BANTEN – Seekor kerbau albino atau kerbau bule berusia 6,5 tahun di Kampung Kadudahu, Desa Banyuresmi, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten dipercaya warga memiliki air liur yang dapat mengobati berbagai macam penyakit kulit.
Kerbau ini pernah ingin dibeli pengusaha asal Padang, Sumatera Barat seharga Rp2 miliar. Namun, Jamari, sang pemiliknya belum mau menjual ternak kesayangannya tersebut.
Kerbau bule diberi nama Galuh ini diyakini warga sekitar dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit seperti gatal jamur, kudis, panu, dan kulit tumit pecah-pecah.
Pengobatan biasanya menggunakan air liur sang kerbau yang dioleskan ke bagian yang mengalami ganggunan kulit.
“Sudah ada yang nawar Rp2 miliar,” kata Jamari , Kamis (12/3/2020).
Namun, Jamari enggan menjual karena kerbau albino yang memiliki tanduk mengarah ke bawah seperti dia punya tergolong langka.
Untuk perawatan kerbau ini, sang pemilik membuatkan kandang berukuran 4 x 6 meter. Tiga orang pekerja untuk merawat Galuh dan pakan pilihan seharga Rp100 ribu per harinya.
Dalam sehari Galuh dimandikan sebanyak tiga kali, sehingga tubuh kerbau albino tidak berbau layaknya kerbau lainnya. Galuh dirawat saat dirinya berusia 1,5 tahun.
Jamari sangat sayang terhadap kerbau albino yang sudah dirawat sejak kecil tersebut, sehingga dia rela tak menjual meski ditawarkan hingga Rp2 miliar.
Akibat terlalu dimanjakan, tubuh kerbau itu terlihat sangat gemuk dan kesulitan berjalan. Galuh juga sangat dekat dengan siapa saja yang ingin berfoto bersamanya.(*/Dul)
PACITAN – Gempa berkekuatan Magnitudo (M) 5,0 mengguncang Pacitan, Jawa Timur, Kamis (12/3/2020), sekira pukul 15.03 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganalisis bahwa gempa tektonik yang berpusat di Samudera Hindia, tepatnya di Selatan Laut Jawa itu tidak berpotensi tsunami.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=5,0 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi M=5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9.06 LS dan 110.56 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 113 km arah barat daya Kota Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 53 km,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono .
Rahmat memaparkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terasa hingga ke Pacitan itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme sesar turun (normal fault),” jelasnya.
Adapun guncangan gempa bumi ini dirasakan di Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, Bantul, Klaten, Wonosari, hingga Yogyakarta. “Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu,” imbuhnya.
Sedangkan, di wilayah Cilacap, Trenggalek, hingga Purworejo kekuatan getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang, dengan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidal berpotensi tsunami,” kata Rahmat.
Hasil monitoring BMKG juga menyatakan belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” lanjut Rahmat.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tandasnya.(*/Gio)
LEBAK – Awal pekan ini mungkin adalah momen bahagia sekaligus sulit bagi Sari (28 tahun), warga Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak. Bahagia karena ternyata anak keduanya lahir dengan selamat, namun juga menjadi momen sulit baginya karena melahirkan bayi dari kandungannya di tempat terbuka.
Sari terpaksa harus melalui proses persalinan tepat di atas jalan berbatu di salah satu jalan poros Desa Cinangka-Cibarani. Ia bahkan memberi nama anaknya sendiri dengan nama Borojol karena kelahiran anaknya berlangsung secara ngaborojol (lahir) di jalan.
Kepala Desa Cibarani Dulhani mengisahkan peristiwa yang cukup menyedihkan tersebut terjadi pada Senin (9/3) sekitar pukul 13.00 WIB. Kejadian warganya yang terpaksa harus melahirkan di tengah jalan karena jauhnya jarak puskesmas yang mencapai 20 kilometer, sementara kondisi jalan masih buruk.
“Akses ke puskesmas memang jauh, sampai 20 kilometer, sementara jalannya rusak sudah dari dulu belum ada perbaikan. Dari 20 kilometer itu cuma baru dua kilometer saja yang diperbaiki,” kata Dulhani, Rabu (11/3/2020).
Sari diantar oleh saudaranya menggunakan sepeda motor dari rumahnya di Kampung Pasir Sempur, Cibarani. Namun, karena akses jalan menuju puskesmas yang buruk, ban motor Sari kempes dalam perjalanan sehingga ibu hamil tersebut terpaksa melahirkan di jalan.
Kejadian ibu hamil melahirkan bukan di fasilitas kesehatan, disebut Dulhani bahkan bukan lagi hal baru di daerahnya. “Sudah sering kejadian, ada yang melahirkan di rawa hingga lumbung padi. Kalau ada yang sakit seperti malaria juga biasanya hanya pakai air dari dukun,” ungkapnya.
Dulhani mengaku sudah seringkali meminta bantuan pemerintah Kabupaten Lebak untuk dibuatkan puskesmas pembantu di desanya agar warganya tidak terlalu jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan. Masalah angkutan hingga perbaikan akses jalan juga sudah berkali-kali diminta, namun belum juga ada respon yang memuaskan.
“Sepertinya memang namanya orang kecil ya, kalau minta bantuan kabupaten atau provinsi sulit. Akses jalan dan fasilitas kesehatan ini sifatnya dibutuhkan segera untuk sekitar 2000 lebih warga dan 700 kepala keluarga (kk), karena sehat itu mahal,” katanya.
Sementara Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya justru meminta tiap kelurahan untuk menegakkan Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2016 yang mengharuskan setiap rumah memasang bendera khusus untuk menandakan kalau di dalamnya ada ibu hamil. Hal ini dilakukan agar warga lain siaga dan membantu keluarga tersebut.
“Kita akan evaluasi karena sebenarnya dari puskesmas kita sudah ada gerakan masyarakat melalui Perbup Nomor 26 Tahun 2016 terkait pemasangan bendera untuk rumah ibu hamil. Ternyata tidak dijalankan oleh seluruh desa, maka akan kita adakan revisi supaya tidak hanya ditegur saja yang tidak melakukan, tapi juga disanksi,” ungkap Iti.
Iti juga mengaku akan menegakkan aturan ibu hamil untuk melakukan persalinan di fasilitas dan petugas kesehatan yang resmi. Hal ini penting lantaran masih banyak warganya yang masih menggunakan jasa paraji (dukun beranak).
“Ada satu kasus di satu kecamatan yang meninggal sampai tujuh orang yang dilakukan oleh paraji yang sama. Akan kita evaluasi supaya perbub diintergrasikan dengan UU pidana, ketika paraji menghilangkan satu nyawa seseorang bisa dikenakan sanksi pidana,” ungkapnya.
Kasus ibu hamil kesulitan mendapatkan akses kesehatan di Kabupaten Lebak sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Pada September 2019 lalu juga ramai kasus seorang Ibu hamil, Kenti (41) di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, yang terpaksa ditandu ke puskesmas lantaran akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan. Kejadian ini bahkan menyebabkan bayi dalam kandungan ibu hamil tersebut meninggal sebelum mendapat pelayanan medis.(*/Dul)
CIANJUR – Sebanyak 17 penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Jayagiri, Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat, tidak pernah menerima haknya sejak 2017 yang diduga dicairkan oknum pendamping PKH.
“Sejak 2017, mereka sudah terdata sebagai penerima PKH. Namun, tidak menerima bantuan tersebut sama sekali yang sudah dicairkan oknum pendamping bernama Feri,” kata Kasi Kesra Desa Jayagiri Ahmad Sutisna saat dihubungi di Cianjur, Rabu (11/3/2020).
Mereka tidak menerima penuh bantuan yang diberikan pemerintah pusat tersebut, kata dia, karena sudah dipotong oknum pendamping.
Hal tersebut terungkap setelah pihak desa mendapat data tambahan dari petugas TKSK terkait dengan penerima bantuan pangan nontunai beberapa waktu lalu. Dalam data tersebut tercantum data 17 nama penerima PKH yang tidak pernah menerima haknya.
“Setelah ditelusuri sampai ke BRI Unit Sindangbarang, saya terkejut karena hak untuk 17 warga selalu dicairkan oknum pendamping bersamaan dengan 100 orang penerima lainnya,” kata Sutisna.
Atas dasar tersebut, pihaknya telah melaporkan penggelapan oleh oknum pendamping PKH tersebut ke Mapolsek Sindangbarang.
Sementara itu, ibu rumah tangga penerima PKH Lisnawati (25) baru mendapatkan satu kali pencairan yang diketahuinya setelah mendapat panggilan dari desa.
Sejak terdata pada tahun 2017 hingga Januari 2020, dia dan suaminya baru mengatahui kalau selama 3 tahun uang bantuan dari pemerintah pusat untuk menyejahterakan warga tersebut dicairkan dan dinikmati oknum pendamping.
“Sejak 2017, baru sekali mendapat PKH, tepatnya 2 bulan yang lalu, sisanya dimakan sama pendamping. Saya sudah laporkan hal tersebut ke polisi. Kalau tidak salah masih banyak yang mengalami nasib yang sama,” ungkapnya.(*/Yan)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil, akan menjadi keynote speaker dalam seminar nasional bertajuk “Peran Pers di Era Disrupsi Media, Mendorong Media Daring Tumbuh Sehat dan Berkembang,” yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barar (Jabar), di Gedung Sate Bandung, Kamis (12/3/20).
Selain itu, hadir sejumlah pembicara Hendry CH Bangun (Anggota Dewan Pers), Ilona Juwita (CEO Google Chanel Partner), Atmadji Sapto Anggoro (Pemimpin Redaksi Tirto), Alfito Deannova (Pemimpin Redaksi Detik.com), Januar Primadi Ruswita (Direktur Bisnis Pikiran Rakyat) dan Mellysa Widyastuti (Ayo Media Network).
Ketua PWI Jabar Hilman Hidayat mengatakan, seminar ini merupakan rangkaian dari Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jawa Barat. Selain seminar, kata dia, PWI juga telah menyelenggarakan bakti sosial donor darah pada 22 Pebruari 2020 lalu.
“Mengenai para pembicara sudah oke semua. Para peserta seminar ini selain wartawan dan Humas, sejumlah kalangan masyarakat pun sudah menyatakan kesiapan untuk hadir, karena seminar ini sangat penting bagi media, khususnya bagi media online,” ujarnya.
Menurut Hilman, PWI mencoba memfasilitasi dan mendorong untuk tumbuhnya industri media online ke depan. Untuk itu, pihaknya mengundang tokoh-tokoh yang telah berhasil mengembangkan media online.
“Tak hanya para pengelola media online profesional, seminar juga menghadirkan anggota Dewan Pers. Hal ini untuk memberi pencerahan terkait verifikasi media atau uji kompetensi wartawan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Hilman mengatakan, dua isu mengenai verifikasi media dan uji kompetensi wartawan yang dilakukan oleh Dewan Pers tidak kalah penting bagi dunia media massa karena menjadi keharusan bagi media itu sendiri.
“Verifikasi mungkin menjadi hal yang tak mudah bagi pengelola media. Untuk bisa menjadi media yang sehat, apa yang harus dilakukan oleh media dalam mendapatkan verifikasi dewan pers. Ini pentingnya dalam seminar ini,”tandasnya. (*/Hend)
BANDUNG – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) provinsi Jawa Barat akan menggelar Rapat kerja daerah (Rakerda) pada Selasa 17 Maret 2020 mendatang. Rapat kerja pengelola media siber (online) ini akan dilaksanakan di Prama Gran Preanger Hotel Jl. Asia Afrika No.87 Bandung.
Menurut Ketua SMSI Jabar, Hardiyansyah, rapat kerja daerah ini sebagai upaya konsolidasi anggota dan pengurus SMSI di Jabar, serta untuk menyusun program-progam yang akan dilaksanakan selama setahun ke depan.
Rakerda ini, kata Andhy-sapaan akrab Hardiyansyah, tidak saja dihadiri oleh anggota dan pengurus SMSI tingkat kabupaten/kota se-Jabar, melainkan juga pengurus dan anggota SMSI pusat.
Mengingat rakerda akan dibuka langsung oleh Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus.
Untuk menambah wawasan pengelola media siber, khususnya peserta Rakerda, pada hari yang sama juga akan diselenggarakan Seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan Media Siber di Era Digital” dengan pembicara yang mumpuni di bidangnya.
Mereka antara lain Kamsul Hasan (Dewan Pers), Priskila Ifka Goni (PT. AdAsia) dan Haydin Haritzon (Kepala Humas LPS).
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) adalah sebuah organisasi yang beranggotakan para pengelola/pengusaha media siber. Organisasi ini sudah terbentuk di hampir seluruh provinsi di tanah air.
Organisasi yang berdiri sekitar dua tahun ini, baru saja meraih penghargaan dari MURI (Museum rekor Indonesia) sebagai wadah media siber yang mampu menyebarkan informasi dalam waktu relatif singkat.
“Kami harapkan semua anggota SMSI se Jawa barat bisa hadir dalam Rakerda kali ini. Selain ajang silaturahmi antara anggota dan pengurus, juga untuk memperkuat eksistensi, serta membahas program-program yang akan dijalankan organisasi ini,”pinta Andhy menutup perbincangannya, Selasa (10/03/2020). (*/Hend)
PURWAKARTA – Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (KUPP) Kabupaten Purwakarta merilis beragam desain batik bermotif karakter Purwakarta. Motif yang dirilis tersebut memiliki arti ciri atau karakter masyarakat Purwakarta yang tumbuh berkembang, seperti halnya desain melati, atau tentang bermakna spirit budaya Sunda.
Kepala Bidang UMKM pada KUPP Kabupaten Purwakarta, Ahmad Nizar mengatakan, dari sekitar 150 motif batik yang dirilis itu memiliki ide dasar dan filosofi sebagai latar belakang terciptanya batik itu.
“Untuk pertama yang dirilis sebanyak 100 desain. Kemudian desain tambahan pada bulan ini sebanyak 50, jadi total jadi 150 desain. Semuanya memiliki makna yang tidak sembarangan,” kata Ahmad Nizar, Selasa (10/3/2020).
Menurut dia, desain batik yang tercipta itu melibatkan tim akademisi batik. Tim yang dibentuk itu telah bekerja secara akademis melalui penelaahan literasi maupun studi lapangan. Sehingga menghasilkan motif batik baru khas Purwakarta.
“Nantinya desain ini akan dikembangkan oleh warga Purwakarta. Harapannya Purwakarta menjadi salah satu sentra batik di Indonesia,” ujarnya.
Pelestarian budaya batik, terang dia, harus senantiasa dilakukan agar Purwakarta terus berkembang dengan mengedepankan inovasi berbasis kearifan lokal. “Motif batik harus terus dikembangkan. Kalau tidak up to date agar wirausaha di bidang ini terus eksis,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Ahmad Nizar pihaknya sering kali memberikan pembelajaran cara membuat batik khas Purwakarta kepada masyarakat yang melibatkan tenaga ahli di bidang batik. (Baca juga; Mengenal Batik Edelweis, Corak Baru Khas Majalengka)
Jika mereka telah memahami maka dapat dikembangkan di setiap wilayah. Sehingga menghasilkan kreativitas yang memiliki nilai jual tinggi untuk peningkatan ekonomi masyarakat. “Belum lama ini, pelatihan batik dilakukan di Jatiluhur untuk meramaikan dan menggalakan program batik di Purwakarta,” tuntasnya.(*/As)
SUKABUMI – BPBD Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa gempa magnitudo 5.0 Selasa (10/3/2020) sore menyebabkan beberapa rumah di 4 kecamatan roboh atau rusak parah.
1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal, 2 unit rumah rusak di Kecamatan Parakansalak, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kabandungan, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Cidahu.
Menurut relis media yang disampaikan BMKG, gempa dengan magnitudo 4,9 (setelah diverifikasi) mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (10/30) pukul 17.18 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo menyebutkan, pusat gempa tersebut berdasar data BMKG berada pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT.
Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 kilometer arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal IV – V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Sementara di Panggarangan, Bayah III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Citeko, Sukabumi II – III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo 3,2 sekitar sembilan menit sebelum gempa susulan atau sekitar pukul 17.09 WIB.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa gempa tersebut menyebabkan 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa.
Tim BPBD bersama petugas gabungan lainnya melakukan kaji cepat untuk mendapatkan data lengkap terkait gempa bumi tersebut.(*/Yan)
NGAWI – Benteng Van den Bosch, lebih dikenal sebagai Benteng Pendem adalah sebuah benteng yang terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.Tepatnya di Jalan Untung Suropati No.II, Pelem II, Kelurahan Pelem, Kecamatan, Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Hektare. Hingga saat ini sisa-sisa kekuatan Benteng Van Den Bosch masih sangat terasa.
Tembok dan tiang-tiang penyangganya masih berdiri kokoh, hanya saja sedikit pudar dimakan usia.
Dengan kekokohannya tadi tergambarkan bahwa bangunan Benteng Van Den Bosch dibangun sebagai zona pertahanan pada waktu pemerintahan Belanda dulu.Sayangnya keberadaan benteng ini tak banyak dikenal orang, bahkan kini nyaris terlupakan.
Selama puluhan tahun lamanya, benteng ini tidak boleh dijamah oleh publik karena merupakan daerah kekuasaan militer.Benteng Pendem Ngawi dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
Pembangunan benteng ini juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.Dahulu, para pedagang dari Surakarta dan Yogyakarta harus lewat Ngawi jika menuju bandar di Surabaya. Ddemikian pula halnya dengan para pedagang dari arah Pacitan, Madiun, dan Maospati.
Letaka geografis inilah yang menempatkan Ngawi sebagai tempat strategis karena merupakan pertemuan jalur perdagangan air lewat Bengawan Solo.Benteng ini dulunya digunakan oleh Belanda untuk melumpuhkan transportasi logistik para pejuang kemerdekaan pasukan Pangeran Diponegoro.
Bersamaan dengan itu, terjadi perang di Ngawi antara pasukan Bupati Madiun-Ngawi yang memihak Diponegoro melawan Belanda.Setelah Indonesia merdeka, tepatnya sejak tahun 1962, Benteng Van Den Bosch dijadikan markas militer Yon Armed 12 yang sebelumnya berkedudukan di Kabupaten Malang.
Pada saat itu, kegiatan latihan militer dan kesatuan juga dipusatkan di areal benteng peninggalan Belanda tersebut.
Selama puluhan tahun Benteng Pendem ini tertutup bagi umum.Lantaran kondisi yang bangunan tidak lagi mendukung untuk perkembangan dan kemajuan kesatuan, maka sekitar 10 tahun selanjutnya Markas Yon Armed 12 menempati lokasi baru di Jalan Siliwangi, Kota Ngawi. Namun, ketika itu sebagian area benteng masih digunakan untuk gudang persenjataan.
Namun pada akhir tahun 2011, akhirnya benteng ini terbuka untuk umum karena gudang persenjataan telah dipindahkan ke Jalan Siliwangi.Bangunan Benteng Pendem Ngawi terdiri dari pintu gerbang utama, ratusan kamar untuk para tentara, halaman rumput di tengah bangunan, dan beberapa ruang yang dulunya diyakini sebagai kandang-kandang kuda.
Bangunan benteng ini dikelilingi gundukan tanah yang sengaja dibangun untuk menahan serangan dan luapan air Bengawan Solo. Hal inilah yang membuat bangunan benteng seperti terpendam. Bangunan ini juga dikelilingi saluran air (parit) selebar 5 meter.
Namun sayangnya saat ini paritnya sudah tertutup tanah.Selanjutnya pihak Yon Armed 12 dan Pemerintah Daerah (Pemda ) Ngawi ingin agar Benteng Van Den Bosch menjadi objek wisata sejarah di Kabupaten Ngawi.
Sehingga benterng tersebut dibenahi oleh Yon Armed hingga akhirnya ready dan dibuka untuk umum.Sejak dibuka untuk umum, masyarakat bisa melihat bangunan Benteng Pendem dari dekat. Lokasi Benteng Pendem mudah dijangkau dengan alat transportasi karena letaknya berada di pusat Kota Ngawi.
Kini pengelola Benteng Pendem telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah (Pemkab) Ngawi untuk menggarap Benteng Pendem ini menjadi satu kesatuan wisata air dengan Museum Trinil Ngawi menyusuri Bengawan Solo.Museum Trinil dan Benteng Pendem Ngawi memiliki keterkaitan.
Sebab sebelum fosil-fosil di Trinil disimpan di museum seperti saat ini, lokasi yang digunakan untuk menyimpan fosil tersebut adalah Benteng Pendem.Selain jadi zona pertahanan, Benteng Pendem ini dulunya juga dimanfaatkan untuk persinggahan para ilmuwan Belanda.
Salah satunya adalah Eugene Dubois, penemu manusia purba Trinil “Pithecanthropus Erectus”.Benteng Pendem Ngawi ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, setara dengan bangunan benteng di Yogyakarta.(*/Gio)
SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta Raka-Raki Jatim 2020 diharapkan mampu menjadi garda terdepan untuk mempromosikan pariwisata Jatim. Lebih dari itu, orang nomor satu di Jatim itu berharap seluruh Raka-Raki ikut mengambil peran dalam mempromosikan potensi ekonomi daerah.
“Saya ingin peran mereka (Raka-Raki) bisa lebih ditingkatkan. Mereka memiliki kemampuan bahasa asing yang bagus sehingga memiliki potensi besar untuk mempromosikan potensi wisata dan ekonomi yang ada di Jatim.
Ini seiring dengan mandat dalam Perpres No. 80/2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jatim yang di dalamnya juga ada proyek wisata Bromo Tengger Semeru,” kata Khofifah, Senin (9/3/2020).
Menurutnya, selain banyak destinasi pariwisata Jatim yang belum tereksplor menyeluruh, juga banyak potensi ekonomi daerah yang belum tersentuh maksimal. Khofifah yakin, jika Raka-Raki bisa turut berperan aktif, maka berbagai potensi ekonomi di Jatim semakin berkembang. Sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Raka Raki punya tugas untuk mengeksplor bagaimana keunggulan kompetitif dan komparatif. Sehingga diharapakan mampu memberi signifikansi bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” imbuhnya.
Khofifah juga menyinggung rencana pengembangan Kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru (BTS) dan Kawah Ijen sesuai amanah Perpres No. 80/2019. Pemprov Jatim, kata dia, berupaya menaikkan jumlah kunjungan wisata ke kawasan tersebut.
Namun dengan tetap memperhatikan daya dukung alam dan lingkungan. Sehingga kelestarian ekosistemnya dapat terus terjaga.
“Sebanyak-banyaknya yang bisa kita dorong, tetapi harus dibatasi sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan di seluruh wilayah BTS dan Ijen. Juga terkait sampah, hal ini harus menjadi perhatian kita bersama,” imbuhnya.
Diketahui, Grand Final Pemilihan Raka-Raki digelar di Pendopo Agung Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Sabtu (7/3/2020) malam. Dalam acara Grand Final tersebut, Mochammad Abizar Yusro (Kabupaten Pasuruan) dan Gloria Vincentia Riyadi (Kabupaten Malang) dinobatkan sebagai Raka Raki Jatim 2020. Sementara, yang terpilih menjadi Raka Wakil I adalah Muhammad Abi Zakaria dari Banyuwangi, Raki Wakil I yakni Zahra Salsabila Mutia dari Kota Pasuruan.
Dalam kesempatan tersebut, Raki Jatim 2020, Gloria Vincentia Riyadi mengaku bertekad mengajak generasi muda untuk berkontribusi langsung dalam mempromosikan Jatim, salah satunya menjadi pramuwisata. “Jadi saya mau duta wisata itu tidak hanya menjadi pembawa baki. Namun lebih berkontribusi menjadi pramuwisata yang bisa meng-guide wisatawan mancanegara,” tandasnya.(*/Gio)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro