SURABAYA – Banyaknya yang menjadi korban yang terjadi dengan para medis membuat semua pihak menjadi perihatin .
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur Sutrisno menyatakan IDI masih mengonfirmasi data adanya 12 dokter terpapar Covid-19 saat menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo.
Sutrisno mengaku memang mendengar informasi tersebut, tetapi belum mendapatkan informasi yang valid dari pihak yang bersangkutan.
Namun, menurut dia, terlepas benar atau tidaknya kabar tersebut, IDI Jatim meminta semua pihak, terutama rumah sakit, untuk memperhatikan keselamatan tenaga kesehatan, baik itu dokter, perawat, bidan, maupun tenaga administrasi.
“Bukan hanya RSUD dr Soetomo saja, tapi seluruh rumah sakit di Jatim. Dokter, perawat, bidan, dan tenaga pendukung yang lain keselamatannya harus menjadi hal yang utama,” kata Sutrisno saat dikonfirmasi, Selasa (23/6).
Pihak rumah sakit harus memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri (APD). RS pun mesti memperhatikan pengaturan jam serta sistem kerja, apalagi bagi mereka yang rentan dan mempunyai penyakit penyerta.
“Suplemen, vitamin, makana,n dan yang membuat daya tahan tubuhnya lebih baik seharusnya juga mendapat perhatian dan penganggaran tersendiri dari rumah sakit dan pemerintah,” kata dia.
Sutrisno menyebutkan, saat ini semua rumah sakit rujukan Covid-19 sedang overload atau kelebihan kapasitas. Kasus seperti ini, menurut dia, bukan hanya terjadi di Jawa Timur, melainkan di seluruh Indonesia. “Walaupun di Jawa Timur ada 385 rumah sakit, tidak sembarang rumah sakit mampu merawat Covid-19 sehingga aliran pasien Covid-19 ditunjukkan kepada rumah sakit rujukan,” ujarnya.
Fenomena tersebut, menurut dia, secara otomatis membuat beban tenaga kesehatan berlipat-lipat lebih berat. Karena itulah, hal tersebut menjadi salah satu faktor petugas di rumah sakit rujukan rawan tertular Covid-19.
Sebelumnya, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, Surabaya, dr Joni Wahyuhadi, mengemukakan, ada 12 dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga (Unair) yang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19. Dua dokter menjalani perawatan intensif.
“Ke-10 dokter PPDS di antaranya memiliki gejala ringan dan sedang, sedangkan dua dokter lainnya dalam kondisi berat sehingga perlu menjalani perawatan intensif oleh RSUD Dr Soetomo,” ujarnya di Surabaya, Ahad (21/6).(*/Gio)
JAKARTA – Berhubung belum tercover olek kementerian keuangan disiniu ada selah untuk bisnis baru yaitu rapid test .
Pemerintah telah menggalakkan rapid test masal untuk melakukan deteksi awal terhadap masyarakat yang memiliki gejala virus Corona (Covid-19). Nah ternyata, rapid test ini tidak semuanya tercover anggaran pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan.
Pasalnya, anggaran yang diberikan pemerintah hanya kepada rumah sakit yang ditunjuk resmi dalam menangangani dan menjalankan rapid test massal.
Hal itu telah dilakukan oleh beberapa rumah sakit swasta yang menghadirkan tes rapid massal.
“Jadi ini bisa menjadi bisnis baru untuk para pedagang rapid test, karena akan meningkatkan permintaan alat rapid test,” ujar Ketua Gabunga Perusahaan Farmasi Vincent Harjanto saat dihubungi media di Jakarta, Senin (22/6/2020).
Dia pun melanjutkan, produsen rapid test di luar negeri juga sudah banyak sekali. Hal ini tentu akan semakin memurahkan pembelian produk alat rapid test.
“Karena banyak jadi harga produk impornya sekitar USD3-4 (atau di bawah Rp60 ribu, kurs Rp14.000),” katanya.
Melihat harga impor rapid test itu, sangat berbanding terbalik dengan harga yang harus dibayarkan masyarakat ketika melakukan tes cepat deteksi Corona ini. Harga tes rapidnya berkisaran ratusan ribu.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan, pemerintah telah menganggarkan dana Rp695,2 triliun. Dari total anggaran itu, sebesar Rp87,55 triliun untuk anggaran kesehatan. Anggaran tersebut sudah masuk mengenai rapid test massal.
“Kebutuhan anggaran tersebut sudah termasuk untuk peralatan kesehatan, test rapid, laboratorium, penanganan pasien, dan insentif tenaga medis, dan lainnya,” Kata Askolani, Senin (22/6/2020).
Sayangnya, ketika ditanya soal besaran anggaran untuk rapid test, Askolani tak bisa membeberkan.”Detilnya bisa ditanyakan ke Kementerian Kesehatan,” pungkasnya.(*/Tya)
JAKARTA – Menuju new normal baru masih banyak warga tidak menerapkan protokol kesehatan dan ini sangat mempengaruhi peneybaran covid-19 ditengah masyarakat .
Jumlah pasien terkait virus corona atau Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat bertambah sebanyak 12 orang.
Sehingga, saat ini tercatat ada 656 yang menjalani perawatan.
“Pasien rawat inap bertambah 12 orang, semula 644 menjadi 656,” kata Perwira Penerangan Kogabwilhan-I Kolonel Marinir Aris Mudian, dalam keterangannya, Jakarta, Senin (22/6/2020).
Sementara itu, untuk pasien rawat inap yang dinyatakan positif terjangkit virus SARS-CoV-2 dalam tes Swab, saat ini ada 637 orang. Angka itu bertambah sebanyak sembilan orang dibanding jumlah sebelumnya.
Sementara, pasien positif Covid-19 yang didapatkan dari hasil Rapid Test ada 17 orang. Untuk, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini berjumlah dua orang. Dan Orang Dalam Pengawasan (ODP) nihil.
Sejak difungsikan sebagai rumah sakit darurat, Wisma Atlet telah tercatat menangani pasien sebanyak 4.848. “Pasien keluar 3.225, dengan rincian, pasien rujuk ke RS lain 138, pasien sembuh 3.084, dan meninggal 3 orang,” ucapnya.
Disisi lain, Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, Kepulauan Riau, saat ini tercatat merawat 63 orang. Dari jumlah itu, 46 diantaranya dinyatakan positif virus corona. “PDP 11 orang dan ODP 6 orang,” tukasnya.(*/Tya)
JAKARTA – Pandemi corona virus belum juga melandai malah yang terjadi tren kenaikan dan penambahan baru hal ini juga menuju new normal .
Jumlah pasien positif Covid-19 atau virus corona di Indonesia terus meningkat. Hari ini pasien positif bertambah 1.226. Totalnya, per hari ini, Sabtu 20 Juni 2020 hingga pukul 12.00 WIB, orang dinyatakan positif corona menjadi 45.029.
“Kasus positif kita dapatkan penambahan kasus baru berdasarkan konfirm PCR Covid-19 bertambah 1.226 dan total jumlah positif menjadi 45.029,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Dr. Achmad Yurianto dalam konferensi pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta.
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh menjadi 17.883 orang, setelah mengalami penambahan sebanyak 534 orang. Untuk pasien yang meninggal dunia juga bertambah sebanyak 56 orang, sehingga totalnya menjadi 2.429 orang.
Pemerintah pun terus mengimbau masyarakat untuk menekan penyebaran kasus Covid-19, dengan tetap berada di rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain dan memakai masker.
Hingga saat ini, pemerintah terus bekerja untuk memerangi Covid-19. Di antaranya dengan menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional nonalam.
Sejumlah daerah mulai melonggarkan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB), salah satunya DKI Jakarta. Saat ini, Jakarta memasuki babak baru penanganan Covid-19. PSBB yang semula ketat mulai dilonggarkan.
Sejumlah sektor yang semula ditutup mulai dibuka kembali. Sejumlah aktivitas yang semula dilarang juga mulai diperbolehkan. Syaratnya, protokol pencegahan penyebaran Covid-19 tetap harus dijalankan. PSBB saat ini menjadi masa transisi menuju kenormalan baru (new normal), transisi menuju masyarakat yang sehat, aman, dan produktif.(*/Tya)
JAKARTA – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani mengatakan, bahwa terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 140 kasus di wilayah DKI Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Sehingga, lanjut Dwi, jumlah kumulatif kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 9.525 kasus. Dari jumlah tersebut, 4.682 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 599 orang meninggal dunia.
“Sampai dengan hari ini kami laporkan, 1.382 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.682 orang melakukan self isolation di rumah,” kata Dwi kepada wartawan.
Ia menambahkan, untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 22.798 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 14.491 orang.
Ia menjelaskan, bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19, berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSUD Duren Sawit sejak 9 April 2020. Kemudian juga membangun jejaring dengan 41 laboratorium pemeriksa Covid-19.
“Secara kumulatif, pemeriksaan PCR sampai dengan 18 Juni 2020, sebanyak 234.909 sampel. Pada 18 Juni 2020, dilakukan tes PCR pada 4.069 orang, 3.195 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 140 positif dan 3.055 negatif,” ujarnya.
Kemudian secara kumulatif, Testing Rate untuk pemeriksaan PCR di Jakarta adalah 10.587 test per 1 juta penduduk. Dalam periode 1 minggu terakhir yaitu 1.863 tes per 1 juta penduduk, lebih dari target WHO 1.000 tes per 1 juta penduduk.
Total sebanyak 188.443 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 6.843 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 181.600 orang dinyatakan non-reaktif.
“Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah,” tutur dia.
Tak lupa Dwi mengimbau kepada masyarakat agar pada masa PSBB transisi ini untuk tetap waspada terhadap virus corona ini.(*/Ta)
JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, saat ini ada 36.698 Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait virus corona atau Covid-19.
“Kami melakukan pemantauan terhadap orang dalam pemantauan ada 36.698,” kata Yuri dalam jumpa pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020).
Sementara, kata Yuri, untuk pasien dalam pengawasan (PDP) sampai hari ini setidaknya ada 17.923 orang. “Pasien dalam pengawasan sebanyak 17.923 orang,” ujar Yuri.
Ia menyebut bahwa dampak dari penyebaran Covid-19 sudah terjadi di 34 provinsi serta 435 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
“435 kabupaten/kota sudah terdampak (Covid-19) di 34 provinsi,” jelas Yuri.
Diketahui berdasarkan terbaru yang diumumkan Gugus Tugas percepatan Covid-19, pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 1.331 orang per hari ini sehingga totalnya menjadi 42.762 orang.
Sementara jumlah pasien sembuh mengalami penambahan sebanyak 555 orang, sehingga totalnya menjadi 16.798 orang. Sementara untuk pasien meninggal dunia juga bertambah sebanyak 63 orang, sehingga totalnya menjadi 2.339 orang.(*/Tya)
JAKARTA – Jumlah pasien berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) terkait virus corona, atau Covid-19 saat ini berjumlah 36.744.
Sementara itu, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini ada 13.649 orang.
“Jumlah pasien terbaru hari ini hingga pukul 12.00 WIB, PDP 13.649 dan ODP 36.744,” kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam jumpa pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (15/6/2020).
Hingga saat ini, kasus positif penyebaran virus corona sudah terjadi di 34 provinsi dan 431 kabupaten/kota.
Dari data terbaru yang diumumkan, pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 1.017 orang per hari ini. Sehingga totalnya menjadi 39.294.
Sementara jumlah pasien sembuh mengalami penambahan sebanyak 592 orang, sehingga totalnya menjadi 15.123 orang. Untuk pasien meninggal dunia juga bertambah sebanyak 64 orang, sehingga totalnya menjadi 2.198 orang.(*/Tya)
JAKARTA – Jumlah pasien positif Covid-19 atau virus corona di Indonesia terus meningkat. Hari ini pasien positif bertambah 979. Totalnya, per hari ini, Kamis 11 Juni 2020 hingga pukul 12.00 WIB, orang dinyatakan positif corona menjadi 35.295.
“Kasus positif kita dapatkan penambahan kasus baru berdasarkan konfirm PCR Covid-19 bertambah 979 dan total jumlah positif menjadi 35.295,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta.
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh menjadi 12.636 orang, setelah mengalami penambahan sebanyak 507 orang. Untuk pasien yang meninggal dunia juga bertambah sebanyak 41 orang, sehingga totalnya menjadi 2.000 orang.
Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk menekan penyebaran kasus Covid-19, dengan tetap berada di rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain dan memakai masker.
Hingga saat ini, pemerintah terus bekerja untuk memerangi Covid-19. Di antaranya dengan menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional nonalam.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan ada 147 kasus baru positif Covid-19 di Ibu Kota per hari ini, Selasa (10/6). Dengan demikian, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Jakarta sebanyak 8.423 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan dari jumlah tersebut, 3.517 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 551 orang meninggal dunia. “1.426 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.929 orang melakukan self isolation di rumah,” ujarnya, Rabu (10/6).
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 17.746 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 12.406 orang. Pada hari Selasa, 9 Juni 2020, dilaporkan penambahan kasus konfirmasi Covid-19 yang cukup tinggi di DKI Jakarta sebanyak 234 kasus.
Peningkatan penambahan kasus ini terdiri dari laporan kasus baru baik dari laporan rumah sakit dan hasil active case finding Puskesmas, ditambah akumulasi kasus yang baru dilaporkan oleh RS, dengan rincian sebagai berikut; 84 kasus dilaporkan oleh delapan rumah sakit di Jakarta. Kemudian, 110 kasus dilaporkan oleh 20 Puskesmas di Jakarta sebagai bagian dari peningkatan active case finding pada sasaran dan wilayah yang berisiko seperti pasar, tempat-tempat umum, RW Wilayah Pengendalian Ketat (WPK) / RW Rawan.
Active case finding Puskesmas dilakukan berdasarkan Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan No. 94/SE/2020 tentang active case finding Covid-19 tanggal 4 Juni 2020. Dua rumah sakit, yang terdiri dari RS Vertikal dan RS BUMN, baru melaporkan data akumulasi kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 40 kasus.
Widyastuti menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19, berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSUD Duren Sawit sejak 9 April 2020 dan membangun jejaring dengan 41 laboratorium pemeriksa Covid-19. Secara kumulatif, pemeriksaan PCR telah dilakukan di DKI Jakarta, sampai dengan 9 Juni 2020 sebanyak 183.889 sampel.
Total sebanyak 171.093 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 6.265 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 164.828 orang dinyatakan non-reaktif.
“Bagi masyarakat, kami imbau untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak antarorang minimal 1,5 hingga 2 meter,” imbaunya.
Pemprov DKI Jakarta masih membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi Covid-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB. Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai.
Terhitung sejak 24 April 2020 hingga 9 Juni 2020 pukul 14.00, Pokja KSBB telah mengumpulkan komitmen dari para donatur sebanyak 408.023 Paket Sembako untuk warga-warga yang rentan secara ekonomi di tingkat RW. Informasi lengkap seputar KSBB dapat melalui situs corona.jakarta.go.id/ksbb.(*/Tya)
JAKARTA – Kasus positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia akumulasi dari 8 hingga 9 Juni 2020 pukul 12.00 WIB mengalami penambahan cukup besar yakni, sebanyak 1.043 pasien positif. Sehingga jumlah positif corona sebanyak 33.076 orang, sembuh 11.414 orang dan 1.923 meninggal dunia.
“Jumlah konfirmasi Covid-19 positif 1.043 sehingga total menjadi 33.076 orang,” ungkap Juru Bicara Pemerintah Penanganan virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Selasa, (9/6/2020).
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 429.161 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) maupun Tes Cepat Molekuler di Laboratorium jejaring. “Kita telah melakukan pemeriksaan spesimens sebanyak 16.181.
Sehingga kemudian total pemeriksaan spesimen yang telah kita periksa adalah 429.161 spesimen,” jelas Yuri.
Yuri mengatakan, saat ini pasien yang sembuh bertambah 510 orang sehingga akumulasinya menjadi 11.414 orang. ”Sementara itu, Kasus meninggal bertambah 40 orang sehingga akumulasinya menjadi 1.923 orang,” tambah Yuri.
Saat ini, kata Yuri kasus positif tersebar di 422 kabupaten/kota seluruh Provinsi di Tanah Air. Selain itu, kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 38.394 orang. Sementara itu, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 14.108 orang.(*/Joh)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro