YOGYAKARTA - Sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami pukulan telak imbas pandemi virus corona atau Covid-19. Tak tanggung-tanggung, pariwisata di wilayah itu merugi hingga mencapai Rp80 miliar.
Bahkan jumlah tersebut diprediksi masih akan melonjak, lantaran belum semua pelaku wisata melaporkan kerugian yang diderita.
“Sejak Maret sampai 16 April, estimasi kerugian yang dialami pelaku wisata di DIY sebesar Rp80 miliar lebih. Kalau dilihat dari kondisi yang ada di lapangan dan belum semua pelaku wisata melaporkan kerugian yang mereka alami, estimasi kerugian itu diprediksikan masih akan lebih tinggi lagi,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Rahardjo, mengutip dari KRjogja, Rabu (22/4/2020).
Ia menjelaskan, sejumlah upaya telah dilakukan para pelaku wisata untuk mengurangi kerugian. Di antaranya dengan merumahkan karyawan hingga melakukan efisiensi. Berdasarkan data yang ada, jumlah karyawan yang dirumahkan sekitar 15.000 orang adapun yang terpaksa harus di-PHK sebanyak 76 orang.
Untuk karyawan yang dirumahkan itu ada yang sudah tidak menerima gaji, dan ada juga yang masih bekerja dengan sistem shift jadi menerima gaji tapi tidak penuh.
Sehingga, masih ada beberapa pelaku di bidang pariwisata yang masih mendapat setengah gaji mereka.
“Rencananya para pekerja yang terdampak akan diarahkan untuk mendapatkan program Kartu Prakerja. Walaupun dalam realitanya tidak semuanya cocok mendapatkan program ini, karena masih ada yang tidak familiar dengan teknologi. Sehingga, kami tetap mengusahakan ada para pekerja yang terdampak mendapat bantuan lain.
Adapun untuk besarannya masih akan dihitung, kemungkinan rata-rata Rp600 ribu,” paparnya.
Sejumlah kabupaten lanjut Singgih, juga sudah membebaskan pajak hotel dan restoran, seperti misalnya di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul. Hal ini dilakukan demi mengurangi beban usaha. Sehingga beban yang mereka alami bisa ditekan selama pandemi Covid-19.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro