensi Wartawan (UKW) bagi para anggota dan merangkul para wartawan generasi milenial yang ada di Kabupaten Bogor sebagai generasi pengurus yang akan datang.
“Ada tiga program PWI Jawa Barat yang akan dilaksanakan yaitu pembentukan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) yang terdiri dari istri-istri para Anggota PWI, kedua menuntaskan program UKW, dan ketiga menyiapkan generasi PWI dari kalangan wartawan milenial,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Korwil II Bogor, Piyarso Hadi yang menekankan pentingnya kompetensi seorang wartawan dengan melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW). “ Pada tahun 2017 lalu, PWI Kabupaten Bogor sudah pernah menggelar UKW bagi anggotanya dan menurut catatan saya, kalau tidak salah sudah 70 persen anggota PWI kabupaten Bogor telah mengikuti dan lulus UKW,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Piyarso Hadi mengatakan pentingnya membangun komunikasi dan silaturahmi antar anggota keluarga PWI dengan menghidupkan IKWI sebagai forum komunikasi para isteri dan keluarga wartawan yang tergabung di PWI Kabupaten Bogor. “Dengan adanya IKWI, maka bisa menciptakan kebersamaan antar anggota dan keluarga wartawan. Karena kekuatan kita adalah kebersamaan,” ujar Hadi yang juga Wakil Ketua Umum Sekretariat Bersama (Sekber) Wartawan Bogor tersebut.
Adapun hasil rapat formatur pembentukan Kepengeurusan PWI Kabupaten Bogor, telah menghasilkan komposisi pengurus PWI Kabupaten Bogor periode 2018-2021 yakni : Ketua H. Subagiyo (Harian International Media), Wakil Ketua I Untung Bachtiar (Harian Radar Bogor),Wakil Ketua II Iwan Sukmawan (Harian Pos Kota). Sekretaris Nurrofik (kabarfaktual.com), Wakil Sekretaris A. Indrawan Heryadi (berantasonline.com), Bendahara Muhamad Basir (inilahonline.com). dengan dibantu oleh Seksi Advokasi Wartawan Bambang Irawan (Koran Berantas), Seksi Organisasi Dauri dan Seksi Kesejahteraan Hj. Nia Kurniasih.(*Jun)
DEPOK – Permasalahan lahan menjadi menyebab ratusan pedagang Pasar Kemiri Muka gruduk kantor Balaikota Depok untuk menagih janji wali kota dalam memperjuangkan nasib ribuan pedagang di Pasar Kemiri Muka yang lahannya akan diambil alih.
Kedatangan ratusan pedagang Pasar Kemiri Muka langsung dihadang sejumlah petugas gabunagn dari Polres Depok dan Satpol PP Depok.
“Kami datang ke Balai kota Depok untuk menuntut dan menagih janji yang sempat disampaikan Pak Walikota dan Wakil Walikota beberapa bulan lalu, untuk mempertahankan lahan yang selama ini dipakai sebagai tempat mencari nafkah ribuan pedagang,” kata Karno, koordinator aksi pedagang Pasar Kemiri Muka, Beji, Senin (26/11/2018).
Mereka juga mempertanyakan kesungguhan Pemkot Depok dalam upaya memperjuangkan keberadaan pasar tradisional yang ada.
Menurut salah satu pedagang, Anto, apa yang dilakukan Pemkot Depok selama ini terkesan hanya setengah hati karena sama sekali tidak ada kelanjutannya.
“Jika memang serius mempertahankan keberadaan Pasar Kemiri Muka, paling tidak, ada upaya membeli lahan atau melakukan perlawanan hukum lainnya,” tandasnya. (*Idr)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro