BOGOR – Megaproyek pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Pakansari, di Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, terus menjadi sorotan. Kali ini, perhatian datang dari Bupati Bogor, Nurhayanti yang mengaku ‘berkantor’ di stadion berkapasitas 30.000 tempat duduk itu.
Sinyal itu diungkapkannya saat menyambangi lokasi pembangunan yang memakan dana hingga Rp188 Miliar tersebut, Kamis (12/11). “Agar pembangunan stadion yang menjadi kebanggan masyarakat Kabupaten Bogor ini sesuai rencana dan sesuai harapan, maka setiap ada waktu saya akan menyempatkan datang kelokasi pembangunan, untuk melihat sampai sejauh mana progres pengerjaannya,” ujar Bupati.
Menurut dia, sejauh ini devisiasi pengerjaan terlihat positif. Dengan sisa waktu tinggal satu bulan setengah lagi, pengerjaan fisik pembangunan stadion yang digadang-gadang menjadi Gelora Bung Karno (GBK) kedua ini, sudah memasuki 50 persen. Artinya pengerjaan masih tidak terkendala.
Ia pun berharap sampai batas waktu yang ditentukan pada tanggal 30 Desember 2015 pengerjaan selesai. “Saya lihat sekarang di luar maupun didalam sedang dikebut pengerjaannya, pemasangan kursi stadion sudah terlihat hampir 30 persen, sementara yang lainnya terus berjalan, mudah-mudah selesai tepat waktu, kita doakan saja, kan ini stadion kebanggan masyarakat Kabupaten Bogor,”kelasnya.
Namun, saat ditanya terkait lokasi GOR Laga Tangkas, Bupati mengaku belum menentukan lokasi tersebut. “untuk lokasi GOR Laga Tangkas masih menjadi pembahasan,” terangnya. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Adang Suptandar yang ikut mendampingi Bupati sependapat. Menurutnya, pengerjaan diharapkan sesuai waktu yang ditetapkan.
Meski kendala-kendala pasti ada. Yang terpenting kata dia, kualitas pengerjaan yang harus terjaga. “Saya hanya berharap pengerjaan bisa tepat waktu, dan dibarengi dengan kualitas kerjaan yang baik,” terang Adang. Sementara, Ambrizal Abu Bakar, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Stadion Pakansari mengatakan, devisiasi pengerjaan sampai saat ini terus mengalami plus hinga 1 dan 2 persen.
Ada beberapa item yang memang membutuhkan waktu lama seperti pemasangan atap stadion yang sekaran terus dikebut. “Dari hasil penilian pengawas pengerjaan, dari awal hingga sekarang terus mendapat plus, mudah-mudahan deviasi positiv ini terus terjaga hingga waktu yang ditentukan,” tandasnya.
Sekedar diketahui, Stadion GOR Pakansari, sengaja didesain Pemkab Bogor untuk memenuhi sarana fasilitas olahraga berstandar internasional. Stadion yang berkapasitas kurang lebih 30.000 penonton itu nantinya juga akan dibangun tujuh venue untuk para atlet, seperti gymnasium, sport hall untuk laga tangkas, kolam renang bertaraf internasional, GOR Basket, GOR bulutangkis dan lapangan golf mini.(*Hak)
JAKARTA – Cabang olahraga tenis meja Indonesia hingga kini belum memastikan siapa saja atlet yang akan diturunkan pada Sea Games 2015 di Singapura yang akan dimulai dua pekan lagi yang akan digelar 5 hingga 16 Juni 2015.
Hal tersebut dikarenakan masih tersangkut persoalan dualisme kepengurusan. Organisasi tenis meja terpecah setelah KONI Pusat mengesahkan kepengurusan PP Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) periode 2014-2019 pimpinan Marzuki Alie.
Padahal sebelumnya sudah ada terbentuk juga kepengurusan PTMSI pimpinan Oegroseno. Dari sinilah cikal bakal dualisme dimulai. Kedua kepengurusan itu sama-sama berharap atletnya bisa turun di SEA Games 2015 Singapura.
Satlak Prima pun siap mewadahi keduanya, dengan catatan atlet-atlet mereka harus melalui proses seleksi yang ditentukan Prima. Tetapi setelah ada kesepakatan, pihak dari Oegroseno tidak datang.
“Dilihat dari segi atlet yang belum diputuskan yaitu tenis meja. Kami sudah punya kebijakan untuk mewadahi atlet tenis meja untuk dilakukan seleksi. Dan salah satu proses yang kami lakukan adalah mewadahi dua kepengurusan dari cabang tenis meja yakni kepengurusan Oegroseno dan satunya lagi kepengurusan Marzuki Alie,” kata Kasatlak Prima Suwarno kepada wartawan, Kamis (21/5).
“Semua juga sudah diajak bicara, tanda tangan, pada hari yang ditentukan ternyata dari pihak Oegroseno tidak datang. Sebaliknya pihak kepengurusan lain, Marzuki hadir.
Muncul pertanyaan, yang tidak datang seleksi bagaimana? Akhirnya kami memutuskan untuk mengambil atlet yang datang saja dan sudah menyeleksi, yang punya potensi cuma ini delapan atlet (4 putra dan 4 putri),” sambungnya.
Tidak hanya itu persoalan pun muncul. Dalam proses entry by name pada April lalu, dari delapan atlet yang diusulkan oleh Prima dua di antaranya tidak bisa berangkat karena tidak terakreditasi di Singapura.
“Saya tidak tahu bagaimana akreditasi itu. Kan itu kewenangan KOI yang mengusulkan. Dulu saat long list itu masuk dan sampai entry by name 1 April juga masuk. Kemudian diusulkan ke Singapura oleh KOI. Tapi yang dua ternyata tidak masuk usulan. Makanya sisa enam orang (4 putra dan 2 putri) itu yang diusulkan Prima ke KOI.” katanya.
Suwarno juga mengatakan, hingga saat ini KOI belum memutuskan karena masih ingin mewadahi kepengurusan Oegroseno. Sampai saat ini keputusan pun belum dihasilkan, dengan dirinya pun sudah menyampaikan persoalan ini kepada Menpora Imam Nahrawi.
“Pikiran saya atlet yang pelatnas saja belum tentu raih medali, apalagi yang tidak masuk pelatnas. Ya sampai sekarang memang belum ada keputusan dari KOI. Ini juga bukan kewenangan saya untuk memutuskan ikut engga, tapi saya mempersiapkan atlet pelatnas. Sampai sekarang belum ada keputusan itu. Monggo saja,” katanya.
“Sudah saya sampaikan ke Bapak Menteri kebetulan beliau berhalangan jadi dilimpahkan ke Sesmenpora Alfitra Salam. Tapi belum ada keputusan siapa yang akan berangkat,” pungkasnya.(*Rez)
JAKARTA – Pebulutangkis tunggal putri Ardianti Firdasari berhasil menjuarai turnamen Pertamina Open 2013 yang digelar di Hall Bulutangkis Asia Afrika, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,(15/12). Firdasari menang dua set langsung atas pemain SGS PLN Bandung 21-16, 21-10.
Firdasari yang prestasinya menurun sejak dua tahun terakhir lantaran cedera lutut masih mampu membuktikan bahwa dirinya masih bisa berlaga di kancah perbulutangkisan Tanah Air. Bahkan di laga final meski merasa sakit pada lutut kanannya Firdasari masih mampu meraih gelar juara.
“Tadi saya tidak bisa lari, hanya bisa jalan di lapangan. Karena lutut kanan sakit. Saya main penempatan bola saja tapi ternyata lawan malah tertekan dan tidak bisa berkembang,” kata Firdasari usai pertandingan.
Pebulutangkis senior pelatnas Cipayung yang saat ini telah dipulangkan ke klubnya Jaya Raya Jakarta ini yakin tidak akan dipanggil kembali ke Pelatnas Cipayung. Firdasari mengaku akan memulai tahun 2014 dari nol kembali.
“Karena saya sudah tidak di Pelatnas Cipayung maka saya saat ini harus bisa mengurus diri sendiri. Saya harus belajar dari nol lagi, juga di pertandingan karena rangking saya yang sudah jauh merosot saya juga harus berjuang dari babak kualifikasi di setiap turnamen,” pungkasnya.(Tri)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro