JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah melakukan konstruksi pelebaran jalur Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat, mulai dari Gadog atau Ciawi hingga Megamendung-Cisarua.
Pelebaran dilakukan untuk mengurai kemacetan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak maupun sebaliknya, yang kerap terjadi saat akhir pekan atau libur panjang.
Paket pembangunan ini terdiri pelebaran jalan Ciawi-Puncak sepanjang lima kilometer hingga pembangunan rest area Gunung Mas. Nilai kontrak proyek ini Rp73 miliar yang menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjabarkan, pelebaran jalur puncak merupakan bagian dari penataan kawasan Puncak bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Langkah ini juga diikuti dengan pemindahan pedagang kaki lima (PKL) ke tempat yang lebih layak dan aman.
"Penataan kawasan puncak, juga merupakan salah satu upaya jangka panjang mengurangi risiko terjadinya longsor pada jalur puncak, akibat adanya perubahan pemanfaatan ruang, curah hujan tinggi, dan kondisi topografi," kata Basuki, 27 November 2018.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI, Direktorat Jenderal Bina Marga, Hari Suko Setiono mengatakan, pelebaran jalan pun itu dilakukan pada beberapa spot yang sebelumnya dimanfaatkan oleh para PKL. Termasuk, pada bangunan liar yang berdiri di titik yang dimungkinkan untuk dilebarkan.
Pekerjaan ini dimulai pada awal November 2018, yang dilaksanakan oleh PT Anten Asri Perkasa selaku kontraktor. Paket pembangunan pelebaran Jalan ini akan selesai pada tahun 2019 sesuai kontrak yang disepakati.
Untuk mengakomodir PKL yang terdampak, pemerintah pun menyiapkan rest area seluas lima hektare di dekat kawasan Agrowisata Gunung Mas, Cisarua.
Selain pelebaran jalur Puncak, BBPJN VI Ditjen Bina Marga juga tengah menyelesaikan pembangunan duplikasi Jembatan Gadog yang berada di Kecamatan Ciawi, Puncak Bogor. Pembangunan ini juga diharapkan akan membantu mengurai kemacetan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak dan sebaliknya.
Dijelaskan Hari, progres pembangunan duplikasi Jembatan Gadog itu telah mencapai 65,29 persen. “Setelah selesainya jembatan, diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang sebelumnya sering terjadi di lokasi ini,” ujarnya.
Pembangunan duplikasi Jembatan Gadog ini diproyeksikan memiliki panjang total 52 meter dari titik awal dekat pusat oleh-oleh sebelum tikungan jembatan dari arah Ciawi hingga sebelum Tanjakan Selarong. Jembatan ini akan berfungsi untuk mengurangi beban lalu lintas jembatan lama yang nantinya akan tetap dipakai.
Hari menyatakan, konstruksi jembatan yang melintang di atas Sungai Ciliwung tersebut dibangun secara terpisah tepat di samping jembatan yang sudah ada dengan masing-masing dua lajur. Sehingga, total terdapat empat lajur dengan jembatan lama.
Dengan adanya jembatan baru selebar sembilan meter itu akan menambah lebar keseluruhan jembatan menjadi 16 meter. Jembatan tersebut, nantinya digunakan untuk kendaraan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak, sedangkan jembatan lama untuk arah sebaliknya.
Pembangunan jembatan tersebut telah dimulai sejak Juni 2018, yang dikerjakan oleh PT Bumi Duta Persada selaku kontraktor pelaksana, dengan nilai kontrak Rp12,63 miliar. (*Ind)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro