CIANJUR – PSK yang dijual ke turis Timur Tengah di kawasan Puncak, kebanyakan perempuan usia sekitar 20 tahun. Mereka dijual dengan tarif Rp600 ribu hingga Rp1,5 juta.
Total sudah 11 tersangka tindak pidana prostitusi yang ditangkap polisi selama periode Oktober 2019 hingga Februari 2020 di kawasan Puncak, Vila Kota Bunga, Desa Batulawang, Kabupaten Cianjur.
Polisi juga mengamankan 23 orang korban, 19 orang di antaranya merupakan gadis muda yang dijadikan pekerja seks komersial (PSK).
“Tidak ada korban atau perempuan yang masih di bawah umur,” ujar Wakapolres Cianjur Kompol Jaka Mulyana di Mapolres Cianjur, belum lama ini.
Bukan hanya PSK, lingkaran bisnis seks di Cianjur juga melibatkan ladyboy. Bahkan, dari 23 korban tersebut, ada empat orang yang merupakan ladyboy. Mereka disewa untuk sekadar menari.
Pada Oktober 2019, sejumlah ladyboy diperiksa sebagai saksi saat polisi mengungkap kasus prostitusi di Cianjur. Ia mengaku hanya bertugas untuk menari di depan wisatawan Timur Tengah.
“Iya, hanya menari. Kemudian dikasih Rp 400 ribu,” ucapnya .
Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto membenarkan soal ladyboy yang masuk lingkaran bisnis seks.“Ada juga ladyboy, mereka diberi uang untuk diminta menari. Setelah itu mereka pulang,” kata Juang.
Juang menambahkan pihaknya bakal mendalami dugaan adanya sindikat perdagangan orang untuk prostitusi untuk turis Timur Tengah di kawasan Vila Kota Bunga dan lokasi lainnya di Cianjur.
Polisi juga menelusuri kemungkinan adanya sindikat prostitusi untuk turis Timur Tengah.“Masih kami dalami, karena perempuan ganti, muncikarinya juga ganti-ganti,”tandasnya.(*/Yan)
PURWAKARTA – Tahun ini, Kabupaten Purwakarta diguyur anggaran bersumber dari bantuan Provinsi Jawa Barat. Anggaran tersebut naik hingga 3 kali lipat dari tahun sebelumnya.
“Tahun lalu, banprov ke kita hanya Rp 37,4 miliar. Di 2020 naik menjadi Rp 129 miliar,” ujar Bupati Purwakarta Anne R Mustika, kemarin.(15/2/2020)
Anne menjelaskan, di tahun ini masih banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan. Seperti pembangunan infrastruktur layak bagi masyarakat.
Menurutnya, untuk menyelesaikan hal itu tidak bisa sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah daerah. “Kalau nilai banprov – nya naik, ya kami senang. Karena, sangat membantu kami dalam proses percepatan pembangunan di wilayah kami,” kata dia.
Ia mengatakan, selama ini alokasi dari banprov tersebut 60 % di antaranya digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Karena, pembangunan infrastruktur selama ini jadi salah satu prioritas pembangunan di wilayahnya.
Selain infrastruktur, peningkatan kebutuhan dasar masyarakat di sektor kesehatan, pendidikan dan sarana prasarana olahraga juga menjadi prioritas program kerjanya. Sehingga, dengan adanya alokasi banprov yang memadai ini bisa berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakatnya.
Anne menambahkan, target dirinya kedepan tak lain bagaimana supaya perekonomian masyarakatnya terus berkembang. Hal itu, juga harus didorong dengan penyediaan infrastruktur yang handal.
“Titik berat prioritas kami kedepan, diarahkan pada program penguatan ekonomi kerakyatan, peningkatan sumber daya manusia, pemerataan infrastruktur, serta peningkatan produksi pangan dan produk unggulan masyarakat. Target kami, laju pertumbuhan ekonomi di 2021 mendatang naik 5,54 %,”tandasnya.(*/As)
CIREBON – Tak lagi ada rasa menghargai dan sungkan bila bicara untuk kepentingan bisnis apapun akan ditabrak bila itu masih dianggap penghalang . Dan sangat disayangkan, situs bersejarah yang seharusnya dijaga dan dirawat, justru dibongkar dan dijadikan sebagai kawasan perumahan.
Hal tersebut terjadi di Situs Pangeran Matangaji yang terletak di RT 1 RW 09 Kelurahan Karyamulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon.
Situs yang terletak di bantaran sungai ini, sudah rata dengan tanah, dan kini sedang dalam proses pengolahan yang dilakukan oleh alat berat.
Hal tersebut sudah berlangsung sejak 10 bulan yang lalu. Untuk menuju ke situs ini, harus melewati sebuah turunan yang curam menuju ke Sungai Situgangga, dan masih bisa diakses. Kini lokasi bekas situs sudah tidak bisa diakses karena tertutup tanah gundukan proyek.
Menurut salah satu warga yang namanya enggan disebutkan, dirinya melihat langsung proses pembongkaran situs tersebut. Dirinya merasa bersedih, karena situs bersejarah yang seharusnya dijaga dan dirawat, justru dibongkar seenaknya.
Dia menuturkan, situs tersebut kerap dikunjungi oleh orang-orang untuk berziarah. Karena menurut cerita dari sang nenek, di situs tersebut merupakan petilasan Pangeran Matangaji, Sultan ke V dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang bertahta pada 1753-1773.
Nama aslinya adalah Shafiudin. Dijuluki Matangaji karena beliau merupakan seorang Sultan yang matang dalam mengaji atau pandai dalam ilmu agama, sehingga disebut Matangaji.
Konon katanya, di situs tersebut Pangeran Matangaji menyembunyikan berbagai senjata yang dibuat untuk melawan penjajah Belanda (saat itu masih bernama VOC).
Senjata tersebut awalnya dibuat diam-diam di Gua Sunyaragi. Karena ketahuan Belanda, akhirnya Pangeran Matangaji melarikan diri ke wilayah Sumber.
Sebelum sampai, dia menyembunyikan terlebih dahulu senjata-senjata tersebut di Karyamulya. Sayangnya, situs tersebut kini rata dengan tanah.
“Dulunya di sini banyak yang berziarah, biasanya habis dari makam Sunan Gunung Jati langsung ke sini,” jelasnya saat ditemui di rumahnya yang berdekatan dengan situs, Sabtu (15/2/2020).
Saat situs tersebut dibongkar, dirinya pun tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi, dia tak tahu harus mengadu ke mana. Dia pun menyayangkan pihak developer yang hanya menjanjikan saja kepada warga sekitar.
Sebelumnya, pihak developer berjanji akan membuat akses jalan menuju ke masjid yang ada di Jalan Swasembada yang ada di seberang sungai, karena kampungnya terbelah oleh Sungai Situgangga yang ada di situs.
“Sebelum ada perumahan, anak-anak pada ngaji ke masjid itu. Sekarang ketika mau dibikin perumahan, akses jalannya ditutup. Kami tidak bisa berbuat apa-apa,” tuturnya.
Selain membongkar situs, proyek yang dikerjakan terbit terkesan tidak mempedulikan lingkungan sekitar.
Setelah pembongkaran situs yang mayoritas ditumbuhi pohon bambu, developer membuang bambu yang sudah ditebang ke sungai. Hal ini membuat kampung di RT 1 RW 09 Kelurahan Karyamulya menjadi kebanjiran.
Menurut Litbang RW 09, Casma, hujan besar yang membasahi Kota Cirebon beberapa hari lalu, membuat banjir di wilayahnya. Hal ini dikarenakan bantaran sungai Situgangga di sisi bekas situs, ditinggikan dan ditutupi oleh bekas bambu. Akibatnya, air meluap ke sisi kampung, dan merendam hingga sedada orang dewasa.
“Beberapa rumah yang ada di dekat sungai terendam semua,” jelasnya.
Sayangnya, lanjutnya, belum ada bantuan terkait banjir tersebut dari pihak developer. Bahkan pasca banjir saja, pihak developer sama sekali belum mengulurkan tangannya. Casma pun pernah menegur ke mandor proyek. Namun dia hanya diberi tahu agar melapor saja ke pihak developer.
“Kita berharapnya ada kompensasi dari pihak developer saja, supaya warga kampung sini tidak merasa dirugikan dengan adanya pembongkaran di bantaran sungai ,” ungkapnya.
Dan salah satu tokoh masyarakat yang enggan disebut namannya berharap,” agar budayawan dan tokoh yang lain untuk peduli situs yang sudah porak poranda bisa ada solusinya jangan lupa jas merah ” jangan lupa sejarah” ,” tandasnya.(*/Dang)
PURWOKERTO – Gunung Slamet di Jawa Tengah (Jateng) masih dalam status Waspada (Level II) pada Jumat (14/2/2020). Hal tersebut menyusul laporan suara dentuman dari arah Gunung Slamet oleh warga Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan status waspada dimulai saat peningkatan aktivitas seismik. Dimana terdapat aktivitas vulkanik dan perubahan visual di kawah, serta mulai mengalami gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal. Namun, diperkirakan tidak mengalami erupsi dalam jangka waktu tertentu.
“Kami berdoa saja Gunung Slamet tetap aman, statusnya sampai sekarang masih Waspada,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Sukedi, Jumat (14/2/2020).
Dia mengatakan suara dentuman dari arah Gunung Slamet terdengar warga Desa Bumisari dalam beberapa hari terakhir. Suara tersebut, menurut dia, juga terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet PVMBG di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
“Sebenarnya itu (suara dentuman) juga masih diragukan, apa itu suara geluduk (guruh), apa itu dari gunung. Dari pos pun terdengar, tapi saya cenderung suara geluduk,” katanya.
Dia menjelaskan berdasarkan pengamatan visual pada Jumat (14/2/2020) pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, terlihat asap putih bertekanan lemah setinggi 100 sampai 200 meter di atas puncak kawah Gunung Slamet.
“Asap kawah tersebut terlihat tinggi karena gunung masih dalam kondisi aktif itu disiram dengan air hujan. Jadi asap itu sebenarnya juga uap air yang bercampur dengan asap kawah,” katanya.
Selama pengamatan, terekam 91 kali gempa embusan dengan amplitudo 3 sampai 15 milimeter berdurasi 15 sampai 55 detik serta tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 5 milimeter.
Dengan kondisi demikian, Gunung Slamet masih berstatus Waspada (Level II). Warga diimbau tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.
Sebelumnya, PVMBG pada 9 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB menaikkan status Gunung Slamet dari aktif normal menjadi Waspada. Gunung Slamet berada di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah.(*/D Tom)
YOGYAKARTA – Hujan badai melanda sejumlah kawasan di Kota Yogyakarta, Jumat (14/2/2020). Hujan deras disertai angin kencang itu menyebabkan mobil Daihatsu Xenia abu-abu yang melintas di Jalan Faridan M Noto, Kotabaru rusak parah tertimpa pohon tumbang.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun dua mahasiswa yang berada di dalam mobil syok sebelum akhirnya dievakuasi warga.
Saksi mata, Rolandinus Gery mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa saat setelah Kota Yogyakarta diterjang hujan deras dan angin kencang. Selain menimpa mobil, sejumlah pohon tumbang akibat angin kencang mengakibatkan dinding tembok di komplek SMAN 3 Yogyakarta roboh.
“Ada suara angin. Nggak lama pohon roboh dan menimpa mobil pelat H (Semarang). Waktu kejadian, mobilnya sedang jalan dari sana ke sana (Jalan Faridan). Tadi, isinya dua orang. Katanya orang Semarang semua kuliah di UGM. Saya keluarin. Saya buka pintunya, saya tarik keluar. Kondisinya sehat gak ada yang luka,” katanya.
Meski tidak menimbulkan korban luka maupun jiwa, peristiwa tersebut membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi kejadian terpaksa ditutup dan dialihkan ke jalur lain. Sementara warga dan relawan dan petugas Dinas Kebersihan Kota Yogyakarta langsung menangani dengan memotong dan mengevakuasi pohon yang melintang di jalan.(*/D Tom)
PURWAKARTA – Gubernur, para bupati dan wali kota, serta komponen lainnya di Jawa Barat memilih kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, sebagai lokasi acara Komunikasi pembangunan daerah (Kopdar), Kamis (13/2/2020). Tidak kurang dari 300 orang tumpah ruah di salah satu objek vital tersebut.
“Menjadi kehormatan dan kebanggaan bagi Jasa Tirta II, Waduk Jatiluhur dipilih sebagai lokasi Acara Komunikasi Pembangunan Daerah Gubernur Jawa Barat bersama Bupati/Walikota se-Jawa Barat.
Pemilihan kawasan Waduk Jatiluhur sangat tepat, karena kami sudah bekerja keras menata dan menjaga kebersihan Waduk Jatiluhur agar dapat dinikmati keindahan alamnya,” ucap Direktur Utama Jasa Tirta II U Saefudin Noer.
Menurut dia, Perum Jasa Tirta II (PJT II) tengah bekerja keras untuk menata pembangunan di kawasan Waduk Jatiluhur. Tahun 2019, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan perubahan kawasan Waduk Jatiluhur, salah satunya menata kawasan itu sebagai area bisnis dan optimalisasi aset.
“Saya mengusulkan ke Gubenur Jabar untuk bersama-sama menata Kawasan Waduk Jatiluhur yang meliputi kawasan istora dan pantai timur Waduk Jatiluhur serta kawasan UMKM di sekitar waduk. Tahun 2019, waduk ini menjadi salah satu objek penting dan berhasil menorehkan sejarah event-event bertaraf internasional, seperti The 1st Jatiluhur Stand Up Paddle & Kayak Exhibition, The 1st Jatiluhur 5k Fun Run & Walk, dan The 1st International Jatiluhur Jazz Festival,” terangnya.
Dia menerangkan, sejak awal berdiri, PJT II diberi tugas strategis untuk menyokong ketahanan pangan di Jawa Barat bagian utara di mana 90% air Waduk Ir H Djuanda digunakan untuk mengairi kawasan pertanian lebih dari 240.000 hektare sebagai salah satu lumbung padi nasional.
Dengan hasil panen rata-rata 5,5 ton per hektare setiap dua musim tanam yang diasumsikan produksi rata-rata 3,1 juta ton per tahun.
Bila dimonetisasi, sumbangsih PJT II untuk ketahanan pangan mencapai triliunan rupiah per tahun. PJT II juga melaksanakan tugas strategis untuk memenuhi kebutuhan 80% air baku DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara dan air baku untuk kawasan Bekasi, Karawang, Subang, dan Purwakarta tercukupi 100%.(*/As)
PURWAKARTA – Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Purwakarta implementasikan instruksi Kementerian Pariwisata terkait desa wisata sebagai destinasi wisata. Seperti yang dilakukan di Kampung Tajur, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong.
Kepala Bidang Pariwisata pada Disporaparbud Purwakarta, Irfan Suryana, mengatakan desa wisata di Purwakarta baru ada satu titik, yakni di Kampung Tajur.
Menurutnya, pengunjung ke Kampung Tajur setiap minggunya tak kurang dari 50 orang atau untuk rombongan tak kurang dari 200 orang.
“Yang datang ada dari wilayah – wilayah perkotaan yang memang jenuh datang ke mall sehingga beralih ke desa wisata,” kata Irfan, Rabu (12/2/2020).
Terkait kegiatan yang ada di Kampung Tajur, Irfan menyebutkan banyak edukasi yang dilakukan, mulai membajak sawah, menanam padi, menangkap ikan, hingga membuat gula aren, atau keseharian warga pribumi di desa setempat.
“Rumah – rumahnya masih rumah panggung dan bilik. Cara memasaknya juga masih gunakan tungku (hawu) atau kayu bakar,” katanya.
Kini, Disporaparbud Purwakarta pun tengah mengkaji usulan satu wilayah yang hendak dijadikan kembali desa wisata. Daerah tersebut berada di wilayah Kecamatan Kiarapedes.
“Intinya desa yang ingin masuk desa wisata itu mesti menonjolkan kearifan lokal. Sehingga ini nantinya bisa memberikan pendapatan ke masyarakat sekitar juga BUMDes,” tandasnya. (*/As)
PASURUAN – Tebing di kawasan Gunung Bromo, tepatnya di Pakis Bincil, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, longsor. Material longsor berupa tanah dan bebatuan menutup jalan di bawahnya.
Akibat tertimbun longsor, jalan yang merupakan satu-satunya akses menuju Lautan Pasir Bromo dari arah Pasuruan lumpuh. Jalan tersebut hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
“Longsor terjadi pukul 17.00 WIB. Tak ada korban, namun jalan menuju lautan pasir tertutup total,” kata Koordinator Lapangan Bagian Kedaruratan BPBD Kabupaten Pasuruan, Subandi, Rabu (12/2/2020).
Tebing yang longsor setinggi 15 meter dengan lebar sekitar 6 meter. Seluruh badan jalan di bawahnya tertimbun tanah dan bebatuan setinggi 1-2 meter.
Untuk membersihkan material longsor, tak bisa dilakukan dengan peralatan manual. Dibutuhkan alat berat terutama untuk memindahkan batu-batu besar yang jatuh dari tebing.
“Nggak bisa dengan alat sederhana untuk membersihkan tanah longsoran, harus menggunakan alat berat,” terang Subandi.
Baca juga:
Seorang Warga Lereng Bromo Tewas Terjatuh ke Jurang Sedalam 75 Meter
Hingga pukul 22.00 WIB, material longsor masih menutup jalan. Akses ke Lautan Pasir Bromo tersebut dipastikan lumpuh hingga esok hari.
“Besok rencananya mendatangkan alat berat ke lokasi,” pungkasnya.(*/Gio)
LAMPUNG – Isak tangis warnai pemakaman pasien BPJS bernama M Rezki Mediansor yang meninggal dunia diduga akibat ditelantarkan pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar Lampung, pada Senin 10 Februari 2020.
Keluarga korban menceritakan keronologi meninggalnya pasien akibat lambatnya penanganan dan diterlantarkan pihak rumah sakit, saat dirujuk dari Rumah Sakit Bob Bazar Kalianda Lampung Selatan, sudah dalam keadaan kritis akibat sakit demam berdarah.
Namun, saat tiba di RSUD Abdul Moeloek, pada minggu pagi hanya ditempatkan pada unit gawat darurat (UGD) saja. Kemudian, pada malam Senin, pasien baru mendapatkan ke ruangan syaraf dan baru mendapatkan perawatan dokter dengan kondisi kritis.
Selanjutnya pada Senin sore, korban dipindah oleh tim medis namun saat diperjalanan menuju ke ruangan, Rezki meninggal dunia. Warga Plasma, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan itu meninggal dunia akibat kurang cepat penanganan secara medis oleh pihak RSUD Abdul Moeloek.
“Lambatnya pelayanan rumah sakit membuat anak saya meninggal dunia. Saya sebagai orangtua kecewa atas pelayanan yang diberikan oleh pihak RSUD Abdul Moeloek,” ucap ayah korban, Ansori saat ditemui iNews di kediamannya, Rabu (12/2/2020).
Sementara Direktur Pelayanan RSUD Abdul Moeloek, dr. Pad Dilangga mengaku pelayanan terhadap pasien sudah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur pelayanan rumah sakit. Namun, pihaknya akan tetap melakukan evaluasi serta investigsi internal terhadap pelayanan di ruang perawatan rumah sakit.
“Semua prosedur sudah kita lakukan. Tidak ada yang namanya kita telantarkan. Kami memaklumi jika keluarga pasien panik dalam situasi seperti ini.
Tapi kami tegaskan tidak ada yang membeda-bedakan karena pasien BPJS,” elaknya.(*/Kri)
PURWAKARTA – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Purwakarta, meluncurkan aplikasi berbasis online untuk memudahkan dan memaksimalkan pendapatan di sektor pajak daerah terutama pajak bumi dan bangunan (PBB).
Layanan pajak tersebut bernama Siceupol atau Sistem Aplikasi Cek PBB Online. Saat ini untuk mengecek PBB sudah semudah menelepon pacar. Caranya, hanya dengan memegang Handphone (HP), para Wajib Pajak (WP) bisa mengetahui informasi soal PBB melalui aplikasi.
“Aplikasi Siceupol, saat ini sudah bisa diunduh melalui smartphone,” jelas Kepala Bapenda Purwakarta, Nina Herlina, Selasa (11/2/2020).
Nina menjelaskan, pihaknya sengaja membuat layanan pajak daerah, dengan sistem aplikasi untuk memudahkan masyarakat.
“Ke depan, wajib pajak tak hanya bisa mengakses informasi mengenai tagihan maupun layanan informasi lain soal PBB. Tapi, nanti bisa juga untuk melakukan pembayaran melalui aplikasi tersebut,” jelas dia.
Nina menambahkan, target pendapatan daerah di sektor PBB, tahun ini mencapai Rp71,5 miliar. Nina optimis target tersebut bisa terealisasi 100 persen. Apalagi, saat ini sudah ada kemudahan.
“Kami juga akan memaksimalkan peran para kolektor PBB di masing – masing desa. Salah satu tugasnya, untuk menyosialisasikan aplikasi tersebut,” paparnya. (*/As)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro