KLATEN – Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Klaten mengumumkan ada penambahan 2 kasus positif Covid-19, Senin (20/4/2020). Kumulatif positif Covid-19 saat ini menjadi 9 orang, dari jumlah tersebut 7 orang dirawat di rumah sakit dan 2 orang diantaranya telah sembuh.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Klaten, Cahyono Widodo, menyampaikan, penambahan dua orang pasien terkonfirmasi positif Covid-19 ini masing-masing satu pasien berinisial HS warga Kecamatan Juwiring dan termasuk dalam cluster Gowa (Jamaah Tabligh di Gowa, Sulawesi Selatan).
Sedangkan satu pasien lagi adalah berinisial MA warga Kecamatan Karanganom yang tertular saat berada di Solo.
“MA kini menjalani perawatan di RSI Klaten dan HS menjalani perawatan di RSUP Soeradji Tirtonegoro. Keduanya saat ini dalam kondisi stabil dan baik. Tim satgas juga telah melakukan tracing (pelacakan) kepada orang-orang yang pernah kontak dengan kedua pasien dan akan segera dilakukan rapid test,” ujar Cahyono.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak panik, dan harus mentaati protokol kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sementara itu, dalam rangka mencegah penularan Covid-19, Bupati Klaten Sri Mulyani meminta polisi dan TNI untuk membubarkan segala kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Masyarakat juga diminta mentaati petunjuk pemerintah untuk menjaga sosial distancing.
“Gugus Tugas Pengendalian Covid-19 tingkat kecamatan, desa, RW dan RT harus dimaksimalkan. Bubarkan kerumunan. Awasi secara ketat perantau yang pulang mudik dan lakukan supaya isolasi mandiri secara disiplin,”tegasnya.(*/D Tom)
PALEMBANG – Pasca berstatus zona merah Covid-19, Pemkot Palembang segera menerapkan aturan tegas bagi masyarakat yang keluar rumah tidak menggunakan masker.
Masyarakat yang kedapatan tidak menggunakan masker akan digelandang ke ODP Center untuk dilakukan pemeriksaan.
Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan, dirinya telah menandatangani surat edaran resmi terkait instruksi untuk memberikan sanksi dan menindak tegas masyarakat yang tidak menggunakan masker saat keluar rumah.
“Dalam waktu dekat di beberapa titik pintu masuk kota, tim Gugus Tugas akan secara mobile merazia masyarakat yang tidak memakai masker, termasuk menyelenggarakan pertemuan yang menyebabkan kerumunan massal,” ujar Harnojoyo usai menggelar rapat bersama Forkopimda di Rumah Dinas Wali kota, Selasa (21/04/2020).
Harnojoyo juga menjelaskan, tindakan tegas ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahaya virus Corona.
“Kita berharap masyarakat akan memahami bahaya ini, sesuai protokol gugus tugas. Kita berharap penyebaran covid-19 di Palembang bisa kita tekan dan kota Palembang bisa terbebas dari virus ini,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setiadji mengatakan, tujuan dari penindakan tegas ini bukan untuk mengekang masyarakat, melainkan untuk melindungi masyarakat dari tertularnya virus corona
“Ini dilakukan untuk melindungi masyarakat Kota Palembang, bukan mengekang. Gugus tugas akan melakukan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah. Orang yang tidak memakai masker akan disanksi pemeriksaan dan memaksa mereka untuk memakai masker,” tegasnya.
Imbauan ini mulai diberlakukan pada hari ini dan masyarakat yang tidak menggunakan masker akan dianggap ODP Corona dan jika diperlukan akan dikirim ke ODP Center Jakabaring untuk di edukasi terkait Covid-19.(*/Gint)
BANDUNG – Jauh sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang mudik tahun ini, Pemprov Jabar telah melakukan antisipasi. Gubernur Jabar Ridwan Kamil menginstruksi intansi terkait dan aparat kewilayahan untuk mengantisipasi pemudik dini yang kembali ke Jabar dari daerah perantauan, terutama Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
“Saya kira gini, kalau Jabar sebelum Pa Jokowi melarang, kami sudah antisipasi ya bahwa memang (mudik) dilarang. Kami tidak akan mengizinkan mudik dari sejak awal juga. Kampanye kami (Pemprov Jabar) itu tidak mudik dan tidak piknik. Sebetulnya tidak ada persiapan khusus terkait dilarang mudik,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar Heri Antasari kepada SINDOnews melalui sambungan telepon, Selasa (21/4/2020).
Bentuk antisipasi yang dilaksnakan, ujar Heri, Dishub Jabar dan jajaran di daerag menyiapkan segala sesuatunya seolah-olah ada pemudik. Itu pertama. Jadi tidak menurunkan kesiapan, pos-pos dibuat, petugas lapangan disiagakan di titik kemacetan, berkoordinasi dengan petugas kepolisian dan anggaran pengamanan mudik tetap dialokasikan.
“Hanya ada tambahan kegiatan rapid test dan pemeriksaan check point membantu kepolisian untuk mengecek bahwa tidak ada yang melakukan mudik, memastikan itu. Terutamai simpul-simpul transportasi (terminal, stasiun, dan bandar udara). Kalau pribadi kami random saja,” ujarnya.
Kadishub Jabar menuturkan, bagi pemudik atau orang yang nekat mudik akan di-rapid test dan dicek suhu tubuh kalau terindikasi atau dari zona merah di karantina dulu. Minimal melakukan karantina mandiri di rumahnya dan diawasi oleh perangkat kewilayahan.
“Jadi begini, statment larangan mudik oleh Pak Jokowi bukan hal baru. Kemarin juga sudah disampaikan oleh Pak Gubernur kalau ada yang nekat mudik, baik mudik dini atau menjelang lebaran itu, pasti dia otomatis ODP (orang dalam pemantauan) dan diwajibkan didata dan masing-masing diisolasi. Isolasi mandiri dan diawasi perangkat setempat RT atau RW. Kalau dinkes kalau ada kasus,” tutur Kadishub Jabar.
Untuk mengantisipasi pemudik yang nekat pulang kampung, ungkap Heri, Dishub Jabar dan jajaran juga berkoordinasi dengan perusahaan otobus (PO). Di Jawa Barat, terdapat 50-60 PO yang melayani angkutan penumpang antarkota antarprovinsi (AKAP) dan antarkota dalam provinsi (AKDP) dengan jumlah armada mencapai ribuan unit.
“Dari dulu sudah (koordinasi). Maret lalu sudah dikumpulkan. Mereka komit (untuk mengantisipasi pemudik dan menerapkan protokol kesehatan terkait Covid-19),” ungkapnya.
Sejauh ini, tandas Heri, pihaknya mendata 300.000 lebih warga Jabar yang mudik secara dini. “Data mereka sudah dicatat dan menjalani karantina mandiri,” pungkasnya.(*/Hend)
BANDUNG – Sebanyak 4.494 personel gabungan TNI-Polri, Dinas Perhuhungan dan Satpol-PP disiapkan saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Bandung Raya.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga, mengatakan, ribuan personel tersebut nantinya akan dibagi di 97 titik cek poin di wilayah Bandung Raya.
Namun, untuk jumlah personel tiap titik cek poin menyesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.
Lebih lanjut, setiap wilayah Kota dan Kabupaten di Bandung Raya memiliki jumlah titik cek poin bervariatif. Hal itu dikarenakan, salah satunya akibat perbedaan luas wilayah PSBB di masing-masing Polres.
“Keseluruhan 97 cek poin di 5 kabupaten dan kota di bandung raya. Tergantung (jumlah personel) kita membagi ada pos yang batas kabupaten kota, kemudian pos dalam kota, pintu tol, ada lima pintu tol,” ucap Erlangga di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-hatta, Kota Bandung, Selasa (21/4/2020).
“Kota Bandung ada 19, di sumedang ada 27, karena masing-masing kabupaten dan kota berbeda dalam menerapkan psbb, ada secara keseluruhan ada yang parsial, seperti di kabupaten Bandung pasial hanya di tingkat kecamatan,” sambung Erlangga.
Erlangga mengungkapkan, di setiap titik cek poin petugas akan melakukan sejumlah pemeriksaan. Diantaranya, pemeriksaan pengunaan masker dan kapasitas kendaraan sesuai dengan aturan dalam penerapan PSBB.
“Kegiatan yang mereka lakukan di cek poin, melakukan pemeriksaan terhadap arus keluar masuk kota bandung dan bandung raya. Kemudian, pemeriksan suhu tubuh, pemeriksaan penggunaan masker, kemudian pembatasan kapasitas kendaraan, kapasitas 50 persen,” ungkap Erlangga.
Saat disinggung terkait sanksi. Erlangga menambahkan, pihaknya akan tetap mengedepankan sanksi persuasif dan humanis. Meski begitu, sanksi berupa blanko teguran tetap disiapkan.
“Kemudian untuk sanksi masih berupa persuasif humanis bukan teguran, kemudian bentuk teguran dalam bentuk blanko teguran,” tandasnya. (*/Hend)
CILACAP – Jumlah pasien positif Covid 19 di Kabupaten Cilacap, bertambah seorang. Bupati Cilacap Tatto Soerwarto Pamudji menyebutkan, dengan tambahan ini berarti keseluruhan ada 15 pasien yang dari hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif.
”15 orang yang positif Covid-19 itu, terdiri dari seorang sembuh, seorang meninggal dunia, dan 13 orang yang masih dalam perawatan di rumah sakit,” ucap dia, Senin (20/4/2020).
Pasien terakhir yang dipastikan positif tersebut, adalah seorang laki-laki berusia 28 tahun warga Desa Sindangsari Kecamatan Majenang. Dari hasil tracking petugas kesehatan, diketahui yang bersangkutan sebelumnya memiliki riwayat perjalanan ke Lembang, Bandung.
”Dinas Kesehatan sudah melakukan penelusuran warga yang pernah berhubungan dengan pasien, dan menerapkan karantina pada mereka,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griana Dewi, membenarkan pasien Bandung ini memang tertular Covid 19 karena memiliki riwayat perjalanan ke Lembang Bandung. ”Di Lembang ada kluster yang menjadi episantrum penyebaran Covid 19. Dia memiliki keluarga disana,” katanya.
Berdasarkan data terakhir, Bupati menyebutkan, di luar 15 pasien yang sudah dinyatakan positif, ada 25 orang lainnya yang berstatus PDP. Dari jumlah tersebut, masih ada 16 orang yang masih dirawat dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Sedangkan warga yang berstatus ODP ada sebanyak 91 orang.
Terkait data terakhir, Bupati meminta masyarakat Cilacap tetap tenang namun waspada. ”Yang penting, imbauan yang telah disampaikan pemerintah untuk menghindari kerumunan, rajin cuci tangan dengan sabun, dan mengenakan masker jika harus ke luar rumah,” jelasnya.(*/D Tom)
CIREBON – Akibat imbas virus corona mulai nyasar ke berbagai bidang , beberapa harga komoditas termasuk harga daging, mengalami penurunan. Salah satunya adalah harga ayam potong pada tingkat produsen.
Keterangan di lapangan menyebutkan, harga ayam potong pada produsen, dijual dengan harga Rp 12.500 perkilogram. Penurunan harga tersebut, mulai terjadi sejak awal April 2020.
Hal tersebut diperkuat pengakuan salah seorang peternak ayam di Kabupaten Cirebon, Suryana. Menurutnya, harga normal ayam potong di tingkat produsen biasa dijual dengan harga Rp19 ribu sampai Rp 20 ribu perkilogramnya. Hal itu dikarenakan permintaan pasar semakin menurun. Harusnya, menjelang puasa, permintaan meningkat dan berimbas kepada naiknya harga.
“Permintaan pasar semakin menurun. Imbas virus corona sangat luar biasa. Ya mau bagaimana lagi, kondisi ekonomi semakin sulit,” kata Suryana, Senin (20/4/2020).
Suryana berharap, pemerintah bisa mengupayakan, agar harga ayam potong kembali normal. Hal itu untuk meminimalisir kerugian ditingkat produsen Kabupaten Cirebon. Masalahnya, setiap hari harus ada pengeluaran untuk biaya pakan. Sementara, pembelian benar-benar turun drastis.
“Saya minta pemerintah bisa turun tangan, untuk kembali menyetabilkan harga pasar. Kalau begini terus, lama lama kami rugi,” ungkap Suryana.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Effendi, mengatakan, penurunan tersebut terjadi karena adanya penurun daya beli masyarakat akibat covid-19. Ali menambahkan, hal tersebut pun berlaku untuk harga daging sapi ditingkat rumah potong hewan (RPH) dengan nilai penurunan mencapai 30 persen. Bukan itu saja, semua harga komoditas pertanian mengalami penurunan harga yang cukup parah.
“Wabah corona kan tidak ada imbas untuk produksi pertanian dan peternakan. Imbasnya ya karena daya beli masyarakat yang semakin rendah, sementara stok melimpah. Mau tidak mau harga akan mengalami penurunan,” tandasnya. (*/Dang)
BLORA – Kabupaten Blora yang semula tidak ditemukan kasus positif corona virus disease (covid-19), kini ditetapkan menjadi zona merah. Penetapan itu setelah adanya seorang warga Blora meninggal ketika menjalani perawatan isolasi di RSUD Moewardi Solo dan diketahui positif terpapar virus corona.
“Kini Blora menjadi zona merah karena sudah terkonfirmasi positif covid-19 melalui pemeriksaan laboratorium PCR. Jadi Blora sudah 1 yang positif. Kasus ini bermula pada 3 April, rujukan dari RSUD Blora yang dirujuk ke RSUD Moewardi Solo,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Blora Lilik Hernanto, Minggu 19 April 2020 kemarin.
Dia menjelaskan adanya kasus 1 terkonfirmasi positif corona di Blora didapat setelah hasil swab test keluar pada Sabtu 18 April malam.
“Almarhum memiliki penyakit penyerta gagal ginjal. Jadi meninggal Kamis 9 April yang lalu. Penderita laki-laki sekitar usia 30 tahun, wilayahnya Kecamatan Blora Kota,” ungkap Lilik.
Pihaknya pun langsung melakukan tracking atau penelusuran kontak pasien tersebut sebelum masuk ke rumah sakit. Di antaranya terhadap keluarga, petugas rumah sakit, maupun puskesmas yang sempat melakukan perawatan.
“Sesuai data, almarhum pernah kontak di beberapa pelayanan kesehatan, baik rumah sakit maupun puskesmas, sehingga kami hingga kini masih mendata beberapa tenaga medis yang pernah kontak dengan almarhum. Mohon dukungan doanya, ada beberapa yang sudah isolasi. Mudah-mudahan tidak menular,” lanjut dia.
Lilik juga meminta masyarakat tidak takut berlebihan jika tidak melakukan kontak langsung. Meski demikian, warga diimbau tetap menjaga jarak dan memakai masker setiap terpaksa keluar rumah.
“Kepada keluarga almarhum, kami atas nama pemerintah daerah turut berbelasungkawa, semoga segera diberikan kekuatan dan keikhlasan. Kita tidak boleh mendiskriminasi terhadap keluarga almarhum,” ucapnya.
Dia mengatakan, keluarga akan menjadi kontak tracking pertama yang dilakukan penelusuran dan rapid test. Setelah itu adalah petugas kesehatan yang pernah menangani pasien sebelum meninggal, baik dari Puskesmas Blora, RSUD Blora, maupun RS Permata.(*/D Tom)
SURABAYA – Warga Jawa Timur yang terkonfirmasi positif terpapar corona virus disease (covid-19) bertambah. Ada tambahan 33 warga Jatim positif virus corona hingga Sabtu kemarin. Meliputi 1 orang dari Kabupaten Probolinggo, 1 dari Kabupaten Tulungagung, 1 dari kabupaten Malang, dan 1 dari Kabupaten Lamongan.
Disusul 2 orang dari Kota Probolinggo, 5 dari Kabupaten Sidoarjo, 1 dari Kabupaten Pasuruan, 1 Kabupaten Gresik, dan 20 dari Kota Surabaya. Sehingga bila ditotal warga Jatim yang terkonfirmasi positif virus corona sebanyak 555 orang.
“Ada tambahan 33 orang yang terkonfirmasi positif covid-19. Jadi totalnya ada 555 orang yang positif covid-19 di Jatim,” terang Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sabtu 18 April 2020 kemarin.
Dia melanjutkan, sedang orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 16.263 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) 1.919 orang.
Khofifah menambahkan, pasien yang sudah sembuh ada tambahan 2 orang. Rinciannya 1 orang dari Kabupaten Probolinggo dan 1 orang dari Kabupaten Malang. Bila ditotal yang sudah sembuh dari covid-19 di Jatim sebanyak 98 orang atau 17,66 persen.
Sementara untuk pasien covid-19 yang meninggal dunia ada tambahan 6 orang. Rinciannya 1 orang dari Kabupaten Lamongan, 1 dari Kabupaten Gresik, dan 4 dari Kota Surabaya. Bila ditotal menjadi 54 orang atau 9,73 persen.
“Saya meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta jangan keluar rumah jika tidak urgen. Jika keluar rumah harus pakai masker dan rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah covid-19,” tutupnya.(*/Gio)
TASIKMALAYA – Sejumlah petani di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tetap melaksanakan panen raya di tengah pandemi covid-19. Hasil panen para petani itu dinilai melebihi target produksi Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Kota Tasikmalaya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi mengatakan, pada Sabtu (18/4) dilakukan panen raya di dua lokasi berbeda, yaitu di Kecamatan Mangkubumi dan Tamansari. Dari dua panen raya yang dilakukan itu, hasilnya melebihi target.
“Alhamdulillah hasilnya melebihi target,” kata Tedi ketika dihuhungi wartawan, Minggu(19/4/2020).
Tedi mencontohkan, hasil panen raya di salah satu gabungan kelompok petani di Kelurahan Sambongjaya, Kecamatan Mangkubumi, didapatkan hasil panen padi sekira 12 ribu ton. Angka itu melebihi target sebesar 10 ribu ton.
Selain itu, sejumlah petani di Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, juga memanen padi gogo. Panen itu dilakukan di lahan sekira 10 hektare dari 250 lahan yang tersedia.
Dengan adanya panen itu, Tedi mengatakan, stok beras untuk kebutuhan Kota Tasikmalaya selama April dipastikan aman. “Kebutuhan kami sebulan 5.084 ton beras. Artinya, kami surplus,” jelas dia.
Tedi menambahkan, adanya panen padi gogo membuktikan bahwa para petani saat ini tak hanya dapat menanam padi di sawah, tapi lahan kering. Untuk panen di lahan kering bisa menggunakan varietas padi gogo.
Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman memastikan pasokan kebutuhan pangan 14 bahan pokok aman hingga Idul Fitri. Karena itu, warga diimbau tak khawatir selama pandemi corona bahan kebutuhan pokok akan langka.
Budi mengingatkan, masyarakat dapat berbelanja seperti biasanya. Tak perlu berlebihan atau panic buying. “Kalau panik, harga justru melonjak. Sekarang belanja seperti biasa saja agar harga stabil,” jelasnya.(*/Dang)
SEMARANG – Sebanyak 57 pegawai RSUP dr Kariadi Semarang Jawa Tengah dinyatakan positif virus corona (Covid-19). Sebagian sudah sembuh dan lainnya termasuk sejumlah dokter masih menjalani observasi di ruang isolasi.
“Pasien Covid-19 yang dirawat di RS Kariadi sejak Januari pertengahan atau akhir Januari sampai dengan April. Jadi jumlah ODP (orang dalam pemantauan) yang datang rawat jalan atau poli khusus Covid-19 sampai dengan hari ini mencapai 896 dan PDP (pasien dalam pengawasan) yang dirawat itu 313.
Yang positif itu ada 112 orang, yang di antaranya adalah 57 dari pegawai Rumah Sakit Kariadi,” kata Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Agus Suryanto, Jumat 17 April kemarin di kutif dari okezone.
“Pasien sembuh 11 orang dan yang sembuh dari pegawai ini 9 orang, atau hasil pemeriksaan swab atau PCR-nya menjadi negatif. Pasien yang meninggal totalnya 27 orang, 11 yang dari pasien positif, 11 dari negatif, sedangkan yang 5 menunggu hasil pemeriksaan,” tuturnya.
Dia menyatakan, terdapat dua tenaga kesehatan di RSUP dr Kariadi yang meninggal dunia. Seorang perawat yang meninggal beberapa waktu sempat mengundang keprihatinan banyak pihak karena proses pemakamannya mendapat penolakan warga.
“Untuk pegawai RS Kariadi yang meninggal sampai dengan hari ini 2 orang. 1 yang sudah terkonfirmasi Covid, yang 1 lagi itu hasil pemeriksaan yang pertama negatif, tapi pemeriksaan yang kedua perlu diulang kemarin, sehingga hasilnya masih kita tunggu,” jelasnya.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro