KENDAL – Banjir yang melanda Kabupaten Kendal, Jawa Tengah terus meluas. Hingga Minggu (27/1/2019) sore ini, banjir akibat hujan deras semalaman sejak Sabtu (26/1/2019) telah menggenangi lima desa di Kecamatan Rowosari dan Cepiring.
Sebelumnya, banjir hanya melanda lima desa di Kecamatan Kota Kendal dan kawasan Alun-alun. Meluasnya wilayah yang tergenang banjir selain akibat masih tingginya curah hujan, juga luapan sungai.
Pantauan iNews di lokasi, banjir yang menggenangi ratusan ruamh warga di dua kecamatan itu mencapai hampir satu meter. Akibat banjir tersebut, warga kesulitan beraktivitas. Mereka hingga kini masih bertahan di rumah sambil mengevakuasi barang-barang berharga dari jangkauan banjir.
Menurut warga, Tumari, air sudah mulai menggenangi permukiman sejak Minggu pagi. Ketinggian air terus bertambah karena hujan terus mengguyur wilayah ini dengan intensitas tinggi.
“Sejak pagi air sudah masuk ke rumah-rumah warga. Sekarang airnya semakin tinggi hampir satu meteran,” katanya.
Camat Rowosari Ardi Prasetyo mengatakan, laporan dari pemerintah desa ada lima desa yang terendam banjir yakni, Jatipurwo, Gempolsewu, Sendangsikucing, Pucuk Sari, dan Sendang Dawuhan.
“Ketinggian air rata-rata mencapai 50 centimeter dan warga belum mengungsi dan bertahan di rumah masing-masing,” katanya.
Dia menjelaskan, bantuan bahan makanan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal sudah dikirimkan ke Kecamatan Rowosari. Sementara di wilayah lain seperti Cepiring dan Kota Kendal ketinggian air belum juga surut.
Banjir juga merendam ratusan rumah warga di Kabupaten dan Kota Pekalongan. Di Kabupaten Pekalongan banjir merendam Desa Wonokerto, Jeruksari, Tirto, dan Kajen. Sedangkan di Kota Pekalongan, banjir merendam hampir semua wilayah kelurahan di Kecamatan pekalongan Utara, seperti Kelurahan Panjang Wetan, Kandang Panjang, Bendan, Bandengan, dan Pabean.
Selain merendam ribuan rumah ini, banjir yang melanda di wilayah kabupaten dan kota itu mengakibatkan arus lalu lintas di jalan Pantura tersendat karena kondisi jalan tergenang air.(*/D Tom)
LAMPUNG – Pasca tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018 yang menerjang propinsi Lampung, berdampak pada wisata di wilayah pesisir pantai sepanjang kabupaten Lampung Selatan kecamatan Kalianda dan Kecamatan Rajabasa hingga ke kabupaten Pesawaran.
Wisata pesisir pantai lumpuh total dengan tersapunya lokasi wisata, bahkan ada beberapa tempat wisata rata dengan tanah.
Untuk lokasi wisata di kabupaten Lampung Selatan yang hancur yakni di Pantai Maja, pantai Batu Kapal, Pantai Canti, Banding Resort, Cottage Alau Alau dan Pantai Wartawan.
Salah satu tempat wisata yang hancur yakni Alau Alau Resort Hotel terletak di Pantai Laguna di Kalianda yang menawarkan pemandangan Selat Sunda.
Tempat wisata itu kini tinggal kenangan, karena seluruh cottage hancur bahkan para tamu ada yang menjadi korban. Ada yang ditemukan meninggal dan ada yang hilang. Seluruh kendaraan mobil para tamu juga tersapu gelombang tsunami bersama cottage yang sekarang sudah diratakan alat berat.
Alamsah (30) salah seorang karyawan Resort Alau mengungkapkan bahwa tempatnya bekerja hancur, terlebih cottage yang didirikan bahannya dari bahan kayu semua.
“Saat tsunami datang para tamu sedang menikmati keindahan laut. Tiba-tiba saja ombak menghitam datang membuat para tamu keluar cottage menuju parkir namun dengan cepat gelombang hitam yang lebih tinggi menghantam seluruh bangunan, mobil. Mereka dihempas air laut lalu menyeret semua yang ada. Para tamu yang selamat berpegangan kuat memeluk batang pohon. Saya ngeri kalau ingat itu, kami bisa selamat karena pertolongan Allah,” cerita Alam.
Sejak terjadinya tsunami bukan hanya berdampak pada wisata di pesisir Pantai kabupaten Lampung Selatan tapi juga di pesisir Pantai Kabupaten Pesawaran yakni di Pantai Mutun, pantai Ringgung, pantai Kelapa Rapet.
Pada liburan Natal dan Tahun Baru pesisir pantai di Pantai Mutun yang biasanya diserbu wisatawan baik domestik maupun luar terlihat hanya 5 kendaraan saja yang masih mau menikmati keindahan pantai.
Padahal sebelum tsunami Pantai Mutun pavorit dikunjungi wisatawan sampai mengalami kemacetan sebelum pergantian Tahun saat ini sepi pengunjung. Wisatawan lebih memilh tempat wisata yang jauh dari pantai. (*/Kris)
LAMPUNG – Pasca tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018 yang menerjang propinsi Lampung, berdampak pada wisata di wilayah pesisir pantai sepanjang kabupaten Lampung Selatan kecamatan Kalianda dan Kecamatan Rajabasa hingga ke kabupaten Pesawaran.
Wisata pesisir pantai lumpuh total dengan tersapunya lokasi wisata, bahkan ada beberapa tempat wisata rata dengan tanah.
Untuk lokasi wisata di kabupaten Lampung Selatan yang hancur yakni di Pantai Maja, pantai Batu Kapal, Pantai Canti, Banding Resort, Cottage Alau Alau dan Pantai Wartawan.
Salah satu tempat wisata yang hancur yakni Alau Alau Resort Hotel terletak di Pantai Laguna di Kalianda yang menawarkan pemandangan Selat Sunda.
Tempat wisata itu kini tinggal kenangan, karena seluruh cottage hancur bahkan para tamu ada yang menjadi korban. Ada yang ditemukan meninggal dan ada yang hilang. Seluruh kendaraan mobil para tamu juga tersapu gelombang tsunami bersama cottage yang sekarang sudah diratakan alat berat.
Alamsah (30) salah seorang karyawan Resort Alau mengungkapkan bahwa tempatnya bekerja hancur, terlebih cottage yang didirikan bahannya dari bahan kayu semua.
“Saat tsunami datang para tamu sedang menikmati keindahan laut. Tiba-tiba saja ombak menghitam datang membuat para tamu keluar cottage menuju parkir namun dengan cepat gelombang hitam yang lebih tinggi menghantam seluruh bangunan, mobil. Mereka dihempas air laut lalu menyeret semua yang ada. Para tamu yang selamat berpegangan kuat memeluk batang pohon. Saya ngeri kalau ingat itu, kami bisa selamat karena pertolongan Allah,” cerita Alam.
Sejak terjadinya tsunami bukan hanya berdampak pada wisata di pesisir Pantai kabupaten Lampung Selatan tapi juga di pesisir Pantai Kabupaten Pesawaran yakni di Pantai Mutun, pantai Ringgung, pantai Kelapa Rapet.
Pada liburan Natal dan Tahun Baru pesisir pantai di Pantai Mutun yang biasanya diserbu wisatawan baik domestik maupun luar terlihat hanya 5 kendaraan saja yang masih mau menikmati keindahan pantai.
Padahal sebelum tsunami Pantai Mutun pavorit dikunjungi wisatawan sampai mengalami kemacetan sebelum pergantian Tahun saat ini sepi pengunjung. Wisatawan lebih memilh tempat wisata yang jauh dari pantai. (*/Kris)
LAMPUNG – Hujan yang turun terus menerus mengakibatkan banjir setinggi 1 meter dan tanah longsor menutup akses jalan utama penghubung antara Desa Kelawi dan Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, (22/1/2019).
Warga secara bersama-sama dibantu alat berat milik PT Tirta dan Mitra Pertiwi membersihkan material longsor yang menutupi jalan utama warga Desa Kelawi menuju Jalinsum.
Menurut Kabidhumas Polda Lampung, Kombes Dra. Sulistiyaningsih terdapat tiga titik lokasi longsor di Desa Kelawi akibat diguyur hujan deras.
Ketiga lokasi longsor itu terdapat di wilayah perbukitan di Dusun Kelawi I, Dusun Kepayang, dan Dusun Minangrua, Desa Kelawi.
Untuk Dusun Kepayang, panjang material longsoran mencapai 8 meter dengan tinggi 1 meter dan di Dusun Kelawi 1, panjang longsoran 10 meter dengan ketinggian tanah yang menutup badan jalan mencapai 1,5 meter.
Sedangkan tanah longsor yang menutup akses jalan penghubung di Dusun Minangrua sepanjang 20 meter dengan ketinggian material longsoran 1 meter.
Selain tanah longsor juga banjir menggenangi jalan menuju ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Kendaraan yang melintas harus berhati -hati. (*/Kris)
SUKABUMI – Jembatan di Kampung Cisarua RT 02/05, Desa Girijaya, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ambruk, Senin (21/1/2019) sore.
Ambruknya jembatan di jalan desa itu akibat meluapnya Sungai Cilimus yang tak mampu menampung volume air hujan yang cukup tinggi dan lama.
“Sekitar empat jam hujan terus menerus. Jadi air sungainya meluap hingga jembatannya ambruk. Hujannya mulai pukul 11.00 WIB tadi sampai sore,” ujar Oyoh alias Dadang (40).
Disebutkan Dadang, keberadaan jembatan tersebut sangat vital bagi warga Kadusunan Cisarua. Pasalnya, jembatan tersebut merupakan akses jalan satu-satunya bagi warga menuju kota.
“Semoga cepat saja diperbaiki. Tak ada alternatif lain lagi kalau menuju pusat kecamatan dan kota bagi warga di sini,” harapnya.
Nining (35), warga lainnya mengharapkan agar jembatan rusak itu segera diperbaiki. Dia mengaku bingung, sebab menuju ke lokasi pekerjaannya maupun sebaliknya tak ada jalan lain.
“Ya mau gimana lagi. Saya mau pulang juga ngga bisa. Ya terpaksa di sini dulu,” keluhnya.
Berdasarkan catatan BPBD, hujan deras di wilayah tersebut selain merusak jembatan juga mengakibatkan longsor yang merusak empat rumah. Para penghuninya kini terpaksa mengungsi ke rumah saudara dan tetangganya.(*/Yan)
GARUT – Usai cukur rambut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Peletakan Batu Pertama Perumahan Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut (PPRG) di Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/1/2019).
Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan di lokasi ini akan dibangun 500 unit, dan sementara akan dibangun 100 unit dahulu. “Ini merupakan program pemerintah dengan subsidi uang muka dan subsidi dengan kisaran harga Rp135 juta dengan cicilan Rp800 ribu,” katnya.
Pembangunan perumahan ini, menurut Presiden, merupakan program pemerintah FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, red.) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dibantu dengan BTN (Bank Tabungan Negara, red.).
Karena itu, di dalam harga rumah tersebut ada subsidi uang muka Rp4 juta kemudian subsidi bunga, disubsidi 5%. Diharapkan nanti harga jual rumah itu berada pada kisaran angka Rp130 juta. Cicilannya setiap bulan kurang lebih Rp800 ribu. “Sangat murah!,” ujarnya.
Nantinya, lanjut Presiden, pembangunan rumah komunitas sebagaimana dilakukan di Garut, juga akan dilakukan di provinsi-provinsi lainnya untuk komunitas-komunitas yang berbeda.
Usai menyampaikan sambutan, Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jabar Ridwal Kamil melakukan peletakan batu pertama pembangunan Perumahan Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut.
Turut hadir dalam acara kali ini Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil. (*/Dang)
KUNINGAN – Memasuki musim penghujan, sejumlah warga di Kuningan, Jawa Barat, mulai terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD). Para pasien dirawat di sejumlah rumah sakit yang ada di Kuningan.
Di Rumah Sakit Elshifa, Kuningan, ini misalnya, belasan pasien DBD tengah menjalani perawatan. Para pasien yang terkena DBD awalnya mengalami panas dingin dan lemas di sertai bintik-bintik di tangan. Sejumlah pasien yang terjangkit demam berdarah harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
Rata-rata pasien yang dirawat di RS Elshifa Kuningan merupakan orang dewasa. Hingga kini jumlah pasien DBD yang dirawat intensif di RS Elshifa berjumlah 12 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah karena masih ada pasien yang memilik gejala yang sama namun masih menunggu hasil laboratorium.
Salah seorang pasien DBD, Jumati mengaku, awalnya dia mengalami meriang panas dingin serta lemas dan tanganya bintik-bintik.
“Saya langsung memeriksa ke puskesmas namun dianjurkan rujuk langsung ke rumah sakit. Setelah periksa darah baru ketahuan kalau saya kena demam berdarah,” ucapnya, Kamis (17/1/2019).
Warga diimbau agar selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhidar dari penyakit ini. Dengan hidup bersih, perkembangbiakan nyamuk penyebab penyakit ini bisa ditekan.
Selain itu, warga juga berharap pemerintah agar melakukan fogging di desa mereka untuk memberantas peredaran nyamuk.(*/Dang)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau korban bencana angin puting di posko kebencanaan desa Jelegong, Rancaekek Kabupaten Bandung, Senin (14/01/19).
Kedatangan Gubernur bersama Ketua TP PKK Prov. Jabar, Atalia Praratya, dan didampingi Wakil Bupati Bandung Gungun Gunawan, selain memberi dukungan moril juga menyerahkan bantuan logistik dan untuk renovasi rumah yang luluh lantah diterjang angin puting beliung hari Jumat lalu.
“Hari ini saya hadir memberi dukungan moril dan ikut bersimpati. Saya juga membawa simbolis bantuan sesuai kebutuhan dan tolong didistribusikan secara adil. Setelah itu kita ngebut memperbaiki rumah yang rusak,” kata Emil, sapaan akrab Gubernur.
Emil meminta Camat Rancaekek mendata kembali secara rinci rumah yang rusak parah, sedang dan ringan. Pihaknya akan merekonstruksi rumah rusak yang kebanyakan ada pada bagian atap.
“Bagi yang atap rumahnya rusak kami akan bantu dengan genteng nanti camat harus dihitung mana yang kerusakan atapnya parah sedang dan ringan, dananya akan disesuaikan dengan kebutuhan,” ujar Emil.
“Kita memang ada anggaran tak terduga seperti yang sudah dibantu di Kota Bogor dengan kejadian serupa,” lanjutnya.
BPBD Jabar mencatat angin puting beliung yang melanda kawasan Rancaekek terjadi di desa Bojongloa, desa Jelegong, desa Rancaekek Wetan dan desa Kecana. Dilaporkan sebanyak 738 rumah rusak dengan jumlah Kepala Keluarga 753. Korban keseluruhan mencapai 2567 jiwa, 1 luka berat yang kini masih dirawat di RSHS dan 7 orang sudah diperbolehkan pulang.
“Saya mengapresiasi BPBD Provinsi dan Kabupaten Bandung yang sudah responsif tanggap dan sigap,” ucap Emil.Emil mengungkapkan, masyarakat Jabar perlu mewaspadai bencana alam khususnya angin puting beliung yang sulit diprediksi kemunculannya. Biasanya angin puting beliung terjadi di dataran rendah seperti persawahan.
“Tanda-tandanya biasanya cuaca dan suhu yang berubah drastis, masyarakat harus waspada,” jelasnya.
Di Jawa Barat setiap tahun tak kurang dari 1500 kejadian bencana alam atau 100an kali perbulan dan artinya 3 kali dalam sehari.
“Kita ini hidup di alam yang indah tapi juga punya potensi kejadian alam, makanya kita hidup harus pakai ilmu,”pungkasnya.(*/Hend)
YOGYAKARTA – Gunung Merapi kembali mengeluarkan lava pijarnya pada Minggu (13/1) dini hari.
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tercatat dua kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi keluar menuju ke arah hulu Kali Gendol.
“Guguran lava pijar teramati dua kali ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimal 400 meter pada pukul 2.34 WIB,” kata Heru Suparwaka dari BPPTKG dalam pernyataan resmi, Minggu (13/1/2019).
Dia menjelasakan, pada 13 Januari 2019 mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, BPPTKG mengamati adanya asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis sedang setinggi 50 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi.
BPPTKG selama mengamati gunung api itu juga mencatat 20 kali gempa guguran dengan amplitudo 2,5 sampai 25 milimeter yang berlangsung selama 8,6 sampai 40,2 detik.
Sebelumnya, Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan guguran itu masih akan muncul selama masih ada pertumbuhan kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu.
“Selama kubah lava masih tumbuh, guguran masih akan terjadi,” kata Hanik.
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang dirilis BPPTKG per 11 Januari 2019, volume kubah lava mencapai 439.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan mencapai 3.400 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.(*/D Tom)
MUSI RAWAS – Wisata ditempat satu ini membawa kesan tersendiri dan membuat kenangan yang mendalam .Kebun Bunga Celosia yang terletak di Desa Ngadirejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan semakin terkenal setelah viral di media sosial.
Ribuan orang datang mengunjungi kebun bunga ini untuk menikmati keindahannya.
Menurut pemilik kebun, Mila, meski belum lama dibuka, tak kurang dari 1.000 orang telah berkunjung ke Kebun Bunga Celosia. Mereka bukan saja warga Musi Rawas tapi juga luar daerah seperti Bengkulu, Empat Lawang, Padang, hingga Palembang. Pengunjung membeludak ketika di hari libur.
Untuk masuk ke taman bunga yang mirip di Belanda ini, pengunjung dewasa hanya dikenakan tiket Rp10.000 dan anak-anak Rp5.000 per orang. Untuk Sementara, parkir kendaraan hanya Rp2.000.
Di kebun bunga Celosia ini pengunjung akan melihat hamparan bunga beraneka warga, sangat cocok untuk berfoto dan berselfie.
“Keinginan membuka salah satu objek wisata sudah menjadi keinginan sejak lama,” katanya, (12/1/2019).
Mila menuturkan, bunga Celosia didapatkan dari petani bunga di Yogyakarta. Setelah ditanam, pemeliharaan tanaman bunga dilakukan secara mandiri.
“Dengan adanya kebun bunga ini, saya bisa menyediakan sekaligus membuka objek wisata bunga di Kabupaten Musi Rawas dan mendapat penghasilan.
Harga masuk dan parkir, saya kira tidak menguras kantong pengunjung,”tandasnya.(*/Gint)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro