GARUT – Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran menyebutkan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.5 di barat daya Kabupaten Garut, Sabtu (27/4/2024) tengah malam, menyebabkan kerusakan rumah warga dan masjid di Pangandaran, Jawa Barat. Namun demikian, tidak dilaporkan ada korban jiwa.
“Ada kerusakan ringan beberapa rumah, lagi diasesmen,” kata Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran Nana Suryana saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Minggu (28/4/2024) pagi.
Nana menyebutkan, guncangan gempa Garut itu dilaporkan ada tiga daerah yang terdampak kerusakan yakni di Kecamatan Kalipucang terdapat satu masjid rusak bagian dinding keramik. Selanjutnya di Kecamatan Padaherang terdapat dua rumah rusak, dan satu rumah bagian dapur juga rusak di Kecamatan Cimerak, sebagian daerah Cimerak saat kejadian gempa sempat terjadi mati listrik.
“Kabupaten Pangandaran pantauan sementara aman kondusif di 10 kecamatan, satu kecamatan wilayah Cimerak sebagian mati lampu,” katanya.
Guncangan gempa yang berpusat di Garut itu cukup kuat dirasakan masyarakat pesisir pantai Pangandaran yang masih satu garis pantai dengan Kabupaten Garut. Guncangan gempa itu, kata dia, sempat menyebabkan warga panik, namun tidak ada pergerakan evakuasi mandiri yang dilakukan masyarakat Pangandaran, begitu juga kondisi wilayah pantai terpantau normal.
“Kondisi wisatawan sempat panik, namun berangsur kondusif, tidak ada pergerakan evakuasi mandiri, situasi pantai juga kembali kondusif,” katanya.
Nana menambahkan situasi dan kondisi saat ini di kawasan wisata Pantai Pangandaran juga terpantau sudah mulai normal, masyarakat maupun wisatawan beraktivitas seperti biasa. “Normal, wisatawan aktivitas normal,” katanya.
Berdasarkan laporan BMKG, gempa bumi M6,5 berpusat di laut 151 km barat daya Kabupaten Garut dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi tsunami. Guncangan gempa tersebut cukup kuat dirasakan di sejumlah daerah di wilayah perkotaan maupun pegunungan di Garut. Bahkan, dilaporkan juga dirasakan sampai daerah lainnya seperti Pangandaran, Bandung, Tasikmalaya, dan daerah lainnya.(Republika)
SURABAYA – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menanggapi ramainya pemberitaan di tengah masyarakat terkait jam operasional warung Madura yang akan diatur. Khusus di Jatim, kata Adhy, tidak akan ada larangan warung Madura beroperasi 24 jam.
“Saya kira terlalu jauh ya (aturan jam operasional warung Madura) yang namanya ekonomi sekarang bisa 24 jam. Kalau gitu yang transaksi online juga tidak usah 24 jam,” kata Adhy di Surabaya, (27/4/2024).
Adhy mengatakan, selama membawa keberkahan, aktivitas ekonomi apa pun boleh dijalankan. Asalkan, para pelaku usaha tetap menjaga ketertiban umum.
“Kalau itu membawa keberkahan, membawa penghasilan yang bagus, dan tidak menganggu ketertiban umum sebetulnya laksanakan. Tapi kalau mengganggu ketertiban umum silakan (ditertibkan). Orang hidup, kita bisa malam hidupnya,” ujarnya.
Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM pun sudah menegaskan tidak pernah melarang warung Madura beroperasi 24 jam. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengaku jajarannya telah meninjau Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung nomor 13 tahun 2018 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan. Aturan tersebut dianggap membatasi aturan operasional warung Madura.
Namun, dari hasil peninjauan disimpulkan, tidak ditemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura beroperasi selama 24 jam.
“Dalam perda tersebut, pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, departement store, serta supermarket, dengan batasan jam operasional tertentu,” jelasnya.(*/Gi)
SUKABUMI – Polisi berhasil mengamankan R (50) yang diduga membuat resah warga, usai meminta sumbangan sambil berteriak-teriak di Gang Amris RT 01 RW 01 Kelurahan Jayaraksa Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jum’at (26/4/2024) sekitar pukul 10.20 WIB.
Wanita paruh baya yang sempat viral di media sosial lebih dulu diamankan ke kantor kelurahan untuk dimintai keterangan awal.
“Memang betul, tadi sekitar pukul 10.20 WIB, Polsek Baros menerima informasi dari masyarakat mengenai ibu-ibu yang meminta sumbangan sambil berteriak-teriak di depan rumah warga, di Gang Amris Kelurahan Jayaraksa Baros Kota Sukabumi,” kata Kapolsek Baros, Kompol Iman Parayitno dalam keterangannya, (27/4/2024).
“Hal tersebut langsung kami respon, berkoordinasi dengan pihak Kelurahan Jayaraksa untuk sama-sama mengecek ke lokasi dan membawa wanita tersebut ke Kantor Kelurahan Jayaraksa,” sambungnya.
Saat itu pihaknya bersama Kelurahan ingin membawa R ke dinas sosial (Dinsos) setempat. Namun upaya penempatan R ke Dinsos tidak membuahkan hasil.
“Tadi personel kami melaporkan bahwa Lurah Jayaraksa telah mencoba berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial Kota Sukabumi untuk penanganan ibu R ini, akan tetapi, karena tidak ada jawaban yang sesuai dari pihak Dinas Sosial, maka kami berinisiatif memberikan ongkos dan mengantarkan ibu R ini ke mobil jurusan Bogor, karena memang saat ditanya, ibu R ini ingin ke Bogor,” tandasnya.(*/Yan)
SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Jawa Tengah pada periode 16 hingga 18 April 2024.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo dalam siaran pers di Semarang, Selasa (16/4/2024), mengatakan terdapat gangguan atmosfer yang mengakibatkan peningkatan potensi terjadinya cuaca ekstrem.
Ia menjelaskan analisis dinamika atmosfer yang terjadi menunjukkan aktivitas gangguan Madden Julian Oscillation (MJO) serta pola belokan angin dan konvergensi terlihat dominan untuk wilayah Pulau Jawa.
“Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan konvektif atau Cumulusnimbus yang berpotensi menghasilkan curah hujan lebat dan angin kencang,” katanya.
Sejumlah wilayah yang terdampak cuaca ekstrem tersebut, antara lain Jawa Tengah bagian tengah seperti Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Semarang, Temanggung, serta Kota Salatiga.
Wilayah pantura, seperti Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, serta Kota Semarang. Wilayah Jawa Tengah bagian timur dan selatan meliputi Kabupaten Grobogan, Sragen, Blora, Kudus, Kebumen, Purworejo, Kota Solo, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Wonogiri.
Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, tanah longsor, dan angin kencang.(*/D To)
BANDUNG – Bupati Bandung Barat Arsan Latif mengungkapkan kondisi curah hujan yang deras menjadi penyebab longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, (24/3/2024) malam. Total sembilan orang warga diduga tertimbun material longsor dan masih belum ditemukan.
“Ternyata masih ada sembilan jiwa belum kita temukan diperkirakan di daerah sini, kita turut berduka cita,” ucap dia saat meninjau lokasi longsor, Senin (25/3/2024).
Ia mengaku belum dapat memastikan apakah longsor juga disebabkan karena kondisi hulu yang kurang resapan. Namun, ia melihat longsor disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
“Kita belum ke sana (resapan di hulu) tapi ini karena curah hujan yang tinggi pasti membawa air dan longsor,” kata dia.
Setelah hujan deras, ia menuturkan beberapa menit kemudian terjadi longsor di kampung tersebut. Pihaknya saat ini tengah mempersiapkan kebutuhan dasar pengungsi yang berjumlah lebih dari 400 orang.
Para pengungsi mengungsi di GOR Cibenda dan di SDN Padabakti. Termasuk posko kesehatan disiapkan di ruangan sekolah.
“Selanjutnya terhadap yang mengungsi hampir kurang lebih 400 kita siapkan tempatnya, tendanya, dapur umum. Intinya kita siapkan kebutuhan dasarnya,” ungkap dia.
Arsan menambahkan pihaknya berharap agar seluruh pengungsi terlebih dahulu sehat. “Paling tidak (pengungsi) istirahat dulu mengembalikan tenaga,” kata dia.
Sebelumnya, sebanyak 9 orang warga diduga tertimbun dan belum ditemukan pascalongsor yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, (24/3/2024) malam. Mereka berasal dari beberapa RW di kampung tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat Meidi mengatakan peristiwa banjir bandang terjadi di Kampung Joglo, Desa Sirnagalih. Sedangkan longsor terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor pada Minggu (24/3/2024).
“Untuk banjir di Desa Sirnagalih, longsor di Desa Cibenda, dua desa. RW terdampak, di Sirnagalih satu RW di Cibenda 5 sampai 6 RW masih validasi data masih tentatif,” ucap dia saat ditemui di SDN Negeri Padakati, Senin (25/3/2024).
Usai longsor, ia mengatakan sebanyak 10 orang dinyatakan hilang. Namun, satu orang bernama Sofi (30 tahun) berhasil ditemukan pada Senin (25/3/2024) dini hari. Meidi mengatakan tersisa sembilan orang yang hilang dan belum ditemukan.
“Sembilan orang belum ditemukan, satu orang ditemukan dan langsung dievakuasi di RSUD Cililin,” ungkapnya.(*/Hen)
DEMAK – Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kian parah akibat enam tanggul pembatas aliran sungai daerah setempat jebol. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin (18/3/2024), mengatakan keenam tanggul yang jebol tersebut tersebar di aliran Sungai Wulan, yang berada di perbatasan antara Kabupaten Demak dan Kudus.
Bahkan, beberapa di antara tanggul-tanggul tersebut sebelumnya sempat diperbaiki pada pertengahan bulan Februari lalu, namun kembali jebol pada Ahad (17/3/2024). Menurutnya, hal demikian terjadi akibat tanggul tak mampu menahan volume air Sungai Wulan yang terus bertambah setelah diguyur hujan deras. Maka kondisi tersebut membuat air luapan sungai mengalir deras dengan seketika menggenangi 89 desa di 11 kecamatan dengan ketinggian rata-rata 30 centimeter.
Bahkan, Tim Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak mengkonfirmasi hingga hari ini genangan banjir di kawasan pemukiman penduduk sudah melebihi lutut orang dewasa atau sekitar 80 centimeter.
Selain itu, arus banjir di ruas jalan penghubung Demak-Kudus juga tampak semakin deras, selain melumpuhkan arus lalu lintas juga membahayakan keselamatan warga yang sedang dievakuasi petugas menggunakan perahu. Data yang dihimpun Tim Pusdalops BNPB hingga saat ini setidaknya ada sebanyak 93.149 orang warga Demak terdampak banjir, 22.725 orang di antaranya sudah dievakuasi ke tempat pengungsian.
Tempat pengungsian itu tersebar di 45 titik yang masing-masing tersebar di Kecamatan Demak, Karangtengah, Sayung, Mranggen, Wonosalam, Karanganyar, Karangawen, Kebonagung, Guntur, Dempet, dan Kecamatan Gajah.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M. Agus Nugroho Luhur P di Demak, Sabtu (16/3/2024) menerangkan, banjir yang terjadi di Kabupaten Demak, awalnya karena curah hujan tinggi pada Rabu (13/3/2024) malam, sehingga mempengaruhi debit air di wilayah hulu ke hilir meningkat, mengakibatkan beberapa daerah di Demak terdampak banjir. Selain itu, terdapat tanggul sungai di Desa Menur, Kecamatan Mranggen yang jebol, sehingga mengakibatkan pemukiman warga terdampak.
Pada (17/3/2024), jalur Pantura Demak-Kudus, Jawa Tengah, terputus akibat jebolnya tanggul kiri Sungai Wulan sehingga menggenangi jalur yang selalu padat kendaraan tersebut.
“Kami sudah memikirkan dengan melakukan pengalihan arus dari arah Semarang melalui Purwodadi,” kata Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi bersama Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi beserta jajaran saat mengunjungi tempat pengungsian di DPRD Kudus, Ahad.
Deddy mengakui konsekuensinya arus lalu lintas di jalur tersebut menjadi padat. Untuk itu, disiapkan kantong-kantong parkir agar para pengemudi istirahat dan tidak memaksakan terlebih dahulu.
“Sebagian kendaraan juga berada di satu lajur di jalan dengan penjagaan petugas lalu lintas. Kami juga sudah melapor ke Menteri PUPR,” ujarnya.
Satlantas Polres Demak mengalihkan kendaraan kecil yang hendak menuju Pati dan Surabaya melalui Jalur Trengguli menuju Mijen-Welahan-Jepara-Kudus-Pati. Dalam rangka mengurangi kepadatan arus kendaraan yang melintasi jalur tersebut, Satlantas Polres Kudus berkoordinasi dengan Satlantas Polres Rembang dan Pati mengarahkan kendaraan bersumbu tiga menuju Semarang melalui Blora maupun Grobogan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Satlantas Polres Pati maupun Rembang, agar truk bersumbu diarahkan ke jalur Blora maupun Grobogan menyusul jalur lewat Jepara cukup padat,” ujar Kaur Bin Ops (KBO) Satlantas Polres Kudus Iptu Noor Alifi.
Sementara jalur Undaan-Grobogan saat ini sedang ada perbaikan Jembatan Babalan, sehingga kondisinya juga cukup padat. Terkait pengalihan arus, Satlantas Polres Kudus juga sudah memasang petunjuk agar para pengemudi tidak kebingungan.
Beberapa kendaraan yang terlanjur melintasi Kudus tampak ada yang parkir di Jalan Pantura Kudus. Hal itu tampak di depan Terminal Induk Jati Kudus truk bersumbu banyak yang parkir.(*/D To)
LAMPUNG – Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan bahwa Provinsi Lampung segera menerima tambahan sebanyak 13 ribu ton beras impor untuk menstabilkan harga beras. “Saat menuju ke sini kita bisa melihat masih ada kegiatan bongkaran beras impor penambahan kuota di akhir 2023 kemarin. Kalau kuota di 2024 sudah kita laksanakan juga, diperkirakan datangnya bertahap di Maret ini mungkin juga bisa sampai April,” ujar Febby Novita di Bandarlampung, Kamis (7/3/2024).
Ia mengatakan, untuk Provinsi Lampung akan kembali mendapatkan tambahan beras impor sebanyak 13 ribu ton, yang digunakan untuk menstabilkan harga beras melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
“Memang kita akan ada kedatangan lagi sekitar 13 ribu ton untuk Lampung sendiri. Dan untuk kapasitas gudang di sini sekitar 50 ribu ton dan isinya sekarang ada 15 ribu ton,” ucap dia.
Dia menjelaskan, secara nasional penyaluran beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan terus berlangsung. Dan untuk di Lampung penyalurannya diperkirakan ada sebanyak 8.000 ton per hari.
“Kalau di Lampung sendiri beras yang keluar sekitar 300 ton per hari atau kalau untuk program beras stabilisasi pasokan dan harga pangan hampir 8.000 ton. Karena ini beras bersubsidi, maka kami akan mengawasi bersama. Untuk penyaluran memang selain jaringan di pasar tradisional, kami juga punya rumah pangan kita dan toko-toko ritel modern,” tambahnya.
Menurut dia, dengan adanya distribusi beras melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan diharapkan dapat menstabilkan harga beras di pasaran.
“Dengan terus menyerap gabah petani dan adanya distribusi beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan diharapkan harga beras bisa kembali stabil, sehingga menjaga konsumsi masyarakat,” jelasnya.(*/Ti)
JEMBER – Tinggi letusan erupsi Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mencapai satu kilometer di atas puncak Mahameru pada Kamis pukul 09.03 WIB.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada 7 Maret 2024 pukul 09.03 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang,(7/3/2024).
Pada saat erupsi, lanjut dia, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. “Pada saat laporan itu dibuat pada pukul 09.03 WIB, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
Berdasarkan data, jumlah letusan Gunung Semeru yang pernah tercatat oleh petugas mencapai 106 kali dalam kurun waktu sejak 1 Januari hingga 7 Maret 2024 pukul 17.00 WIB. Sementara untuk aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu pada periode pengamatan Kamis pukul 06.00-12.00 WIB tercatat sebanyak 14 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 14-22 mm dan lama gempa 90-130 detik.
Kemudian, lima kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-8 mm dan lama gempa 44-86 detik, serta satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 7 mm, S-P 2.03 detik dan lama gempa 13 detik.
Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga PVMBG memberikan rekomendasi bahwa masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(*/Gi)
CIREBON – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa lima sungai di Cirebon segera dinormalisasi, serta tanggulnya ditinggikan untuk mencegah terjadinya bencana banjir saat musim hujan.
“Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) tahun ini melakukan normalisasi sungai dan juga akan ada perencanaan teknis untuk meninggikan tanggul,” kata Bey saat meninjau lokasi banjir di Desa Mekarsari Cirebon Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).
Ia menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya akan bersurat kepada Kementerian PUPR untuk merealisasikan normalisasi yang menyasar pada Sungai Ciberes, Ciputih, Singaraja, dan Ender.
Menurut Bey, normalisasi ini perlu diterapkan untuk mengurangi tingkat sedimentasi di lima sungai tersebut, sehingga saat hujan deras melanda wilayah Cirebon, debit air tidak meluap dan mencegah permukiman warga setempat terendam.
Pada sisi lain, katanya, revitalisasi tanggul sungai pun harus dilakukan, karena rata-rata sudah berusia lebih dari 25 tahun yang dikhawatirkan tidak mampu menahan ketika meningkatnya debit air.
“Kita berharap normalisasi dan revitalisasi tanggul dilakukan secara serentak di lima sungai tersebut. Akan tetapi kami akan menyurati terlebih dahulu Kementerian PUPR,” katanya.
Bey juga meminta pemerintah daerah di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) segera melakukan evaluasi bersama, terutama soal normalisasi sungai sebagai upaya jangka panjang mencegah peristiwa banjir.
Dengan begitu, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir bisa hidup normal dan tidak merasakan traumatik berkepanjangan akibat bencana itu.
“Saya juga tadi lihat ada masyarakat yang sudah mempersiapkan tanggul di depan rumahnya, namun tetap jebol karena datangnya air cukup deras,” kata Bey.
Ia menambahkan, banjir yang merendam permukiman warga di wilayah Cirebon bagian timur, saat ini berangsur surut serta sejumlah masyarakat pun sedang melakukan kerja bakti untuk membersihkan tempat tinggal mereka dari material lumpur.
“Kami mengapresiasi masyarakat, pemerintah desa, TNI, dan Polri yang sudah bekerja sama untuk penanganan banjir ini,” kata Bey.
Sebelumnya berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Cirebon disebutkan, bencana banjir yang terjadi sejak Selasa (5/3), menerjang 36 desa di sembilan kecamatan pada kabupaten itu.
Akibat musibah ini, sekitar 20 ribu unit rumah dan 83 ribu warga di Cirebon timur terdampak bencana banjir, serta dua orang masyarakat meninggal dunia.(*/Eln)
YOGYAKARTA – Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas, (4/3/2024), sore, dalam kurun waktu sekira 10 menit. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi 4 kali awan panas guguran.
BPPTKG menyebut terjadi 4 kali guguran awan panas di antaranya pada pukul 16.22 WIB dengan Amplitudo max 47 mm, durasi 119.24 detik, estimasi jarak luncur maksimal 1200 meter ke Barat Daya, arah angin ke Timur.
Kemudian yang kedua terjadi pada pukul 16.24 WIB dengan Amplitudo max 48 mm. Durasi 159.16 detik, estimasi jarak luncur 1600 meter ke Barat Daya, arah angin ke Timur.
Awan panas guguran ketiga terjadi Pada pukul 16.27 WIB dengan Amplitudo max 40 mm. Durasi 115.44 detik, estimasi jarak luncur 1200 meter ke Barat Daya, arah angin ke Timur.
Dan yang keempat terjadi pada pukul 16.29 WIB dengan Amplitudo max 41 mm. Durasi 124.08 detik, estimasi jarak luncur 1400 meter ke Barat Daya, arah angin ke Timur.
“Visual Gunung Merapi berkabut. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan,” tulis ptugas BPPTKG.
Sepanjang Senin pagi, BPPTKG mengungkap cuaca mendung dan berawan. Angin bertiup tenang ke arah timur. Suhu udara 22.3-25 °C, kelembaban udara 50-86.9 %, dan tekanan udara 873.7-918 mmHg. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 200 m di atas puncak kawah.
Di samping itu, aktivitas kegempaan lain adalah 42 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-40 mm durasi 32.3-171.88 detik. 3 kali gempa Hybrid/Fase Banyak Amplitudo 3-4 mm, S-P 0.3-0.4 detik dengan durasi : 5.92-8.44 detik. Dan sekali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 3 mm, S-P : 41.12 detik berdurasi 150.88 detik.
“Teramati 2 kali guguran lava arah ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1500 meter. Gunung Merapi statusnya di Level III atau Siaga,” tulis petugas.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.(*/D To)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro