Lampung – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan memperpanjang status masa tanggap darurat penanganan bencana tsunami. Hal itu sekaligus merupakan perpanjangan kedua setelah terjadi bencana tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Informasi dari Dinas Kominfo Lamsel di Kalianda sebagaimana dilansir Antara, Minggu (6/1/2019), menyebutkan Plt Bupati Lamsel Nanang Ermanto telah mengeluarkan SK Nomor B/30/VI.02/Hk/2019 tanggal 6 Januari 2019 tentang Penetapan Perpanjangan Kedua Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Tsunami di Kabupaten Lampung Selatan.
Dalam SK tersebut, dijelaskan bahwa pertimbangan dari surat Badan Geologi Kementerian ESDM 27 Desember 2018 perihal peningkatan status Gunung Anak Krakatau dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga) sampai penetapan perpanjangan status tanggap darurat penanganan bencana tsunami berakhir pada 5 Januari 2019.
Status Gunung Anak Krakatau tetap level III (siaga) dan penanganan pengungsi masih diperlukan.
Situasi tanggap darurat penanganan tsunami di Kabupaten Lamsel perlu tambahan periode operasi tanggap darurat.
Karena itu, Plt Bupati Lamsel menetapkan perpanjangan kedua status tanggap darurat penanganan bencana tsunami Kabupaten Lamsel, dengan perpanjangan selama 14 hari, dari 6 Januari sampai 19 Januari 2019.
Penetapan ini dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penanganan darurat bencana tsunami Kabupaten Lamsel.
Sebelumnya, masa tanggap darurat bencana tsunami Selat Sunda di Kabupaten Lamsel telah diperpanjang satu pekan mulai Minggu (30/12).
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel I Ketut Sukerta, fokus masa tanggap darurat tahap kedua adalah pencarian korban yang dilaporkan masih hilang dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi yang terkena dampak tsunami Selat Sunda di Lamsel.
“Fokus masih ke pencarian korban yang hilang delapan orang dan penanganan pengungsi, seperti pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi,” kata dia lagi.
“Mereka yang kehilangan rumah tengah dipikirkan, apakah disiapkan hunian sementara dan sebagainya,” katanya pula.
Ketut menyatakan semua kebutuhan dasar pengungsi ataupun korban terus diupayakan dipenuhi oleh pemerintah dari makanan, pakaian, sampai tempat tinggal, termasuk kebutuhan anak-anak sekolahnya.
“Semua yang berkaitan dengan mereka pasti dipikirkan,” kata dia lagi.
Sekda Pemerintah Kabupaten Lamsel Fredy SM telah menyampaikan masa tanggap darurat diperpanjang sampai Sabtu, 5 Januari 2019.
“Ya, tanggap darurat diperpanjang tujuh hari lagi sampai dengan tanggal 5 Januari,” kata Sekdakab Lamsel itu pula.
(*/Kris)
CIREBON – Cirebon terkenal dengan Kota Udang namun saat ini makin redup dan lebih terkenal sebagai tempat ziarah spiritual , Kota yang terletak di Utara Jawa Barat belakangan ini menjadi tujuan favorit warga Jakarta dan sekitarnya untuk meghabiskan waktu libur.
Ini terjadi setelah Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) dioperasikan.
Jarak tempuh yang semakin dekat membuat penikmat wisata mau mendatangi Cirebon, pilihan lain setelah Bandung dan sekitarnya. Salah satu favorit warga datang ke Kota Udang itu adalah untuk wisata kuliner.
Makanan yang bervariasi terutama makanan khas lokal membuat warga Jakarta yang memang hobi makan rela datang jauh-jauh ke Cirebon.
Makanan yang diburu antara lain empal gentong, nasi lengko dan tentu nasi jamblang. Banyak yang menjual ketiga makanan ini di Cirebon.
Namun untuk empal gentong yang paling diburu adalah Empa Gentong Haji Apud di Jalan Ir H. Juanda No.24, Battembat, Tengah Tani,dan nasi jamblang Mang Dul di Jalan Doktor Cipto Mangunkusumo No.8, Pekiringan, Kesambi, Pekiringan, Kesambi, serta nasi lengko H. Barno.
Sebetulnya tidak hanya berburu kuliner. Masih ada tempat wisata yang layak didatangi seperti Kraton Kesepuhan dan juga Goa Sunyaragi tentu termasuk kawasan batik Trusmi yang sudah melegenda.
Sayang kedua obyek wisata ini kurang dipelihara dengan baik. Seperti Kraton Kesepuhan banyak fasilitas yang ada sudah tidak terawat. Sebut saja sumur tujuh kondisinya sangat memprihatinkan. Padahal untuk masuk ke lokasi yang berada di sisi kiri kraton tersebut haru bayar retribusi Rp 10 ribu perorang di luar masuk ke kawasan kraton Rp 5 ribu perorang.
Belum lagi kebersihan kawasan kraton jauh dari kesan istana raja. Sampah banyak berserakan, termasuk kolam yang ada di dekat pendopo tempat belar menari kondisinya memprihatinkan dipenuhi eceng gondok.
Menurut seorang abdi dalam memang biaya perawatan dari retribrusi HTM tentu tidak mencukupi.
Demikian juga Goa Sunyaragi kondisinya tidak lebih baik dari Kraton Kesepuhan. Padahal goa yang banyak cerita mistisnya ini bisa jadi obyek foto yang cukup memarik. Namun karena kurang dipelihara dengan baik akhirnya membuat pengunjung tidak betah berlama-lama di sana.
Diakui oleh abdi dalam Keraton Kesepuhan maupun penjaga Goa Sunyaragi, hasil retribusi HTM tidak cukup untuk biaya parawatan. Terutama untuk Krator Kesepuhan yang cukup luas di jantung Kota Cirebon.
Tentu kepedulian Pemkot Cirebon sangat diperlukan untuk memperhatikan biaya perawatan obyek wisata yang ada di sana. Sepertinya perlu dimasukkan ke APBD biaya pemeliharan karena setidaknya obyek wisata itu secara tidak langsung mendatangkan penghasilan daerah dari pajak yang dipungut dari wisatawan ketika menginap di hotel dan makan di restauran. (*/Dang)
LAMPUNG – Pulang warga Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, yang mengungsi di Posko Balai Desa Banjar Suri dan Posko SDN Banjar Suri, mulai kembali ke rumah masing-masing disebabkan tidak betah juga karena masuknya anak mulai sekolah, Kamis (3/1/2019).
“Mereka pulang ke rumahnya karena sebentar lagi anak-anak masuk sekolah. mereka juga ingin beraktivitas seperti sediakala,”kata Rojulin.
Kabidhumas Polda Lampung Kombes Sulistiyaningsih membenarkan kepulangan pengungsi yang terkena dampak tsunami. ia mengatakan kepulangan telah dikoordinasikan dengan instansi terkait mulai dari Camat, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan seluruh aparatur Desa Suak.
Hasilnya, warga Desa Suak diarahkan ke Dusun Buatan, Desa Suak, sampai batas waktu yang ditentukan oleh pemerintah terkait dengan siaga bencana.
“Tujuannya, selain untuk memudahkan penyaluran bantuan, petugas juga mudah untuk melakukan pemantauan dan evakuasi bila situasi yang tak di inginkan kembali terjadi,” ujarnya. (*/Kris)
LAMPUNG – Sebagian besar warga yang terdampak bencana tsunami di wilayah Lampung Selatan berharap segera direlokasi ke tempat yang relatif lebih aman untuk dihuni.
Saat meninjau posko pengungsian yang didirikan di lapangan tenis indoor Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Presiden Joko Widodo menerima permintaan tersebut dari warga Pulau Sebesi yang mengungsi.
“Tadi sudah saya tanyakan kepada masyarakat Sebesi. Intinya mereka juga ingin direlokasi agak naik. Sudah tidak berani lagi di bibir pantai,” kata Jokowi di lokasi pengungsian, Rabu (2/1/2019).
Di posko tersebut, kurang lebih seribuan warga dari Pulau Sebesi mendapatkan perawatan dan tempat berteduh sementara pascabencana tsunami Selat Sunda.
Sebagian besar warga meminta agar hunian mereka di lokasi saat ini direlokasi dari tempatnya semula.Hal yang sama juga disampaikan oleh sejumlah warga yang berada di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.
Desa tersebut merupakan titik kedua yang ditinjau Presiden dalam kunjungan kerjanya kali ini.
“Tadi yang di Way Muli juga sama. Ada satu-dua yang masih ingin di pinggir, tapi hampir 90 persen minta agar direlokasi ke tempat yang lebih di atas,” tuturnya.
Sebelumnya, saat meninjau desa tersebut, Presiden mengatakan bahwa penataan tata ruang terutama bagi wilayah-wilayah yang berada di sekitar garis pantai sudah mendesak untuk dilakukan.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa akibat bencana tsunami.
Tigapuluh menit berada di rumah sakit, Kepala Negara menjenguk dan sempat berdialog dengan para korban yang sedang dirawat di RSUD Dr. H. Bob Bazar SKM, Kabupaten Lampung Selatan.
Sejak terjadi bencana tsunami, rumah sakit tersebut telah memberikan pelayanan kepada lebih dari 400 pasien yang mengalami luka-luka akibat bencana tsunami. Saat ini tengah dirawat 39 korban terdampak bencana tsunami.(*/Kris)
SUKABUMI – Jumlah korban longsor Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terus bertambah. Hingga Selasa (1/1/2019) pukul 11.30 WIB tercatat 8 orang tewas.
Dari catatan sementara tim SAR gabungan, dari 8 warga yang tewas, enam di antaranya sudah teridentifikasi. Keenam warga itu yakni Hendra (38) dan Sasa (4) ditemukan tak lama setelah longsor, Senin (31/12/2018) sekira pukul 19.00 WIB.
Lalu, Selasa (1/1/2019) korban bernama Elen (3 bulan) ditemukan sekira pukul 06.00 WIB, Sukiyat (56) pukul
07.48 WIB, Riska (18) pukul 08.46 WIB, Riska (27) pukul 11.00 WIB, dan pukul 11.30 WIB dua korban tewas lainnya yang belum diketahui identitasnya.
“Warga korban longsor yang berhasil ditemukan dalam meninggal sampai sekarang 8 orang,” kata Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman.
Dalam bencana yang terjadi Senin (31/12/2018) sekitar pukul 17.30 WIB itu menimbun 30 unit rumah, yang dihuni 32 kepala keluarga dan terdiri dari 100 jiwa.
Sekitar 63 jiwa selamat, lima luka-luka, belum ditemukan 26 orang, dan tewas 8 orang. (*/Yan)
SUKABUMI – Datangnya musim hujan membuat daerah yang berbukit menjadi rawan longsor . Ruas Jalan Pelabuhan Ratu menuju Jampangkulon, tepatnya di Kampung Cimapah RT 03/09, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi terputus setelah tertimbun material longsor.
Bencana itu terjadi Jumat (28/12/2018) sekira pukul 23.00 WIB. Hingga Sabtu (29/12/2018) jalan milik Pemprov Jabar itu masih terputus dan tengah dilakukan evakuasi material longsor.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Eka Widiaman menuturkan ketebalan material longsor setinggi dua meter.
Material longsoran menutup sepanjang 10 meter. Jalan provinsi sendiri selebar sekitar 8 meter.
“Saat ini tengah dilakukan penanganan oleh tim gabungan dan warga sekitar serta unsur lainnya masih menggunakan alat seadanya atau secara manual. Dua alat berat dalam perjalanan ke lokasi,” jelasnya.
Pantauan di lokasi, sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi jalan tersebut tak bisa dilewati kendaraan roda dua dan empat. Namun Sabtu siang, akses roda dua sudah terbuka meskipun terlihat darurat.
Dugaan sementara, tebing setinggi lebih dari 20 meter itu longsor karena tak kuat menahan volume air hujan yang mengguyur sejak Jumat pagi hingga malam. (*/Yan)
PANDEGLANG – Bencana Tsunami Selat Sunda memporak porandakan beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Serang juga daerah Lampung, Sabtu (22/12/2018) malam.
Tsunami ini diduga akibat longsoran dari aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut status Gunung Anak Krakatau kini naik dari level waspada menjadi siaga. Kini warga di pesisir pantai di Kabupaten Pandeglang merasa was-was karena aktivitas erupsi GAK masih terjadi dan suaranya terdengar keras menggelegar.
Salah seorang warga pesisir di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Herman menuturkan dirinya selalu was-was ketika mendengar gemuruh Gunung GAK. Ia mengaku khawatir jika dentuman itu kembali menyebabkan longsor dan terjadi tsunami.
“Was-was aja apalagi statusnya naik dari level waspada menjadi siaga. Iya yang dikhawatirkan ada tsunami susulan,”ungkap Nanang, Kamis (27/12/2018).
Karena aktifitas dan status gunung GAK meningkat, Nanang mengaku terpaksa akan mengungsi ke rumah saudaranya yang aman dari bencana karena takut ada tsunami susulan. Dikatakannya, memang pada saat terjadi bencana tsunami tempat tinggalnya tidak terkena bencana.
“Untuk keselamatan keluarga, saya pilih untuk mengungsi ke lokasi yang aman jauh dari ancaman tsunami,”tandasnya.(*/Dul)
CIANJUR – Situs megalitikum Gunung Padang resmi berubah nama menjadi Cagar Budaya Nasional Gunung Padang. Peresmian lokasi wisata tersebut menandakan, bahwa Gunung Padang kini menjadi perhatian bersama antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah.
Penyerahan sertifikat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diserahkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Penyerahan dilakukan oleh dua orang perwakilan dari Kemendikbud yang diterima langsung oleh Plt Kadisdik Kabupaten Cianjur, Budi Rahayu.
”Atas nama warga dan pemerintah Kabupaten Cianjur, kami bersyukur Gunung Padang akhirnya dijadikan cagar budaya nasional. Kami mengharapkan, peresmian tersebut, Gunung Padang akan mendapat perhatian bersama dari pemerintah,” kata Budi, Kamis 27 Desember 2018.
Menurut dia, Disdikbud akan segera menyerahkan sertifikat kepada Plt Bupati Cianjur. Pasalnya, setelah ditetapkan menjadi cagar budaya nasional, Pemkab Cianjur tidak akan lepas tanggung jawab dan tetap menjaga situs tersebut dengan kewenangan yang ditentukan pusat.
Ia menjelaskan, ditetapkannya Gunung Padang sebagai cagar budaya nasional, secara otomatis turut merubah beberapa hal yang berkaitan dengan lokasi tersebut. Diantaranya, penamaan yang masih membubuhkan kata situs, akan dirubah termasuk penamaan arah jalan.
Hal tersebut, diakui menjadi agenda nasional sehingga seluruh penamaan yang belum sesuai memang harus dirubah. Maka dari itu, diperlukan koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Perhubungan Cianjur terkait hal tersebut.
”Terkait kewenangan lokasi, nanti juga akan berubah. Tapi yang jelas Gunung Padang sudah menjadi agenda pusat, provinsi, dan daerah. Selaras dengan program Gubernur Jabar yang akan mengembangkan kawasan Cagar Budaya, jadi kan pengelolaan Gunung Padang ini semakin sinkron,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pemerintah pusat akan melakukan pengelolaan dan pelestarian kawasan inti satu dan inti dua. Sementara provinsi dan daerah memiliki kewenangan pengembangan di zona inti tiga dan inti empat.
Budi akan meminta arahan, terkait kawasan mana yang bisa dikembangkan pemerintah daerah dan kawasan mana yang bisa dikunjungi secara umum maupun khusus.
Sementara itu, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat sekaligus Arkeolog, Luthfi Yondri pernah memberikan masukan terkait pengelolaan Gunung Padang. Menurut dia, zonasi di lokasi itu masih perlu ditata.
”Sekarang itu ada empat zonasi yang belum selesai ditata. Gunung Padang itu kan terbagi menjadi zona inti (1), penunjang (2), penyangga (3), dan pengembangan (4). Harus diingat, nantinya tidak boleh ada lagi proses pembangunan di zona 1 dan 2. Bangunan tambahan tidak dianjurkan untuk berdiri lagi di sana, terlebih jika tidak berfungsi sebagai pelindung situs,” ujar Luthfi.
Bangunan tambahan untuk meningkatkan nilai situs dapat dibangun di zona 3 terkait informasi situs, seperti site museum yang mencakup informasi Gunung Padang bagi pengunjung. Luthfi mengatakan, hanya pembangunan seperti itu saja yang diperbolehkan di zona tersebut.
”Di titik itu tidak boleh ada usaha. Kalau mau ada lahan usaha, nanti bisa di zona 4 saja yang memang belum ada batasan jelasnya. Luasan zona 4 untuk menunjang Gunung Padang memang diserahkan pada pemprov, karena sepertinya akan menyinggung wilayah Sukabumi juga,” tandasnya.(*/Yan)
PANDEGLANG – Musibah begitu beruntun yang dialami warga Pandeglang belum juga hilang derita bencana tsunami, warga Pandeglang, Banten, kini dihadapi bencana banjir yang merendam ratusan rumah dan sawah . Saat ini lima kampung di Kecamatan Labuan dikepung banjir, Rabu (26/12/2018) sekitar pukul 03.00 WIB.
Akibat banjir tersebut, ratusan rumah tergenang air dengan ketinggian bervariasi. Selain itu, hampir setiap akses jalan menuju lima kampung terjebak banjir dan tidak bisa dilintasi kendaraan.
Kardi warga mengatakan, banjir terjadi akibat meluapnya air dari Kali Cipunten dan diperparah curah hujan yang tinggi dalam dua hari terakhir. “Air mulai masuk semalam, tapi cuma semata kaki. Tadi pagi jam enam air mulai meninggi sampai enam meter, ada yang dua meter, ” kata Kardi.
Sambungnya, 500 kepala keluarga di RW 6 menjadi korban banjir. Saat ini, seluruh warga mengungsi keberbagai titik pengungsian terdekat. “Semua warga tadi sudah dievakuasi oleh petugas. Sekarang masyarakat membutuhkan bantuan makanan,” paparnya.
Warga lainnya Qoriah, 18, mengaku bahwa banjir yang terjadi kali ini merupakan banjir terparah selama ini. “Belum pernah air setinggi ini, baru kali ini banjir tingginya sampai ke atas genteng, ” katanya.
Kepala Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Ibnu Hajar membenarkan desanya digerus banjir. Banjir terjadi sejak pagi hari ini mulai menggenangi ratusan rumah di lima kampung yakni Sukarame, Lor, Cicadas, Padasuka, Sukahati dan Makui, Kecamatan Labuan.
“Kampung ini sebelumnya memang tidak terdampak gelombang tsunami. Tetapi kali ini warga mulai khawatir, karena sudah lima kampung tergerus banjir,” kata Ibnu Hajar kepada wartawan, seusai memantau banjir.
Menurut dia, kondisi saat ini banjir hampir setinggi 50 centi meter. Situasi tersebut membuat warga sedikit panik, karena khawatir intensitas curah hujan tinggi banjir akan terus membesar.
“Untuk sementara tidak ada korban jiwa, namun saya mengimbau warga harus waspada. Di sini sudah ada beberapa petugas yang mulai berjaga-jaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (*/Dul)
CILEGON – Kota Cilegon, Banten dihujani debu vulkanik dari letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), Rabu (26/12/2018). Debu vulkanik berwarna hitam kasar ini membuat warga panik bahkan mengganggu pengendara motor.
“Mata ini terasa perih karena rasanya banyak sekali debu yang masuk. Ini ngga biasanya. Bahkan motor penuh ditempeli debu begini,” ungkap Anton, seorang pemotor menunjukkan debu hitam yang menempeli motornya.
Tak hanya hujan debu, warga juga bahkan dikagetkan dengan bunyi dentuman keras yang tidak diketahui asalnya. “Dan sudah lebih dari tujuh kali dari jam 16.35 WIB hingga sekarang terdengar sayup-sayup dentuman bunyi ledakan. Ga tau darimana sumbernya,” ungkap Wawan, warga lainnya.
Kebenaran asal usul debu yang menurut dugaan warga berasal dari erupsi vulkanik GAK tersebut juga bahkan ramai diperbincangkan di sejumlah media sosial.
Debu kasar dan hitam bahkan terpantau merata menempel di seluruh kendaraan yang tengah terparkir di halaman Kantor Walikota Cilegon.
Kasi Data dan Informasi BMKG Kabupaten Serang, Tarjono membenarkan adanya hujan debu yang diakibatkan dari erupsi Gunung GAK. Tak hanya di Kota Cilegon, laporan hujan debu dilaporkan Tim Basarnas yang bertugas di Labuan, Pandeglang.
“Kami juga mendapat laporan dari Kepala Basarnas Banten menanyakan hujan debu di Labuan yang diakibatkan aktifitas Gunung Anak Krakatau. Hujan debu sudah merata Kota dan Kabupaten Serang juga terkena,” terang Tarjono kepada wartawan . (*/Dul)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro