PURWAKARTA – Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika telah mengintruksikan jajaran meningkatkan kewaspadan terkait wabah virus corona. Terkait hal itu, dia menerbitkan surat edaran yang isinya mengintruksikan untuk meliburkan para pelajar berbagai tingkatan selama dua pekan ke depan.
Selain itu, orang nomor satu di Kabupaten Purwakarta itu pun meminta seluruh dinas dan pihak-pihak lain untuk membatalkan sejumlah kegiatan yang mengundang massa. Termasuk, membatalkan undangan ke luar daerah.
“Jadi, kegiatan-kegiatan yang melibatkan massa banyak itu kita hentikan dulu. Termasuk, saya juga telah menyurati DPRD supaya membatalkan agenda-agenda kunjungan kerja ke luar daerah,” kata Anne , Senin (16/3/2020).
Konsekuensi itu pun dirasakan dirinya. Anne menuturkan, pekan ini dia mendapat undangan kehormatan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
“Ada undangan dari Karaton Surakarta, nanti hari Rabu (18/3/2020). Tapi, terpaksa kami batalkan. Karena, untuk sementara kan untuk agenda luar kota sedang dibatasi. Dan lagian, sepertinya kegiatan tersebut juga dibatalkan oleh pihak keraton. Kami belum mendapat informasi lagi soal kegiatan ini,” jelasnya.
Saat ditanya terkait udangan dari keraton Surakarta itu, Anne menuturkan, kabarnya dirinya akan mendapat penganugerahan gelar kehormatan dari Karaton Surakarta.
Melihat dari surat undangannya, kegiatan tersebut adalah bagian dari peringatan kenaikan tahta di Karaton Surakarta. “Belum tahu sih dinobatkan apa,” ungkapnya. (*/As)
CIREBON – Puluhan wisatawan mancanegara (wisman) yang berasal dari berbagai negara membatalkan untuk menginap di beberapa hotel di Cirebon, Jawa Barat, diakibatkan adanya wabah virus corona.
“Dari sejak adanya wabah virus corona terutama awal Januari sampai Maret ini ada 32 wisatawan mancanegara yang membatalkan menginap,” kata Assistant Public Relations Manager Aston Cirebon Hotel Litania Utami di Cirebon, Jumat.
Utami mengatakan wisatawan mancanegara yang batal menginap itu berasal dari sejumlah negara di Amerika, Eropa dan Asia.
Meskipun ada pembatalan dari wisatawan mancanegara, namun selama ini masih ada sejumlah tamu yang menginap di Aston Cirebon Hotel.
Selain itu wabah virus corona juga tidak terlalu memengaruhi tingkat okupansi hotel, karena masih sama seperti hari-hari biasanya.
“Meskipun ada pembatalan namun, tidak begitu mempengaruhi okupansi, karena setiap akhir pekan pasti semua kamar penuh,” ujarnya.
Sementara Public Relations Hotel Santika Cirebon Chicko Handoyo mengatakan, ditempat ia bekerja ada empat wisatawan mancanegara asal Belanda yang telah membatalkan pemesanan kamar.
Menurut dia, mereka rencananya menginap di Hotel Santika Cirebon selama satu minggu terhitung mulai Sabtu (14/3/2020). “Tapi karena wabah virus corona ini sehingga mereka membatalkannya,” katanya. (*/As)
GARUT – Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, anggaran dana desa sebesar Rp165 miliar siap dikucurkan ke 421 desa tersebar di 42 kecamatan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk menunjang kegiatan pembangunan infrastruktur dan menumbuhkan perekonomian desa.
“Minggu depan atau akhir bulan ini (Maret) sekitar Rp165 miliar atau 40 persen dana desa sudah bisa masuk ke kas desa,” kata Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Jumat(13/3/2020).
Ia menuturkan, Peraturan Bupati untuk mengucurkan dana desa ke seluruh pemerintahan desa di Garut tahun 2020 sudah ditandatangani agar bisa ditransfer langsung ke masing-masing rekening kas desa.
“Perbup Dana Desa tahun 2020 sudah keluar, sebagai dasar hukum penggunaan dana desa bagi kepala desa tahun 2020 di Kabupaten Garut,” katanya.
Bupati menyampaikan, dana desa tersebut harus digunakan untuk program pembangunan dan perekonomian sesuai dengan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
Ia berharap, jajaran aparatur pemerintah desa dapat menggunakannya dengan benar dan tidak melanggar hukum karena akan merugikan diri sendiri dan juga masyarakat.
“Pergunakan dana desa ini sesuai dengan peruntukannya jangan sampai tersandung proses hukum di kemudian hari,” katanya.
Ia menambahkan, proses pengiriman dana desa untuk Garut akan dikirim langsung dari rekening kas negara ke masing-masing rekening kas desa sehingga tidak lagi melalui kas pemerintah daerah.
“Setelah perbup keluar akan ditransfer dari rekening kas negara atau KPPN ke kas desa secara langsung, bukan lagi melalui kas daerah,” tandasnya.(*/Dang)
SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat hingga Maret 2020 sudah 15 orang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Masyarakat Jatim pun diimbau untuk tak hanya waspada pada isu virus corona covid 19, tetapi juga ancaman DBD.
“Jangan sampai masyarakat hanya terfokus pada isu corona. Sementara DBD yang juga sangat berbahaya malahan dianggap sepele,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (12/3/2020).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim, 15 orang yang meninggal itu bagian dari 1.766 kasus DBD di Jatim selama dua bulan terakhir. Sementara pada 2019 lalu, tercatat ada 18.393 kasus DBD di Jatim dengan 185 kasus di antaranya berujung pada kematian.
Dalam skala nasional, kata Khofifah, hingga saat ini sudah ada lebih dari 16.000 kasus DBD, dengan 100 lebih diantaranya meninggal dunia.
Khofifah pun meminta Dinkes melakukan sejumlah upaya pencegahan agar kasus DBD tak bertambah. Di antaranya melakukan sosialisasi gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat (PHBS), optimalisasi Juru Pemantau JentIk (Jumantik), pembagian bubuk abate, dan lain sebagainya.
“DBD adalah bahaya laten yang mengancam setiap musim pancaroba hingga musim penghujan,” kata Khofifah.
Khofifah mengatakan, potensi DBD masih sangat besar mengingat curah hujan saat ini masih cukup tinggi. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat menjaga kebersihan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak dengan cara menguras, menutup dan menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas (3M).
“Butuh kepedulian bersama. Selain rumah, tempat lain yang juga harus dijaga kebersihannya adalah sekolah, tempat kerja, tempat ibadah dan tempat-tempat umum,” katanya.
Masyarakat kata Khofifah juga diminta tak terlalu bergantung pada pengasapan atau fogging. Sebab, fogging menurutnya hanya membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, tapi tidak jentik-jentik nyamuknya.
Yang terpenting, kata dia, adalah menjaga kebersihan lingkungan, serta penyuluhan di puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas pelayanan rumah sakit lainnya.(*/Gio)
PACITAN – Gempa berkekuatan Magnitudo (M) 5,0 mengguncang Pacitan, Jawa Timur, Kamis (12/3/2020), sekira pukul 15.03 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganalisis bahwa gempa tektonik yang berpusat di Samudera Hindia, tepatnya di Selatan Laut Jawa itu tidak berpotensi tsunami.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=5,0 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi M=5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9.06 LS dan 110.56 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 113 km arah barat daya Kota Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 53 km,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono .
Rahmat memaparkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terasa hingga ke Pacitan itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme sesar turun (normal fault),” jelasnya.
Adapun guncangan gempa bumi ini dirasakan di Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, Bantul, Klaten, Wonosari, hingga Yogyakarta. “Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu,” imbuhnya.
Sedangkan, di wilayah Cilacap, Trenggalek, hingga Purworejo kekuatan getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang, dengan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidal berpotensi tsunami,” kata Rahmat.
Hasil monitoring BMKG juga menyatakan belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” lanjut Rahmat.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tandasnya.(*/Gio)
CIANJUR – Sebanyak 17 penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Jayagiri, Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat, tidak pernah menerima haknya sejak 2017 yang diduga dicairkan oknum pendamping PKH.
“Sejak 2017, mereka sudah terdata sebagai penerima PKH. Namun, tidak menerima bantuan tersebut sama sekali yang sudah dicairkan oknum pendamping bernama Feri,” kata Kasi Kesra Desa Jayagiri Ahmad Sutisna saat dihubungi di Cianjur, Rabu (11/3/2020).
Mereka tidak menerima penuh bantuan yang diberikan pemerintah pusat tersebut, kata dia, karena sudah dipotong oknum pendamping.
Hal tersebut terungkap setelah pihak desa mendapat data tambahan dari petugas TKSK terkait dengan penerima bantuan pangan nontunai beberapa waktu lalu. Dalam data tersebut tercantum data 17 nama penerima PKH yang tidak pernah menerima haknya.
“Setelah ditelusuri sampai ke BRI Unit Sindangbarang, saya terkejut karena hak untuk 17 warga selalu dicairkan oknum pendamping bersamaan dengan 100 orang penerima lainnya,” kata Sutisna.
Atas dasar tersebut, pihaknya telah melaporkan penggelapan oleh oknum pendamping PKH tersebut ke Mapolsek Sindangbarang.
Sementara itu, ibu rumah tangga penerima PKH Lisnawati (25) baru mendapatkan satu kali pencairan yang diketahuinya setelah mendapat panggilan dari desa.
Sejak terdata pada tahun 2017 hingga Januari 2020, dia dan suaminya baru mengatahui kalau selama 3 tahun uang bantuan dari pemerintah pusat untuk menyejahterakan warga tersebut dicairkan dan dinikmati oknum pendamping.
“Sejak 2017, baru sekali mendapat PKH, tepatnya 2 bulan yang lalu, sisanya dimakan sama pendamping. Saya sudah laporkan hal tersebut ke polisi. Kalau tidak salah masih banyak yang mengalami nasib yang sama,” ungkapnya.(*/Yan)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil, akan menjadi keynote speaker dalam seminar nasional bertajuk “Peran Pers di Era Disrupsi Media, Mendorong Media Daring Tumbuh Sehat dan Berkembang,” yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barar (Jabar), di Gedung Sate Bandung, Kamis (12/3/20).
Selain itu, hadir sejumlah pembicara Hendry CH Bangun (Anggota Dewan Pers), Ilona Juwita (CEO Google Chanel Partner), Atmadji Sapto Anggoro (Pemimpin Redaksi Tirto), Alfito Deannova (Pemimpin Redaksi Detik.com), Januar Primadi Ruswita (Direktur Bisnis Pikiran Rakyat) dan Mellysa Widyastuti (Ayo Media Network).
Ketua PWI Jabar Hilman Hidayat mengatakan, seminar ini merupakan rangkaian dari Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jawa Barat. Selain seminar, kata dia, PWI juga telah menyelenggarakan bakti sosial donor darah pada 22 Pebruari 2020 lalu.
“Mengenai para pembicara sudah oke semua. Para peserta seminar ini selain wartawan dan Humas, sejumlah kalangan masyarakat pun sudah menyatakan kesiapan untuk hadir, karena seminar ini sangat penting bagi media, khususnya bagi media online,” ujarnya.
Menurut Hilman, PWI mencoba memfasilitasi dan mendorong untuk tumbuhnya industri media online ke depan. Untuk itu, pihaknya mengundang tokoh-tokoh yang telah berhasil mengembangkan media online.
“Tak hanya para pengelola media online profesional, seminar juga menghadirkan anggota Dewan Pers. Hal ini untuk memberi pencerahan terkait verifikasi media atau uji kompetensi wartawan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Hilman mengatakan, dua isu mengenai verifikasi media dan uji kompetensi wartawan yang dilakukan oleh Dewan Pers tidak kalah penting bagi dunia media massa karena menjadi keharusan bagi media itu sendiri.
“Verifikasi mungkin menjadi hal yang tak mudah bagi pengelola media. Untuk bisa menjadi media yang sehat, apa yang harus dilakukan oleh media dalam mendapatkan verifikasi dewan pers. Ini pentingnya dalam seminar ini,”tandasnya. (*/Hend)
BANDUNG – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) provinsi Jawa Barat akan menggelar Rapat kerja daerah (Rakerda) pada Selasa 17 Maret 2020 mendatang. Rapat kerja pengelola media siber (online) ini akan dilaksanakan di Prama Gran Preanger Hotel Jl. Asia Afrika No.87 Bandung.
Menurut Ketua SMSI Jabar, Hardiyansyah, rapat kerja daerah ini sebagai upaya konsolidasi anggota dan pengurus SMSI di Jabar, serta untuk menyusun program-progam yang akan dilaksanakan selama setahun ke depan.
Rakerda ini, kata Andhy-sapaan akrab Hardiyansyah, tidak saja dihadiri oleh anggota dan pengurus SMSI tingkat kabupaten/kota se-Jabar, melainkan juga pengurus dan anggota SMSI pusat.
Mengingat rakerda akan dibuka langsung oleh Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus.
Untuk menambah wawasan pengelola media siber, khususnya peserta Rakerda, pada hari yang sama juga akan diselenggarakan Seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan Media Siber di Era Digital” dengan pembicara yang mumpuni di bidangnya.
Mereka antara lain Kamsul Hasan (Dewan Pers), Priskila Ifka Goni (PT. AdAsia) dan Haydin Haritzon (Kepala Humas LPS).
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) adalah sebuah organisasi yang beranggotakan para pengelola/pengusaha media siber. Organisasi ini sudah terbentuk di hampir seluruh provinsi di tanah air.
Organisasi yang berdiri sekitar dua tahun ini, baru saja meraih penghargaan dari MURI (Museum rekor Indonesia) sebagai wadah media siber yang mampu menyebarkan informasi dalam waktu relatif singkat.
“Kami harapkan semua anggota SMSI se Jawa barat bisa hadir dalam Rakerda kali ini. Selain ajang silaturahmi antara anggota dan pengurus, juga untuk memperkuat eksistensi, serta membahas program-program yang akan dijalankan organisasi ini,”pinta Andhy menutup perbincangannya, Selasa (10/03/2020). (*/Hend)
PURWAKARTA – Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (KUPP) Kabupaten Purwakarta merilis beragam desain batik bermotif karakter Purwakarta. Motif yang dirilis tersebut memiliki arti ciri atau karakter masyarakat Purwakarta yang tumbuh berkembang, seperti halnya desain melati, atau tentang bermakna spirit budaya Sunda.
Kepala Bidang UMKM pada KUPP Kabupaten Purwakarta, Ahmad Nizar mengatakan, dari sekitar 150 motif batik yang dirilis itu memiliki ide dasar dan filosofi sebagai latar belakang terciptanya batik itu.
“Untuk pertama yang dirilis sebanyak 100 desain. Kemudian desain tambahan pada bulan ini sebanyak 50, jadi total jadi 150 desain. Semuanya memiliki makna yang tidak sembarangan,” kata Ahmad Nizar, Selasa (10/3/2020).
Menurut dia, desain batik yang tercipta itu melibatkan tim akademisi batik. Tim yang dibentuk itu telah bekerja secara akademis melalui penelaahan literasi maupun studi lapangan. Sehingga menghasilkan motif batik baru khas Purwakarta.
“Nantinya desain ini akan dikembangkan oleh warga Purwakarta. Harapannya Purwakarta menjadi salah satu sentra batik di Indonesia,” ujarnya.
Pelestarian budaya batik, terang dia, harus senantiasa dilakukan agar Purwakarta terus berkembang dengan mengedepankan inovasi berbasis kearifan lokal. “Motif batik harus terus dikembangkan. Kalau tidak up to date agar wirausaha di bidang ini terus eksis,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Ahmad Nizar pihaknya sering kali memberikan pembelajaran cara membuat batik khas Purwakarta kepada masyarakat yang melibatkan tenaga ahli di bidang batik. (Baca juga; Mengenal Batik Edelweis, Corak Baru Khas Majalengka)
Jika mereka telah memahami maka dapat dikembangkan di setiap wilayah. Sehingga menghasilkan kreativitas yang memiliki nilai jual tinggi untuk peningkatan ekonomi masyarakat. “Belum lama ini, pelatihan batik dilakukan di Jatiluhur untuk meramaikan dan menggalakan program batik di Purwakarta,” tuntasnya.(*/As)
SUKABUMI – BPBD Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa gempa magnitudo 5.0 Selasa (10/3/2020) sore menyebabkan beberapa rumah di 4 kecamatan roboh atau rusak parah.
1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal, 2 unit rumah rusak di Kecamatan Parakansalak, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kabandungan, 1 unit rumah rusak di Kecamatan Cidahu.
Menurut relis media yang disampaikan BMKG, gempa dengan magnitudo 4,9 (setelah diverifikasi) mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (10/30) pukul 17.18 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo menyebutkan, pusat gempa tersebut berdasar data BMKG berada pada koordinat 6.81 LS dan 106.66 BT.
Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 23 kilometer arah Timur Laut Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike-Slip Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Cikidang, Ciambar, Cidahu, Kalapa Nunggal IV – V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Sementara di Panggarangan, Bayah III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Citeko, Sukabumi II – III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo 3,2 sekitar sembilan menit sebelum gempa susulan atau sekitar pukul 17.09 WIB.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa gempa tersebut menyebabkan 1 unit rumah rusak di Kecamatan Kalapanunggal.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa.
Tim BPBD bersama petugas gabungan lainnya melakukan kaji cepat untuk mendapatkan data lengkap terkait gempa bumi tersebut.(*/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro