DEMAK – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 21 ribu warga mengungsi akibat tanggul jebol yang menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Senin 12 Februari 2024.
“Banjir bandang yang melanda Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Gajah di Kabupaten Demak ini telah berlangsung selama hampir satu minggu, hingga mengakibatkan 21 ribu warga mengungsi,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan resminya.
Suharyanto mengatakan, angka ini tercatat sebagai salah satu kejadian bencana dengan jumlah pengungsi terbanyak di awal tahun 2024. Dia pun telah meninjau secara langsung lokasi bahkan telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Kabupaten Demak. Dia memastikan akan terus melakukan pendampingan hingga bencana banjir ini tuntas teratasi.
“Meskipun kemarin Deputi 1 Sistem dan Strategi BNPB telah datang dan memberikan bantuan dana operasional dan permakanan, pekerjaannya (BNPB) belum selesai. Harus sampai tuntas baik sebelum, selama, dan sesudah (kejadian bencana),” terang Suharyanto.
Lebih lanjut, Suharyanto menjelaskan prioritas pertama penanganan darurat pada Banjir Demak adalah para pengungsi. BNPB dan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak sepakat untuk serius melaksanakan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi. Adapun para pengungsi bencana Banjir Demak tersebar di 59 titik pengungsian.
Selanjutnya, BNPB dan Pemerintah Kabupaten Demak mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) untuk segera menyelesaikan penanganan terhadap tanggul yang jebol, salah satunya adalah tanggul tersier Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
Agar pekerjaan perbaikan tanggul ini berjalan optimal, BNPB juga mempertimbangkan akan melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan selama perbaikan tanggul berjalan.
Dari tinjauan lapangan diketahui akibat tanggul jebol ini, jalan raya Demak-Kudus terputus oleh genangan air setinggi hingga tiga meter. Air juga menggenangi lahan pertanian hingga seluas 2.965 hektare.
“Setiap minggu kami evaluasi, jika nanti tanggul sudah selesai ditutup oleh PUPR, maka selanjutnya memikirkan genangan ini untuk disedot dan dikembalikan ke sungai,” ungkapnya.(*/D To))
CILACAP – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau penyelenggara pemilihan umum (pemilu) mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada 13-14 Februari 2024. Besok merupakan hari penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Hari ini dilakukan persiapan tempat pemungutan suara (TPS),” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Selasa (13/2/2024).
Oleh karena itu, kata dia, bagi penyelenggara pemilu khususnya di daerah rawan bencana hidrometerologi seperti banjir dan tanah longsor diimbau untuk benar-benar menempatkan TPS di lokasi yang aman. Ia mengatakan hal itu perlu dilakukan karena BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang telah merilis prospek cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada 13-14 Februari 2024.
Wilayah berpotensi cuaca ekstrem pada Selasa ini, meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kabupaten dan Kota Magelang, Boyolali, Kabupaten Semarang, Temanggung, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Salatiga, Brebes, dan sekitarnya.
Pada Rabu (14/2/2024), cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Kabupaten dan Kota Magelang, Boyolali, Temanggung, Salatiga, Kabupaten dan Kota Semarang, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
“Prospek cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer berupa aktivitas monsun Asia yang disertai adanya potensi seruakan dingin dan aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuator, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator, termasuk sekitar wilayah Jawa Tengah,” katanya.
Prospek cuaca ekstrem juga dipicu oleh daerah konvergensi dan belokan angin yang terpantau di sekitar Jawa Tengah serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal teramati di Jawa Tengah.
“Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jawa Tengah pada 13-14 Februari,” katanya.
Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.(*/D To)
SLEMAN – Mahasiswa menggelar aksi Gejayan Memanggil di Pertigaan Kolombo, Depok, Sleman, Senin (12/2/2024) siang. Massa yang tergabung dalam Jaringan Gugat Demokrasi (Jagad) memasang spanduk berukuran besar di sekitar lokasi tersebut.
Terdapat tiga spanduk besar yang dipasang massa aksi. Pada sisi utara terdapat spanduk bertuliskan ‘Nawa Bencana Jokowi’. Ada 9 poin yang tercantum di spanduk tersebut. Poin pertama yakni bertuliskan ‘memerosotkan demokrasi, melanggengkan represi’.
Pada poin kedua tertulis ‘merawat nepotisme, menerabas konstitusi’. Poin ketiga tertulis ‘menghancurkan bumi, melestarikan eksploitasi’. Sementara poin keempat yakni ‘merusak Indonesia dari pinggiran’.
Kemudian poin kelima tertulis ‘disfungsi pemberantasan korupsi’. Keenam,’ biaya pendidikan naik rakyat tercekik’. Ketujuh, ‘kerja, kerja, kerja dikerjain’.
Poin kedelapan, ‘PSN: Proyek Sengsara Nasional’. Kesembilan, ‘Food estate: menyongsong katastrofi pangan’.
Sedangkan pada spanduk kedua terpampang judul bertuliskan ‘Hancurkan dan Adili Rezim Jokowi’. Dalam spanduk tersebut berisi 11 tuntutan yang dialamatkan kepada Presiden Jokowi.
Pertama, menuntut agar Undang-Undang Pemilu dan Undang-Undang Parpol direvisi oleh badan independen. Kedua, menuntut agar Presiden Jokowi dan kroni-kroninya diadili. Ketiga, menuntut permintaan maaf kaum intelektual dan budayawan yang melanggengkan politik dinasti.
Keempat, setop politisasi bansos. Kelima, menuntut pemerintah mencabut Undang-Undang Cipta Kerja dan Undang-Undang Minerba. Keenam, hentikan perampasan tanah.
Ketujuh, hentikan operasi militer, tuntaskan pelanggaran HAM dan berikan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa Papua Barat. Kedelapan hentikan kriminalisasi terhadap pejuang lingkungan dan demokrasi. Kesembilan jalankan pengadilan HAM. Kesepuluh, pendidikan gratis. Kesebelas segerakan sahkan UU PPRT.
Sementara spanduk di sisi Selatan terlihat ilustrasi tokoh pejuang HAM Munir Said Thalib mengenakan kaos merah dengan tulisan ‘Lawan’ di bawahnya. Terlihat juga sejumlah ilustrasi bergambar polisi bertameng, serta gambar seseorang mengenakan toga dengan bertuliskan ‘Pendidikan Mahal’.
Selain itu terlihat ilustrasi dua orang yang tengah memegang kertas bertuliskan ‘Cabut Undang-Undang Cipta Kerja’. Spanduk tersebut memperlihatkan ilustrasi seseorang tengah membawa tulisan ‘Upah Murah’ yang disilang dengan latar pabrik dengan siluet diduga wajah Presiden Jokowi.
Massa juga menggelar aksi teatrikal. Dalam aksi teatrikal tersebut terlihat seorang pria mengenakan topeng berwajah Presiden Jokowi tengah dipenggal oleh massa aksi. “Adili! Adili! Adili!,” teriak mahasiswa.(*/D To)
INDRAMAYU – Tujuh kecamatan di Kabupaten Indramayu, terendam banjir, Senin (12/2/2024). Banjir tersebut disebabkan meluapnya sungai Cimanuk akibat mendapat kiriman air dari wilayah hulu sungai tersebut.
Kondisi banjir itu salah satunya terjadi di Desa Pekandangan Jaya, Kecamatan Indramayu. Di desa tersebut, ada puluhan rumah warga yang terendam, termasuk sejumlah makam. Di desa tersebut, ketinggian air bervariasi antara 30 centimeter sampai satu meter.
Salah seorang warga Desa Pekandangan Jaya, Karniti, mengatakan, air banjir mulai datang pagi ini sekitar pukul 07.00 WIB.
“Ini banjir dari sungai (Cimanuk). Kalau hujan mah air gak naik (tidak banjir),” ujar Karniti.
Karniti mengatakan, banjir luapan sungai Cimanuk sudah menjadi langganan. Jika air kiriman dari hulu debitnya tinggi, maka tempat tinggalnya akan kebanjiran.
“Ini parah banjirnya, paling parah bisa sepaha,” tutur Karniti.
Sementara itu, Bupati Indramayu, Nina Agustina, menjelaskan, debit air sungai Cimanuk telah naik sejak Minggu (11/2/2024) malam.
“Ini dari tadi malam,” kata Nina, saat meninjau langsung pintu air sungai Cimanuk, di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Senin (12/2/2024).
Nina menyebutkan, ada tujuh kecamatan yang terendam banjir luapan sungai Cimanuk. Di antaranya, Kecamatan Sindang, Jatibarang, Bangodua, Indramayu, Kertasmaya dan Sukagumiwang.
Nina mengungkapkan, banjir yang melanda wilayahnya itu merupakan banjir kiriman dari wilayah hulu sungai Cimanuk. Dia mengatakan, hal itu merupakan risiko bagi Kabupaten Indramayu yang berada di dataran rendah dan kondisi geografis yang datar.
“Kita serba salah ya, Indramayu kan datar, rendah, jadi ada kiriman. Kayak (air kiriman) dari Bogor ke Jakarta,” terang Nina.
Selain tingginya debit air dari hulu, Nina mengakui, salah satu faktor penyebab terjadinya banjir juga akibat banyaknya sampah yang menyumbat aliran sungai. Dia pun menyebut sampah itu merupakan sampah kiriman, meski adapula warganya yang buang sampah sembarangan.
Untuk mengatasi banjir saat ini, Pemkab Indramayu akan menurunkan eskavator guna mengangkut sampah yang menghambat aliran sungai Cimanuk. Sedangkan untuk jangka panjang, akan diupayakan penanganan lebih lanjut.
“Kita akan meninggikan ini (jembatan). Tahhun lalu sudah diajukan, Insya Allah tahun ini dikerjakan. Yang pasti sore ini kita panggil beko untuk ngeruk, biar airnya lancer dulu,”katanya.(*/Dang)
INDRAMAYU – Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu makin melonjak. Selain harganya yang naik, pedagang beras pun mulai kesulitan memperoleh pasokan beras.
Salah seorang pemilik kios beras di Pasar Mambo Indramayu, Haji Jana mengatakan, harga beras premium saat ini mencapai Rp 17 ribu per kilogram. Sedangkan beras medium, di kisaran Rp 15 ribu – Rp 15.500 per kilogram.
Harga itu mengalami kenaikan dibandingkan tiga pekan yang lalu. Saat itu, harga beras premium masih berkisar antara Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram. Harga itu berbeda-beda tergantung kualitasnya. Sedangkan beras medium, saat itu di kisaran Rp 13 ribu sampai Rp 13.500 per kilogram.
”Naiknya tuh bertahap, biasanya seminggu sekali. Kadang Rp 300, Rp 500 per kilogram sekali naik. Bahkan minggu kemarin naiknya sekaligus sampai Rp 1.100 per kilogram,” ujar Jana, Minggu (11/2/2024).
Jana mengatakan, naiknya harga beras membuat para pelanggannya kerap melayangkan protes. Namun, dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena kenaikan harga itu memang sudah terjadi di tingkat pemasok. Kenaikan harga itu terjadi akibat makin berkurangnya stok beras. Bahkan, dia kini harus membayar secara lunas kepada pemasok untuk bisa memperoleh pasokan beras.
”Biasanya kan boleh bayarnya 75 persen dulu, dilunasinnya nanti. Nah kalau sekarang gak bisa, harus bayar lunas dulu, baru dikirim berasnya,” kata Jana.
Jana mengaku bisa memahami kondisi tersebut karena harga gabah saat ini memang sangat tinggi. Yakni, mencapai Rp 980 ribu per kuintal.
Tingginya harga gabah, kata Jana, disebabkan fenomena El Nino yang menyebabkan tidak semua lahan ditanami padi pada musim kemarau tahun lalu. Akibatnya, produksi padi di tingkat petani jadi berkurang. ”Panen gadu pun sudah berakhir sejak beberapa bulan lalu. Sedangkan tanam rendeng baru dimulai,” kata Jana.
Jana mengatakan, meski protes, namun pelanggannya tetap membeli beras karena merupakan kebutuhan pokok. Namun, mereka lebih memilih membeli beras medium dibandingkan beras premium.
Hal tersebut, membuat beras medium yang dijual Jana menjadi cepat habis. Dalam sehari, beras medium yang terjual sekitar dua kuintal. Sedangkan beras premium, dibawah setengah kuintal.
Seorang warga asal Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Yuni, mengaku keberatan dengan harga beras yang terus mengalami kenaikan. Dia pun kini terpaksa beralih mengkonsumsi beras medium dari biasanya beras premium.
”Ya terpaksa sekarang belinya beras medium karena lebih murah. Yang penting masih bisa makan. Semoga harga beras cepat turun lagi,’ungkapnya.(*/El)
LAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung meminta kabupaten dan kota melakukan langkah antisipasi adanya gangguan tanam di sektor pertanian di musim hujan.
“Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Provinsi Lampung ini curah hujan masih akan tetap tinggi di Mei, Juni, Juli. Di Agustus mulai berkurang, akhir September-Oktober mulai kemarau.
Jadi dalam waktu dekat ini beberapa kabupaten harus berhati-hati di musim tanam,” kata Inspektur Provinsi Lampung, Fredy saat menghadiri rapat pengendalian inflasi di Bandarlampung, (10/2/2024).
Ia menjelaskan, langkah antisipasi dan kewaspadaan di musim tanam kali ini harus dilakukan oleh kabupaten dan kota untuk meminimalisir kerugian akibat gagal tanam akibat curah hujan tinggi.
“Untuk potensi gangguan tanam itu ada di daerah Lampung Selatan dan beberapa kabupaten lain, nanti antisipasinya secara teknis dalam rangka musim tanam ini akan dilakukan. Dan ada juga yang sudah diantisipasi agar tidak menimbulkan kerugian,” katanya.
Dia melanjutkan, selain gangguan pada musim tanam ada juga potensi gangguan panen, yang akan terjadi salah satunya di Kabupaten Tanggamus. “Di Tanggamus potensi gangguan panen akan terjadi akibat adanya banjir karena curah hujan tinggi. Tapi sudah ada beberapa langkah antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten agar tidak gagal panen. Untuk komoditas jagung tadi masih bagus dan stabil,” ucapnya.
Menurut dia, bila ada lahan persawahan yang mengalami fuso maka pemerintah pusat dan daerah akan membantu petani melalui beberapa bantuan. “Kemudian kami pemerintah daerah melalui dinas terkait bidang pertanian akan mengupayakan beberapa langkah penanganan dan pencegahan dini. Yang pasti pada musim tanam ini harus berhati-hati dan melihat daerah mana yang tidak banjir sehingga tidak ada gangguan tanam serta gangguan banjir,” tambahnya.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Lampung, pemetaan sawah yang rawan terdampak banjir di 15 kabupaten dan kota ada sebanyak 74.095 hektare, dimana jumlah luasan sawah yang berisiko terdampak banjir itu terdiri dari 35.096 hektare masuk dalam kawasan berisiko rendah, lalu seluas 23.553 hektare masuk dalam kawasan berisiko sedang, dan 15.445 hektare masuk dalam kawasan berisiko tinggi.(*/Tian)
CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bersama Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penanganan banjir yang merendam 15 rumah di Desa Sukamulya, Jumat (9/2/2024) malam.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya mengatakan penanganan bersama dilakukan relawan BPBD dan PMI Cianjur dibantu warga sekitar untuk membersihkan saluran air yang tersumbat akibat rumpun bambu yang tumbang.
“Banjir akibat curah hujan yang tinggi disertai angin kencang membuat tebing di belakang perkampungan yang terdapat banyak rumpun bambu terbawa longsor, sehingga menutup aliran sungai di belakang perkampungan, akibatnya belasan rumah warga terendam banjir,” katanya, Sabtu (10/2/204).
Akibat sungai tersumbat membuat aliran air menggenangi perkampungan warga dengan ketinggian hingga 1,5 meter, sehingga 5 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang aman dari banjir, sedangkan puluhan warga lainnya tetap bertahan di rumah, terutama yang memiliki lantai dua.
Namun, Sabtu pagi warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah dari lumpur yang disisakan banjir, dibantu relawan dari PMI dan BPBD Cianjur.
“Menjelang siang warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan lumpur yang tersisa, sedangkan petugas gabungan menuntaskan penanganan longsor yang menutup aliran sungai yang sudah kembali normal,” katanya.
Pihaknya tetap meminta warga untuk waspada dan segera mengungsi jika melihat tanda alam akan terjadi banjir susulan, karena informasi BMKG curah hujan masih tinggi selama satu pekan ke depan. Kordinator Lapangan PMI Cianjur Bayu Rizki Fadilah mengatakan 12 orang relawan PMI Cianjur dilibatkan dalam penanganan banjir yang melanda Kampung Nagewer, Desa Sukamulya, Kecamatan Karangtengah, termasuk membantu warga membersihkan lumpur sisa banjir.
“Jumat malam banjir melanda perkampungan, kami dari PMI Cianjur sudah mengirim relawan untuk membantu pendataan dan proses evakuasi warga, relawan membawa sejumlah peralatan, termasuk pompa air, gergaji mesin, dan alat pembersih lainnya,” katanya.
Hingga Sabtu siang, relawan PMI bersama petugas gabungan BPBD Cianjur, menuntaskan penanganan aliran sungai yang tertutup longsor dan rumpun bambu, sehingga aliran sungai kembali normal, termasuk membantu warga membersihkan rumahnya dari lumpur sisa banjir.(antara/Yan)
LUMAJANG – Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami dua kali erupsi dengan letusan setinggi 800 meter di atas puncak pada pukul 05.57 WIB dan 07.12 WIB, Rabu (7/2/2024).
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, pukul 05.57 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak.
“Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” katanya, Rabu.
Sementara erupsi Gunung Semeru kedua terjadi pada pukul 07.12 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu vulkanik teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang ke arah utara dan timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 144 detik.
Status Gunung Semeru pada level III atau siaga. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(*/Gio)
BREBES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes mengungkapkan kondisi terkini dari bencana banjir yang melanda di dukuh Bayur RT 11-15 RW 03 Desa Bojong Kecamatan Jatibarang. Kepala BPBD Brebes, Nuhsy Mansur mengatakan akibat bencana tersebut setidaknya ada 1000-an jiwa yang terdampak.
Dimana ada diantaranya yang memilih mengungsikan diri di masjid-masjid setempat. “Saat ini ada seribuan lebih masyarakat yang terdampak dan ada beberapa orang yang mengungsi di masjid,” kata Nuhsy , (6/2/2024).
Pihaknya menjelaskan ketinggian air mencapai 1,2 meter. Namun, ia mengatakan ketinggian air tersebut hanya terjadi di beberapa tempat saja.
“Di beberapa tempat sampai 1,2 meter itu hanya beberapa tempat saja tidak semuanya karena yang paling dalam itu 1,20 meter,” katanya.
Menurut data yang diberikan BPBD Brebes banjir tersebut dikarenakan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Brebes bagian Selatan maupun Utara. Dimana hal tersebut membuat debit Sungai Pemali mengalami peningkatan.
Selain itu, menurut laporan dari Bendung Notog air limpas di ketinggian 335 cm dengan status awas pada pukul 02.00 WIB. Baru pukul 03.00 WIB air tiba di Dukuh Bayur RT 11-15 RW 03 Dusun Bojong Kecamatan Jatibarang hingga membuat banjir genangan yang mengakibatkan aktivitas warga terganggu.
Dari data BPBD Brebes yang diterima Republika.co.id, sedikitnya ada 446 KK dan 1.296 jiwa yang terdampak di RW 03 akan tetapi tak ada korban jiwa ataupun luka akibat bencana tersebut. Namun, saat ini ketinggian air masih terus meningkat.
BPBD Brebes juga melakukan sejumlah upaya. Diantaranya dilakukan asesmen dan pendataan TRC-PB BPBD Brebes dan PMI Brebes serta berkoordinasi dengan perangkat desa. Selain itu, melakukan evakuasi warga terdampak untuk mengungsi mengingat banjir semakin tinggi.
Pihaknya juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi pengungsi di Masjid Baiturrahman. Serta memberikan bantuan logistik berupa makanan siap saji, air mineral, hingga tikar.
“Kami menghimbau kepada warga untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam beraktivitas baik didalam maupun luar ruangan, mengingat sekarang cuaca tidak menentu dan terkadang cukup ekstrim,” katanya mengakhiri.(*/D To)
SERANG – Ratusan rumah warga di Desa Kosambi Ronyok, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Banten terendam banjir,(3/2/2024).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Serang Nana Sukmana mengatakan banjir ini disebabkan curah hujan dengan intensitas cukup tinggi yang mengakibatkan meluapnya air sungai dan merendam permukiman warga.
“Untuk saat ini yang tercatat kurang lebih ada 245 rumah yang terendam banjir di Desa Kosambi Ronyok,” katanya, Sabtu.
Nana mengatakan, saat ini tim gabungan telah mengevakuasi warga dengan menggunakan perahu karet ke lokasi yang lebih aman dari banjir. Selain itu, ia juga telah mendirikan tenda darurat sebagai tempat beristirahat bagi warga yang terdampak banjir.
“Kami telah mendirikan tenda darurat untuk warga, karena saat ini ketinggian air sekitar 20-50 cm dan cuaca di lokasi juga masih hujan,” katanya.
Ia mengatakan saat ini masyarakat membutuhkan beberapa kebutuhan mendesak, seperti tenda pengungsi, obat-obatan, matras, selimut, makanan, dan popok. “Anggota kami juga masih melakukan pendataan di lapangan untuk mengetahui berapa warga yang terdampak banjir,”ungkapnya.(*/Dul)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro