CIANJUR – Sebanyak 17 penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Jayagiri, Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat, tidak pernah menerima haknya sejak 2017 yang diduga dicairkan oknum pendamping PKH.
“Sejak 2017, mereka sudah terdata sebagai penerima PKH. Namun, tidak menerima bantuan tersebut sama sekali yang sudah dicairkan oknum pendamping bernama Feri,” kata Kasi Kesra Desa Jayagiri Ahmad Sutisna saat dihubungi di Cianjur, Rabu (11/3/2020).
Mereka tidak menerima penuh bantuan yang diberikan pemerintah pusat tersebut, kata dia, karena sudah dipotong oknum pendamping.
Hal tersebut terungkap setelah pihak desa mendapat data tambahan dari petugas TKSK terkait dengan penerima bantuan pangan nontunai beberapa waktu lalu. Dalam data tersebut tercantum data 17 nama penerima PKH yang tidak pernah menerima haknya.
“Setelah ditelusuri sampai ke BRI Unit Sindangbarang, saya terkejut karena hak untuk 17 warga selalu dicairkan oknum pendamping bersamaan dengan 100 orang penerima lainnya,” kata Sutisna.
Atas dasar tersebut, pihaknya telah melaporkan penggelapan oleh oknum pendamping PKH tersebut ke Mapolsek Sindangbarang.
Sementara itu, ibu rumah tangga penerima PKH Lisnawati (25) baru mendapatkan satu kali pencairan yang diketahuinya setelah mendapat panggilan dari desa.
Sejak terdata pada tahun 2017 hingga Januari 2020, dia dan suaminya baru mengatahui kalau selama 3 tahun uang bantuan dari pemerintah pusat untuk menyejahterakan warga tersebut dicairkan dan dinikmati oknum pendamping.
“Sejak 2017, baru sekali mendapat PKH, tepatnya 2 bulan yang lalu, sisanya dimakan sama pendamping. Saya sudah laporkan hal tersebut ke polisi. Kalau tidak salah masih banyak yang mengalami nasib yang sama,” ungkapnya.(*/Yan)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil, akan menjadi keynote speaker dalam seminar nasional bertajuk “Peran Pers di Era Disrupsi Media, Mendorong Media Daring Tumbuh Sehat dan Berkembang,” yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barar (Jabar), di Gedung Sate Bandung, Kamis (12/3/20).
Selain itu, hadir sejumlah pembicara Hendry CH Bangun (Anggota Dewan Pers), Ilona Juwita (CEO Google Chanel Partner), Atmadji Sapto Anggoro (Pemimpin Redaksi Tirto), Alfito Deannova (Pemimpin Redaksi Detik.com), Januar Primadi Ruswita (Direktur Bisnis Pikiran Rakyat) dan Mellysa Widyastuti (Ayo Media Network).
Ketua PWI Jabar Hilman Hidayat mengatakan, seminar ini merupakan rangkaian dari Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jawa Barat. Selain seminar, kata dia, PWI juga telah menyelenggarakan bakti sosial donor darah pada 22 Pebruari 2020 lalu.
“Mengenai para pembicara sudah oke semua. Para peserta seminar ini selain wartawan dan Humas, sejumlah kalangan masyarakat pun sudah menyatakan kesiapan untuk hadir, karena seminar ini sangat penting bagi media, khususnya bagi media online,” ujarnya.
Menurut Hilman, PWI mencoba memfasilitasi dan mendorong untuk tumbuhnya industri media online ke depan. Untuk itu, pihaknya mengundang tokoh-tokoh yang telah berhasil mengembangkan media online.
“Tak hanya para pengelola media online profesional, seminar juga menghadirkan anggota Dewan Pers. Hal ini untuk memberi pencerahan terkait verifikasi media atau uji kompetensi wartawan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Hilman mengatakan, dua isu mengenai verifikasi media dan uji kompetensi wartawan yang dilakukan oleh Dewan Pers tidak kalah penting bagi dunia media massa karena menjadi keharusan bagi media itu sendiri.
“Verifikasi mungkin menjadi hal yang tak mudah bagi pengelola media. Untuk bisa menjadi media yang sehat, apa yang harus dilakukan oleh media dalam mendapatkan verifikasi dewan pers. Ini pentingnya dalam seminar ini,”tandasnya. (*/Hend)
BANDUNG – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) provinsi Jawa Barat akan menggelar Rapat kerja daerah (Rakerda) pada Selasa 17 Maret 2020 mendatang. Rapat kerja pengelola media siber (online) ini akan dilaksanakan di Prama Gran Preanger Hotel Jl. Asia Afrika No.87 Bandung.
Menurut Ketua SMSI Jabar, Hardiyansyah, rapat kerja daerah ini sebagai upaya konsolidasi anggota dan pengurus SMSI di Jabar, serta untuk menyusun program-progam yang akan dilaksanakan selama setahun ke depan.
Rakerda ini, kata Andhy-sapaan akrab Hardiyansyah, tidak saja dihadiri oleh anggota dan pengurus SMSI tingkat kabupaten/kota se-Jabar, melainkan juga pengurus dan anggota SMSI pusat.
Mengingat rakerda akan dibuka langsung oleh Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus.
Untuk menambah wawasan pengelola media siber, khususnya peserta Rakerda, pada hari yang sama juga akan diselenggarakan Seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan Media Siber di Era Digital” dengan pembicara yang mumpuni di bidangnya.
Mereka antara lain Kamsul Hasan (Dewan Pers), Priskila Ifka Goni (PT. AdAsia) dan Haydin Haritzon (Kepala Humas LPS).
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) adalah sebuah organisasi yang beranggotakan para pengelola/pengusaha media siber. Organisasi ini sudah terbentuk di hampir seluruh provinsi di tanah air.
Organisasi yang berdiri sekitar dua tahun ini, baru saja meraih penghargaan dari MURI (Museum rekor Indonesia) sebagai wadah media siber yang mampu menyebarkan informasi dalam waktu relatif singkat.
“Kami harapkan semua anggota SMSI se Jawa barat bisa hadir dalam Rakerda kali ini. Selain ajang silaturahmi antara anggota dan pengurus, juga untuk memperkuat eksistensi, serta membahas program-program yang akan dijalankan organisasi ini,”pinta Andhy menutup perbincangannya, Selasa (10/03/2020). (*/Hend)
PURWAKARTA – Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (KUPP) Kabupaten Purwakarta merilis beragam desain batik bermotif karakter Purwakarta. Motif yang dirilis tersebut memiliki arti ciri atau karakter masyarakat Purwakarta yang tumbuh berkembang, seperti halnya desain melati, atau tentang bermakna spirit budaya Sunda.
Kepala Bidang UMKM pada KUPP Kabupaten Purwakarta, Ahmad Nizar mengatakan, dari sekitar 150 motif batik yang dirilis itu memiliki ide dasar dan filosofi sebagai latar belakang terciptanya batik itu.
“Untuk pertama yang dirilis sebanyak 100 desain. Kemudian desain tambahan pada bulan ini sebanyak 50, jadi total jadi 150 desain. Semuanya memiliki makna yang tidak sembarangan,” kata Ahmad Nizar, Selasa (10/3/2020).
Menurut dia, desain batik yang tercipta itu melibatkan tim akademisi batik. Tim yang dibentuk itu telah bekerja secara akademis melalui penelaahan literasi maupun studi lapangan. Sehingga menghasilkan motif batik baru khas Purwakarta.
“Nantinya desain ini akan dikembangkan oleh warga Purwakarta. Harapannya Purwakarta menjadi salah satu sentra batik di Indonesia,” ujarnya.
Pelestarian budaya batik, terang dia, harus senantiasa dilakukan agar Purwakarta terus berkembang dengan mengedepankan inovasi berbasis kearifan lokal. “Motif batik harus terus dikembangkan. Kalau tidak up to date agar wirausaha di bidang ini terus eksis,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Ahmad Nizar pihaknya sering kali memberikan pembelajaran cara membuat batik khas Purwakarta kepada masyarakat yang melibatkan tenaga ahli di bidang batik. (Baca juga; Mengenal Batik Edelweis, Corak Baru Khas Majalengka)
Jika mereka telah memahami maka dapat dikembangkan di setiap wilayah. Sehingga menghasilkan kreativitas yang memiliki nilai jual tinggi untuk peningkatan ekonomi masyarakat. “Belum lama ini, pelatihan batik dilakukan di Jatiluhur untuk meramaikan dan menggalakan program batik di Purwakarta,” tuntasnya.(*/As)
SUKABUMI – BPBD Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa gempa magnitudo 5.0 Selasa (10/3/2020) sore menyebabkan beberapa rumah di 4 kecamatan roboh atau rusak parah.
1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal, 2 unit rumah rusak di Kecamatan Parakansalak, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kabandungan, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Cidahu.
Menurut relis media yang disampaikan BMKG, gempa dengan magnitudo 4,9 (setelah diverifikasi) mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (10/30) pukul 17.18 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo menyebutkan, pusat gempa tersebut berdasar data BMKG berada pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT.
Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 kilometer arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal IV – V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Sementara di Panggarangan, Bayah III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Citeko, Sukabumi II – III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo 3,2 sekitar sembilan menit sebelum gempa susulan atau sekitar pukul 17.09 WIB.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa gempa tersebut menyebabkan 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa.
Tim BPBD bersama petugas gabungan lainnya melakukan kaji cepat untuk mendapatkan data lengkap terkait gempa bumi tersebut.(*/Yan)
NGAWI – Benteng Van den Bosch, lebih dikenal sebagai Benteng Pendem adalah sebuah benteng yang terletak di jalur pertemuan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.Tepatnya di Jalan Untung Suropati No.II, Pelem II, Kelurahan Pelem, Kecamatan, Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Hektare. Hingga saat ini sisa-sisa kekuatan Benteng Van Den Bosch masih sangat terasa.
Tembok dan tiang-tiang penyangganya masih berdiri kokoh, hanya saja sedikit pudar dimakan usia.
Dengan kekokohannya tadi tergambarkan bahwa bangunan Benteng Van Den Bosch dibangun sebagai zona pertahanan pada waktu pemerintahan Belanda dulu.Sayangnya keberadaan benteng ini tak banyak dikenal orang, bahkan kini nyaris terlupakan.
Selama puluhan tahun lamanya, benteng ini tidak boleh dijamah oleh publik karena merupakan daerah kekuasaan militer.Benteng Pendem Ngawi dibangun oleh Gubernur Jenderal Defensieljn Van Den Bosch pada tahun 1839, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
Pembangunan benteng ini juga untuk memudahkan arus tranportasi di aliran dua sungai.Dahulu, para pedagang dari Surakarta dan Yogyakarta harus lewat Ngawi jika menuju bandar di Surabaya. Ddemikian pula halnya dengan para pedagang dari arah Pacitan, Madiun, dan Maospati.
Letaka geografis inilah yang menempatkan Ngawi sebagai tempat strategis karena merupakan pertemuan jalur perdagangan air lewat Bengawan Solo.Benteng ini dulunya digunakan oleh Belanda untuk melumpuhkan transportasi logistik para pejuang kemerdekaan pasukan Pangeran Diponegoro.
Bersamaan dengan itu, terjadi perang di Ngawi antara pasukan Bupati Madiun-Ngawi yang memihak Diponegoro melawan Belanda.Setelah Indonesia merdeka, tepatnya sejak tahun 1962, Benteng Van Den Bosch dijadikan markas militer Yon Armed 12 yang sebelumnya berkedudukan di Kabupaten Malang.
Pada saat itu, kegiatan latihan militer dan kesatuan juga dipusatkan di areal benteng peninggalan Belanda tersebut.
Selama puluhan tahun Benteng Pendem ini tertutup bagi umum.Lantaran kondisi yang bangunan tidak lagi mendukung untuk perkembangan dan kemajuan kesatuan, maka sekitar 10 tahun selanjutnya Markas Yon Armed 12 menempati lokasi baru di Jalan Siliwangi, Kota Ngawi. Namun, ketika itu sebagian area benteng masih digunakan untuk gudang persenjataan.
Namun pada akhir tahun 2011, akhirnya benteng ini terbuka untuk umum karena gudang persenjataan telah dipindahkan ke Jalan Siliwangi.Bangunan Benteng Pendem Ngawi terdiri dari pintu gerbang utama, ratusan kamar untuk para tentara, halaman rumput di tengah bangunan, dan beberapa ruang yang dulunya diyakini sebagai kandang-kandang kuda.
Bangunan benteng ini dikelilingi gundukan tanah yang sengaja dibangun untuk menahan serangan dan luapan air Bengawan Solo. Hal inilah yang membuat bangunan benteng seperti terpendam. Bangunan ini juga dikelilingi saluran air (parit) selebar 5 meter.
Namun sayangnya saat ini paritnya sudah tertutup tanah.Selanjutnya pihak Yon Armed 12 dan Pemerintah Daerah (Pemda ) Ngawi ingin agar Benteng Van Den Bosch menjadi objek wisata sejarah di Kabupaten Ngawi.
Sehingga benterng tersebut dibenahi oleh Yon Armed hingga akhirnya ready dan dibuka untuk umum.Sejak dibuka untuk umum, masyarakat bisa melihat bangunan Benteng Pendem dari dekat. Lokasi Benteng Pendem mudah dijangkau dengan alat transportasi karena letaknya berada di pusat Kota Ngawi.
Kini pengelola Benteng Pendem telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah (Pemkab) Ngawi untuk menggarap Benteng Pendem ini menjadi satu kesatuan wisata air dengan Museum Trinil Ngawi menyusuri Bengawan Solo.Museum Trinil dan Benteng Pendem Ngawi memiliki keterkaitan.
Sebab sebelum fosil-fosil di Trinil disimpan di museum seperti saat ini, lokasi yang digunakan untuk menyimpan fosil tersebut adalah Benteng Pendem.Selain jadi zona pertahanan, Benteng Pendem ini dulunya juga dimanfaatkan untuk persinggahan para ilmuwan Belanda.
Salah satunya adalah Eugene Dubois, penemu manusia purba Trinil “Pithecanthropus Erectus”.Benteng Pendem Ngawi ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, setara dengan bangunan benteng di Yogyakarta.(*/Gio)
SURABAYA – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta Raka-Raki Jatim 2020 diharapkan mampu menjadi garda terdepan untuk mempromosikan pariwisata Jatim. Lebih dari itu, orang nomor satu di Jatim itu berharap seluruh Raka-Raki ikut mengambil peran dalam mempromosikan potensi ekonomi daerah.
“Saya ingin peran mereka (Raka-Raki) bisa lebih ditingkatkan. Mereka memiliki kemampuan bahasa asing yang bagus sehingga memiliki potensi besar untuk mempromosikan potensi wisata dan ekonomi yang ada di Jatim.
Ini seiring dengan mandat dalam Perpres No. 80/2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jatim yang di dalamnya juga ada proyek wisata Bromo Tengger Semeru,” kata Khofifah, Senin (9/3/2020).
Menurutnya, selain banyak destinasi pariwisata Jatim yang belum tereksplor menyeluruh, juga banyak potensi ekonomi daerah yang belum tersentuh maksimal. Khofifah yakin, jika Raka-Raki bisa turut berperan aktif, maka berbagai potensi ekonomi di Jatim semakin berkembang. Sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Raka Raki punya tugas untuk mengeksplor bagaimana keunggulan kompetitif dan komparatif. Sehingga diharapakan mampu memberi signifikansi bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” imbuhnya.
Khofifah juga menyinggung rencana pengembangan Kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru (BTS) dan Kawah Ijen sesuai amanah Perpres No. 80/2019. Pemprov Jatim, kata dia, berupaya menaikkan jumlah kunjungan wisata ke kawasan tersebut.
Namun dengan tetap memperhatikan daya dukung alam dan lingkungan. Sehingga kelestarian ekosistemnya dapat terus terjaga.
“Sebanyak-banyaknya yang bisa kita dorong, tetapi harus dibatasi sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan di seluruh wilayah BTS dan Ijen. Juga terkait sampah, hal ini harus menjadi perhatian kita bersama,” imbuhnya.
Diketahui, Grand Final Pemilihan Raka-Raki digelar di Pendopo Agung Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Sabtu (7/3/2020) malam. Dalam acara Grand Final tersebut, Mochammad Abizar Yusro (Kabupaten Pasuruan) dan Gloria Vincentia Riyadi (Kabupaten Malang) dinobatkan sebagai Raka Raki Jatim 2020. Sementara, yang terpilih menjadi Raka Wakil I adalah Muhammad Abi Zakaria dari Banyuwangi, Raki Wakil I yakni Zahra Salsabila Mutia dari Kota Pasuruan.
Dalam kesempatan tersebut, Raki Jatim 2020, Gloria Vincentia Riyadi mengaku bertekad mengajak generasi muda untuk berkontribusi langsung dalam mempromosikan Jatim, salah satunya menjadi pramuwisata. “Jadi saya mau duta wisata itu tidak hanya menjadi pembawa baki. Namun lebih berkontribusi menjadi pramuwisata yang bisa meng-guide wisatawan mancanegara,” tandasnya.(*/Gio)
SEMARANG – Bangunan SPBU di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, rusak parah akibat diterjang angin puting beliung. Satu orang operator menderita luka di kaki akibat tertimpa material yang tertiup angin.
Unit Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV wilayah Jateng-DIY, Anna Yudhiastuti mengatakan, peristiwa itu melanda SPBU 44.507.16 yang beralamat di Jalan Raya Bawen-Pingit, KM 41.5, Ngampin, Ambarawa.
Peristiwa terjadi pada Minggu (8/3/2020), sekira pukul 13.20 WIB.
“Hingga informasi ini disampaikan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sementara ini kerugian belum dapat diperkirakan,” kata Anna.
Untuk sementara, SPBU tersebut dan tidak melayani konsumen. Bagi konsumen yang ingin mendapatkan layanan BBM, disarankan ke SPBU terdekat yaitu SPBU 44.506.10 di Jalur Lingkar Ambarawan (berjarak +/- 1,5 kilometer dari lokasi kejadian), serta SPBU 44.506.02 di daerah Jambu (berjarak 2 kilometer).
“Terkait bencana puting beliung ini, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan selalu berhati-hati jika berada di luar ruangan,”ungkapnya.(*/D Tom)
SUKABUMI – Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Seminar Pameran Kujang & Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin dan Pertanian (UPJA) serta Gerakan Santri Tani Jabar Juara di Pondok Pesantren Dzikir Al Fath, Kota Sukabumi, Sabtu (7/3/2020).
Rangkaian seminar dan pameran kujang pada 7-14 Maret ini terdiri dari Seminar Pesona Kujang, Launching buku 130 Jenis Kujang, hingga pelantikan pengurus Asosiasi Musim Indonesia Daerah (Amida) Jabar.
Menurut Kang Uu, seminar kujang merupakan hal yang perlu dilakukan karena senjata tradisional Sunda itu memiliki filosofi yang menggambarkan kekayaan Jabar. Kujang pun, lanjutnya, menjadi lambang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.
“Bicara kujang artinya bicara Jabar dan bicara pemprov dan pemda kabupaten/kota. Kami yakin kegiatan ini akan membangkitkan semangat orang Sunda dan rasa kepemilikan terhadap kujang,” kata Kang Uu.
“Kujang juga filosofi orang Sunda, yang punya makna duniawi dan ukhrawi (akhirat), sangat luar bisa untuk membangkitkan semangat Jabar. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, masyarakat paham dan melaksanakan apa makna yang terkandung dalam kujang,” tambahnya.
Sementara Kang Uu yang juga Panglima Santri Jabar pada kali ini mendeklarasikan Gerakan Santri Tani (Santani) Jabar Juara bersama 35 orang Santani Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al Fath berusia 17-20 tahun.
Kang Uu mengatakan, pertanian menjadi sektor yang cocok bagi santri untuk meningkatkan ekonominya di pesantren saat menjadi seorang kiai.
“Kenapa? Karena menurut kami, satu-satunya yang paling afdol dalam memenuhi kebutuhan ekonomi kiai adalah petani, tidak menggangu waktu, mengajar. Karena yang namanya kiai harus ada di pesantren,” katanya.
“Jadi kami dorong dengan Santani, termasuk juga OPOP (One Pesantren One Product) untuk dijual sekarang dengan bahan baku pertanian. Sehingga di Jabar, ekonomi pesantren didorong oleh OPOP sektor pertanian dan Santani bisa berkontribusi dalam kemajuan pertanian Jabar,” harap Kang Uu.
Dalam acara tersebut, Kang Uu juga berpesan kepada para santri agar mengamalkan nilai Pancasila sebagai Warga Negara Indonesia. Selain dasar negara, Pancasila bisa menyatukan kekuatan sebagai bangsa Indonesia.
“Sila kesatu, Ketuhanan yang Maha Esa, tauhid yang kuat. Orang yang taat beragama masing-masing, pasti akan menerapkan Pancasila,” ujar Kang Uu.
“Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama. Ribuan suku tetap utuh dan kuat karena Pancasila. Kita butuh bersatu kekuatan menuju Jabar Juara Lahir Batin, Indonesia Maju SDM Unggul,” tuturnya.
Turut mendampingi wakil gubernur dalam acara ini adalah Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath KH Fajar Laksana, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Kepala Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Jabar Teguh Khasbudi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi Andri Setiawan, serta ahli filologi sekaligus pakar perkujangan Tedi Permadi.
Sebelum meresmikan Seminar Pameran Kujang & UPJA serta Gerakan Santri Tani Jabar Juara, Kang Uu juga melakukan kunjungan ke Museum Prabu Siliwangi. Di sana, Kang Uu meresmikan koleksi museum 130 jenis kujang.(*/Yan)
CIREBON – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra menyebutkan, ada 25 sungai di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang belum dinormalisasi selama kurun waktu dua tahun terakhir.
Dirinya menjelaskan, 25 sungai itu saat ini sudah mengalami pendangkalan dan sedimentasi. Sehingga, apabila hujan deras terjadi, maka air dari sungai tersebut bisa saja meluap dan merendam pemukiman warga.
Baca Juga: Sungai Ciwaringin Meluap, Desa Gintung Lor Cirebon Terendam Banjir
“Sudah pasti lah, pendangkalan, sedimentasi, penyempitan itu terjadi. Memang 25 sungai di Kabupaten Cirebon ini, dua tahun ini tidak ada normalisasi,” kata Dadang kepada wartawan, Sabtu (7/3/2020).
Ia melanjutkan, yang memiliki kewenangan untuk melakukan normalisasi sungai adalah pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Dadang pun mengaku mempersilahkan pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk menormalisasi sungai-sungai tersebut.
Masih kata Dadang, berdasarkan laporan cuaca dari BMKG, wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hingga akhir bulan Maret ini. Ia meminta, suapaya warga selalu waspada terhadap bencana yang bisa saia ditimbulkan dari adanya cuaca ekstrem itu.
“Sehingga boleh dikatakan sungai-sungai di Kabupaten Cirebon itu sedimentasi lah. Sehingga perlu di normalisasi atau dikeruk. Karena ini kewenangan BBWS, mangga silahkan BBWS melakukan normalisasi. Cuaca ekstrem masih berpotensi. Warga harus tetap waspada,” ujarnya.
Diungkapkannya, ada lima desa di empat kecamatan di Kabupaten Cirebon yang sempat direndam banjir pada Jumat 6 Maret 2020 malam.
Ia menyebutkan, ke lima desa itu adalah Desa Sarabau dan Desa Gamel di Kecamatan Plered, Desa Kebarepan di Kecamatan Plumbon, Desa Babakan Ciwaringin di Kecamatan Ciwaringin, serta Desa Gintung Lor di Kecamatan Susukan.
“Ketinggian dari 30 senti sampai 150 senti. Sekarang mulai surut. Warga juga sudah kembali ke rumah masing-masing,”pungkasnya.(*/Dang)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro