TASIKMALAYA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bersama Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman meresmikan bus pariwisata bernama ‘Ngulisik’. Kepanjangan dari Nguriling (berkeliling) Kota Tasik.
Acara peresmiannya dilakukan di Taman Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (21/4/2019). Bus Ngulisik ini diharapkan menjadi penanda kebangkitan pariwisata di Kota Santri.
Bus ini menyerupai bus pariwisata di Kota Bandung, Bandros. Tidak hanya di Tasikmalaya, Pemprov Jabar juga memberikan hibah bus pariwisata yang serupa ke seluruh kabupaten/kota lainnya.
Kamil berharap, bus tersebut bisa mengubah wajah pariwisata di Kota Tasikmalaya. “Insha Allah ini (bus Ngulisik) mengubah wajah pariwisata di Kota Tasik. Ini harus mengubah (pariwisata Tasikmalaya), sehingga orang tertarik, lebih tertarik, dan lebih lama pending (diam) di Kota Tasik,” kata Kamil.
Dalam acara ini, Kamil ditemani istri, Atalia Praratya, serta istri Wali Kota Tasikmalaya, Sekda Kota Tasikmalaya, dan jajaran pejabat terkait di lingkungan Pemkot Tasikmalaya, Emil meminta Wali Kota Budiman mengkaji kebutuhan bus pariwisata di kotanya.
“Tolong dikaji butuhnya (bus pariwisata) berapa untuk (kebutuhan) yang ideal, nanti setengah (kebutuhan) dari saya (Pemda Provinsi Jawa Barat) dan setengahnya lagi dari Pemkot Tasik,” jelas Kamil.
Diharapkan dengan adanya bus pariwisata di setiap kabupaten/kota di Jabar bisa segera mewujudkan visi dan misi Pemprov Jabar, khususnya di bidang pariwisata. Karena Kamil, berkomitmen untuk menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi pariwisata.
Pada kesempatan ini, Kamil menambahkan, Pemprov Jabar akan mendorong generasi milenial Tasikmalaya agar semakin kreatif. Untuk itu, pada tahun ini akan dibangun gedung pusat kreatif atau Creative Center di Dadaha, Kota Tasikmalaya. “Tahun ini kita mulai membangun creative center di Dadaha, agar milenial Tasikmalaya bisa bersaing di era saat ini,” kata Kamil.
Usai peresmian, Kamil bersama Atalia dan rombongan, menjajal Bus Ngulisik untuk berkeliling Kota Tasikmalaya. Ada beberapa titik lokasi wisata yang dikunjungi seperti Situ Gede, Dadaha, serta beberapa tempat infrastruktur publik lainnya di Kota Tasikmalaya.(*/End)
BLORA – Semburan lumpur bercampur air setinggi belasan meter dari pipa gas milik PT Pertamina Gas (Pertagas) di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Merupakan aktivitas pembersihan pipa gas sebelum digunakan.
Menurut Pejabat Public Relations and Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertagas Zainal Abidin ketika dihubungi dari Kudus, Minggu (21/4/2019), semburan lumpur bercampur air yang terjadi di Desa Gabusan merupakan aktivitas pembersihan pipa gas (flusing) milik PT Pertargas sebelum tahap comissioning (pengujian).
Peristiwa tersebut, lanjut dia, hanya terjadi pada Jumat (19/4/2019) pukul 16.00 WIB dengan durasi waktu yang cukup pendek. “Warga setempat dipastikan sudah mengetahui kegiatan tersebut. Akan tetapi karena di tepi jalan sehingga banyak warga yang melintas mengabadikan pemandangan yang jarang mereka lihat secara langsung,” ujarnya.
Dimungkinkan banyak warga yang menyebarluaskan rekaman video tersebut sehingga memunculkan kesimpulan yang berbeda-beda. Sebelum aktivitas tersebut dilakukan, PT Pertagas sudah berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), karena kebetulan titik keluarnya pembilasan pipa di dekat jalur rel cepat double track Surabaya-Jakarta.
Aktivitas pembilasan pipa gas dari material-material yang dimungkinkan terdapat di dalam pipa saat pemasangan, katanya, hanya berlangsung singkat.
Selain pembilasan pipa, kata dia, juga akan ada pengujian tekanan untuk mengecek apakah pipa yang dipasang tahan terhadap tekanan, termasuk pada setiap sambungan sebelum pipa dialiri gas. “Masyarakat tidak perlu khawatir karena semua berjalan sesuai prosedur dan aman,” ujarnya.
Kapolsek Jati Iptu Supriyo menambahkan saat terjadi semburan di Desa Gabusan memang menjadi daya tarik tontonan warga karena tidak mengetahui kegiatan sebenarnya. “Terjadinya semburan lumpur hingga tinggi karena ada aktivitas pembersihan material di dalam pipa gas milik PT Pertamina dengan menggunakan air sebelum pengujian,” ujarnya.
Kebetulan, lanjut dia, titik buangnya di Desa Gabusan yang berdekatan dengan jalan serta jalur kereta api. Diakui, aktivitas tersebut memang belum ada koordinasi, meskipun saat mendengar perisitiwa tersebut, jajarannya langsung ke tempat kejadian untuk melakukan pengamanan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena dimungkinkan banyak warga yang tidak mengetahui sesungguhnya yang terjadi. “Jangan sampai aktivitas pembersihan, namun warga mengira terjadi peristiwa alam,” ujarnya.
Pemasangan pipa gas dari Gresik, lanjut dia, informasinya tidak hanya melintasi Blora, melainkan kabupaten/kota lainnya, seperti Demak dan Semarang. Apabila penyambungan pipa di kedua daerah selesai dikerjakan, dimungkinkan ada aktivitas serupa untuk menghilangkan material yang dimungkinkan masih ada di dalam pipa gas tersebut.(*/D Tom)
PALEMBANG – Harga komoditas karet di Sumatera Selatan tidak kunjung membaik selama lima tahun terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan sejak harganya anjlok pada 2013.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sumatera Selatan per 16 April 2019, harga karet kering 100% sebesar Rp18.708/kg; kadar kering 70% sebesar Rp13.096/kg; kering 60% sebesar Rp11.225/kg; kering 50% Rp9.345/kg; dan kering 40% sebesar Rp7.483/kg.
Artinya, harga karet di tingkat petani Sumsel berkisar Rp7.483/kg, karena sebagian besar petani di daerah tersebut menghasilkan produk getah karet dengan kadar kering 40%.
Kepala Dusun III Desa Sigam Kayal Sari, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim, Sumsel, Sahbihis mengatakan, anjloknya harga karet dalam lima tahun terakhir, telah mengubah kehidupan masyarakat perkebunan karet di desanya.
Sebagian besar pekebun karet tidak terlalu memperdulikan lahan karet mereka, karena biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan. “Jangankan untuk peremajaan, pemupukan saja sudah bertahun-tahun tidak dilakukan petani,” kata Sahbihis.
Sejak harga jatuh karena dampak pelemahan ekonomi global, pendapatan pekebun karet menyusut drastis. Dalam satu hektare hanya mendapatkan Rp700.000-Rp800.000 per bulan, sementara sebagian besar petani di desa tersebut hanya memiliki 1-2 hektar lahan.
Walhasil, sebagian mulai meninggalkan kebun karetnya atau tidak lagi menyadap getah. Bahkan, beberapa petani memilih menebang pohon karetnya untuk diganti dengan tanaman lain seperti sayur mayur.
Keputusan ini juga dipengaruhi fakta bahwa sebagian besar kebun karet di desa tersebut sudah berusia di atas 25 tahun, yang artinya sudah saatnya untuk diremajakan karena produktivitas getah sudah menurun.
“Ada juga yang menjual total lahannya dengan harga murah hanya Rp30 juta per hektare, dan beralih pekerjaan, misal jadi buruh di kota, ya mungkin sudah tidak ada pilihan lain,” kata dia.
Surono, pekebun karet di desa tersebut, mengatakan bahwa sejumlah petani karet saat ini mengalihkan sebagian kebun mereka menjadi kebun sayur, seperti yang dilakukannya.
Ia mengorbankan satu hektare kebun karetnya untuk ditanami sayur mayur seperti oyong dan cabai dengan modal awal Rp5 juta untuk membeli benih dan lainnya.
Dari panen oyong, Surono mendapatkan keuntungan bersih Rp3,5 juta satu kali panen dalam masa tiga pekan. Karena itu, ia dapat menyambung hidup di tengah jatuhnya harga karet ini.
Ketika ditanya, mengapa tidak memanfaatkan lahan yang ada untuk dijadikan kebun sayur mayur semua, Surono mengatakan karena dirinya masih optimistis harga karet akan membaik.
Pria paruh baya ini, mengatakan bahwa sebenarnya sangat sedih dengan keadaan ini karena sebelumnya sudah mengikuti anjuran pemerintah untuk menanam karet pada awal 1990-an. “Dulu pemerintah suruh kami tanam karet, eh sudah ditanam rupanya saat harga jatuh, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa,” kata dia.
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian, Edy Sutopo mengatakan, persoalan karet di Indonesia, sangatlah kompleks. Sehingga tidak bisa dipandang sepotong-sepotong.
Beberapa persoalan yang nyata seperti rendahnya kualitas, panjangnya mata rantai, dan persaingan pasar internasional, hingga kini belum dapat diselesaikan.
Apalagi, masuknya dua negara baru yakni Vietnam dan Kamboja selain Indonesia, Thailand dan Malaysia, kerja sama tiga negara (Indonesia, Thailand dan Malaysia) untuk mengurangi suplai pasar internasional menjadi sia-sia sejak beberapa tahun terakhir.
Namun, pemerintah tidak tinggal diam untuk mengatasi persoalan tingginya produksi dalam negeri sebesar 3,1 juta ton per tahun ini, meski langkah yang diambil diakuinya belum menyelesaikan inti persoalan.
Ia mengatakan saat ini pemerintah mendorong penyerapan karet di dalam negeri sendiri seperti untuk campuran pembuatan aspal yang sejauh ini sudah 12% kontennya.
Penggunaan karet pada campuran aspal untuk pembangunan jalan sepanjang 465 kilometer sudah dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang mampu menyerap 8,49 ton karet alam produksi perkebunan rakyat pada 2019, atau meningkat jika dibandingkans sebelumnya yang hanya 1,2 ton per tahun. “Meski serapannya masih kecil tapi ini demand baru. Ada suatu harapan,” kata dia.
Anjloknya harga karet di tingkat petani sejak 2013, membuat ribuan petani di Sumatera Selatan menjerit karena harga hanya Rp6.000-Rp7.000 per kilogram jauh dari idealnya di atas Rp12.000 per kilogram. “Kondisi ini perlu diselesaikan secara diplomasi, sudah terkait isu internasional, ya mengapa sisi hulu marginnya tertekan dibandingkan sisi hilir,” kata dia.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru mengatakan, pemprov mengupayakan peningkatan kualitas getah karet petani dengan memberikan pelatihan sehingga harga dapat lebih baik seperti di Jambi dan Sumatera Utara.
Kemudian, pemprov memperbaiki tata niaga lelang karet petani dengan mengupayakan di setiap kabupaten ada sistem pelelangan karet. Saat ini sudah ada 177 Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) di 14 kabupaten/kota di Sumsel.(*/Gint)
SUKABUMI – Sebuah mobil pick-up hangus terbakar ketika mengisi bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sekarwangi RT 03/19, Kelurahan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (19/4/2019).
Mulanya, insiden di SPBU berkode 34. 43307 terjadi sekira pukul 1.30 WIB saat Suzuki Carry bernomor polisi F 8194 UZ mengisi bahan bakar. Diduga mesin mobil hidup, tiba-tiba api muncul dan menyembur dari lubang pengisian bahan bakar mobil.
Api kian membesar menyambar dispenser SPBU. Mobil dengan cepat dilumat si jago merah. Sang sopir selamat, hanya mengalami beberapa luka bakar di bagian tubuhnya dan kini dirawat di rumah sakit terdekat.
Kobaran api juga sempat menyambar dua unit mobil lainnya. Namun, hanya keduanya mengalami kerusakan bakar kecil.
“Saya mendengar ada suara ledakan, tapi pelan dari SPBU. Dilihat ternyata kebakaran,” ungkap Asel Saepul (32), pedagang buah di samping SPBU.
Kasus kebakaran di SPBU ini masih dalam pengusutan Polsek Cibadak, Polres Sukabumi. Kini, petugas tengah memintai keterangan saksi-saksi dan melakukan olah TKP di lokasi.
Pertamina Marketing Operation Region III memberikan alternatif layanan SPBU bagi masyarakat, pasca insiden kebakaran di SPBU 34. 43307 di Jalan Sekarwangi, Cibadak, Sukabumi yang mengakibatkan SPBU tersebut untuk sementara tidak beroperasi.
Unit Manager Communication Relation dan CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami menyatakan masyarakat bisa mendapatkan BBM di SPBU lain yang berdekatan, yakni di SPBU 34.43315 di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cibadak, Kabupaten Sukabumi atau SPBU 34.43302 di Jalan Raya Cibadak, Kabupaten Sukabumi. SPBU alternatif berjarak sekitar 500 meter hingga 1 KM dari SPBU Sekarwangi Cibadak.
“Untuk stock BBM aman dan telah kami siapkan back up stock, karena hari ini merupakan libur panjang. Kami terus memantau pasokannya, agar masyarakat tetap nyaman saat melakukan perjalanan ke Sukabumi dan sekitarnya,” kata Dewi.
Insiden kebakaran di SPBU Cibadak terjadi Jumat (19/4/2019) dini hari, yang dipicu percikan api dari tangki mobil pick up saat mengisi BBM.
Upaya pemadaman dilakukan petugas SPBU dengan alat pemadam api, dibantu dengan Mobil Pemadam Kebakaran. Api padam sekitar pukul 02.00 dini hari.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Kerugian material akibat kebakaran yakni dispenser, pulau pompa SPBU tidak bisa dioperasikan, dan mobil pick up yang turut terbakar.
Dewi mengimbau kepada konsumen agar tetap mengutamakan aspek keamanan saat mengisi BBM di SPBU, seperti mematikan mesin kendaraan, serta tidak menggunakan telepon seluler. (*/Yan)
MALANG – Kebakaran di Pasar Lawang, Kabupaten Malang pada Rabu (17/4/209) malam ditaksir menelan kerugian hingga Rp 3,5 milyar. Kebakaran itu telah menghanguskan sekitar 350 kios.
“Rata-rata jual kain, kalau masing-masing los bermodal Rp 10 juta, bisa ditaksir kerugian hampir Rp 3,5 miliar,” kata Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung di lokasi kejadian.
Kapolres mengatakan, kebakaran parah terjadi di lantai dua. Namun ganasnya si jago merah membuat api menjalar ke lantai satu sehingga sebagian lantai satu kena imbas kebakaran.
“Yang terbakar ada setidaknya 350 los dari jumlah total sebanyak 1300 los di Pasar Lawang ini. Jadi sekitar 20 persenan,” katanya lagi.
Usai kejadian, Tim Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya diterjunkan guna menyelidiki penyebab pasti kebakaran di Pasar Lawang.
“Belum tahu, kami tidak bisa menduga-duga. Apakah karena sabotase atau faktor lain. Karena menurut pedagang pintu akses masuk ke lantai dua tempat area pertama terbakar dalam kondisi terkunci. Tim Labfor tengah bergerak ke sini, untuk olah TKP menyelidikinya,” tandasnya.
Kebakaran melanda Pasar Lawang, Kabupaten Malang, pada Rabu (17/4/2019) malam. Pedagang panik untuk menyelamatkan barang-barangnya. Api diketahui pertama kali berada di lantai dua, banyaknya barang mudah terbakar membuat api bisa cepat merembet hingga ke lantai dasar.(*/Gio)
SAMPANG – Akibat pasar terendam banjir luapan sungai Kemuning, puluhan pedagang pasar sore Dek edek, terpaksa keluar dari area pasar guna mencari tempat yang aman dari genangan banjir agar tetap bisa menjajakan daganganya.
“Kami pindah ke jalan raya yang tidak ada banjirnya,” kata ibu Endin, penjual ikan pasar Dek edek, Minggu (14/4/2019).
Ibu Endin juga menjelaskan, akibat pasar yang biasa digunakan berjualan tergenang banjir. Dirinya harus memaindahkan barang dagangganya sekitar 500 meter ke arah selatan pasar.
“Kita harus memindahkan barang dagangan agar tetap bisa berjualan, karena hanya dengan berjualan ini kami bisa makan, kalau banjirnya lama kita akan terus berjualan di jalan raya,” imbuhnya.
Pantauan di lokasi, para pedagang pasar ini pindah jualan di area jalan Pahlawan, Kelurahan Rongtengah. Sebab, area tersebut masih bebas dari genangan banjir luapan sengai Kemuning. (*/Gio)
SUKABUMI – Sebanyak 600 desa berkembang dan tertinggal di Jawa Barat, segera terpasang wifi gratis. Implementasi program Desa Digital di Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Minggu (14/4/2019).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, secara simbolis meluncurkan program ini disaksikan warga desa setempat.
Desa Digital bertujuan untuk menyediakan akses internet di desa yang sebelumnya tidak memiliki koneksi internet sama sekali. Lebih utama, program ini untuk meningkatkan literasi masyarakat di berbagai bidang seperti pendidikan dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Selain penyertaan infrastruktur dan peningkatan literasi digital, harapannya setiap desa juga mampu memanfaatkan kanal informasi dan komunikasi, seperti Instagram dan Whatsapp Group untuk berkomunikasi dengan perangkat desa dan mempromosikan potensi desa,” kata Kamil.
Dengan Desa Digital, warga desa khususnya generasi muda bisa belajar Bahasa Inggris melalui pelatihan secara online dengan pengajar dari luar negeri. Warga juga dapat menonton tayangan yang bermanfaat yang tayangannya akan diatur oleh kepala desa. “Ini akan semakin membuka akses informasi, pendidikan dan meningkatkan produktivitas juga pemasaran produk-produk lokal,” kata Kamil.
Kamil berharap, internet dapat menstimulus badan usaha milik desa (BUMDes) dalam mempromosikan produk-produk lokalnya menggunakan saluran e-commerce atau market place.
Desa Digital merupakan buah kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Saat ini, terdapat 155 titik VSAT desa di 17 kabupaten/kota telah berstatus on air setelah sebelumnya telah diinstalasi vendor swasta. Perangkat ini dipasang di balai desa, kantor desa, pesantren, sekolah, dan puskesmas.
Dan, Provinsi Jabar memiliki 5.312 dengan beragam skala IDM. Dengan kerja sama pemerintah pusat, Kamil berharap, akan ada 1.000 desa per tahun yang terpasang wifi.
Menkominfo Rudiantara menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan pengaruh negatif internet. Sebab Kominfo akan selaku mengawasi dan mengedukasi relawan TIK (teknologi informasi dan komunkasi) yang akan menjadi pendamping warga. “Untuk menangkal pengaruh negatif dari internet masuk desa, nanti warga dan kepala desanya diedukasi. Contohnya tentang berita hoaks oleh teman-teman relawan TIK,” ujar Rudiantara.(*/Hend)
PEMEKASAN – Kepala BPDD Pamekasan, Akmalul Firdaus memastikan tidak ada korban dalam peristiwa banjir yang mengepung wilayah perkotaan di daerah berslogan Bumi Gerbang Salam, Sabtu (13/4/2019) malam.
Bahkan dalam peristiwa tersebut, tercatat sebanyak empat kelurahan di kecamatan Pamekasan, terdampak banjir besar yang terjadi pada 2001 silam. Meliputi kelurahan Barurambat Timur alias Bartim, Juncancang, Parteker dan Patemon.
Namun titik terparah terdampak banjir terdapat di kelurahan Juncancang, Pamekasan, khususnya di wilayah RW 2. “Titik banjir terjadi di empat kelurahan, terparah di kelurahan Juncancang,” kata Kepala BPDD Pamekasan, Akmalul Firdaus, Minggu (14/4/2019).
“Di kelurahan Juncancang, khususnya di RW 2. Tercatat ratusan warga terkena dampak banjir, meliputi sebanyak 70 KK di RT 1, sebanyak 125 KK di RT 2, dan sebanyak 130 KK di RT 3,” ungkapnya.
Beruntung peristiwa tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa, sebab secara keseluruhan warga terdampak bisa dievakuasi dan sebagian ditampung di Pendopo Wakil Bupati Pamekasan, Jl Jokotole. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” jelasnya.
“Memang ada sebagian warga yang harus kita evakuasi, di antaranya warga lansia, ibu hamil, anak-anak dan lainnya. Mereka langsung ditangani tim medis dan ditampung di Pendopo Wabup,” imbuhnya.
Disinggung soal persiapan dalam mengevakuasi masyarakat yang terdampak bencana banjir, pihaknya bersama jajaran instansi terkait bergerak cepat mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan. Semisal kelaparan dan lainnya.
“Soal isu kelaparan sudah kita antisipasi, bahkan kita langsung antarkan nasi bungkus ke rumah warga yang enggan dievakuasi. Termasuk juga untuk siang ini kita siapkan nasi bungkus bagi warga terdampak,”tandasnya.(*/Gio)
YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan lima kali guguran lava pijar ke arah Kali Gendol pada Sabtu (13/4).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyatakan lima guguran lava yang terpantau melalui CCTV dalam periode pengamatan pukul 00.00-00.06 WIB memiliki jarak luncur 250-900 meter. Selain guguran lava, menurut dia, pada periode itu BPPTKG juga mencatat 22 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-55 mm selama 10-91 detik.
Merapi Kembali Luncurkan Guguran Awan Panas Volume Kubah Merapi Capai 472 Ribu Meter Kubik Guguran Awan Panas Merapi Turun, Lava Pijar Tetap Tinggi
Sementara itu, hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 80 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah timur tenggara, dan selatan. Suhu udaranya 17-21.8 derajat celsius dan kelembapan udaranya 67-85 persen dan tekanan udara 628.5-708.7 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
Selain itu, BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan .
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.(*/D Tom)
INDRAMAYU – Banjir akibat meluapnya air Sungai Cimanuk di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat sudah seringkali terjadi. Biasanya air yang menggenangi rumah-rumah warga itu berlangsung singkat, sehari dua hari airnya sudah kering. Tetapi banjir kali ini, jauh lebih lama, dibandingkan banjir sebelumnya.
“Banjir yang merendam ribuan rumah warga awalnya terjadi Senin (8/4/2019). Namun hingga hari ini banjir masih menggenangi rumah-rumah warga,” ujar Rasdi, 48 warga Kelurahan Bojongsari, Indramayu.
Pemantauan Pos Kota, pukul 15:40 WIB, petugas Polantas Polres Indramayu masih menutup ruas Jalan Kembar di Kelurahan Kepandean karena masih tergenang air alias banjir. Jalan Kembar biasa dilalui kendaraan dari arah Kecamatan Jatibarang menuju Kota Indramayu.
Jalan Kembar selain masih terendam banjir, juga di beberapa titik berpotensi rawan longsor. Karena berpotensi membahayakan keselamatan pengendara kendaraan bermotor itulah, petugas Polantas Polres Indramayu masih menutup ruas Jalan Kembar.
Banjir karena meluapnya air Sungai Cimanuk itu merendam lebih dari 8 ribu rumah warga tersebar di 18 desa di Kecamatan Indramayu, Sindang, Cantigi, Pasekan dan Lohbener.
Akibat banjir yang yang masuk ke rumah-rumah penduduk hingga berhari-hari itu sejumlah warga, khususnya manula mulai terserang berbagai penyakit, sehingga perlu diungsikan ke luar rumah dan mendapatkan pertolongan medis.
“Tadinya mereka mengira banjir yang merendam rumahnya itu akan cepat surut, sehingga mencoba bertahan di dalam rumah. Namun lama-lama penyakit muncul, sehingga beberapa warga terpaksa diungsikan dan mendapat pertolongan medis,” ujar salah seorang karyawati Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Hari Nuryani.
Dikatakan, BPBD bekerja sama dengan aparat keamanan selalu stand by di lokasi banjir melayani masyarakat. “Kami menggunakan perahu karet menjemput dan mengevakuasi masyarakat yang terdampak banjir. Termasuk warga yang mengeluh sakit diungsikan menggunakan perahu karet agar mendapatkan pengobatan,” katanya. (*/End)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro