JAKARTA – Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait Covid-19 atau virus corona kembali bertambah. Sampai saat ini tercatat sudah berjumlah 173.732 orang.
Jika dibandingkan dengan data yang disampaikan gugus tugas kemarin, Kamis 16 April 2020, jumlah ODP dalam satu hari bertambah 4.286. Berdasarkan pada laporan kemarin, jumlah ODP 169.446, sedangkan hari ini sebanyak 173.732.
“Kewaspadaan kita ODP yang betul diperhatikan lebih dari 173 ribu,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Gedung Graha BNPB Jakarta, Jumat (17/4/2020).
Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 Bertambah Jadi 607 Menyalip Jauh Angka Kematian 520
Sementara itu, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dalam satu harinya bertambah 737 orang. Dalam laporan hari ini, PDP sebanyak 12.610, sedangkan pada kemarin berjumlah 11.873.
Sampai dengan saat ini sudah ada 42.108 spesimen yang dilakukan uji test Polymerase Chain Reaction (PCR). Pemeriksaan itu dilakukan di 34 laboratorium yang aktif.
Dari pemeriksaan spesimen tersebut, hasil pasien negatif sebanyak 31.211 orang. Sehingga total kasus positif sebanyak 5.923 kasus. Sementara itu, jumlah kasus yang diperiksa spesimen sebanyak 37.134.
Update data terbaru hari ini, pasien positi Covid-19 bertambah 407 orang sehingga totalnya menjadi 5.923 orang.
Untuk jumlah pasien meninggal dunia juga mengalami penambahan sebanyak 24 orang sehingga totalnya menjadi 520 orang. Sementara pasien yang sembuh dari Covid-19 mengalami penambahan sebanyak 59 sehingga totalnya menjadi 607 orang.(*/Ag)
JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengkritik impor alat kesehatan yang banyak dimanfaatkan oleh para mafia. Sehingga membuat alat kesehatan menjadi langka di Indonesia, terlebih saat pandemi Covid-19 sekarang ini.
Untuk itu, Erick ingin agar Indonesia tidak bergantung terhadap impor alat kesehatan. Ia pun meminta BUMN bersinergi dalam memenuhi kebutuhan alat kesehatan, seperti alat bantu pernafasan atau ventilator, yang hingga kini kemampuan domestik untuk menyediakannya masih terbatas.
Selain mendorong perusahaan BUMN bersinergi, Erick menegaskan pihaknya akan melawan para mafia yang memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini, agar tidak menyulitkan negara.
“Kalau kita tidak gotong royong, memangnya bangsa lain peduli? Kita yang harus peduli dengan bangsa kita. Jangan semuanya ujung-ujung duit terus, akibatnya kita kejebak short term policy, sehingga didominasi oleh mafia-mafia (impor alkes), Kita harus lawan itu. Pak Jokowi punya keberpihakan akan itu,” ujar Erick dalam siaran langsung di akun Instagramnya, @erickthohir, Kamis (16/4/2020).
Erick menerangkan 90% alat kesehatan dan bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri. Oleh karenanya, peluang mafia bergelayutan di importasi alat kesehatan ini besar.
“Mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, jangan kita ini selalu terjebak praktik kotor,” ujarnya.
Ia pun mengajak semua pihak untuk berani membongkar dan melawan pihak-pihak yang mencoba menghalang-halangi dan tidak menginginkan Indonesia memiliki kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan alat-alat kesehatan dan farmasi.
“Saya minta tolong. Jadi ini bukan eranya saling menyalahkan, tapi eranya gotong-royong. Memang tidak mudah membangun industri nasional tapi mustinya kita bisa,” ujarnya memotivasi.
Erick pun ingin membangun kemandirian industri alat kesehatan nasional, dengan mensinergikan para penemu ventilator okal dengan BUMN-BUMN industri pertahanan dalam rangka menanggulangi pandemi Covid-19.
“Saya berharap, kami di Kementerian BUMN terus bersinergi dengan segala Kementerian, kita tidak punya ego sektoral. Dan hari ini, mudah-mudahan apa yang dilakukan oleh para penemu ventilator lokal akan kita sinergikan dengan industri pertahanan kita,” tutupnya.(*/Yo)
JAKARTA – Juru Bicara Khusus Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah tentu sangat berduka lantaran masih adanya korban jiwa akibat terjangkit virus corona atau Covid-19.
“Kami sangat berduka dengan masih adanya saudara-saudara kita yang terpaksa harus meninggal karena penyakit Covid-19,” kata Yuri dalam konferensi pers yang siairkan langsung melalui saluran YouTube BNPB, Selasa (14/4/2020).
Data hingga Selasa hari ini, tercatat ada 459 pasien positif corona yang dilaporkan meninggal dunia. Yuri menyebut, berdasarkan data yang dimiliki oleh pemerintah, pasien yang meninggal sudah hampir merata di seluruh provinsi di Indonesia.
“Kita mencatat jumlahnya sudah merata hampir di semua provinsi,” jelas dia.
Bahkan menurutnya, masih akan ada penambahan korban jiwa akibat virus tersebut. Dengan begitu akan memberikan dampak bagi keluarta ataupun pihak lainnya.
“Kita juga meyakini bahwa ini masih akan terus terjadi ini akan mengakibatkan berbagai macam dampak baik pada keluarga yang ditinggalkan atau kepada kita semuanya,” paparnya.
Meski demikian, Yuri mengajak semua pihak untuk saling bergotong-royong dalam memberantas virus corona tersebut.
“Oleh karena itu, ini keprihatinan yang sangat mendalam bagi negara dan kita tidak mungkin lagi untuk kemudian berdiam diri tidak melanjutkan pekerjaan yang besar ini dan tidak semakin merapatkan barisan untuk bergotong-royong menyelesaikan masalah ini,”pungkasnya.(*/Ag)
JAKARTA – Tren penularan virus corona atau Covid-19 semakin meningkat setiap harinya. Berdasarkan hasil identifikasi pemerintah, penularan virus ini terbanyak berasal dari orang tanpa gejala (OTG).
OTG merupakan orang yang sudah terinfeksi Covid-19, namun tidak menunjukkan gejala apapun atau gejalanya ringan. Mereka cenderung memiliki mobilitas tinggi sehingga menularkan orang lain.
“Dari data yang ada, penularan ini terbanyak bukan dari orang yang sakit dan dirawat di rumah sakit atau orang yang telah masuk dalam daerah isolasi mandiri atau isolasi parsial,” ucap Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo via telekonferensi, Senin (13/4/2020).
“Tetapi terjadi dari kelompok yang kita kategorikan ODP sangat ringan yaitu OTG,” imbuhnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menjelaskan, kelompok lain yang sangat rentan tertular Covid-19 adalah lansia dan orang yang sudah memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, jantung, diabetes, kanker, tumor, asma dan penyakit lainnya.
“Mohon kiranya ini menjadi atensi kita semua agar kelompok rentan jangan didekati dulu oleh kelompok muda yang memiliki potensi Covid-19 karena mereka tidak menyadari bahwa mereka telah terpapar,” pungkasnya.(*/Ag)
SURABAYA – Persebaran corona virus disease atau covid-19 di Provinsi Jawa Timur semakin luas. Setiap hari jumlah warga yang positif terpapar corona terus bertambah. Bahkan data terbaru pada Jumat sore dilaporkan ada 256 orang positif.
Sedangkan untuk PDP 1.333 dan ODP 13.342. Maka itu, warga Jatim diminta meningkatkan kewaspadaan serta menerapkan pola hidup sehat dan bersih agar terhindar dari corona.
Ada beberapa tips dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk mencegah persebaran virus corona. Pertama, masyarakat diimbau berada di rumah, tidak keluar jika tak ada kepentingan yang sangat urgen.
“Jangan keluar rumah, kecuali untuk hal-hal yang sangat penting, apakah kaitan dengan logistik, kaitan dengan kesehatan dan perekonomian. Lalu bangun pola hidup bersih dan sehat,” terangnya di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 10 April 2020.
Selanjutnya, sambung Khofifah, jika keluar rumah harus mengenakan masker yang terbuat dari kain. Sebab, masker kain bisa dicuci ketika sudah dipakai 4 sampai 5 jam.
“Karena masker yang sering kali kita pakai itu adalah masker yang lebih tepat digunakan untuk perawat. Maka kita menggunakan masker kain sehingga bisa kita cuci setelah kita pakai 4 sampai 5 jam kira-kira posisinya seperti itu,” papar dia.
Lebih lanjut Khofifah meminta masyarakat juga diminta berjemur ketika pagi. Pasalnya sinar matahari mampu memberikan tambahan imunitas pada tubuh, sehingga tetap sehat.
Di samping itu, warga harus rajin cuci tangan memakai sabun dengan air yang mengalir. Kemudian jaga jarak aman. Saat ini jarak yang aman minimal 2 meter.
“Gunakan kesempatan kita bisa keluar rumah keliling untuk berjemur. Sinar matahari di pagi hari akan memberikan tambahan imunitas tubuh kita. Kita harus menyampaikan terima kasih yang tidak pernah berhenti kepada seluruh tenaga medis bahwa sampai hari ini alhamdulillah persentase kesembuhan pasien covid-19 kita tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia,” jelasnya.(*/Gio)
JAKARTA – Pemerintah Indonesia kembali mengumumkan perkembangan terbaru dari pasien yang dinyatakan positif virus corona atau Covid-19 per hari ini, Jumat (10/4/2020). Tren jumlah kasus yang terjangkit pun kembali bertambah.
Dari data terbaru yang diumumkan, pasien positif terinfeksi bertambah sebanyak 219. Sehingga, hingga saat ini sudah ada 3. 512 pasien yang terjangkit penyakit tersebut.
“Kasus positif kita dapatkan penambahan kasus baru berdasarkan konfirm PCR Covid-19 bertambah 219 dan total jumlah positif menjadi 3.512,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta.
Sementara itu, untuk pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 30 menjadi 282 orang. Sedangkan, pasien meninggal dunia bertambah 26 menjadi 306.
Dari pertama kali diumumkannya virus corona masuk ke Indonesia pada Senin 2 Maret 2020, jumlah pasien terus bertambah. Begitupula dengan kasus kematian dan yang dinyatakan sembuh.
Terbaru, Ibu Kota Jakarta pun kini sudah ditetapkan dalam status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak Selasa 7 April 2020 setelah disetujui oleh Menteri Kesehatan (Menkes). Pemprov DKI pun menerapkan PSBB itu pada 10 April 2020.
Status PSBB disandangkan ke DKI lantaran, salah satu faktornya adalah sampai saat ini masih tercatat menjadi provinsi yang paling banyak warganya terjangkit virus corona.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan status darurat kesehatan masyarakat dengan menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19.
Tak hanya itu, Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang PSBB guna menanggulangi penyebaran corona.
Pemerintah Indonesia melalui gugus tugas percepatan penanganan virus corona pun melakukan beragam upaya guna menekan angka penyebaran virus tersebut.
Antisipasi itu mulai dari Social Distancing hingga Physical Distancing atau jaga jarak diri. Tak hanya itu, masyarakat pun diimbau untuk mengurangi aktivitas diluar rumah yang tidak terlalu penting.
Bahkan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta juga diterapkan Work For Home (WFH) guna menekan angka penyebaran. Meskipun, masih ada masyarakat yang harus kerja ke lapangan demi mencari nafkah.
TNI dan Polri pun sudah melakukan upaya pencegahan. Mulai dari melarang seluruh kegiatan yang menghadirkan kerumunan massa seperti resepsi pernikahan, seminar ataupun hal lainnya. Itu dilakukan sementara selagi corona masih menjadi pandemi.(*/Ad)
JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta masyarakat untuk mewaspadai dan tetap menjaga kebersihan bangunan yang tidak beroperasi selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini agar tidak menjadi sarang nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD).
“Kita meminta para pengelola sekolah, masjid, dan kantor yang sekarang relatif jarang beroperasi agar tetap menjaga kebersihannya,” kata Direktur Penyakit Tular dan Vektor Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/4/2020).
Apalagi, pemerintah secara resmi telah menetapkan PSBB di DKI Jakarta. Sehingga bangunan-bangunan tadi cukup berpotensi menjadi sarang nyamuk apabila tidak diurus dengan baik.
Oleh sebab itu, lanjut dia, para petugas kebersihan di setiap rumah ibadah, sekolah, gedung perkantoran, tempat rekreasi dan fasilitas umum lainnya yang tutup akibat penerapan PSBBagar tetap memerhatikan kebersihan terutama bak penampung air.
“Bersihkan, kosongkan atau berikan bubuk larvasida di bak penampung air guna mencegah demam berdarah,” kata Nadia.
Berdasarkan data mingguan laporan perkembangan DBD di Indonesia yang disusun oleh Kemenkes per 6 April 2020, Jawa Barat memiliki kasus tertinggi dari daerah lainnya yakni 6.337 kasus.
Kemudian disusul Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 4.524 kasus. Sementara, Jakarta berada di urutan kelima dengan jumlah kasus mencapai 1.855 kasus
Secara keseluruhan, tercatat 40.856 kasus yang tersebar di sejumlah provinsi dengan 260 kasus kematian. Dari jumlah korban meninggal dunia, paling tinggi berada di NTT yaitu 48 kasus disusul Jawa Barat 33 kasus dan Jawa Timur 26 kasus.
Selain itu, Kemenkes juga mencatat 10 kabupaten dan kota dengan kasus DBD tertinggi. Pertama, Kabupaten Sikka sebanyak 1.572, Kabupaten Buleleng 883, Kota Bandung 835, dan Kabupaten Ciamis 652.
Selanjutnya, Kabupaten Pringsewu 694, Kabupaten Lampung Tengah 603 kasus, Kabupaten Belu 569, Kota Kupang 578, Kabupaten Malang 587, dan Lampung Timur 474 kasus.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah sudah memiliki alat uji cepat virus corona atau Covid-19 yakni, polymerase chain reaction (PCR) yang didatangkan langsung dari Swiss. Alat ini diklaim bisa memeriksa spesimen dalam jumlah banyak.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya M Sinulingga mengatakan, alat tes yang dibeli Kementerian BUMN tersebut terdiri dari dua buah alat automatic RNA dan 18 unit light cycle detector PCR.
“Inilah otomatis RNA untuk ekstraktor biasanya di Indonesia itu adalah ada yang manual ada yang otomatik, juga ini kami hadirkan dua buah yang dia bisa untuk tes itu bisa RNA 1.000 per hari,” kata Arya dalam jumpa pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Sementara itu, untuk alat buah light cycle detector PCR ini mampu melakukan pemeriksaan sebanyak 500 spesimem setiap harinya. “PCR ini adalah kapasitasnya mencapai 500 tes per-hari,” ujar Arya.
Menurut Arya, apabila kedua alat tersebut sudah terpandang maka dalam seharinya bisa melakukan pemeriksaan sehanyak 10.000 spesimen terkait virus corona.
“Maka dengan alat ini kalau sudah terinstall semua maka alat tersebut akan bisa satu harinya mencapai 9.000 sampai 10.000 tiap hari kita bisa tahui hasil tes,” tutur Arya.
Selain memiliki kelebihan pemeriksaan spesimen dengan jumlah yang banyak, kata Arya, alat ini juga memiliki akurasi yang cukup tinggi dalam metode pemeriksaannya.
“Hadi hasil tes ini di samping dari sejumlah bisa mencapai 8 ribu sampai 10.000 juga kecepatan alat tesnya untuk mengetahui positif atau tidak juga sangat tinggi,” tandasnya.(*/Tya)
BANDUNG – Untuk meningkatkan kedisiplinan warga dalam penerapan social dan pshycal distancing menghadapi pandemi corona, Pemprov Jawa Barat bakal memberlakukan kebijakan jam malam.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, rencana tersebut juga telah disetujui Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat melalui koordinasi dengan jajaran kepolisian di bawahnya.
“Kita menyepakati untuk merencanakan jam malam. Kami mengarahkan kabupaten/kota untuk segera memberlakuan jam malam sebagai bagian dari proses mendisiplinkan warga dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di wilayah Jabar,” ujar Ridwan Kamil seusai rapat koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (6/4/2020).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu juga menjelaskan bahwa Pemprov Jabar akan mengajukan PSBB kepada pemerintah pusat berdasarkan data sebagai argumentasinya.
“Jabar akan ambil keputusan berdasarkan data yang kita terima (dari daerah). Kalau datanya tidak lengkap, kita susah melengkapi argumentasi PSBB kepada pemerintah pusat,” katanya.
Saat ini, Pemprov Jawa Barat masih menunggu laporan hasil tes Covid-19 yang digelar secara masif lewat rapid diagnostic test (RDT) guna melihat peta sebaran dan pola-pola baru Covid-19 di seluruh wilayah Jawa Barat.
Hasil tersebut nantinya akan dijadikan dasar pengambilan keputusan terkait penerapan PSBB. “Saya imbau para kepala daerah untuk mengecek ke Dinas Kesehatan masing-masing dan melaporkan secepatnya. Semakin cepat data itu masuk, semakin mudah kita memetakan,” jelasnya.
Menurut Kang Emil, PSBB di Jawa Barat akan memprioritaskan daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sehingga langkah yang diambil bisa sejalan dengan DKI Jakarta.
“Urusan PSBB mendahulukan (daerah) yang nempel Jakarta dulu. Apa pun yang Jakarta lakukan, kita harus satu frekuensi. Dalam satu aglomerasi penyebaran itu harus satu keputusan,”pungkasnya.(*/Herd)
JAKARTA – Berbagai penelitian di dunia menyebut gejala virus corona COVID-19 tak lagi batuk dan bersin. Hilangnya indra perasa dan penciuman sampai mata memerah juga disebut-sebut sebagai awal dari gejala corona.
Selain demam, pasien corona dilaporkan mengalami gejala lain yang muncul pada minggu pertama. Berikut ciri-ciri terinfeksi virus corona COVID-19 pada minggu pertama dirangkum dari berbagai sumber:
1. Merasa lelah
Kelelahan termasuk ciri-ciri orang terinfeksi virus corona COVID-19. Tubuh terasa letih untuk beraktivitas seperti biasanya.
Kelelahan biasanya muncul ketika otot-otot yang ada di dalam tubuh menjadi tegang. Lalu, menurunnya fungsi otak untuk melakukan berbagai rutinitas setiap harinya.
2. Pegal-pegal
Selain itu, pegal-pegal termasuk ciri seseorang tertular virus corona COVID-19. Pada gejala ini, tubuh merespon dengan mengirimkan sinyal ke otot-otot yang ada di seluruh tubuh untuk meradang guna memerangi virus ciorona yang masuk ke dalam tubuh.
Seseorang yang terinfeksi virus corona COVID-19 pada pekan pertama akan merasakan sakit yang berlebihan pada otot dan jaringan di sekitarnya.
3. Batuk kering
Batuk kering juga menjadi ciri seseorang terinfeksi virus corona COVID-19. Pada fase ini, virus corona disebut sudah mulai menginfeksi saluran pernapasan.
Orang tersebut mengalami batuk kering dan rasa gatal di tenggorokan sebagai bentuk infeksi virus. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh akan mengirim respon apabila terdapat patogen yang masuk ke dalam tubuh dengan batuk.
4. Demam
Orang yang terinfeksi virus corona COVID-19 pada minggu pertama akan merasakan demam yang tinggi. Terjadinya peningkatan suhu tubuh di atas normal di kisaran 38 derajat celcius ke atas. Jika suhu tubuh di atas 37,5, sebaiknya harus waspada karena kemungkinan besar itu merupakan gejala corona.
Tak heran, deteksi dini yang dilakukan biasanya mengecek suhu tubuh dengan thermal gun di beberapa tempat umum. Meski beberapa kasus terjadi tanpa gejala.
5. Tak nafsu makan
Sebagian orang yang terinfeksi virus corona COVID-19 mengalami gejala seperti hilangnya nafsu makan. Sebab, infeksi corona menyebabkan perut terasa tidak nyaman, mual, dan diare.
Namun, gejala ini jarang ditemukan dan tidak khas terjadi pada orang yang mengidap virus corona COVID-19.(*/Ind)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro