PURWOREJO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo tidak pernah mengambil kebijakan untuk menutup pasar. Menyusul isu liar yang berkembang di masyarakat bahwa sejumlah pasar akan ditutup terkait wabah virus corona yang kini sedang menjangkit.
“Memang isu itu sempat muncul bahkan sudah meresahkan pedagang, tapi kami yakinkan bahwa di Purworejo tidak ada kebijakan menutup pasar dalam kondisi seperti sekarang ini,” kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Purworejo Bambang Susilo, Ssos belum lama ini.
Dikatakan, sejumlah pedagang pasar sempat meminta agar pasar tidak ditutup, karena mereka tetap ingin berdagang. Mereka mengandalkan hidup dari pasar. “Intinya mereka tetap akan taat terhadap berbagai aturan, asal pasar tidak ditutup,” tandasnya.
Hanya saja karena kondisi yang tidak memungkinkan sehingga suasana pasar tetap sepi. Bahkan omzet perdagangan di Purworejo diperkirakan turun drastis hingga sekitar 50 persen dibanding sebelum adanya wabah penyakit.
“Hanya Pasar Suronegaran yang tetap normal karena merupakan pasar grosir atau pasar bongkar muat dagangan, terutama sayuran dan bahan pangan lainnya di Purworejo,” katanya.
Pasar Suronegaran setiap hari tetap ramai, mulai sekitar pukul 03.00 sehingga sekitar pukul 08.00. “Pasar ini aktif pada pagi hari, dan siangnya memang sepi karena sebagai tempat bongkar muat dagangan,” kata Bambang Susilo.
Diakui pula bahwa penurunan omset perdagangan ini, kecuali Pasar Suronegaran, terjadi di hampir seluruh pasar di Purworejo, 27 pasar yang tersebar hingga kecamatan.
“Hanya saja warga yang berbelanja di pasar tetap dihimbau untuk tetap berperilaku bersih, mengenakan masker, dan lebih sering cuci tangan, karena di pasar juga sudah disediakan wastafel lengkap dengan sabunnya,”paparnya.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro