CIREBON - Warga peduli aids belum menyentuh masyarakat .Sedikitnya sembilan bayi yang dilahirkan dalam kurun waktu Januari sampai Oktober 2018, positif terinfeksi virus HIV AIDS sejak lahir. Kesembilan bayi tersebut termasuk dalam tambahan 58 kasus baru HIV AIDS di Kota Cirebon selama kurun waktu 10 bulan itu.
Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon Sri Maryati, kasus sembilan bayi positif HIV saat lahir merupakan jumlah yang cukup banyak.
“Kalau dirata-rata berarti hampir setiap bulan ada kasus kelahiran bayi positif HIV," katanya.
Menurut dia, total kasus HIV AIDS di Kota Cirebon sejak tahun 2006, tercatat sebanyak 984 kasus.
Jumlah kasus sebanyak itu, katanya, menempatkan Kota Cirebon masuk dalam 10 besar kota dengan kasus HIV/AIDS tertinggi di Jawa Barat.
Sedangkan di Wilayah III Cirebon, kasus sebanyak itu Menempatkan Kota Cirebon di urutan ketiga setelah Indramayu dan Kabupaten Cirebon.
Dikatakannya, KPA Kota Cirebon melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi penularan HIV AIDS. Di antaranya, ada program home base care untuk ODHA, yakni perawatan berbasis rumah. Selain itu ada juga program warga peduli AIDA (WPA)
“Kami dibantu sukarelawan juga melakukan pendampingan dan turun ke lokasi-lokasi yang rawan penyebaran HIV AIDS,” katanya.
Namun satu hal penting yang menurut Sri harus dipahami semuanya adalah, masyarakat tidak perlu takut, lantaran penularan virus hanya terjadi melalui jarum suntik, darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi.
“Kalau hanya duduk berdampingan atau bersalaman tentu sama sekali tidak menularkan virus, “ katanya.
Sri mengatakan, resiko penularan HIV AIDS di Kota Cirebon lebih banyak didominasi akibat hubungan seksual, baik berlainan jenis maupun sesama jenis, antara laki-laki dengan laki-laki.(*Dad)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro