LAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung meminta kabupaten dan kota melakukan langkah antisipasi adanya gangguan tanam di sektor pertanian di musim hujan.
“Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Provinsi Lampung ini curah hujan masih akan tetap tinggi di Mei, Juni, Juli. Di Agustus mulai berkurang, akhir September-Oktober mulai kemarau.
Jadi dalam waktu dekat ini beberapa kabupaten harus berhati-hati di musim tanam,” kata Inspektur Provinsi Lampung, Fredy saat menghadiri rapat pengendalian inflasi di Bandarlampung, (10/2/2024).
Ia menjelaskan, langkah antisipasi dan kewaspadaan di musim tanam kali ini harus dilakukan oleh kabupaten dan kota untuk meminimalisir kerugian akibat gagal tanam akibat curah hujan tinggi.
“Untuk potensi gangguan tanam itu ada di daerah Lampung Selatan dan beberapa kabupaten lain, nanti antisipasinya secara teknis dalam rangka musim tanam ini akan dilakukan. Dan ada juga yang sudah diantisipasi agar tidak menimbulkan kerugian,” katanya.
Dia melanjutkan, selain gangguan pada musim tanam ada juga potensi gangguan panen, yang akan terjadi salah satunya di Kabupaten Tanggamus. “Di Tanggamus potensi gangguan panen akan terjadi akibat adanya banjir karena curah hujan tinggi. Tapi sudah ada beberapa langkah antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten agar tidak gagal panen. Untuk komoditas jagung tadi masih bagus dan stabil,” ucapnya.
Menurut dia, bila ada lahan persawahan yang mengalami fuso maka pemerintah pusat dan daerah akan membantu petani melalui beberapa bantuan. “Kemudian kami pemerintah daerah melalui dinas terkait bidang pertanian akan mengupayakan beberapa langkah penanganan dan pencegahan dini. Yang pasti pada musim tanam ini harus berhati-hati dan melihat daerah mana yang tidak banjir sehingga tidak ada gangguan tanam serta gangguan banjir,” tambahnya.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Lampung, pemetaan sawah yang rawan terdampak banjir di 15 kabupaten dan kota ada sebanyak 74.095 hektare, dimana jumlah luasan sawah yang berisiko terdampak banjir itu terdiri dari 35.096 hektare masuk dalam kawasan berisiko rendah, lalu seluas 23.553 hektare masuk dalam kawasan berisiko sedang, dan 15.445 hektare masuk dalam kawasan berisiko tinggi.(*/Tian)
CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bersama Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penanganan banjir yang merendam 15 rumah di Desa Sukamulya, Jumat (9/2/2024) malam.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukma Wijaya mengatakan penanganan bersama dilakukan relawan BPBD dan PMI Cianjur dibantu warga sekitar untuk membersihkan saluran air yang tersumbat akibat rumpun bambu yang tumbang.
“Banjir akibat curah hujan yang tinggi disertai angin kencang membuat tebing di belakang perkampungan yang terdapat banyak rumpun bambu terbawa longsor, sehingga menutup aliran sungai di belakang perkampungan, akibatnya belasan rumah warga terendam banjir,” katanya, Sabtu (10/2/204).
Akibat sungai tersumbat membuat aliran air menggenangi perkampungan warga dengan ketinggian hingga 1,5 meter, sehingga 5 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang aman dari banjir, sedangkan puluhan warga lainnya tetap bertahan di rumah, terutama yang memiliki lantai dua.
Namun, Sabtu pagi warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah dari lumpur yang disisakan banjir, dibantu relawan dari PMI dan BPBD Cianjur.
“Menjelang siang warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan lumpur yang tersisa, sedangkan petugas gabungan menuntaskan penanganan longsor yang menutup aliran sungai yang sudah kembali normal,” katanya.
Pihaknya tetap meminta warga untuk waspada dan segera mengungsi jika melihat tanda alam akan terjadi banjir susulan, karena informasi BMKG curah hujan masih tinggi selama satu pekan ke depan. Kordinator Lapangan PMI Cianjur Bayu Rizki Fadilah mengatakan 12 orang relawan PMI Cianjur dilibatkan dalam penanganan banjir yang melanda Kampung Nagewer, Desa Sukamulya, Kecamatan Karangtengah, termasuk membantu warga membersihkan lumpur sisa banjir.
“Jumat malam banjir melanda perkampungan, kami dari PMI Cianjur sudah mengirim relawan untuk membantu pendataan dan proses evakuasi warga, relawan membawa sejumlah peralatan, termasuk pompa air, gergaji mesin, dan alat pembersih lainnya,” katanya.
Hingga Sabtu siang, relawan PMI bersama petugas gabungan BPBD Cianjur, menuntaskan penanganan aliran sungai yang tertutup longsor dan rumpun bambu, sehingga aliran sungai kembali normal, termasuk membantu warga membersihkan rumahnya dari lumpur sisa banjir.(antara/Yan)
LUMAJANG – Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami dua kali erupsi dengan letusan setinggi 800 meter di atas puncak pada pukul 05.57 WIB dan 07.12 WIB, Rabu (7/2/2024).
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, pukul 05.57 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak.
“Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” katanya, Rabu.
Sementara erupsi Gunung Semeru kedua terjadi pada pukul 07.12 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu vulkanik teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang ke arah utara dan timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 144 detik.
Status Gunung Semeru pada level III atau siaga. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(*/Gio)
BREBES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes mengungkapkan kondisi terkini dari bencana banjir yang melanda di dukuh Bayur RT 11-15 RW 03 Desa Bojong Kecamatan Jatibarang. Kepala BPBD Brebes, Nuhsy Mansur mengatakan akibat bencana tersebut setidaknya ada 1000-an jiwa yang terdampak.
Dimana ada diantaranya yang memilih mengungsikan diri di masjid-masjid setempat. “Saat ini ada seribuan lebih masyarakat yang terdampak dan ada beberapa orang yang mengungsi di masjid,” kata Nuhsy , (6/2/2024).
Pihaknya menjelaskan ketinggian air mencapai 1,2 meter. Namun, ia mengatakan ketinggian air tersebut hanya terjadi di beberapa tempat saja.
“Di beberapa tempat sampai 1,2 meter itu hanya beberapa tempat saja tidak semuanya karena yang paling dalam itu 1,20 meter,” katanya.
Menurut data yang diberikan BPBD Brebes banjir tersebut dikarenakan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Brebes bagian Selatan maupun Utara. Dimana hal tersebut membuat debit Sungai Pemali mengalami peningkatan.
Selain itu, menurut laporan dari Bendung Notog air limpas di ketinggian 335 cm dengan status awas pada pukul 02.00 WIB. Baru pukul 03.00 WIB air tiba di Dukuh Bayur RT 11-15 RW 03 Dusun Bojong Kecamatan Jatibarang hingga membuat banjir genangan yang mengakibatkan aktivitas warga terganggu.
Dari data BPBD Brebes yang diterima Republika.co.id, sedikitnya ada 446 KK dan 1.296 jiwa yang terdampak di RW 03 akan tetapi tak ada korban jiwa ataupun luka akibat bencana tersebut. Namun, saat ini ketinggian air masih terus meningkat.
BPBD Brebes juga melakukan sejumlah upaya. Diantaranya dilakukan asesmen dan pendataan TRC-PB BPBD Brebes dan PMI Brebes serta berkoordinasi dengan perangkat desa. Selain itu, melakukan evakuasi warga terdampak untuk mengungsi mengingat banjir semakin tinggi.
Pihaknya juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi pengungsi di Masjid Baiturrahman. Serta memberikan bantuan logistik berupa makanan siap saji, air mineral, hingga tikar.
“Kami menghimbau kepada warga untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam beraktivitas baik didalam maupun luar ruangan, mengingat sekarang cuaca tidak menentu dan terkadang cukup ekstrim,” katanya mengakhiri.(*/D To)
SERANG – Ratusan rumah warga di Desa Kosambi Ronyok, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Banten terendam banjir,(3/2/2024).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Serang Nana Sukmana mengatakan banjir ini disebabkan curah hujan dengan intensitas cukup tinggi yang mengakibatkan meluapnya air sungai dan merendam permukiman warga.
“Untuk saat ini yang tercatat kurang lebih ada 245 rumah yang terendam banjir di Desa Kosambi Ronyok,” katanya, Sabtu.
Nana mengatakan, saat ini tim gabungan telah mengevakuasi warga dengan menggunakan perahu karet ke lokasi yang lebih aman dari banjir. Selain itu, ia juga telah mendirikan tenda darurat sebagai tempat beristirahat bagi warga yang terdampak banjir.
“Kami telah mendirikan tenda darurat untuk warga, karena saat ini ketinggian air sekitar 20-50 cm dan cuaca di lokasi juga masih hujan,” katanya.
Ia mengatakan saat ini masyarakat membutuhkan beberapa kebutuhan mendesak, seperti tenda pengungsi, obat-obatan, matras, selimut, makanan, dan popok. “Anggota kami juga masih melakukan pendataan di lapangan untuk mengetahui berapa warga yang terdampak banjir,”ungkapnya.(*/Dul)
BANDUNG – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan Terminal Leuwipanjang di Kota Bandung, Jawa Barat menjadi percontohan untuk diterapkan di terminal lain di Indonesia.
Terminal Leuwipanjang hasil revitalisasi kini memiliki konsep mixed use dengan fasilitas yang semakin modern dan kekinian seperti area tunggu penumpang, area bus, fasilitas mesin cetak tiket elektronik, papan informasi, hingga area UMKM dan kantor Samsat yang berada di dalam gedung terminal.
Di samping itu, di Terminal Leuwipanjang juga tersedia bus listrik yang akan dioperasikan melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat.
“Terminal Leuwipanjang dengan luas sekitar 30 ribu meter persegi ada contoh mixed use yang pertama di Indonesia dan ini akan menjadi contoh di terminal seluruh Indonesia. Salah satu yang dipelopori juga tiketing yang sudah menggunakan e-tiket,” kata Budi di Terminal Leuwipanjang, (3/2/2024).
Mixed use merupakan sebuah upaya mengubah konsep terminal yang dahulu hanya untuk naik turun penumpang dan kedatangan keberangkatan bus. Konsep seperti itu menjadi simpul transportasi, pendorong dan penggerak perekonomian serta sebagai wadah kegiatan sosial dan seni budaya.
Revitalisasi Terminal Leuwipanjang, dilaksanakan Sabtu ini dengan disatukan bersama peresmian hasil revitalisasi Terminal Banjar secara daring. Alasan revitalisasi terminal Leuwipanjang dan Banjar ini, ucap Budi, karena keduanya adalah contoh terminal yang berfungsi dengan dengan baik dan produktif.
Dibutuhkan langkah untuk peningkatan keselamatan, keamanan dan pelayanan sehingga masyarakat semakin nyaman menggunakan bus sebagai angkutan umum.
“Ribuan orang turun dan naik dari kedua terminal ini, dan kita mengerti Bandung dan Banjar adalah dua kota yang sangat penting dan kita (harus) support untuk angkutan massal perkotaan dan antarprovinsi. Oleh karenanya kita lakukan revitalisasi karena terminal ini memang memberikan satu manfaat yang banyak, dan juga agar penumpang makin yakin karena apa yang kita kelola lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.
Pemerintah Kota Bandung pada 2019 telah menyerahkan Terminal Tipe A Leuwipanjang yang dibangun sejak 1996 dengan total luas lahan 30.768 meter persegi ini, kepada Kementerian Perhubungan.
Selanjutnya, Kemenhub melakukan revitalisasi terminal dengan total biaya senilai Rp 80 miliar yang berasal dari APBN, yang terdiri dari Rp 65 miliar pembangunan tahun 2020 sampai 2023 dan Rp 15 miliar untuk pembangunan tahun 2024. Terminal Leuwipanjang saat ini melayani 637 bus per hari dengan rata-rata penumpang 5.260 orang per hari.
Sementara itu, Terminal Banjar dengan total luas lahan terminal sebesar 22.206 meter persegi, direvitalisasi dengan biaya Rp67 miliar yang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk pembangunan pada 2020 sampai dengan 2022. Terminal ini melayani 243 bus per hari dengan total penumpang 317 orang per hari.
Saat ini, Jawa Barat memiliki 10 Terminal Tipe A yaitu Terminal Sumedang, Terminal Tasikmalaya, Terminal Garut, Terminal Banjar, Terminal Kuningan, Terminal Sukabumi, Terminal Karawang, Terminal Leuwipanjang, Terminal Subang, Terminal Cirebon.
Disebutkan bahwa dalam rentang waktu 2014 sampai 2023, Kementerian Perhubungan telah melakukan pembangunan terminal baru di lima lokasi dan rehabilitasi/revitalisasi terminal di 75 lokasi.
Dalam peresmian dua terminal ini, turut hadir anggota Komisi V DPR RI Mulyadi, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Pj. Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Pj Wali Kota Banjar Ida Wahida Hidayati dan Dirjen Perhubungan Darat.(*/Hen)
YOGYAKARTA – Kawasan Malioboro merupakan kawasan tanpa rokok (KTR) atau yang dilarang untuk merokok. Meski begitu, masih banyak pengunjung maupun warga yang merokok di jantung Kota Yogyakarta tersebut.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi dan tindakan persuasif terkait dengan larangan merokok di kawasan Malioboro. Meski begitu, masih ditemukan adanya pelanggaran.
“Kami lakukan terus ini (sosialisasi dan tindakan persuasif), ternyata masih banyak pelanggaran. Ini juga menjadi satu aktivitas yang harus terus menerus kita lakukan untuk mengedukasi wisatawan dan warga yang ada di kawasan pedestrian (trotoar) Malioboro mendukung KTR,” kata Singgih di Kompleks Balai Kota Yogyakarta,(1/2/2024).
Untuk itu, pihaknya berupaya untuk menambah tempat khusus merokok di sekitar Malioboro. Jika memungkinkan, penambahan tempat khusus merokok di Malioboro bisa dilakukan di sirip-sirip jalan yang ada di kawasan tersebut.
“Saya juga menyampaikan apakah mungkin tempat untuk merokok itu diperbanyak,, tapi tidak di pedestrian (trotoar), karena ternyata masih banyak perokok,” ucap Singgih.
Dikatakan Singgih bahwa sudah ada beberapa lokasi yang disiapkan sebagai tempat khusus merokok di kawasan Malioboro. Hanya saja masih banyak yang merokok tidak pada tempatnya.
“Kalau memungkinkan di sirip (dibangun tempat khusus merokok), tentu nanti akan diikuti dengan kajian sederhana untuk melihat lokasi (itu bisa dijadikan tempat khusus merokok) dan sebagainya,” jelas Singgih.
Singgih menegaskan, rencana penambahan bukan berarti menjadikan kawasan Malioboro sebagai tempat yang diperbolehkan untuk merokok. Melainkan memberikan ruang bagi masyarakat dan wisatawan untuk menikmati Malioboro tanpa asap rokok, namun juga memberikan ruang bagi perokok.
“Bukan berarti kita ‘menghalalkan’ merokok (di kawasan Malioboro), tapi untuk memberikan ruang bagi masyarakat yang ingin merokok di satu tempat yang tidak mengganggu aktivitas lain di sepanjang pedestrian (trotoar) Malioboro. Karena yang kita temui di pedestrian (trotoar) masih cukup banyak (yang merokok),” jelasnya.(*/D To)
LAMPUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung memprakirakan bulan Februari menjadi puncak musim hujan di provinsi itu.
“Sudah kami memprakirakan puncak musim hujan di Provinsi Lampung terjadi pada Januari hingga Februari ini,” ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto saat dihubungi dari Bandar Lampung, Jumat (2/2/2024).
Ia mengatakan kriteria hujan pada Februari ini menengah sampai tinggi dengan curah hujan sekitar 201-400 milimeter per bulan. Dia merinci untuk daerah dengan curah hujan dengan kriteria tinggi sebesar 401-500 milimeter dan 301-400 milimeter per bulan akan terjadi di Kabupaten Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, Kota Metro, dan Lampung Tengah.
Kemudian ada pula beberapa daerah yang hanya sebagian masuk dalam kriteria tinggi yakni ada di sebagian Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Timur, serta Mesuji. Sedangkan yang masuk dalam kriteria curah hujan menengah dengan ukuran 201-300 milimeter akan ada di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Pringsewu, Pesisir Barat, lalu sebagian daerah dari Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Timur, dan Mesuji.
“Dan potensi hujan dengan intensitas yang sama juga masih akan terjadi sampai Maret, dimana secara umum curah hujan di Maret diprakirakan berada pada kriteria menengah hingga tinggi dengan curah hujan 201-400 milimeter per bulan,” ucapnya.
Pihaknya pun meminta masyarakat untuk terus memantau perkiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG. Hal tersebut, lanjutnya, dapat membantu dalam mempersiapkan langkah-langkah keselamatan yang diperlukan.
“Informasi tentang prakiraan cuaca dapat dipantau secara langsung oleh masyarakat, sebab dengan melihat informasi tersebut dapat mencegah serta mengantisipasi dampak atas adanya puncak musim hujan yang berlangsung pada Januari-Februari ini,” ungkapnya.(*/Tian)
SUKABUMI – Alun-Alun Laut atau Taman Gado Bangkong yang berada di pusat ibu kota Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) yakni di Palabuhanratu, ditutup sementara. Wilayah ini sebelumnya sudah digunakan dan dimanfaatkan oleh warga dan wisatawan, kini ditutup sementara.
“Penutupan alun-alun laut ini karena pembangunannya belum selesai dan masih dalam tahap pengerjaan,” kata Camat Palabuhanratu Ali Sadikin, di Sukabumi, Rabu (31/1/2024).
Menurut Ali, keputusan penutupan Taman Gado Bangkong ini diambil oleh pemerintah setempat untuk alasan keamanan dan keselamatan, mengingat banyaknya pengerjaan konstruksi bangunan yang masih berlangsung.
Selain itu, area ini pun masih belum aman untuk dikunjungi oleh masyarakat, sehingga Pemkab Sukabumi terpaksa mengambil kebijakan demi keselamatan bersama, meskipun harus diakui penutupan sementara ini menimbulkan kekecewaan masyarakat.
Pihaknya juga sudah menjelaskan kepada warga maupun wisatawan alasan ditutupnya alun-alun laut yang menjadi daya tarik baru sebagai destinasi wisata di Palabuhanratu demi kebaikan dan keselamatan. Di lokasi pun saat ini sudah terpasang beberapa sepanduk larangan bagi yang tidak berkepentingan untuk masuk ke lokasi Taman Gado Bangkong.
Selain itu, juga terdapat larangan parkir di sekitar lokasi. “Kami sudah berkoordinasi dengan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Palabuhanratu bersama warga sekitar di RW 27, RW 28 dan para pemuda untuk mencari solusi berkaitan dengan pembangunan Gado Bangkong yang belum 100 persen selesai,” katanya.
Ali mengatakan Taman Gado Bangkong ini juga belum dilakukan serah terima dari Pemprov Jawa Barat ke Pemkab Sukabumi. Kemudian belum ada kegiatan pemeliharaan, sehingga pihaknya menunggu sampai tahapan itu selesai agar masyarakat bisa menikmati areal Taman Gado Bangkong dengan sempurna.(Antara)
LAMPUNG – Pemerintah Kabupaten Lampung Barat di Provinsi Lampung mendukung pengembangan kopi arabika di wilayahnya agar bisa menjadi salah satu komoditas unggulan daerah. Pj Bupati Lampung Barat Nukman menyampaikan bahwa selama ini budi daya kopi arabika kurang diminati petani di wilayahnya.
”Selama ini dikatakan sebagai kopi padang yang buahnya jarang-jarang, dan Lampung Barat pernah mengalami kegagalan dalam pengembangan kopi jenis ini di tahun 80an akibat adanya serangan antraknose dan nematoda,” katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah daerah di Lampung Barat, (31/1/2024).
Ia berharap keberhasilan seorang petani di Kelurahan/Kecamatan Sekincau membudidayakan kopi arabika dapat mendorong para petani lain di Lampung Barat untuk membudidayakan jenis kopi tersebut.
Penjabat Bupati Lampung Barat bersama Gubernur Arinal Djunaidi meninjau kebun kopi arabika milik Ahmad Supriyono di Kelurahan Sekincau pada Selasa (30/1/2024). Ahmad Supriyono, yang dinilai sukses membudidayakan kopi arabika, menyampaikan bahwa dia menerapkan metode tanam pagar dalam penanaman kopi di kebunnya.
“Alhamdulillah pada tahun lalu hasilnya sudah mencapai 3,4 ton dengan luas tanah seperempat hektare. Di tahun ini saya targetkan sampai dengan empat ton,” katanya.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan kebanggaannya melihat keberhasilan petani kopi di Lampung Barat tersebut.
“Senang sekali saya kalau melihat kebun kopi kayak gini,” katanya.
“Nanti kalau sudah waktunya panen akan saya coba undang Pak Menteri Perkebunan. Kita akan tunjukkan potensi kopi arabika di Lampung Barat ini, sekaligus kita ajak dia untuk ikut panen, memetik kopinya,” sambungnya.(*/Ti)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro