JAKARTA – Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan, mayoritas orang positif terinfeksi virus corona di Indonesia memiliki gejala awal berupa batuk.
“Jadi kalau kita lihat dari gejala positif yang ada ternyata gejala yang paling sering muncul itu adalah batuk. Jadi paling mudah kita lihat dari batuk dan terlihat persentasinya batuk paling tinggi,” kata Wiku saat diskusi di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (9/5/2020).
Dijelaskan Wiku, kesimpulan banyaknya penderita Covid-19 diawali dengan gejala batuk merujuk data yang dikumpulkan Gugus Tugas dari seluruh rumah sakit, puskesmas, hingga Dinas Kesehatan di daerah-daerah.
“Jadi Covid-19 itu bisa kita lihat gerakannya dari refleksi, dari data yang ada. Di mana, pertama kita bisa lihat dari data yang ada, kita lihat dari gejala positifnya,” ujarnya.
Data-data yang dikumpulkan tersebut, kata Wiku, digunakan sebagai bahan untuk menganalisis dalam perang melawan Covid-19, sehingga masyarakat bisa mengetahui dan mengantisipasi Covid-19 secara mandiri.
“Dengan pengumpulan data yang lebih lengkap dari seluruh daerah, dari dinkes, rumah sakit, puskesmas, kalau kita kumpulkan, kita bisa melihat bagaimana sebenernya yang terjadi di Indonesia. Karena data yang ada ini adalah navigasi buat kita bersama, sehingga kita bisa lihat pergerakan lawan kita,”tandasnya.(*/Ag)
JAKARTA – Jumlah kasus positif Covid 19 di wilayah DKI Jakarta per tanggal 8 Mei tercatat sebanyak 4.901 orang. Ada penambahan kasus baru Covid 19 sebanyak 126 orang dibandingkan hari sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, selain itu juga ada penambahan pasien sembuh sehingga jumlah total adalah 763 orang atau 15,5 persen dari total kasus positif Covid 19.
Sedangkan jumlah meninggal dunia hingga hari Jumat mencapai 431 orang atau sekitar 8,7 persen dari jumlah kasus positif.
“Dari pasien positif itu, 2.281 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan, 1.426 orang melakukan isolasi mandiri di rumah,” katanya Jumat (8/5).
Gugus tugas juga mencatat di Jakarta, untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 1.676 orang. Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 7.733 orang dimana 7.491 sudah selesai dipantau dan 242 masih dipantau.
Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 6.331 orang, terdiri dari 5.266 sudah pulang dari perawatan dan 1.065 masih dirawat.
Widyastuti menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta masih terus melakukan rapid test di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP). Total sebanyak 83.192 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid 19 sebesar empat persen, dengan rincian 3.176 orang dinyatakan reaktif Covid 19 dan 80.016 orang dinyatakan negatif.
Secara kumulatif, pemeriksaan PCR yang telah dilakukan di DKI Jakarta sampai dengan 7 Mei 2020 sebanyak 76.342 sampel. Sedangkan, tes PCR pada 7 Mei 2020 dilakukan pada 2.311 orang. “Sebanyak 926 tes dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru dengan hasil 126 positif dan 800 negatif,” kata Widyastuti.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga telah memberikan layanan kesehatan jiwa terhadap masyarakat yang terdampak Covid 19. Masyarakat dapat berkonsultasi secara daring melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id.
Pemprov DKI Jakarta juga, kata Widyastuti, turut mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkolaborasi menangani pandemik Covid 19. Ia mengatakan terdapat total 140 kolaborator dari berbagai unsur yang telah berpartisipasi melalui Sekretariat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid 19 Provinsi DKI Jakarta.
“Bagi masyarakat yang ingin berkolaborasi, dukungan berupa Alat Pelindung Diri, masker, sarung tangan, dan disinfektan, dapat langsung disampaikan ke Sekretariat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid 19 Provinsi DKI Jakarta, Balai Kota, Blok G Lantai 2 atau melalui kanal jdcn.jakarta.go.id,” ucap Widyastuti.
Pemprov DKI Jakarta juga membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemik Covid 19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB di bulan Ramadan ini. Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai. Pemberian bantuan melalui situs corona.jakarta.go.id/ksbb.
Sejak 24 April 2020 hingga 7 Mei 2020 pukul 12.00, Pokja KSBB telah mengumpulkan komitmen untuk 141.453 Paket Sembako, 46.827 Paket Makan Siap Saji, dan 16.498 Paket Lebaran untuk warga-warga yang rentan secara ekonomi di tingkat RW. Berdasarkan kompilasi data komitmen yang masuk disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing RW, maka data keterpenuhan kebutuhan RW, pada minggu ke-2 Ramadan per 7 Mei, terdapat 61 RW yang telah terpenuhi kebutuhannya dari total 152 RW terdampak.
Pokja KSBB juga telah menerima komitmen bantuan dari berbagai kalangan, yang saat ini terdapat 26 donatur perusahaan/kelompok dan 2 donatur perseorangan. Dalam hal ini, Pemprov DKI Jakarta bermitra dengan penyalur bantuan resmi, yaitu Palang Merah DKI Jakarta, Baznas Bazis DKI Jakarta, Yayasan Rumah Zakat, Aksi Cepat Tanggap, Dompet Dhuafa, dan Human Initiative.(*/Tub)
JAKARTA – Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia dari 5 hingga 6 Mei 2020 pukul 12.00 WIB mengalami penambahan sebanyak 367 pasien positif. Hingga kini jumlah positif corona sebanyak 12.438 orang, sembuh 2.317 orang dan 895 meninggal dunia.
“Kasus konfirmasi positif bertambah 367 orang sehingga total kasus menjadi 12.438 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta (6/5/2020).
Yuri mengatakan, kasus sembuh bertambah 120 orang sehingga akumulasinya menjadi 2.317 orang. “Kasus konfirmasi positif COVID-19 yang sembuh bertambah 120 orang sehingga menjadi 2.317 orang,” jelasnya.
Sementara itu, kasus meninggal bertambah 23 orang sehingga akumulasinya menjadi 895 orang. “Kasus yang meninggal bertambah 23 orang sehingga menjadi 895 orang pasien,” tambahnya.
Saat ini kasus positif tersebar di 350 kabupaten/kota seluruh provinsi di Tanah Air. Yuri juga menjelaskan hingga saat ini jumlah spesimen yang telah diperiksa dengan menggunakan metode Real Time PCR adalah 128.383 spesimen dari 92.976 orang. “Jumlah spesimen yang kita periksa Sampai dengan saat ini sebanyak 128.383 spesimen ini berasal dari 92.976 orang,” jelasnya.
Selain itu, kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini sebanyak 240.726 orang. Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 26.932 orang.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah berharap pandemi virus Corona yang melanda Tanah Air akan berakhir pada Agustus mendatang. Pada
bulan tersebut,Indonesia diharapkan sudah terbebas dari Covid-19 dan kembali kepada kehidupan normal.
Menurut Juru Bicara Pemerintah Bidang Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, kunci pencegahan Corona adalah disipilin
dengan berdiam diri di rumah, jaga jarak fisik dengan orang lain, memakai masker jika harus ke luar rumah dan rajin cuci
tangan.
“Kalau kita menginginkan pada bulan Juni, Juli kasus ini bisa kita kendalikan. Kasus ini sudah mulai bisa dikendalikan
dan kehidupan kita sudah mulai menjadi lebih baik lagi, pembatasan-pembatasan sudah bisa dikurangi,” kata Yuri di Media
Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa
(5/5/2020).
Komitmennya, kata Yuri, ada pada diri masing-masing, peraturan sudah banyak, kebijakan yang dibuat sudah cukup banyak,
jejaring pengaman sosial sudah dilakukan.
“Oleh karena itu, kita berharap bahwa di bulan Agustus kita sudah bisa menjalani kehidupan menjadi lebih baik lagi. Sudah
bisa jadi kondisi normal, dalam artian kita bisa memiliki kehidupan berdisiplin, disiplin mencuci tangan misalnya, atau
perilaku hidup bersih dan sehat.
Dengan cara ini lah kita bisa menyelamatkan diri kita, keluarga, dan orang lain,” tambah Yuri.
Hingga hari ini, jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh mencapai 2.197 orang. Jumlah itu bertambah 243 orang
dibandingkan hari kemarin.
Pasien sembuh terbanyak ada di DKI Jakarta 704 orang, Sulawesi Selatan 228 orang, Jawa Timur 180 orang, Jawa Barat 167
orang, dan Bali 160 orang.
Di samping itu jumlah pasien konfirmasi positif Covid-19 per hari ini bertambah 282 sehingga total 12.071. Pasien
meninggal bertambah delapan orang total 872. Spesimen yang telah diperiksa sebanyak 121.547 spesimen dari 88.924 orang.
Tim Gugus Tugas di seluruh wilayah Indonesia berhasil mendata jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 239.226 orang.
Hampir 200 ribu ODP sudah selesai dipantau dan dinyatakan sehat. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai
26.408 orang.
“Kita harus betul-betul memperjuangkan jangan sampai kita tertular, jangan sampai orang lain tertular. Karena itu
kuncinya bagaimana jangan ada penularan. Ini bisa dilakukan, kita bisa gotong royong bersatu memutus rantai
penularan,”jelasnya.(*/Ta)
JAKARTA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta menyampaikan perkembangan kasus penularan virus corona, per 4 Mei 2020.
Terdapat penambahan 55 kasus baru virus corona, bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, sebanyak 650 orang dinyatakan telah sembuh, dari total 4.472 orang kasus positif.
Sedangkan jumlah pasien meninggal sebanyak 412 orang.
“2.080 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.330 orang melakukan isolasi di rumah. Dan sebanyak 1.770 orang menunggu hasil laboratorium,” kata Widyastuti dalam keterangan tertulis, Senin (4/5/2020).
Ia menambahkan, pihaknya juga mencatat ada orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 7.446 orang dan 225 masih dipantau. Sementara, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 6.213 dan 1.015 masih menjalani perawatan.
Pihaknya juga memberikan layanan kesehatan jiwa terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id,” ungkapnya.(*/Tya)
JAKARTA – Sebanyak 3.044 warga DKI Jakarta dinyatakan positif virus corona (Covid-19), setelah Pemprov DKI Jakarta melakukan pendeteksi dini, atau rapid test Covid-19 di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani menyatakan sebanyak 79.680 orang telah menjalani rapid test dan dan 76.636 warga dinyatakan negatif Covid-19.
“Positif Covid-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 3.044 orang dinyatakan positif,” kata Fifi dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/5/2020).
Ia menyebut terhadap orang yang dinyatakan positif akan menjalani pemeriksaan sampel lendir dengan metode swab, yang diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Dan tentu sebagaimana yang saya juga pernah sampaikan berulang kali di kesempatan ini, terhadap mereka yang dinyatakan positif dari hasil rapid test akan dilaksanakan tes dengan menggunakan swab PCR,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per 2 Mei 2020.
Tercatat sebanyak 4.355 orang positif virus corona, 562 orang dinyatakan telah sembuh dan 400 orang meninggal dunia.(*/Tub)
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan masih sangat tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor alat-alat kesehatan (alkes).
Kepala Negara menyebutkan, 95% alat kesehatan yang ada di Indonesia saat ini merupakan barang impor dan belum bisa diproduksi di dalam negeri.
“Sektor kesehatan, industri farmasi, saat ini masih (tergantung) impor, 95% masih impor. Alat-alat kesehatan yang bisa kita produksi sendiri, dan apa saja yang kita beli dari negara lain sekarang keliatan semua,” kata Jokowi di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Namun demikian, Presiden mengatakan bahwa saat ini fokus pemerintah adalah menyiapkan langkah-langkah mitigasi terhadap pandemi Covid-19, baik mitigasi dampak kesehatan maupun ekonomi.
“Kita sedang siapkan langkah-langkah pemulihan jika penyebaran Covid-19 ini sudah bisa kita kendalikan,” tegasnya.
Terlepas dari itu, Jokowi menegaskan bahwa upaya yang dikerjakan tahun ini akan menjadi fondasi bagi perbaikan di tahun-tahun yang akan datang.
Saat ini, kata dia, tengah dilakukan penyesuaian-penyesuaian target pembangunan, realokasi dan refocusing belanja secara besar-besaran dalam menghadapi pandemi corona. “Karena itu perencana tahun 2021 harus betul-betul aktif dengan perkembangan situasi saat ini,” tukasnya.(*/Tya)
INDRAMAYU – Sebanyak dua orang warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dinyatakan positif terpapar virus corona (Covid-19). Hal tersebut diumumkan langsung oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu pada Selasa (28/4/2020).
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, berdasarkan hasil tes swab yang diterima pihaknya dari Labkesda Provinsi Jawa Barat, dua orang warga Kabupaten Indramayu itu telah terkonfirmasi positif Covid-19.
Deden menyebut, salah satu warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan seorang perawat di RSUD Indramayu berinisial SA. Dia sudah merasakan demam atau meriang sejak seminggu yang lalu. Namun SA tidak menunjukkan gejala-gejala fisik lainnya.
Saat ini, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu tengah melakukan pemeriksaan swab terhadap keluarga, dan orang-orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan perawat tersebut.
“Yang bersangkutan adalah perawat di UGD RSUD Indramayu. Mulai malam tadi, dia sudah berada di ruang isolasi RSUD Indramayu dengan kondisi baik,” kata Deden dalam keterangan yang diterima Okezone.
Deden melanjutkan, orang kedua yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 adalah seorang pasien dalam pengawasan (PDP) berinisial T. T sendiri sempat dirawat di RSUD Pantura MA Sentot Patrol sejak tanggal 19 April 2020. Namun, T kemudian meninggal dunia dan dimakamkan sesuai SOP Covid-19.
Diungkapkannya, dari hasil penelusuran didapatkan bahwa T memiliki riwayat kontak langsung dengan anak dan menantunya yang pulang dari Jakarta. Sebelumnya saat pertamakali dirawat, T dalam kondisi penurunan kesadaran (koma) dan sesak berat.
“Pasien T meninggal pada tanggal 20 April 2020 jam 05.30 WIB. Kemudian dilakukan swab untuk pemeriksaan PCR dan telah dilakukan pemakaman dengan SOP Covid-19,” ungkapnya.(*/Dang)
JAKARTA – Perawat pasien COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet Kapten Fitdy Eka menolak label buruk atau stigma masyarakat bahwa tenaga kesehatan/nakes sebagai unsur penular virus corona jenis baru SARS-CoV-2 ke tengah masyarakat.
“Ada stigma, kami ditolak masyarakat. Mohon dengan sangat kami juga manusia yang melaksanakan ini dengan hati. Terimalah kami juga dengan hati,” kata Ketua Tim Perawatan RSD Wisma Atlet Kapt Fitdy Eka, Ahad (26/4).
Komentar Fitdy itu menanggapi fenomena stigma dari sebagian unsur masyarakat terhadap para dokter, perawat, analis dan tenaga kesehatan (nakes) lainnya yang mengurusi COVID-19.
Sejumlah unsur masyarakat menstigma para tenaga kesehatan sebagai orang yang sebaiknya dijauhi. Beberapa waktu lalu, terdapat jenazah perawat COVID-19 yang ditolak pemakamannya yang meninggal karena virus corona jenis baru.
Sementara itu, Fitdy optimistis jika wabah COVID-19 akan segera berakhir jika masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Dengan kedisiplinan itu, lanjut dia, akan memicu keselamatan bagi diri sendiri dan orang lain sehingga rantai penularan virus SARS-CoV-2 segera berakhir.
“Saya percaya Indonesia akan kembali pulih terlepas dari pandemi saat ini. Lakukan semua mitigasi dengan disiplin. Saya yakin dengan disiplin, Anda semua akan menjadi seorang pahlawan bagi diri sendiri dan orang lain,” kata dia.
“Mohon dengan sangat lindungi diri dan orang lain sehingga pesan-pesan pencegahan bisa terlaksana dengan baik. Mari sama-sama memenangkan perang ini. Kita kalau dalam konteks ibadah bukan beban, ibadah untuk diri dan orang lain,”tuturnya.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebut telah melakukan rapid test virus corona kepada 70.828 warga yang ada di wilayah Jakarta.
Dari pemeriksaan itu 4 persen atau sebanyak 2.842 warga terindikasi positif Covid-19.
“Total sebanyak 70.828 orang telah menjalani rapid test dengan persentase positif Covid-19 sebesar 4 persen. Dengan rincian 2.842 orang dinyatakan positif Covid-19, dan 67.986 dinyatakan negatif,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani, dalam siaran langsung, Jumat (24/4/2020).
Adapun rapid test sendiri merupakan teknik untuk mengetes keberadaan antibodi seseorang akibat kuman yang ada dalam tubuh.
Namun hasil positif dalam rapid test tidak bisa langsung mengkonfirmasi keberadaan virus tersebut di dalam tubuh.
Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan metode PCR.
Sebagaimana diketahui berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta dilihat dari laman corona.jakarta.go.id kasus terkonfirmasi positif sebanyak 3.605, dari jumlah itu 327 orang sembuh, dan 331 meninggal dunia.(*/Ta)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro