INDRAMAYU - Harga gabah di Kabupaten Indramayu merosot tajam di masa panen musim hujan kali ini. Turunnya harga disebabkan melimpahnya stok di pasar.
Petani pun harus menanggung rugi akibat rendahnya harga.
Pantauan di lapangan, Selasa 26 Maret 2019, harga gabah kering panen hanya Rp 3.700- Rp 3.800 per kilogramnya. Harga itu dinilai sangat rendah apalagi beberapa minggu ke belakang harga sempat bertahan di Rp 4.800. Pada musim hujan ini harga memang kerap naik turun. Petani pun mengaku kebingungan dengan rendahnya harga.
Salah seorang petani, Rosidin (60) mengaku sudah beberapa hari ini harga gabah dinilai rendah. Dirinya pun mengaku cemas pada panen perdana Maret ini. Sebab dia mengaku harus menanggung rugi yang cukup banyak. "Waduh harga gabah lagi rendah. Saya juga bingung," kata dia. Untuk sekali musim tanam, ia harus mengeluarkan modal Rp 7 juta per hektarenya. Sayangnya hasil panen ini diperkirakan tidak akan lebih dari Rp 5 juta saja. "Saya rugi sekitar Rp 2 juta," ujarnya.
Kerugian itu makin dirasakan berat olehnya. Terlebih lahan garapannya merupakan sewaan dari orang lain. Setiap tahunnya ia harus membayar Rp 14 juta per hektarenya. Dana tersebut baginya cukup besar karena merupakan hasil pendapatan dari panen-panen sebelumnya. "Mau dibagaimanakan lagi, sudah pasti rugi," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid mengakui saat ini harga gabah memang tengah anjlok. “Anjlok tapi masih sedikit di atas harga pembelian pemerintah,” ujar dia. Namun kata dia, pemerintah daerah terus berupaya dan berkomitmen membantu para petani. Salah satu upayanya yakni dengan menyalurkan bantuan mesin pengering gabah bagi petani.
Di tengah musim hujan seperti ini, petani kesulitan menjemur gabah. Di Indramayu sendiri sudah ada lima mesin pengering dengan masing-masing kapasitas 10 ton sekali pakai. “Tahun ini kami kembali mendapatkan bantuan mesin pengering 3 buah,” ungkap dia.(*/Eln)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro