BANDUNG – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) provinsi Jawa Barat akan menggelar Rapat kerja daerah (Rakerda) pada Selasa 17 Maret 2020 mendatang. Rapat kerja pengelola media siber (online) ini akan dilaksanakan di Prama Gran Preanger Hotel Jl. Asia Afrika No.87 Bandung.
Menurut Ketua SMSI Jabar, Hardiyansyah, rapat kerja daerah ini sebagai upaya konsolidasi anggota dan pengurus SMSI di Jabar, serta untuk menyusun program-progam yang akan dilaksanakan selama setahun ke depan.
Rakerda ini, kata Andhy-sapaan akrab Hardiyansyah, tidak saja dihadiri oleh anggota dan pengurus SMSI tingkat kabupaten/kota se-Jabar, melainkan juga pengurus dan anggota SMSI pusat.
Mengingat rakerda akan dibuka langsung oleh Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus.
Untuk menambah wawasan pengelola media siber, khususnya peserta Rakerda, pada hari yang sama juga akan diselenggarakan Seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan Media Siber di Era Digital” dengan pembicara yang mumpuni di bidangnya.
Mereka antara lain Kamsul Hasan (Dewan Pers), Priskila Ifka Goni (PT. AdAsia) dan Haydin Haritzon (Kepala Humas LPS).
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) adalah sebuah organisasi yang beranggotakan para pengelola/pengusaha media siber. Organisasi ini sudah terbentuk di hampir seluruh provinsi di tanah air.
Organisasi yang berdiri sekitar dua tahun ini, baru saja meraih penghargaan dari MURI (Museum rekor Indonesia) sebagai wadah media siber yang mampu menyebarkan informasi dalam waktu relatif singkat.
“Kami harapkan semua anggota SMSI se Jawa barat bisa hadir dalam Rakerda kali ini. Selain ajang silaturahmi antara anggota dan pengurus, juga untuk memperkuat eksistensi, serta membahas program-program yang akan dijalankan organisasi ini,”pinta Andhy menutup perbincangannya, Selasa (10/03/2020). (*/Hend)
PURWAKARTA – Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (KUPP) Kabupaten Purwakarta merilis beragam desain batik bermotif karakter Purwakarta. Motif yang dirilis tersebut memiliki arti ciri atau karakter masyarakat Purwakarta yang tumbuh berkembang, seperti halnya desain melati, atau tentang bermakna spirit budaya Sunda.
Kepala Bidang UMKM pada KUPP Kabupaten Purwakarta, Ahmad Nizar mengatakan, dari sekitar 150 motif batik yang dirilis itu memiliki ide dasar dan filosofi sebagai latar belakang terciptanya batik itu.
“Untuk pertama yang dirilis sebanyak 100 desain. Kemudian desain tambahan pada bulan ini sebanyak 50, jadi total jadi 150 desain. Semuanya memiliki makna yang tidak sembarangan,” kata Ahmad Nizar, Selasa (10/3/2020).
Menurut dia, desain batik yang tercipta itu melibatkan tim akademisi batik. Tim yang dibentuk itu telah bekerja secara akademis melalui penelaahan literasi maupun studi lapangan. Sehingga menghasilkan motif batik baru khas Purwakarta.
“Nantinya desain ini akan dikembangkan oleh warga Purwakarta. Harapannya Purwakarta menjadi salah satu sentra batik di Indonesia,” ujarnya.
Pelestarian budaya batik, terang dia, harus senantiasa dilakukan agar Purwakarta terus berkembang dengan mengedepankan inovasi berbasis kearifan lokal. “Motif batik harus terus dikembangkan. Kalau tidak up to date agar wirausaha di bidang ini terus eksis,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Ahmad Nizar pihaknya sering kali memberikan pembelajaran cara membuat batik khas Purwakarta kepada masyarakat yang melibatkan tenaga ahli di bidang batik. (Baca juga; Mengenal Batik Edelweis, Corak Baru Khas Majalengka)
Jika mereka telah memahami maka dapat dikembangkan di setiap wilayah. Sehingga menghasilkan kreativitas yang memiliki nilai jual tinggi untuk peningkatan ekonomi masyarakat. “Belum lama ini, pelatihan batik dilakukan di Jatiluhur untuk meramaikan dan menggalakan program batik di Purwakarta,” tuntasnya.(*/As)
SUKABUMI – BPBD Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa gempa magnitudo 5.0 Selasa (10/3/2020) sore menyebabkan beberapa rumah di 4 kecamatan roboh atau rusak parah.
1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal, 2 unit rumah rusak di Kecamatan Parakansalak, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kabandungan, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Cidahu.
Menurut relis media yang disampaikan BMKG, gempa dengan magnitudo 4,9 (setelah diverifikasi) mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (10/30) pukul 17.18 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo menyebutkan, pusat gempa tersebut berdasar data BMKG berada pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT.
Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 kilometer arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal IV – V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Sementara di Panggarangan, Bayah III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Citeko, Sukabumi II – III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo 3,2 sekitar sembilan menit sebelum gempa susulan atau sekitar pukul 17.09 WIB.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa gempa tersebut menyebabkan 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa.
Tim BPBD bersama petugas gabungan lainnya melakukan kaji cepat untuk mendapatkan data lengkap terkait gempa bumi tersebut.(*/Yan)
NGAWI – Benteng Van den Bosch, lebih dikenal sebagai Benteng Pendem adalah sebuah benteng yang terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.Tepatnya di Jalan Untung Suropati No.II, Pelem II, Kelurahan Pelem, Kecamatan, Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Hektare. Hingga saat ini sisa-sisa kekuatan Benteng Van Den Bosch masih sangat terasa.
Tembok dan tiang-tiang penyangganya masih berdiri kokoh, hanya saja sedikit pudar dimakan usia.
Dengan kekokohannya tadi tergambarkan bahwa bangunan Benteng Van Den Bosch dibangun sebagai zona pertahanan pada waktu pemerintahan Belanda dulu.Sayangnya keberadaan benteng ini tak banyak dikenal orang, bahkan kini nyaris terlupakan.
Selama puluhan tahun lamanya, benteng ini tidak boleh dijamah oleh publik karena merupakan daerah kekuasaan militer.Benteng Pendem Ngawi dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
Pembangunan benteng ini juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.Dahulu, para pedagang dari Surakarta dan Yogyakarta harus lewat Ngawi jika menuju bandar di Surabaya. Ddemikian pula halnya dengan para pedagang dari arah Pacitan, Madiun, dan Maospati.
Letaka geografis inilah yang menempatkan Ngawi sebagai tempat strategis karena merupakan pertemuan jalur perdagangan air lewat Bengawan Solo.Benteng ini dulunya digunakan oleh Belanda untuk melumpuhkan transportasi logistik para pejuang kemerdekaan pasukan Pangeran Diponegoro.
Bersamaan dengan itu, terjadi perang di Ngawi antara pasukan Bupati Madiun-Ngawi yang memihak Diponegoro melawan Belanda.Setelah Indonesia merdeka, tepatnya sejak tahun 1962, Benteng Van Den Bosch dijadikan markas militer Yon Armed 12 yang sebelumnya berkedudukan di Kabupaten Malang.
Pada saat itu, kegiatan latihan militer dan kesatuan juga dipusatkan di areal benteng peninggalan Belanda tersebut.
Selama puluhan tahun Benteng Pendem ini tertutup bagi umum.Lantaran kondisi yang bangunan tidak lagi mendukung untuk perkembangan dan kemajuan kesatuan, maka sekitar 10 tahun selanjutnya Markas Yon Armed 12 menempati lokasi baru di Jalan Siliwangi, Kota Ngawi. Namun, ketika itu sebagian area benteng masih digunakan untuk gudang persenjataan.
Namun pada akhir tahun 2011, akhirnya benteng ini terbuka untuk umum karena gudang persenjataan telah dipindahkan ke Jalan Siliwangi.Bangunan Benteng Pendem Ngawi terdiri dari pintu gerbang utama, ratusan kamar untuk para tentara, halaman rumput di tengah bangunan, dan beberapa ruang yang dulunya diyakini sebagai kandang-kandang kuda.
Bangunan benteng ini dikelilingi gundukan tanah yang sengaja dibangun untuk menahan serangan dan luapan air Bengawan Solo. Hal inilah yang membuat bangunan benteng seperti terpendam. Bangunan ini juga dikelilingi saluran air (parit) selebar 5 meter.
Namun sayangnya saat ini paritnya sudah tertutup tanah.Selanjutnya pihak Yon Armed 12 dan Pemerintah Daerah (Pemda ) Ngawi ingin agar Benteng Van Den Bosch menjadi objek wisata sejarah di Kabupaten Ngawi.
Sehingga benterng tersebut dibenahi oleh Yon Armed hingga akhirnya ready dan dibuka untuk umum.Sejak dibuka untuk umum, masyarakat bisa melihat bangunan Benteng Pendem dari dekat. Lokasi Benteng Pendem mudah dijangkau dengan alat transportasi karena letaknya berada di pusat Kota Ngawi.
Kini pengelola Benteng Pendem telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah (Pemkab) Ngawi untuk menggarap Benteng Pendem ini menjadi satu kesatuan wisata air dengan Museum Trinil Ngawi menyusuri Bengawan Solo.Museum Trinil dan Benteng Pendem Ngawi memiliki keterkaitan.
Sebab sebelum fosil-fosil di Trinil disimpan di museum seperti saat ini, lokasi yang digunakan untuk menyimpan fosil tersebut adalah Benteng Pendem.Selain jadi zona pertahanan, Benteng Pendem ini dulunya juga dimanfaatkan untuk persinggahan para ilmuwan Belanda.
Salah satunya adalah Eugene Dubois, penemu manusia purba Trinil “Pithecanthropus Erectus”.Benteng Pendem Ngawi ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, setara dengan bangunan benteng di Yogyakarta.(*/Gio)
SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta Raka-Raki Jatim 2020 diharapkan mampu menjadi garda terdepan untuk mempromosikan pariwisata Jatim. Lebih dari itu, orang nomor satu di Jatim itu berharap seluruh Raka-Raki ikut mengambil peran dalam mempromosikan potensi ekonomi daerah.
“Saya ingin peran mereka (Raka-Raki) bisa lebih ditingkatkan. Mereka memiliki kemampuan bahasa asing yang bagus sehingga memiliki potensi besar untuk mempromosikan potensi wisata dan ekonomi yang ada di Jatim.
Ini seiring dengan mandat dalam Perpres No. 80/2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jatim yang di dalamnya juga ada proyek wisata Bromo Tengger Semeru,” kata Khofifah, Senin (9/3/2020).
Menurutnya, selain banyak destinasi pariwisata Jatim yang belum tereksplor menyeluruh, juga banyak potensi ekonomi daerah yang belum tersentuh maksimal. Khofifah yakin, jika Raka-Raki bisa turut berperan aktif, maka berbagai potensi ekonomi di Jatim semakin berkembang. Sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Raka Raki punya tugas untuk mengeksplor bagaimana keunggulan kompetitif dan komparatif. Sehingga diharapakan mampu memberi signifikansi bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” imbuhnya.
Khofifah juga menyinggung rencana pengembangan Kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru (BTS) dan Kawah Ijen sesuai amanah Perpres No. 80/2019. Pemprov Jatim, kata dia, berupaya menaikkan jumlah kunjungan wisata ke kawasan tersebut.
Namun dengan tetap memperhatikan daya dukung alam dan lingkungan. Sehingga kelestarian ekosistemnya dapat terus terjaga.
“Sebanyak-banyaknya yang bisa kita dorong, tetapi harus dibatasi sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan di seluruh wilayah BTS dan Ijen. Juga terkait sampah, hal ini harus menjadi perhatian kita bersama,” imbuhnya.
Diketahui, Grand Final Pemilihan Raka-Raki digelar di Pendopo Agung Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Sabtu (7/3/2020) malam. Dalam acara Grand Final tersebut, Mochammad Abizar Yusro (Kabupaten Pasuruan) dan Gloria Vincentia Riyadi (Kabupaten Malang) dinobatkan sebagai Raka Raki Jatim 2020. Sementara, yang terpilih menjadi Raka Wakil I adalah Muhammad Abi Zakaria dari Banyuwangi, Raki Wakil I yakni Zahra Salsabila Mutia dari Kota Pasuruan.
Dalam kesempatan tersebut, Raki Jatim 2020, Gloria Vincentia Riyadi mengaku bertekad mengajak generasi muda untuk berkontribusi langsung dalam mempromosikan Jatim, salah satunya menjadi pramuwisata. “Jadi saya mau duta wisata itu tidak hanya menjadi pembawa baki. Namun lebih berkontribusi menjadi pramuwisata yang bisa meng-guide wisatawan mancanegara,” tandasnya.(*/Gio)
SERANG – Harga rempah jahe merah di Pasar Induk Rau (PIR) di Kota Serang mencapai angka tertinggi sejak isu virus corona mulai menjangkit warga Indonesia. Sejak Senin (2/3) lalu, harga jahe merah meningkat hingga Rp 80 ribu dari sebelumnya Rp 40 ribu.
Staff Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang Toro mengatakan, kenaikan ini belum pernah terjadi beberapa tahun terakhir.
Ia menilai kenaikan imbas dari info yang beredar di masyarakat terkait khasiat jahe merah dalam menangkal virus corona.
“Kenaikan jahe merah itu sejak ramai berita virus corona saja, ketika Presiden Jokowi mengumumkan kalau ada warga yang terkena corona. Kemungkinan karena katanya berkhasiat menyembuhkan, sebelum itu harganya normal aja,” ungkap Toro, Sabtu (8/3/2020).
Menurutnya, jahe merah saat ini bahkan mulai sulit didapatkan. Hanya sebagian kecil pedagang di PIR yang masih memiliki stok jahe merah. “Stok jahe merah selama ini memang hanya dari lokal saja, dari Pandeglang, dari Lebak. Sebelumnya cukup, hanya karena permintaan memang tinggi jadi banyak yang kosong,” katanya.
Selain jahe merah, jahe putih juga mengalami kenaikan harga hingga Rp 60 ribu dari harga normal sebelumnya Rp 35 ribu. Untuk itu, Toro mengatakan pihaknya akan berupaya memasok jahe merah dari para petani di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
“Minggu ini juga langsung ada kiriman petani, tapi memang seperti kemarin-kemarin begitu stok datang langsung habis. Akan kita pantau lagi, biasanya kan masyarakat kaget saja karena pengaruh informasi seperti kejadian di Serpong kemarin, nggak lama reda,” katanya.
Tidak hanya komoditas jahe, rempah lain yang dipercaya bisa menangkal corona seperti Temulawak juga mengalami penurunan. “Kenaikan nggak cuman jahe aja sih, Temulawak juga, tadinya Rp 6 ribu sekarang dampai Rp 20 ribu. Kita akan lihat perkembangannya nanti, ini kan biasa kalau permintaan naik,” jelasnya.
Imbas dari kenaikan harga jahe merah sangat dirasakan oleh para warga binaan di Lapas II Serang yang mempunyai program keahlian pembuatan jahe merah dalam kemasan. Program pembinaan yang sudah berlangsung sejak 2014 lalu ini disebut sempat kesulitan dalam kegiatan produksinya karena stok jahe merah yang langka.
“Kita kesusahan karena stok di Pasar Induk Rau sedikit bahkan sempat kosong. Sementara tanaman jahe merah yang kita punya masih usia empat bulan, belum bisa dipanen karena minimal satu tahun baru bisa konsumsi,” jelas Kepala Subseksi Pembinaan Dwi Riyanto.
Menurutnya, dalam sebulan para warga binaan di Lapas II Serang bisa menghasilkan 20 kilogram kemasan jahe merah untuk dipasarkan di tempat oleh-oleh atau di tempat penerimaan tamu di lapas. Karena kenaikan harga jahe merah, kemungkinan pohaknya akan menaikkan harga jahe merah kemasan yang dibuat.
“Biasanya maksimal saja Rp 35-40 ribu satu kilogram, sekarang sampai Rp 80 ribu. Ini kan berat karena kita jual satu kilogram sachetnya itu Rp 120 ribu ketika normal, berat kalau tetap harganya,” katanya.
Jahe merah buatan Lapas II Seranv disebutnya cukuo diminati banyak masyarakat selama ini yang dijual via daring hingga tempat oleh-oleh. Adanya isu virus corona disebutnya semakin membuat permintaan jahe merah kemasan meningkat.
“Jahe merah kemasan kita banyak yang suka, karrna ketika kita display di ruang pengunjung atau di tempat oleh-oleh itu ternyata banyak yang minat. Kemarin banyak pegawai BUMN setelah sosialisasi di Lapas mereka memborong jahe merahnya karena suka ketika kami suguhkan minuman jahe,” ungkapnya.
Dwi berharap agar stok jahe merah bisa kembali normal agar kreatifitas para warga binaan tidak terhenti. “Sementara ini masih ada stok, kita juga kan ada komunitasnya. Tapi kalau sudah habis terpaksa kita harus ambil yang di Depok dengan harga yang tinggi,” pungkasnya.(*/Dul)
SEMARANG – Bangunan SPBU di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, rusak parah akibat diterjang angin puting beliung. Satu orang operator menderita luka di kaki akibat tertimpa material yang tertiup angin.
Unit Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV wilayah Jateng-DIY, Anna Yudhiastuti mengatakan, peristiwa itu melanda SPBU 44.507.16 yang beralamat di Jalan Raya Bawen-Pingit, KM 41.5, Ngampin, Ambarawa.
Peristiwa terjadi pada Minggu (8/3/2020), sekira pukul 13.20 WIB.
“Hingga informasi ini disampaikan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sementara ini kerugian belum dapat diperkirakan,” kata Anna.
Untuk sementara, SPBU tersebut dan tidak melayani konsumen. Bagi konsumen yang ingin mendapatkan layanan BBM, disarankan ke SPBU terdekat yaitu SPBU 44.506.10 di Jalur Lingkar Ambarawan (berjarak +/- 1,5 kilometer dari lokasi kejadian), serta SPBU 44.506.02 di daerah Jambu (berjarak 2 kilometer).
“Terkait bencana puting beliung ini, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan selalu berhati-hati jika berada di luar ruangan,”ungkapnya.(*/D Tom)
SUKABUMI – Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Seminar Pameran Kujang & Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin dan Pertanian (UPJA) serta Gerakan Santri Tani Jabar Juara di Pondok Pesantren Dzikir Al Fath, Kota Sukabumi, Sabtu (7/3/2020).
Rangkaian seminar dan pameran kujang pada 7-14 Maret ini terdiri dari Seminar Pesona Kujang, Launching buku 130 Jenis Kujang, hingga pelantikan pengurus Asosiasi Musim Indonesia Daerah (Amida) Jabar.
Menurut Kang Uu, seminar kujang merupakan hal yang perlu dilakukan karena senjata tradisional Sunda itu memiliki filosofi yang menggambarkan kekayaan Jabar. Kujang pun, lanjutnya, menjadi lambang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
“Bicara kujang artinya bicara Jabar dan bicara pemprov dan pemda kabupaten/kota. Kami yakin kegiatan ini akan membangkitkan semangat orang Sunda dan rasa kepemilikan terhadap kujang,” kata Kang Uu.
“Kujang juga filosofi orang Sunda, yang punya makna duniawi dan ukhrawi (akhirat), sangat luar bisa untuk membangkitkan semangat Jabar. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, masyarakat paham dan melaksanakan apa makna yang terkandung dalam kujang,” tambahnya.
Sementara Kang Uu yang juga Panglima Santri Jabar pada kali ini mendeklarasikan Gerakan Santri Tani (Santani) Jabar Juara bersama 35 orang Santani Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al Fath berusia 17-20 tahun.
Kang Uu mengatakan, pertanian menjadi sektor yang cocok bagi santri untuk meningkatkan ekonominya di pesantren saat menjadi seorang kiai.
“Kenapa? Karena menurut kami, satu-satunya yang paling afdol dalam memenuhi kebutuhan ekonomi kiai adalah petani, tidak menggangu waktu, mengajar. Karena yang namanya kiai harus ada di pesantren,” katanya.
“Jadi kami dorong dengan Santani, termasuk juga OPOP (One Pesantren One Product) untuk dijual sekarang dengan bahan baku pertanian. Sehingga di Jabar, ekonomi pesantren didorong oleh OPOP sektor pertanian dan Santani bisa berkontribusi dalam kemajuan pertanian Jabar,” harap Kang Uu.
Dalam acara tersebut, Kang Uu juga berpesan kepada para santri agar mengamalkan nilai Pancasila sebagai Warga Negara Indonesia. Selain dasar negara, Pancasila bisa menyatukan kekuatan sebagai bangsa Indonesia.
“Sila kesatu, Ketuhanan yang Maha Esa, tauhid yang kuat. Orang yang taat beragama masing-masing, pasti akan menerapkan Pancasila,” ujar Kang Uu.
“Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama. Ribuan suku tetap utuh dan kuat karena Pancasila. Kita butuh bersatu kekuatan menuju Jabar Juara Lahir Batin, Indonesia Maju SDM Unggul,” tuturnya.
Turut mendampingi wakil gubernur dalam acara ini adalah Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath KH Fajar Laksana, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Kepala Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Jabar Teguh Khasbudi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi Andri Setiawan, serta ahli filologi sekaligus pakar perkujangan Tedi Permadi.
Sebelum meresmikan Seminar Pameran Kujang & UPJA serta Gerakan Santri Tani Jabar Juara, Kang Uu juga melakukan kunjungan ke Museum Prabu Siliwangi. Di sana, Kang Uu meresmikan koleksi museum 130 jenis kujang.(*/Yan)
CIREBON – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra menyebutkan, ada 25 sungai di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang belum dinormalisasi selama kurun waktu dua tahun terakhir.
Dirinya menjelaskan, 25 sungai itu saat ini sudah mengalami pendangkalan dan sedimentasi. Sehingga, apabila hujan deras terjadi, maka air dari sungai tersebut bisa saja meluap dan merendam pemukiman warga.
Baca Juga: Sungai Ciwaringin Meluap, Desa Gintung Lor Cirebon Terendam Banjir
“Sudah pasti lah, pendangkalan, sedimentasi, penyempitan itu terjadi. Memang 25 sungai di Kabupaten Cirebon ini, dua tahun ini tidak ada normalisasi,” kata Dadang kepada wartawan, Sabtu (7/3/2020).
Ia melanjutkan, yang memiliki kewenangan untuk melakukan normalisasi sungai adalah pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Dadang pun mengaku mempersilahkan pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk menormalisasi sungai-sungai tersebut.
Masih kata Dadang, berdasarkan laporan cuaca dari BMKG, wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga akhir bulan Maret ini. Ia meminta, suapaya warga selalu waspada terhadap bencana yang bisa saia ditimbulkan dari adanya cuaca ekstrem itu.
“Sehingga boleh dikatakan sungai-sungai di Kabupaten Cirebon itu sedimentasi lah. Sehingga perlu di normalisasi atau dikeruk. Karena ini kewenangan BBWS, mangga silahkan BBWS melakukan normalisasi. Cuaca ekstrem masih berpotensi. Warga harus tetap waspada,” ujarnya.
Diungkapkannya, ada lima desa di empat kecamatan di Kabupaten Cirebon yang sempat direndam banjir pada Jumat 6 Maret 2020 malam.
Ia menyebutkan, ke lima desa itu adalah Desa Sarabau dan Desa Gamel di Kecamatan Plered, Desa Kebarepan di Kecamatan Plumbon, Desa Babakan Ciwaringin di Kecamatan Ciwaringin, serta Desa Gintung Lor di Kecamatan Susukan.
“Ketinggian dari 30 senti sampai 150 senti. Sekarang mulai surut. Warga juga sudah kembali ke rumah masing-masing,”pungkasnya.(*/Dang)
SERANG – Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Banten menggerebek pabrik pembuatan masker yang diduga menyalahi aturan produksi di Kampung Hegarmanah, Desa Ciujung, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten.
Pabrik masker ilegal tersebut baru beroperasi sembilan bulan lalu.
“Secara legalitas mempunyai izin importir termasuk mengedarkan barang impor. Namun, pada nyatanya pabrik ini memproduksi sendiri yang diberi merk sama dengan merk impor,” kata Dirkrimsus Polda Banten Kombes Pol Nunung Syafrudin kepada wartawan. Jumat (6/3/2020).
Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen PT TGK tidak memiliki izin produksi dan izin edar terhadap masker yang beredar di Indonesia. “Pengepakan dan pengemasan (masker) bisa kita lihat sangat merprihatinkan. Ada kode khusus yang kita pelajari dan ini tidak pada tempatnya,” ujar Nunung.
Dari barang bukti yang berhasil diamankan yakni masker tali sebanyak 33.200 pcs dan masker karet sebanyak 58.000. Total yang diamankan petugas sebanyak 91.200 pcs.
“Saat ini kita sedang mendalami dengan melakukan pemeriksaan kepada staf dan karyawan yang ada di perusahaan ini,” ujar Nunung.
Akibatnya, pengelola terancam UU tentang kesehatan dan UU perlindungan konsumen dengan ancaman penjara selama 20 tahun. “Saya mohon waktu, dua hari akan didalami sampai sejauh mana kaitannya dengan produk masker ini akan kita sampaikan di rilis kedua,” ungkapnya.
Salah seorang pegawai PT TGK, Nu mengaku bahwa pabrik pembuatan masker sudah beroprasi 9 bulan untuk kebutuhan ekspor ke beberapa negara seperti Hongkong, Singapura, Malaysia dan beberapa negara asia lainnya. “Kita sudah beroperasi sejak 9 bulan lalu untuk kebutuhan ekspor. Bahan baku dari impor,”tandasnya.(*/Dul)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro