LAMPUNG – Kapolda Lampung Irjen Purwadi Arianto menyambut kedatangan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang melakukan kunjungan kerja di perkebunan dan pengolahan nanas PT Great Giant Pineapple di wilayah Lampung Tengah, pada Selasa (17/12/2019).
Maksud kedatangan Mentan sebagai wujud perhatian terhadap pertanian di Lampung yang dikenal memiliki lahan perkebunan yang luar dan tanah yang subur.
Mentan juga bersinergi dengan program unggulan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi untuk Petani Berjaya. Ia mengatakan bahwa sebagai lumbung pertanian.
Lampung menjadi perhatian bagi pemerintah pusat dan hal ini menjadi prioritas petani unggulan agar mencapai swasembada pertanian yang ada di daerah Lampung . (*/Kris)
BANYUWANGI – Lahan hutan seluas 1,1 hektare di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) kawah Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ditanami pohon cemara gunung pascaterbakar pada 19 Oktober 2019.
Penanaman dilakukan oleh 257 mahasiswa dari 27 perguruan tinggi dari berbagai daerah melalui program Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang digagas oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Aksi tanam pohon dilakukan Senin (16/12/2019) dengan maksud untuk memulihkan kembali hutan yang terbakar dengan penanaman sebanyak 500 pohon cemara gunung (Casuarina Junghuniana).
TWA Kawah Ijen terletak di tengah-tengah kawasan Cagar Alam (CA) Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup, yang secara administratif pemerintahan berada dalam dua wilayah yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.
Perguruan tinggi yang mahasiswanya terjun dalam upaya konservasi kawasan hutan ini di antaranya dari Universitas Airlangga (Unair) Kampus Banyuwangi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Politeknik Negeri Banyuwangi, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Terbuka (UT), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan beberapa perguruan tinggi lainnya.
Ratusan mahasiwa yang disebut “Squad Darling” menanam pohon cemara gunung bersama Kepala BBKSDA Jatim Nandang Prihadi, Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi Chusnul Khotimah mewakili Bupati Abdullah Azwar Anas, serta Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto, dan group band Barasuara.
Menurut Kepala BBKSDA Jatim Nandang Prihadi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Pegunungan Ijen, Kabupaten Banyuwangi pada Oktober lalu telah menghanguskan sekitar 940 hektare di kawasan TWA Kawah Ijen, Gunung Ranti, dan Gunung Merapi Ungup-Ungup.
“Kondisi itu mengakibatkan ditetapkannya status darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta ditutupnya TWA Kawah Ijen pada 20 Oktober hingga 6 November,” katanya.
Ia menambahkan kebakaran tersebut telah melahap habis sepertiga kawasan di Pegunungan Ijen, termasuk dalam cakupan wilayah BBKSDA.
Dampak yang paling signifikan atas karhutla di TWA Gunung Ijen itu adalah kerusakan ekosistem yang ada di kawasan tersebut, dan kemudian berimbas pada rusaknya siklus kehidupan tumbuhan dan satwa.
Kegiatan ‘Siap Darling’ di kawasan TWA Gunung Ijen ini menurut Nandang sebagai upaya untuk melestarikan kawasan konservasi melalui penanaman kembali sebagai upaya pemulihan eksositem tumbuhan dan satwa yang terputus dan terganggu, bahkan mengalami kematian akibat karhutla di kawasan itu.
“Saya berharap kalangan muda, khususnya di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso menjadi terdorong dan memiliki keinginan untuk ikut serta menjaga lingkungan, dan juga berharap aksi ‘Siap Darling’ ini tidak berhenti di TWA Gunung Ijen, tapi terus berlanjut di kawasan konservasi maupun hutan lainnya,” paparnya.
Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji menyampaikan, program “Siap Darling” berupa pelestarian lingkungan yang digagas pihaknya selalu mengajak dan melibatkan generasi milenial untuk bergerak bersama peduli lingkungan.
“Apa yang kita lakukan bersama dengan penanaman pohon cemara gunung di TWA Gunung Ijen ini merupakan langkah nyata generasi milenial terhadap lingkungan yang rusak akibat kebakaran,” katanya.
Program itu juga diharapkan dapat melatih rasa cinta lingkungan, dan dalam jangka panjang program tersebut adalah langkah kecil menuju terciptanya ekosistem lingkungan yang seimbang.
Sementara itu, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi dalam kesempatan yanh sama mengapresiasi upaya kolaborasi itu untuk menghijaukan kawasan konservasi melalui program “Siap Darling” dengan melibatkan generasi milenial.
“TWA Gunung Ijen adalah salah satu kekayaan alam yang harus dijaga demi kelangsungan hidup anak cucu di masa depan,” katanya.
Berdasarkan data dari Pemkab Banyuwangi, jumlah pengunjung di TWA Kawah Ijen pada 2015 terus meningkat. Pada 2014 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara tercatat sebanyak 90.080 orang.
Jumlah tersebut melonjak menjadi sebanyak 169.445 orang tahun 2015. Sempat menurun pada 2017, namun naik lagi menjadi sebanyak 194.203 orang pada 2018.(*/Gio)
MAJALENGKA – Cuaca redup diprakirakan terjadi di Kabupaten Majalengka sepanjang Senin (16/12/2019) hingga Selasa (17/12/2019) besok pagi. Namun, suhu udara pada awal pekan di kabupaten ini lebih gerah dibanding akhir pekan lalu.
Lewat prakiraan cuaca harian, BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati memprakirakan cuaca berawan terjadi secara merata pada pukul 07.00-10.00 WIB, untuk kemudian cerah berawan hingga pukul 13.00 WIB.
Memasuki siang hingga malam, dari 13.00-22.00 WIB, hujan ringan mengguyur seluruh daerah Kabupaten Majalengka. Cuaca berawan kembali terjadi antara pukul 22.00-07.00 WIB Selasa besok.
Di sisi lain, suhu udara hari ini di angka 23-34 derajat celsius, lebih tinggi dibanding akhir pekan lalu di angka 19-32 derajat celsius. Untuk kelembapan udara 60-95 persen sama persis dengan Sabtu lalu. Adapun kecepatan angin di kisaran 10-20 kilometer per jam.(*/Asp)
SUKABUMI – RSUD Palabuhanratu berencana menghentikan pelayanan kesehatan kepada warga miskin (gakin). Hal itu terungkap dalam surat rumah sakit plat merah itu yang ditujukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
Dalam surat itu menyebutkan bahwa pembiayaan pasien gakin yang bersumber dari APBD 2019 akan diberhentikan mulai tanggal 15 Desember mendatang. Alasannya dana gakin yang dialokasikan di RSUD Palabuhanratu telah habis.
Surat tersebut ditandatangani Saeful Ramdan, Kepala Budang Pelayanan Selaku Ketua Pengelola Pasien Gakin Th 2019 RSUD Palabuhanratu, tertanggal 9 Desember 2019.
“Sehubungan dengan akan berakhirnya tahun anggaran 2019 pada bulan Desember, dengan ini kami beritahukan bahwa untuk Pembiayaan pasien gakin yang bersumber APBD Th Anggaran 2019 akan diberhentikan tertanggal 15 Desember 2019,” begitu bunyi bagian surat yang menyatakan pelayanana gakin diberhentikan tersebut.
Kemudian disebutkan, penghentian ini juga karena masalah pendeknya waktu untuk pengklaiman bulan Desember ke DInkes. “Sehubungan drengan keterbatasan waktu pengklaiman di Bulan desember ke Dinas Kesehatan tidak bisa lewat tahun, serta sudah habisnya dana Gakin APBD yang di Di Rumah sakit,” bunyi surat itu.(*/Yan)
GRESIK – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik prihatin kondisi penyuluh agama. Dengan kerja penuh waktu, hanya diberi honor Rp1 juta per bulan.
“Kami sangat prihatin dengan besaran honor tersebut. Sebab hal itu sangat tidak manusiawi, dibanding dengan tugas berat penyuluh agama,” kata Ketua MUI Gresik, H Muslih Hasyim, Jumat (14/12/2019).
Menurutnya, para penyuluh ini umumnya sarjana agama. Bahkan ada yang sudah S2. Sehingga tidak pantas, seorang ahli agama dengan tugas berat, mendapat imbalan cukup kecil.
“Kami segera berkirim surat kepada Menteri Agama RI untuk meninjau ulang honor penyuluh agama,” tegas Muslikh.
Dia pun memberikan solusi, honor penyuluh agama disamakan dengan honor pendamping desa atau pendamping PKH yang besarnya minimal Rp3 juta perbulan.
“Tugas utama dan tergolong berat bagi penyuuh agama adalah mengkordinasikan aktifitas keagamaan di tengah-tengah masyarakat tentang khotib, penceramahnya, supaya tdk kemasukan khotib dan penceramah radikal, serta memberikan pemahaman pra nikah,” kata dia.
Dijelaskan, penyuluh agama harus sering blusukan ke desa-desa di wilayah kerjanya. Rajin datang ke pengajian, kumpulan keagamaan, jamah masjid bahkan berkoordinasi dengan khotib masjid setempat. Tujuannya untuk menangkal radikalisme.
Dalam kesempatan itu, MUI Gresik juga menggelar seleksi 144 orang penyuluh agama. Mereka ini akan disebar di 18 kecamatan, dimana setiap kecamatan ditempatkan delapan orang penyuluh agama.(*/Gio)
CIANJUR – DPRD Jawa Barat mendorong agar situs megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka menjadi induk destinasi wisata di wilayah Cianjur.
Usulan tersebut diketahui akan dibarengi dengan penyediaan fasilitas dari DPRD Jabar dan anggaran tidak terbatas untuk penataan serta pengembangan kawasan situs peninggalan zaman prasejarah tersebut.
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Ade Barkah Surachman mengatakan, aksesibilitas infrastruktur dari berbagai wilayah menuju Cianjur akan sangat mendukung ke depannya.
Di antaranya, akses tol Sukabumi-Cianjur-Bandung, optimalisasi kereta api Sukabumi-Cianjur-Bandung, dan progres pembangunan jalur Puncak II.
”Itu salah satu alasan kami mendorong agar situs megalitikum Gunung Padang menjadi induk destinasi wisata di Kabupaten Cianjur. Aksesibilitas pariwisata ke Cianjur akan ramai nantinya,” ujar dia, Jumat, 13 Desember 2019.
Ia menilai, upaya tersebut mau tidak mau harus dilakukan.
Apalagi, sejauh ini upaya penataan dan pengembangan situs megalitikum Gunung Padang terbentur berbagai aturan yang terkesan tumpang-tindih.
Dengan kata lain, ada hal-hal yang kaitan pembangunannya harus dilakukan pemerintah pusat dan juga oleh Pemkab Cianjur.Menurut dia, didorongnya pencanangan tersebut menjadi terbosan yang menyatakan bahwa provinsi sanggup ikut membangun Gunung Padang.
Ade pun mengungkapkan, DPRD Jabar memiliki perhatian khusus terhadap pengembangan, penataan, dan pembangunan Gunung Padang agar betul-betul bisa dimaksimalkan menjadi destinasi wisata.
”Dengan ramainya keberadaan Gunung Padang, akan timbul juga multiplier effect bagi wisata penunjang lainnya,” ucapnya.
Hingga saat ini, Pemprov Jabar sudah mengalokasikan pembebasan lahan seluas 11 hektare dengan nilai sekitar Rp18 miliar.
Maka dari itu, DPRD Jabar menyarankan agar Pemkab Cianjur, khususnya Disparpora membuat detail engineering design (DED) yang baik.
Ia pun berharap Pemkab Cianjur bisa sinergis dengan DPRD dan Pemprov Jabar.
Setelah itu, pada tahun yang akan data, pemkab disarankan mengajukan pengusulan dana sesuai kebutuhan pembangunan Gunung Padang. ”Mumpung semua fraksi di DPRD Jabar mendukung,” kata Ade.
Sementara itu, Kepala Disparpora Kabupaten Cianjur, Yudi Ferdiana mengapresiasi, langkah DPRD Jabar yang ikut memperhatikan pengembangan Gunung Padang.
”Kami akan bersinergis dengan Dinas Pariwisata Jabar mengembangkan Gunung Padang. Alhamdulillah, DPRD Jabar selalu siap mendukung pengembangan Gunung Padang,” ucapnya.
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur menilai positif pengaktifan kembali jalur Ciranjang ke Cianjur yang terintegrasi ke Sukabumi melalui layanan moda transportasi kereta api.Apalagi, layanan kereta pun mendukung kunjungan wisata ke situs megalitikum Gunung Padang yang dapat diakses dari arah Cianjur menuju ke Stasiun Lampegan atau dari arah Sukabumi menuju Stasiun Lampegan.
Disparpora pun sudah menyiapkan konsep integrasi mendorong pariwisata. Para wisatawan tak hanya menikmati wisata alam di kawasan situs megalitikum Gunung Padang saja.
Pasalnya, wisata bisa dilanjutkan dengan mengunjungi Kampung Budaya Pandawangi di Kecamatan Warungkondang serta demplot ayam pelung dan Curug (Air Terjun) Cikondang.(*/Yan)
LAMPUNG – Seekor buaya menyerang seorang nelayan di muara Sungai Semaka, Kabupaten Tanggamus. Serangan buaya tersebut cukup fatal hingga mengakibatkan Husnudon nelayan warga Pekon Kampung Baru, Kecamatan Pematang Sawah harus mendapatkan 11 jahitan di kakinya.
Kejadian ini berawal saat Husnudon bersama bapaknya melaut,(12/12/2019). Sesampai di muara Way Semaka, ia berniat umpan rebon.
Saat itulah, buaya muara yang cukup besar itu menyerang kakinya. “Saya langsung teriak minta tolong dan ahamdulillah kaki saya bisa lepas dari gigitan buaya,” ujar Husnudon kepada wartawan di rumahnya.
Dengan kejadian ini, Bakarudin orang tua Husnudon trauma dan khawatir kejadian itu terulang kembali. “Selama saya menjadi nelayan sejak remaja, baru kali ini ada buaya di muara dan sekitar pantai Soumil,” terangnya.
Bakarudin juga masih tak percaya dengan peristiwa yang nyaris merengggut nyawa anaknya itu. “Saya masih tak percaya dari kecil sampai sekarang ada buaya yang mau mengigit orang di sana, untung anak saya bisa tertolong,” terangnya.
Kini korban sudah mendapatkan perawatan medis dan melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Pematang Sawa dan aparat pekon setempat.
Pantai Soumil merupakan salah satu destinasi wisata lokal yang dimiliki kabupaten tanggamus. Setelah mengetahui kejadian tersebut pengunjung dan nelayan sangat khawatir dan takut untuk bermandi di pantai dan memancing.(*/Kris)
PALEMBANG – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Provinsi Sumsel mencatat kawasan kumuh di Bumi Sriwijaya mencapai 5.777 hektare.
Kepala Dinas Perkim Sumsel Basyaruddin Akhmad mengatakan, setiap tahunnya kawasan kumuh di Sumsel terus bertambah.
“Data di tahun 2019 kawasan kumuh ada sebanyak 5.777 hektare yang ada di 42 kawasan yang tersebar di 17 kabupaten/kota di Sumsel,” ujarnya,(12/12/2019).
Basyaruddin menjelaskan, di tahun 2020 mendatang pihaknya menargetkan kawasan kumuh di Sumsel dapat berkurang 100 hektare setiap tahunnya.
“Kota Palembang menjadi penyumbang terbesar kawasan kumuh di Sumsel, sedangkan Kabupaten Lahat dan Musi Banyuasin yang paling sedikit,” ungkapnya.
Untuk mengurangi kawasan kumuh, lanjut Akhmad, pihaknya akan membangun rumah melalui Program pembangunan baru Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang digagas oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun rumah berbasis komunitas.
Rumah berbasis komunitas itu akan diperuntukkan bagi pekerja Ojek Online (Ojol), peternak lele, penyapu jalan, pembersih sungai, dan buruh harian lepas.
“Tahun depan program rumah komunitas itu akan membangun sebanyak 1.200 rumah. Kita juga punya program Kotaku dan mendorong pihak pengembang atau developer untuk sebanyak-banyaknya membangun rumah di Sumsel,” jelasnya.
Menurut Basyaruddin, indikator wilayah kumuh bisa dilihat dari bagaimana kondisi jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase lingkungan, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah dan proteksi kebakaran, ruang terbuka hijau/publik dan drainase lingkungan dan perumahan tidak layak huni.
“Asal mula kawasan kumuh itu adanya lahan kosong seperti di pinggiran sungai yang membuat masyarakat yang belum mempunyai rumah itu membangunnya di sana. Mereka juga mengajak orang lain untuk membangun rumah di sana,” katanya.(*/Gint)
MEGELANG – Sejumlah daerah di Magelang, Jawa Tengah diterjang angin puting beliung pada Sabtu (30/11/2019). Ada tiga dusun di Kecamatan Windusari, Magelang yang diterjang angin puting beliung.
Ketiga dusun itu yakni, Dusun Cepogo, Dusun Kwadaan, dan Dusun Grogol. Akibat bencana angin puting beliung tersebut, sejumlah rumah mengalami kerusakan mulai dari ringan hingga berat.
“Dampaknya beberapa rumah mengalami rusak ringan bagian atap,” Kapusdatinmas BNPB, Agus Wibowo .(30/11/2019).
Agus membeberkan kronologi angin puting beliun yang menerjang tiga dusun di Magelang tersebut. Awalnya, hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai angin melanda daerah Windusari.
Hujan disertai angin puting beliung tersebut kemudian menghancurkan sejumlah rumah di Dusun Cepogo, Kwadaan, Grogol. Sejumlah rumah di dusun tersebut mengalami kerusakan di bagian genting dan asbes.
“Saat ini masih dilakukan proses kerjabakti oleh Warga dan Relawan. Kondisi di Wilayah terdampak mengalami mati listrik dan masih turun hujan,” ujarnya.
BNPB mencatat 36 rumah rusak ringan, 17 rumah rusak sedang, dan 2 rumah rusak berat di Dusun Cepogo. Sedangkan di Dusun Kwadan, 10 rumah rusak ringan. Sementara di Dusun Grogol, sebanyak 6 rumah rusak ringan.(*/D Tom)
SUBANG – Kecelakaan maut kembali terjadi di ruas Tol Cipali. Minibus Avanza bertabrakan dengan truk di KM 113+200 jalur B, Desa Gembor, Kec Pagaden, Kab Subang, Jawa Barat, Minggu (01/12/19) pagi.
Akibat kecelakaan tersebut, enam orang yang terdiri sopir dan penumpang Avanza meninggal dunia, dan seorang penumpang luka berat. Seluruh korban dievakuasi ke RSUD Ciereng, Subang.
Kapolres Subang, AKBP Teddy Fanani, melalui Kasatlantas AKP Bambang membenarkan adanya kejadian tersebut. “Kecelakaan terjadi di jalur B arah Cirebon menuju Jakarta,” jelas Bambang.
Minibus Avanza No Pol B 1076 PYC dikemudikan Sutarno (44), hilang kendali. Setibanya di TKP, mobil menubruk “pantat” truk bermuatan sepeda motor No Pol B 9556 UIO dikemudikan Imron Fauzi (46).
“Kejadiannya dijalur lambat. Diduga sopir lalai tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya, sehingga menabrak truk melaju didepannya,” jelas Bambang.
Disebutkan, kelalaian sopir sehingga tidak bisa mengendalikan laju kendaraan bisa saja dipengaruhi karena mengantuk.”Menilik kerusakan parah dibagian depan Avanza, diduga berkecepatan tinggi. Saat olah TKP, Avanza tersangkut dibagian belakang truk,” ungkapnya.
Keenam korban meninggal dunia yakni sopir Sutarno (44), warga Gang Kramat Rt 11/07, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Tutik Kurniawati (34), warga Kp/Desa Klodran, RT 07/03, Kec Nogosar, Kab Boyolali, Jawa Tengah, Sukardi (42), warga Kp Sangiang, Rt 05/15, Kel Gebang Raya, Kec Periuk, Kota Tangerang, Banten, Sunarto (33), warga Jagakarsa, Gg Keramat, Rt 11/07, Jakarta Selatan, dan dua orang anak yang masih proses identifikasi. Seorang korban luka luka yakni Partini (41), warga Jagakarsa, Jaksel.(*/Asp)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro