JAKARTA – Bila benar terjadi adanya kecurangan dalam lelang jabatan maka sanksi tegas siap diterima .
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto menyatakan siap dicopot bila terbukti adanya kecurangan dalam lelang kepala sekolah.
Taufik mendukung penelusuran tim investigasi soal dugaan terjadinya kecurangan.
“Saya siap, saya percaya kebijakan atasan saya baik. Saya percayakan kepada atasan,” ucap Taufik di Balaikota, Jakarta Pusat, (18/12).
Menurutnya bukti yang disampaikan dalam aduan tiga organisasi guru yakni Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) dan Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) harus ditelusuri kebenarannya.
“Siapa pun yang melakukan tindakan ilegal pantas diberikan sanksi,” katanya.
Organisasi guru dalam laporannya menyebut kecurangan terjadi karena bocornya soal tes lelang jabatan kepsek, diskriminasi oleh Disdik dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta.
“Perlu ditelusuri lebih lanjut tapi kalau by struktur dari kelembagaan dinas rasanya tidak,”tutupnya.(*Tri)
SUKABUMI – Lagi berita tak sedap dan diduga dokter melakukan kelalaian dalam operasi menyebabkan tewasnya siswa SMP . Seorang siswa SMP Taman Siswa Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Diki Purnawa, tewas diduga akibat malpraktik dokter RSUD Sekarwangi. Remaja 16 tahun itu, mengalami pendarahan pada bekas operasi di bagian dadanya. Menurut keterangan keluarga korban, Diki menjalani pengobatan di RSUD Sekarwangi, sejak Sabtu 14 Desember 2013. Hasil pemeriksaan dokter, remaja yang masih duduk di bangku Kelas IX itu, dinyatakan mengidap kanker di bagian dada. Atas vonis tersebut, Diki menjalani operasi pada Selasa 17 Desember 2013. Yusniar, ibu kandung Diki mengungkapkan, sebelum menjalani operasi, kondisi putra ketiganya itu terbilang sehat. Bahkan tidak sedikitpun menduga Diki mengidap kanker. Penyakit itu baru diketahuinya setelah Diki menjalani pengobatan. “Kondisi kesehatannya cukup bagus, karena itu kami kaget ketika dokter menyatakan Diki terkena kanker di bagian dada. Kami hanya pasrah ketika dokter mengharuskan Diki menjalani operasi,” ungkap Yusniar, saat ditemui di tempat kediamannya, Kampung Ubrug, Rt 01/06, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara,(18/12). Usai menjalani operasi, Diki di tempatkan di ruang perawatan. Namun di lokasi tersebut, kondisi kesehatan Diki memburuk. Pada bekas operasi di bagian dadanya, terus mengeluarkan darah hingga Diki meninggal dunia. “Ada kejanggalan dalam rangkaian pemeriksaan hingga operasi. Sebab kondisinya terbalik, seharusnya menjadi sehat, namun setelah di operasi malah mengakibatkan kematian,” ujar Yusniar. Pada Rabu pagi, jasad Diki Purnawa di kebumikan di tempat pemakaman umum, di sekitar tempat tinggalnya. Sementara itu, pihak manajemen RSUD Sekarwangi mengaku, pihaknya telah mengetahui musibah yang dialami salah satu pasiennya. “Musibah itu sudah kami ketahui. Untuk memastikan adanya dugaan malapraktik, kami sudah membentuk tim investigasi. Hasilnya akan segera dipublikasikan,” ujar Kepala Seksi Pelayanan Medis Penunjang dan Logistik RSUD Sekarwangi dr Handoko. Di tempat terpisah, Kapolsek Warungkira AKP Selamet Irianto menegaskan, kematian Diki akan ditangani secara hukum. Namun untuk mengusut dugaan malapraktik ini, kepolisian akan menunggu rekomendasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). “Sebagai langkah awal, pihak keluarga korban terlebih dahulu melaporkan kejadian ini ke IDI. Jika organisasi dokter itu menilai adanya unsur malapraktik, maka kami akan menindaklanjutinya secara hukum,” tandasnya.(Sind/Yan)
JAKARTA – Perubahan status pelajaran Bahasa Inggris, Penjaskes, dan TIK dari mata pelajaran inti ke ekstrakurikuler di tingkat Sekolah Dasar (SD) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai dapat meningkatkan kreativitas siswa.
“Siswa tetap akan mendapatkan pelajaran tersebut dengan metode yang lebih kreatif, sehingga juga dapat membuat siswa lebih kreatif dan lebih mandiri,” kata Kusnaedi, kepala sekolah SD Negeri Gunung Sahari Selatan 01 Kemayoran, Jakarta Pusat .
Walaupun pada awalnya dapat membingungkan guru dan siswa, Kusnaedi menilai dengan adanya sosialisasi dan penataran guru yang tepat, pada akhirnya sistem baru ini dapat dijalankan dengan baik.
“Saya yakin kurikulum yang telah direncanakan oleh pemerintah dengan matang itu, dapat menjadikan pembelajaran di SD menjadi lebih baik, lebih maju,” ungkap Kusnaedi.
Hal senada juga diungkapkan Yulianto, kepala sekolah SD Standar Nasional 03 Senen, Jakarta Pusat. Ia menyatakan bahwa kurikulum baru tersebut sudah dirancang dengan baik dan tinggal bagaimana sekolah mengelolanya dengan tepat.
“Apalagi akan diberlakukan secara bertahap, tentu dapat diterapkan dengan baik,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, ketiga mata pelajaran tersebut akan diubah secara bertahap mulai dari tahun ajaran 2013/2014 hingga 2016/2017. Tahun ini, baru diberlakukan untuk siswa kelas satu dan kelas tiga SD.
Kemudian, pada tahun ajaran 2014/2015, tiga mata pelajaran itu akan diubah untuk siswa kelas satu, kelas dua dan kelas empat SD. Lalu, pada tahun ajaran 2015/2016 untuk murid kelas satu, kelas dua, kelas tiga dan kelas lima.
Terakhir, yaitu tahun ajaran 2016/2017, Bahasa Inggris, Penjaskes dan TIK tidak lagi menjadi mata pelajaran inti untuk seluruh kelas di tingkat SD. (Ant/Fet)
JAKARTA – Begitu banyak televisi baik lokal maupun nasional tetapi program yang disuguhkan kurang mendidik dan jauh untuk membuat wawasan anal-anal bisa berlembang dengan baik .
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengkritisi tayangan televisi yang tidak banyak menyajikan acara edukasi untuk anak.
“Mestinya, tayangan itu tidak hanya hiburan saja,” kata Jokowi usai mencanangkan Jakarta Kota Ramah Anak di kolong jembatan Plumpang, Kelurahan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, (17/12).
Jokowi berharap konten tayangan edukasi untuk anak digarap sehingga mereka mendapat wawasan yang baik.
“Akan lebih baik kalau ada edukasi bagi anak,” ucap Gubernur yang suka blusukan ini.
Jokowi mengkritik pengelola televisi setelah meminta seorang anak untuk menyanyi lagu nasional, tapi anak itu malah minta joget Bang Jali saja. Walau kaget, Jokowi tetap mengiyakan.(Fet)
JAKARTA – Anggota Komisi X DPR Eko Hendro Purnomo, meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mensosialisasikan larangan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) kepada seluruh Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
Hal itu belajar dari pelaksanaan Ospek yang dilakukan di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, yang menewaskan seorang mahasiswa barunya, Fikri Dolasmantia Satria.
Dikatakan Eko, tindakan tegas bagi para pelaku yang diduga melakukan kekerasan saat ospek tidak cukup menjadi jaminan hal serupa tidak akan terulang lagi.
“Jadi harus disosialiasikan bahwa sekarang tidak ada lagi ospek. Buat saya pengenalan mahasiswa terhadap kampus bukan dengan jalan ospek, itu sudah kuno, bukan jamannya lagi, yang ada balas dendam,” tegas Eko.
Melihat berbagai pemberitaan terkait peristiwa itu, politikus Partai Amanat Nasional Dapil 8 Jawa Timur itu bisa memastikan bahwa kejadian saat ospek di ITN bagian dari ajang balas dendam senior kepada junior.
“Saya ambil kesimpulan kalau yang melakukan seniornya, itu balas dendam yang terjadi. Jadi sudah saatnya menghilangkan ospek, apalagi sampai di luar ruang. Kalaupun ada pengenalan kampus harus pada jam kampus, itu yang lumrah,” paparnya.
Ke depan, dia meminta manajemen kampus tidak boleh lengah dalam mengawasi dan membina mahasiswanya berbuat tindakan pelanggaran. Kalau manajemen kampus lengah, itu sama saja melegalkan pelanggaran. (har)
SURAKARTA – Sekitar Rp 11,7 triliun dana tunjangan profesi guru tertahan selama 2008-2012 dan belum diterima para guru. Dana yang disalurkan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama tersebut hingga sekarang tertahan di kas pemerintah kabupaten/kota.
Tunjangan profesi guru tersebut seharusnya disalurkan kepada guru-guru yang telah lulus sertifikasi. Kenyataannya, guru yang telah lolos sertifikasi pun banyak yang belum menerima tunjangan atau kalaupun menerima, uangnya tidak utuh.
”Saya sudah lulus sertifikasi tahun 2009, tetapi sampai sekarang belum pernah sekalipun menerima uang tunjangan profesi guru yang besarnya satu kali gaji pokok,” kata Emilius, guru agama Kristen di SMK swasta di Surakarta, baru-baru ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistiyo mengatakan, sampai sekarang banyak laporan dari para guru soal belum diterimanya tunjangan profesi guru.
Menurut Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Nur Syam, pembayaran tunjangan profesi guru untuk guru-guru madrasah ataupun guru agama di sekolah umum yang belum disalurkan sekitar Rp 3,1 triliun.
”Banyak faktor yang menyebabkan kekurangan pembayaran, terutama terkait masalah administratif.
Kekurangan bayar akan dicicil mulai 2014 dan selesai 2016,” kata Nur Syam.
Menurut dia, untuk tahun 2014, Kemenag akan mencicil sebesar Rp 410 miliar. ”Yang kami prioritaskan guru-guru swasta.
Sebab, guru PNS ada juga yang mendapatkan tambahan tunjangan kesejahteraan dari pemerintah daerah,” kata Nur.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, sekitar Rp 8,6 triliun dana tunjangan profesi guru yang sudah disalurkan selama 2010-2012 hingga sekarang masih tertahan di pemerintah kabupaten/ kota. ”Dananya sebenarnya sudah ada di pemerintah kabupaten/kota, tetapi tidak dibayarkan karena berbagai alasan,” kata Nuh.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya akan menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan untuk menyelesaikan kasus ini.(WK/A Rus)
BEKASI – Sebanyak 60 guru agama baik yang berasal dari sekolah umum maupun madrasah, dari tingkat taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan atas mendapat penghargaan, atas pengabdian mereka.
Penghargaan itu diberikan pada Apresiasi Pendidikan Islam (API) Tahun 2003 yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama, di Grand Cikarang Hotel, Bekasi.
Direktur Pendidikan Agama Islam DR HM Amin Haedari yang hadir menyerahkan penghargaan itu mengatakan, penghargaan ini untuk memotivasi guru-guru untuk berinovasi, berkreatif sehingga dapat berkarya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
“Sekaligus penghargaan ini agar menjadi contoh bagi guru-guru yang lain.
Sebagai guru agama yang mengajar di sekolah umum tantangannya cukup besar karenanya mereka dituntut untuk berkreasi,”jelasnya.
Ia menambahkan mereka yang mendapat penghargaan bukan saja dari guru-guru agama yang berasal dari madrasah, tapi juga sekolah umum yang dikelola Kementerian Pendidikan Nasional.
Menurut Amin, kriteria yang mendapatkan penghargaan API adalah orang-orang yang memiliki karya-karya yang inovasi, kreatifitas mereka juga dinilai karena ada tim pengujinya.(*Eln)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro