JAKARTA – Ayu Ting Ting yang sukses menjadi penyanyi kini mencoba mengembangkan karir sebagai pemandu acara. Pemilik nama lengkap Ayu Rosmalina ini pun berusaha profesioal dalam bekerja.
Menjadi seorang pemandu acara memang tidak mudah bagi Ayu Ting Ting. Namun, wanita kelahiran Depok 20 Juni 1992 itu terus belajar dan menyesuaikan diri.
“Kadang, teman-teman suka becanda. Saya anggap santai karena sudah kenal mereka,” kata Ayu kepada wartawan, di Jakarta.
Untuk mencairkan suasana, Ayu sesekali ikut bercanda pula. Ayu memang berusaha tidak memasukkan dalam hati setiap candaan yang dilontar para host lain.
“Saya juga suka membalas candaan mereka untuk membangun chemistry. Tapi kita tetap berteman baik,” pungkasnya.(*Rez)
JAKARTA – Lolita Agustine memang berbeda dari sekuruh host Dahsyat seperti Raffi Ahmad, Deni Cagur, atau Ayu Dewi yang mencoba dunia tarik suara. Lolita tidak berminat dengan dunia tarik suara.
Alasan Lolita tidak mau bernyanyi, karena merasa tidak memiliki kemampuan mengolah vokal yang baik. Sehingga, dia tidak tertarik menjadi penyanyi.
“Kalau nyanyi belum kepikiran, kalau melihat orang kayaknya keren tapi suara gue enggak bagus-bagus amat, enggak pede, habis suaranya begini,” kata Lolita kepada wartawan di Jakarta, Selasa (13/1).
Meski begitu, bukan berarti Lolita tanpa usaha. Dia mengaku pernah mencoba les vokal, namun tidak terlalu fokus, sehingga Lolita pun tidak melanjutkannya.
“Pernah les vokal, tapi enggak selesai soalnya aku enggak bagus, terus pengin ikut lagi enggak dibolehin,” pungkasnya.(*Ind)
JAKARTA – Penyanyi Vicky Shu mengaku bukanlah tipikal wanita yang mudah jatuh cinta. Beberapa kali digosipkan dekat dengan rekannya sesama selebritis, Vicky selalu membantah memiliki hubungan khusus dengan pria yang dikabarkan dekat dengannya.
Terlalu selektif dan hati-hati dalam memilih pasangan, juga menjadi alasan Vicky masih sendiri hingga sekarang.
“Mungkin karena gagal move on kali ya. Saya jadi susah jatuh cinta,” kata gadis kelahiran Cilacap, 8 Juli 1987 tersebut.
Hal inilah yang akhirnya membuat pelantun Mari Bercinta 2 ini enggan memasang target menikah dalam waktu dekat ini.
“Aku nggak punya resolusi (tahun 2015). Menikah juga nggak. Belum punya pacar, jadi nanti aja,” ujar Vicky, di Jakarta, kemarin.
Lama sendiri, vicky merasa dirinya sudah terlalu mandiri. Ia pun menginginkan sosok pria tegas sebagai pendamping hidupnya yang dapat membimbingnya.
“Saya suka (pria) yang pintar karena bisa membimbing. Lalu yang bertanggung-jawab pada pekerjaan dan keluarga. Bisa menempatkan diri juga. Dan ada galaknya juga karena saya nggak bisa diatur,” tandasnya. (*Ind)
JAKARTA – Mojang Bandung , Jawa Barat Fitri Melinda atau akrab dipanggil Imeymey namanya makin dikenal sebagai penyanyi dangdut setelah membawakan lagu “Cabe Cabean”.
Lagu tersebut menjadi hits dan dikenal hampir seluruh kalangan.
“Alhamdulillah ya, aku bersyukur lagu tersebut bisa melejit. Sama sekali tidak menyangka lagu tersebut langsung terkenal. Mungkin karena syairnya cukup memasyarakat. Jadi langsung saja mendapat respons yang bagus,” kata Imeymey saat ditemui di studio RCTI, Jakarta, kemarin ,(27/12).
Menurut Imeymey, awalnya dia tidak mengerti istilah “cabe-cabean”. Setelah mencari tahu dengan browsing ke internet, sempat kaget juga.
Ternyata artinya sangat negatif. Ada gambar-gambar juga. Itu merupakan pergaulan ABG yang liar.
“Terlepas dari arti yang sebenrnya, ternyata lagu ‘Cabe-cabean’ banyak diminati penggemar lagu dangdut. Setelah tiga bulan dirilis, langsung saja lagu itu jadi terkenal. Aku bukannya tidak terkena risiko.
Aku sempat juga dicap yang kurang baik, ” ucap perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat 4 April 1992 ini. (*Ind)
JAKARTA – Host WeChat Dahsyat RCTI, Maya Audita sejak kecil memendam cita-cita menjadi artis.
Jalan ke arah itu, sekarang mulai terbentang lebar. Walau masih dibilang sebagai artis pendatang baru, namun nama Maya Audita makin sering dibicarakan.
Maya mengaku, sejak kecil sudah sering ikut-ikutan ajang pemilihan model. Namun waktu itu belum serius, cuma merasa senang saja bisa tampil. Baru pada tahun 2012, Maya mulai serius mendalami dunia model.
Dia lolos audisi ajang pencarian bakat “MNC Talent Akademi”. Maya berhasil masuk 18 besar dan mendapatkan beasiswa.
“Dari ajang pencarian bakat itulah, aku makin percaya diri menekuni dunia model. Masuk tahun 2013 makin rajin mengikuti sejumlah casting untuk produk iklan.
Aku kemudian terpilih menjadi model untuk iklan produk makanan dan minuman. Terus berkembang ke dunia akting dengan membintangi FTV. Sekarang dapat kepercayaan sebagai host WeChat Dahsyat,” ujar Maya saat ditemui di studio Dahsyat RCTI, Jakarta.
Maya mengungkapkan, awalnya jadi host WeChat dapat kontrak hanya satu bulan. Ternyata kontrak yang dia peroleh malah diperpanjang. Tentu saja Maya bersyukur masih dipercayakan membawakan acara itu. “Ya sambil menunggu panggilan produser film, aku jalani job yang ada dulu.
Aku memang masih berkutat di dunia model dan akting saja. Tidak kepikiran ke bidang lain, misalnya menyanyi,” kata Maya.(*Ind)
“Akhir tahun ini rencananya mau tahun baruan di Bali sama keluarga.
Tetapi insya Allah ke Jogya dulu. Aku kangen, setahun ini belum ada liburan, aku seneng dapet liburan” katanya kepada wartawan, kemarin.
Pevita juga mengatakan, rencana untuk berlibur bersama keluarga pada akhir tahun memang sudah dipersiapkannya sejak lama.
“Setelah film tayang ada promo tetapi udah blok tanggal untuk liburan, aku kerja part time student tetapi juga buat keluarga,” tuturnya.
Bali dipilih jadi tempat berkumpul gadis kelahiran 6 Oktober 1992 itu karena memang keluarganya banyak yang menetap di sana.
“Jadi memang mamahku di Bali. Aku ada tempat juga di Bali, semacam itu. Ada tanah mau dibangun dan juga di Bali aku suka banget pantai,” tandasnya.(Fet)
Dengan surat ini saya ingin menyatakan sangat kecewa dengan pelayanan Telkom. Bermula pada tanggal 4 Desember 2013 jaringan telepon saya bermasalah, sehingga telepon dan internet (SPeedy) saya juga tidak bisa karena saling berhubungan. Dan sudah saya komplain sebanyak 5x kali karena setiap saya komplen jawabannya hanya “Mohon maaf, dan harap tunggu maximal 3×24 jam” . Pihak telkom selalu menjanjikan dalam 3×24 jam akan ada teknisi yang datang ke tempat saya.
Dan sampai sekarang (21 hari) tidak ada kabar, telepon saja untuk konfirmasi tidak ada. Disatu sisi saya sebagai orang dagang sangat memerlukan telepon dan internet, itu sangat merugikan saya. Bahkan kerabat saya ingin menginfokan meninggalnya saudara saya saja tidak bisa karena telepon rumah rusak. Bayangkan saja. Selama 21 hari masalah telepon saya tidak ditanggapi sama sekali. Menurut saya ini sangat kelewatan. Saya tidak tahu apakah pelayanan Telkom seperti itu dan anda semua merasakan seperti saya?
hansen pangestu
Ini adalah surat keempat yang kami tujukan kepada Bukopin Swamitra, karena sampai sekarang belum juga memenuhi kewajibannya mencairkan deposito kami. Perlu diketahui dari tiga bilyet yang harusnya jatuh tempo pada tanggal 23, 24 dan 26 September 2013 baru satu bilyet yang diangsur pembayarannya itupun belum ada setengah dari nominal bilyet tersebut.
Pada tanggal 29 Oktober 2013 pihak Bank Bukopin melalui bapak Mukdan Lubis selaku Kepala Divisi Pelayanan memberikan tanggapan yang mengatakan “permasalahan yang terjadi masih dalam proses penyelesaian”.
Hal serupa sebelumnya sudah pernah disampaikan oleh Manager Bukopin Mikro Semarang yang waktu itu menjanjikan mempercepat proses penjualan agunan kredit yang macet dengan jalan menempelkan daftar agunan yang dijual di kantor Bukopin Swamitra Karang Ayu Semarang. Tapi ternyata ketika kami ke sana tidak ada daftar penjualan agunan tersebut. Bahkan ketika pengelola swamitranya kami tanya juga tidak ada yang tahu mengenai informasi tersebut.
Kami merasa sangat dirugikan dengan tindakan manajemen Bukopin Swamitra yang sangat tidak profesional dan tidak bertanggung jawab seperti ini, sebetulnya upaya mencari dana agar mempunyai likuiditas adalah urusan dan kewajiban Bukopin Swamitra sendiri. Dan sudah kewajibannya mencairkan dana deposito kami pada saat jatuh tempo. Tapi sudah hampir tiga bulan hak kami ini diabaikan oleh pihak Bukopin Swamitra.
Permasalahan ini pada tanggal 21 Oktober 2013 sudah kami sampaikan ke Kementerian Koperasi dan UKM, karena koperasi yang “sakit” seperti ini seharusnya sudah masuk dalam pengawasan. Dan atas arahan Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada tanggal 11 November 2013 permasalahan ini kami laporkan juga ke Bank Indonesia selaku pengawas perbankan.
Namun sudah lebih dari satu bulan ini sepertinya belum ada teguran/tindakan dari BI terhadap bank yang telah merugikan konsumennya ini. Padahal tugas dan wewenang BI menangani pengawasan perbankan akan berakhir tanggal 31 Desember 2013 ini.
Dengan ini kami berharap ada penjelasan dan tindakan tegas dari pihak-pihak terkait terhadap permasalahan ini, sehingga kami segera mendapatkan hak kami kembali.
Herry Widodo
PEMERINTAHAN dibentuk sejatinya semata-mata untuk melayani masyarakatnya. Karena itu, ia semestinya selalu hadir dan menampilkan diri sebagai pelayan bagi masyarakat, tak peduli seberapa besar jumlah dan beragamnya kepentingan mereka.
Pemerintah tidak boleh mengeluh, apalagi kemudian mengurangi kadar pelayanan itu dengan dalih keterbatasan dan ketidakmampuan. Pemerintah juga tak diperkenankan mempersulit masyarakat mendapatkan pelayanan, terlebih dengan alasan birokrasi yang tak berjalan sesuai visi.
Namun, teramat sayang, hingga hari ini konsep ideal sebuah pemerintah dan birokrasi itu belum juga mampu diterapkan secara optimal oleh penyelenggara negera ini. Mereka, para pejabat dan aparat pemerintahan, malah kerap berlaku sebaliknya.
Mereka lebih asyik menjadi pelayan diri sendiri ketimbang melayani masyarakat. Lebih celaka lagi, para pelayan birokrasi tersebut sering kali justru lebih tekun melayani keperluan penguasa dengan mengabaikan tugas suci mereka memprioritaskan kepentingan publik yang lebih luas.
Hasil survei dari sejumlah lembaga survei internasional dan kalangan organisasi nonpemerintah (NGO) yang dilansir lembaga Ombudsman, Rabu (11/12), menjadi bukti melencengnya sebagian fungsi pemerintah di Republik ini. Survei itu rata-rata menempatkan Indonesia di posisi bawah dalam hal pelayanan publik.
Tentu sangat menyedihkan karena level pelayanan publik di Indonesia ternyata dinilai jelek, bahkan teramat jelek oleh pihak luar. Menurut survei tersebut, Indonesia hanya ada di urutan ke-121 dari 125 negara. Ada juga lembaga yang menempatkan Indonesia di urutan ke-117 dari 120 negara. Ketidakberesan pemerintah mengelola pelayanan publik sebetulnya telah terjadi sejak sebelum era reformasi.
Karena itulah, ketika reformasi bergulir dan pemerintah kerap dengan lantang menggelorakan reformasi birokrasi, kita sangat berharap akan ada perubahan positif dalam pendekatan mereka melayani publik.
Namun, faktanya nihil. Indeks pelayanan publik masih saja berkutat di level bawah meskipun sejak 2009 negara ini sudah punya Undang-Undang Pelayanan Publik. Masyarakat tetap saja merasa hak dan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan belum terlayani dengan baik walaupun gaji para birokrat terus naik setiap tahun.
Dari satu sisi, tidak salah jika pemerintah selalu mengukur keberhasilan mereka dari angka pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat pengganguran, dan angka kemiskinan. Indikator-indikator itu tentu perlu dikejar demi mewujudkan hasil akhir berupa masyarakat yang sejahtera.
Akan tetapi, di sisi yang lain, pemerintah jelas tak boleh melupakan pelayanan publik. Apalah artinya pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi masih banyak masyarakat yang tak mampu mengakses pendidikan. Apa gunanya angka kemiskinan digembar-gemborkan turun, tetapi separuh lebih penduduk Indonesia tak punya jaminan kesehatan.
Pada poin itulah sesungguhnya pemerintah harus berubah dan terus berbenah. Semua keberhasilan dari indikator mana pun semestinya bermuara pada peningkatan pelayanan terhadap publik karena, sekali lagi, pemerintah ada semata-mata untuk melayani masyarakatnya.******
JAKARTA – Perjalanan karir itu yang diutamakan walau Nikita Willy nampaknya cukup serius menjalani hubungan dengan pesepakbola Diego Michiels.
Namun begitu, Niki, sapaan akrab Nikita Willy, belum memikirkan kapan akan mengakhiri petualangan cintanya ke pelaminan.
Baginya, masih banyak yang harus dikerjakan dan diraih dalam karir dan kehidupannya, terlebih usianya masih cukup belia.
hal ini membuat dara cantik masih jauh untuk menuju kepelaminan dan nikah muda .(Ind)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro