PURBALINGGA - Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta kaum millenial yang lahir antara tahun 1980-2000 tidak dipinggirkan dari urusan politik.
Menurut dia, saat ini dengan jumlah yang diperkirakan mencapai 44 persen total pemilih, kaum millenial telah menjadi kunci penting dalam Pemilu 2019.
Hal ini disampaikan pria yang akrab disapa Bamsoet itu usai menghadiri pengukuhan Kader dan Saksi Tempat Pemungutan Suara (TPS) Tim Pemenangan Bambang Soesatyo di Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (22/02/19).
"Dari daftar pemilih tetap (DPT) yang diperkirakan berjumlah 192,8 juta, 85 juta diantaranya adalah kaum millenial. Mereka bukan hanya pemeran utama, melainkan sudah menjadi pemain kunci," ujar Bamsoet.
Pada kesempatan ini, ia mengukuhkan ratusan kader dan saksi TPS Tim Pemenangan Bamsoet di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kemangkon, Bukateja dan Purbalingga.
Menyadari besarnya potensi millenial tersebut, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengajak tim pemenangan kandidat Capres-Cawapres maupun para Caleg dan Partai Politik untuk menjalankan kampanye yang mencerdaskan.
Ia pun mengajak semua pihak untuk menghindari melancarkan aksi kampanye yang justru membuat millenial antipati dengan politik.
"Millenial sangat akrab dengan gadget dan teknologi informasi. Sasaran kampanye kandidat harus menyasar kesana. Jika kandidat bisa menyajikan informasi yang berkualitas di berbagai platform media sosial, terutama tentang pentingnya memilih dalam Pemilu sebagai perjuangan membangun bangsa, millenial pasti tanpa ragu akan terlibat aktif dalam politik," tuturnya.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini juga mengetuk pintu hati para millenial bahwa Indonesia adalah rumah besar mereka, yang perlu dijaga dan dirawat bersama.
Keikutsertaan kaum muda sejak dini di dunia politik, lanjutnya, akan membuat politik tanah air lebih berwarna, lebih energik dan lebih menarik.
"Bung Karno dan banyak tokoh-tokoh bangsa lainnya sudah terjun ke politik sejak muda. Ini seharusnya bisa menginspirasi kaum muda agar tidak apatis terhadap politik. Warnai atmosfer politik bangsa kita dengan gagasan dan terobosan baru untuk kemajuan bangsa," jelasnya.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menyadari, iklim politik masih penuh polusi. Karena itu diperlukan anak-anak muda dengan ide-ide segar dan bernas untuk membuat udara politik menjadi bersih dan sehat.
"Partai politik harus menjadi pohon yang menaungi banyak kalangan. Jika partai politik bisa membuka diri, membuat semua kalangan, terutama millenial nyaman untuk datang, Insya Allah Pemilu 2019 ini akan menjadi tonggak penting bagi bangsa Indonesia untuk menuju kemakmuran," tandasnya.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro