SIDOARJO – Tenaga medis merupakan orang yang paling berisiko tetular virus corona (Covid-19). Sebab mereka bersentuhan langsung dengan pasien yang terinfeksi.
Maka tidak heran petugas medis yang terkena Covid-19 terus bertambah. Sebagai gambaran, hingga saat ini tercatat 300 kasus tenaga medis di Sidoarjo dinyatakan positif terinfeksi.
Dari jumlah tersebut, 22 orang di antaranya masih menjalani perawatan secara intensif di ruang isolasi rumah sakit rujukan. Sementara sisanya menjalani isolasi di tempat isolasi yang ditunjuk.
Menyikapi kondisi ini Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, pihaknya akan akan mengerahkan tenaga kesehatan cadangan dari sejumlah puskesmas yang ada di Kabupaten Sidoarjo, untuk menangani pandemi Covid-19.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dari 22 tenaga kesehatan yang saat ini menjalani perawatan medis di ruang isolasi rumah sakit rujukan tersebut, didominasi oleh tenaga kesehatan dari RSUD Sidoarjo, yakni sebanyak 16 orang.
Sisanya merupakan tenaga kesehatan dari rumah sakit rujukan swasta.
Selain itu sebanyak lima tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo dilaporkan meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Mereka merupakan dokter dan perawat yang menangangi pasien Covid-19.
“Nakes (tenaga kesehatan) sampai sekarang masih yang meninggal dunia ada 5 orang yang masih dirawat 22 orang,” ujar Syaf Satriawarman menegaskan.(*/Gio)
PURWAKARTA – Purwakarta saat ini dikepung tambang tanah ilegal dan dampaknya pada lingkungan ini menjadi perhatian serius orang nomor satu di Purwakarta .Energi Anne Ratna Mustika terkuras habis.
Bagaimana tidak, Bupati Purwakarta itu harus bekerja siang dan malam, lantaran semakin maraknya aktivitas pertambangan kategori C jenis tanah merah di wilayahnya yang disinyalir ilegal.
Anne pun kembali harus dibuat uring-uringan, apalagi setelah mengetahui jika lokasi tambang tanah ini bukan hanya yang terdapat di jalur arteri Purwakarta-Bandung via Padalarang atau masuk ke Kecamatan Sukatani.
Namun, lokasi tambang yang disinyalir illegal ini juga terdapat di Kecamatan Cibatu dan Babakan Cikao.
Tambang tanah merah yang lokasinya di Babakan Cikao, mungkin yang terlihat paling parah. (12/7/2020) siang, perempuan yang akrab disapa Ambu Anne itu menyaksikannya sendiri. Di lokasi pertambangan, awalnya dia terlihat hanya bisa mengelus dada menahan amarahnya.
Namun amarahnya memuncak kala itu. Apalagi, saat melihat kondisi tambang galian tanah merah liar ini yang dinilainya sudah sangat merusak lingkungan.
Alhasil, sejumlah kendaraan bertonase besar yang sedang parkir untuk menunggu giliran muatan tanah merah diminta meninggalkan lokasi galian.
“Pak Kasatpol PP, tolong itu mobilnya suruh keluar semuanya,” kata Anne dengan nada tinggi.
Kemarahan Anne semakin bertambah saat melihat lokasi galian tanah merah telah menjadi tebing yang tinggi dan terjal. Terlebih lagi, diatas ada beberapa rumah warga yang berbatasan langsung dengan tebing yang dikeruk tanahnya oleh pengusaha galian.
“Ya Allah itu tingali mani kawas kitu, asa hayang cerik gogowakan ningalina ge. Kumaha lamun usum hujan, itu imah nu di luhur bisa-bisa kawaba longsor (ya Allah itu lihat sampai seperti itu, liat kondisi seperti ini jadi pengen nangis histeris,” teriak Anne kala itu.
Menurut Anne, aktivitas pertambangan ini sedikit besarnya bisa merugikan banyak pihak. Salah satunya, merusak lingkungan sekitar dan juga bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya bencana alam.
“Jika lingkungan rusak akibat adanya pertambangan, maka kehidupan masyarakatnya akan terancam bahaya. Misalnya, bakal memicu bencana alam,”ungkapnya.(*/As)
SURABAYA – Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran covid .Polda Jatim memberlakukan penutupan tiga ruas jalan utama di Kota Surabaya selama dua hari dari 3-4 Juli, sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona, yang masih tinggi di kota itu.
Penutupan diberlakukan mulai pukul 21.00 hingga 04.00 WIB di Jalan Tunjungan, Pendegiling dan Jalan Raya Darmo. Penutupan tiga ruas jalan tersebut karena masih banyaknya warga yang berkerumun di tiga lokasi ini.
Namun, dalam pelaksanaannya, penutupan tiga ruas jalan utama tersebut dinilai belum maksimal menekankan angka Covid-19 di Kota Surabaya. Untuk itu Polda Jatim memperpanjang masa penutupan kembali pada Sabtu dan Minggu (11-12 Juli), tentunya dengan lebih memperketat penjagaan personel.
Selain itu petugas juga melakukan patroli untuk membubarkan warga yang masih berkerumun juga warga yang memanfaatkan dengan bersepeda malam hari dengan jumlah banyak.
Meski demikian waktu penutupan tetap dengan mengedepankan kepentingan orang banyak sehingga dipilih pada jam tidak produktif sehingga tidak mengganggu kegiatan ekonomi di sekitar jalan yang diberlakukan penutupan.
“Diharapkan dengan perpanjangan penutupan tiga ruas jalan utama Kota Surabaya ini kasus COVID-19 di Kota Surabaya yang hingga kini masih tinggi ada perubahan,” terang Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Andiko, pada Sabtu.(*/Gio)
BOYOLALI – Begitu banyak benda kuno yang masih terpendam namun ada juga yang ditemukan namun tak dilaporkan ke berwajib . Warga Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah dikejutkan dengan penemuan arca kuno berbentuk badan manusia tanpa kepala.
Belum diketahui asal usul arca yang ditemukan warga saat menggali tanah kuburan. Saat ini,arca itu masih disimpan dirumah salah satu warga.
Ketua RT setempat, Tujino (52) menceritakan, arca berbentuk badan manusia tanpa kepala itu ditemukan tak sengaja oleh warga saat menggali tanah kuburan untuk memakamkan warga setempat yang meninggal dunia.
Saat menggali, pacu yang digunakan menyentuh sesuatu yang keras. Awalnya mereka menduga, pacul menghantam sebuah batu.
Namun, saat diangkat, ternyata benda keras yang dikira sebuah batu adalah sebuah arca. Sontak, penemuan itupun dalam sekejap langsung menyebar luas.
“Awalnya dikirain batu, namun setelah dikeluarkan dari dalam tanah ternyata sebuah arca yanh sudah tidak utuh lagi bentuknya. Tingginya sekira 60 centimeter, dan lebar sekira 40 centimeter,”papar Tujino, Minggu (12/7/2020(.
Menurut Tujino, posisi arca terbalik saat ditemukan. Bagian kaki arca atau bagian bawah kepala yang terlihat terlebih dahulu.
Setelah seluruhnya terlihat dan dapat diangkat ke permukaan. Ternyata merupakan sebuah arca berbentuk figur manusia namun yang bagian atas telah hilang.
“Harus dua orang untuk mengangkatnya soalnya arcanya ukurannya lumayan besar. Setelah diangkat terus ditaruh dirumah warga,”terangnya.
Oleh Tujino, penemuan tersebut sudah dilaporkan ke pemerintah desa yang langsung diteruskan ke dinas terkait di Pemkab Boyolali.
“Penemuan arca ini sebenarnya diwilayah kami dan sudah sering ditemukan.Karena dijaman dulu wilayah sekitar sini, seperti Pengging konon juga bekas kerajaan. Jadi cukup banyak penemuan,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan Pemkab Boyolali, Budi Prasetyaningsih, mengatakan, di wilayah Desa Dukuh maupun Boyolali secara umum, sudah beberapa kali ditemukan benda cagar budaya.
Dimana dari temuan itu kemudian didata dan sebagian saat ini disimpan di museum Boyolali.
“Infonya mau dibawa ke museum, tetapi kapan kami tidak tahu. Kewajiban kami adalah melaporkan, selanjutnya tentu kewenangan dari Pemkab,” tandasnya.(*/ D Tom)
GUNUNG KIDUL – Pandemi belum juga landai malah yang perjadi ada meningkatan .Pasien positif COVID-19 di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bertambah tiga orang.
Total kasus kini menjadi 68 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Sabtu (11/7/2020) mengatakan tiga kasus tambahan itu, yakni laki-laki umur 12 tahun yang merupakan warga Wonosari, perempuan 59 tahun warga Wonosari, dan perempuan umur 22 tahun warga Saptosari.
“Semua penularan baru, tidak terkait dengan klaster atau kasus yang sudah ada. Semua sedang ditelusuri dan belum ada kesimpulan,” katanya.
Ia mengatakan pasien tersebut mengeluhkan gejala seperti pasien COVID-19, kemudian mereka melakukan tes swab secara mandiri. Hasilnya mereka positif, dan langsung dilakukan perawatan dan diisolasi.
“Semua dirawat di rumah sakit, satu di RSUD Wonosari dan dua pasien lainnya dirawat di rumah sakit swasta di Yogyakarta,” katanya.
Dengan bertambahnya tiga warga positif COVID-19, akumulasi kasus di Gunung Kidul hingga hari ini ada 68 orang. Adapun jumlah pasien yang dirawat menjadi 16 orang, satu orang meninggal dunia, sisanya sudah sembuh.
Tidak hanya penambahan kasus positif, di Gunung Kidul juga terjadi lonjakan jumlah warga yang diambil spesimen swab-nya. “Hari ini ada 131 spesimen swab diambil. Sehingga, spesimen dalam proses keseluruhan ada 228,”tukasnya.(*/D Tom)
SURABAYA – Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Timur (PPNI Jatim), Prof Nursalam, mendesak pemerintah segera mencairkan insentif bagi perawat yang menangani Covid-19. “Belum. Sampai sekarang perawat di Jatim belum menerima insentif itu.
Tidak tahu kenapa?” kata Nursalam dikonfirmasi di Kota Surabaya, Jumat (11/7).
Dia mengungkapkan, ada sebanyak 12 perawat di Jatim yang meninggal karena terpapar Covid-19, dan dari jumlah itu, baru tiga perawat yang menerima santunan dari pemerintah. “Yang lainnya belum. Perawat yang meninggal mendapatkan santunan sebesar Rp 300 juta,” tutun Nursalam.
Sementara untuk insentif, sesuai dengan SK Menteri Kesehatan pemerintah menjanjikan perawat yang menangani Covid-19 secara langsung mendapatkan maksimal Rp 7,5 juta, sedangkan untuk dokter maksimal mendapatkan insentif Rp 10 juta.
“Tapi perawat-perawat yang menangani Covid-19 baik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo atau RS Haji belum menerima insentif tersebut,” ucap Nursalam.
Nursalam mengaku, kebingungan mengapa sampai sekarang insentif bagi perawat belum juga cair. “Tadi katanya dari provinsi sudah dikirim ke Jakarta, tapi masih verifikasi. Saya mendengar ada program baru dari provinsi kalau dinas sudah langsung dieksekusi. Tapi sampai sekarang teman-teman belum terima. Saya akan tanya ke teman di DPR Komisi XI,” katanya.
Nursalam kembali mendesak pemerintah untuk lebih serius memperhatikan nasib tenaga medis yang menangani Covid-19. Sebab, kata dia, di Jatim sudah ada sebanyak 259 perawat yang terpapar Covid-19, dan 12 di antaranya meninggal dunia.
“Surabaya paling banyak yang meninggal dengan tujuh perawat. Sementara daerah lain seperti Tuban, Sidoarjo, Malang, Sampang dan Bojonegoro ada satu perawat yang meninggal dunia,”ungkapn.(*/Gio)
KARAWANG – Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, Fitra Hergyana, mengumumkan kembali adanya penambahan pasien terkonfirmasi Covid-19 sebanyak empat orang, Kamis (9/7).
Keempat pasien itu berasal dari kecamatan yang berbeda, yakni Kecamatan Klari, Purwasari, Cikampek, dan Kotabaru.
Fitra mengatakan, ada klaster penularan baru di daerah Cikampek, yakni dari komunitas senam. Tiga pasien dari Purwasari, Cikampek, dan Kotabaru merupakan pasien yang diketahui terpapar virus corona hasil dari tracing tim Gugus Tugas.
Jadi, ketiganya tertular dari pasien sebelumnya.
“Total yang tertular dari klaster senam ini ada tujuh orang. Dua pasangan suami istri, lalu ada ibu dan anak, dan satu orang lainnya,” kata Fitra dalam laporannya.
Ia menyebutkan penambahan empat orang terkonfirmasi positif ini menambah daftar jumlah orang positif di Karawang yang mencapai 48 orang. Dari jumlah ini yang telah dinyatakan sembuh 28 orang dan yang masih perawatan sebanyak 20 orang.
“Semua yang terkonfirmasi positif tersebut langsung kami tracing. Sampai sekarang pun petugas di lapangan masih bekerja untuk terus mendata siapa saja yang pernah berkontak dengan pasien yang terkonfirmasi positif tersebut,” tuturnya.
Dengan adanya klaster baru ini masyarakat diharapkan tetap menahan diri untuk tidak berkerumun dan melakukan aktivitas yang sifatnya ramai.
Apalagi, pascaberakhirnya PSBB masyarakat terlihat mulai acuh dan tak menggunakan masker saat beraktivitas.(*/Eln)
BANDUNG – Unjuk rasa menyuarakan penolakan RUU HIP hampir semua daerah . Dan ini di Bandung Jabar ratusan massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Komunis (GERAK) Jawa Barat menggeruduk kantor Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (10/7/2020).
Massa tersebut mengklaim diri merupakan gabungan dari berbagai ormas Islam di Jawa Barat.
Berdasarkan pantauan, aksi tersebut merupakan bentuk protes dari RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang menuai kontroversi.
Ketua Gerakan Rakyat Anti Komunis (GERAK) Jabar, Roinul Balad mengatakan, upaya mengubah dasar negara melalui RUU HIP sangat terstruktur, sistematis, dan masif, serta terbuka melalui parlemen.
Bahkan, Roinul menegaskan RUU HIP merupakan bentuk makar.
“Konteks untuk hari ini, tldak relevan Iagi untuk mendebat apalagi merubah dasar negara tersebut dan siapa saja yang merubah Pancasila sebagai dasar negara maka itu sama saja dengan tindakan makar karena lngln merubah bentuk negara,” ucap Roinul saat ditemui di sela-sela aksi.
Selain itu, Roinul menambahkan, pihaknya meminta aparat penegak hukum untuk mengusut dan memproses secara hukum orang-orang dibalik RUU HIP.
“Kita harus bersikap keras terhadap RUU HIP dan penuhi tuntutan warga Jabar untuk tidak hanya menunda bahasan RUU HIP. Tetapi juga membatalkan serta mencabut RUU HIP ini dari Proglenas,” ungkap Roinul.
Setelah melakukan aksi massa di depan Gedung Sate. Berdasarkan pantauan, massa aksi melakukan longmarch untuk melakukan aksi di depan Gedung Merdeka. (*/Hend)
BANDUNG – Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Daud Achmad mengatakan TNI Angkatan Darat (AD) langsung menangani dan menanggulangi kasus penyebaran Covid-19 di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) Hegarmanah, Kota Bandung.
TNI juga langsung terlibat dalam pelacakan.
“Penanganan itu ditangani langsung oleh TNI Angkatan Darat, termasuk pelacakan dan tindaklanjutnya, seperti yang sudah disampaikan oleh Gubernur Jabar, dan kami masih mengonfirmasi terus mengenai hal ini,” kata Daud Achmad di Gedung Sate Bandung, Kamis,(9/7/2020)
Ia mengatakan TNI AD dinilai sangat mengerti dan cepat dalam pelacakan kontak siswa Secapa AD yang terpapar Covid-19. Pihaknya terus memantau perkembangan penanganan penyebaran Covid-19 di klaster tersebut.
“Sehingga tindak lanjutnya Gugus Tugas terus memantau, yang jelas bahwa kita harus waspada,” katanya.
Sementara itu, sebagai tindak lanjut adanya temuan sekitar 200 siswa Secapa AD yang terpapar Covid-19, Pemprov Jabar akan melakukan tes masif Covid-19 kepada sekitar 23 instansi pendidikan kemiliteran di Jabar selama dua pekan ke depan.
“Kalau perkiraan jumlahnya itu di atas 200 orang. Datanya belum pasti karena identifikasinya belum selesai. Kami sudah melakukan antisipasi, seperti isolasi, penyemprotan disinfektan, dan melakukan penelusuran epidemiologi oleh tenaga kesehatan dari Dinas Kota Bandung, Puskesmas Coblong, dengan provinsi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar dr Berli Hamdani Gelung Sakti.
Ia menjelaskan delapan dari siswa Secapa AD yang dinyatakan terpapar Covid-19 sudah dirawat di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi dan sebagian lagi di dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Berli mengatakan bahwa hasil pemeriksaan terhadap siswa lembaga pendidikan militer tersebut sudah dilaporkan ke Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar).
Tes Covid-19 juga akan dilakukan pada siswa sekolah berbasis asrama lainnya, mulai dari sekolah kedinasan, sekolah swasta, sampai pondok pesantren yang masih melaksanakan kegiatan belajar selama pandemi.(*/Hend)
PURWAKARTA – Hari jadi Purwakarta kali ini tidak ada gelaran dan hajatan pesta rakyat sebab masih dalam suasana pandemi corona .
Senin (20/7/2020), usia Purwakarta menginjak 189 tahun dan Kabupaten Purwakarta ke 52 tahun. Sebagai bagian dari perayaan hari jadi, biasanya pemerintah setempat telah menyiapkan serangkaian kegiatan sejak jauh-jauh hari.
Untuk tahun ini, mungkin suasananya sedikit berbeda dari sebelumnya. Ya, jika biasanya banyak kegiatan atau pesta rakyat skala besar yang disajikan pemerintah dalam mengisi hari jadi kabupaten tersebut, kali ini mungkin tak akan digelar.
“Bukan tidak boleh, tapi lebih tepatnya tidak etis,” ungkap Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika .
Alasan Anne cukup masuk akal. Mengingat, saat ini wabah Covid-19 masih merancah dunia. Dengan begitu, jelas sangat tidak elok jika jajarannya masih menggelar kegiatan yang bisa mengundang banyak massa di situasi seperti ini.
Atas dasar itu, di tahun ini pihaknya lebih memilih tak menggelar kegiatan rangkaian hari jadi yang biasa dilakukan setiap tahunnya.
“Jadi untuk tahun ini tidak ada rangkaian hari jadi. Paling hanya menggelar doa bersama secara serentak di seluruh desa dan kecamatan. Kalau di tingkat kabupaten, doa bersama ini dipusatkan di Masjid Agung.
Selepas itu, kita akan menggelar sidang Paripurna di DPRD Purwakarta,” jelas dia.
Menurut Anne, esensi dari hari jadi harus lebih ke mengingat dan mengenang jasa-jasa perjuangan para pemimpin daerah terdahulu. Bagaimana, supaya hasil jerih payah para pemimpin tersebut dalam membangun Purwakarta bisa terus dikenang. Karena, tanpa perjuangan mereka, mustahil Purwakarta bisa menjadi daerah yang cukup dipertaruhkan, baik di kancah nasional maupun global.
“Bagi para kepala daerah seperti saya sekarang, esensi Hari Jadi itu lebih kepada pengingatan diri. Apa yang sudah saya lakukan untuk Purwakarta. Program apa yang sudah saya gulirkan untuk masyarakat Purwakarta. Tujuannya, tentu supaya Purwakarta lebih istimewa,” tukasnya.(*/As)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro