INDRAMAYU – Sebelum diberlakukan zonasi sekolah, anak-anak yang tinggal di luar Kota Indramayu yang jaraknya relatif jauh, mencapai lebih dari 45 Km, sering menghadapi kendala soal waktu belajar saat bersekolah di Kota Indramayu.
Maklum, para pelajar yang tinggalnya di sejumlah kecamatan di luar Kota Indramayu itu setiap hari berangkat dan pulang sekolah naik kendaraan angkutan umum yang sering ngetem menunggu penumpang. Bahkan ada juga pelajar yang terpaksa 3 kali berganti kendaraan.
Menghadapi problema itu, Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Perhubungan setempat meluncurkan 3 bus sekolah, untuk mengangkut pelajar yang diluar kota, agar bisa sampai tepat waktu ke sekolah.
Peluncuran 3 unit bus sekolah itu dilakukan Asisten Administrasi Setda Indramayu, Suwenda Asmita, didampingi Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu, Yudi Rustomo di halaman Pendopo Indramayu, Rabu (29/1/2020).
Melirik ke dalam interior 3 bus sekolah itu kondisinya lumayan bagus. Suasananya mirip bus pariwisata. Kondisi jok atau tempat duduk empuk, bebas debu dan bising .
Tiga bus sekolah itu melayani trayek berbeda. Bus sekolah 1 melayani trayek Indramayu Kota – Kecamatan Arahan – Kecamatan Cantigi dengan pemberhentian di depan Kantor Kecamatan Arahan.
Bus sekolah 2, melayani trayek angkutan pelajar jurusan Indramayu Kota – Kecamatan Lohbener dengan pemberhentian di depan kantor Kecamatan Lohbener. Bus sekolah 3 melayani jurusan Indramayu Kota – Kecamatan Jatibarang dengan pemberhentian Kecamatan Jatibarang, dan jurusan terakhir Indramayu Kota – Kecamatan Karangampel dengan pemberhentian di Terminal Karangampel.
Semua jurusan bus sekolah itu diberangkatkan melalui pool Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu.
Salah seorang pelajar, Didi, 18 mengemukakan, sebelum ada bus pelajar, setiap hari berangkat ke sekolah dari rumah di Desa Kopyah, Kecamatan Anjatan naik 3 kali angkutan. Pertama, dari rumah naik sepeda motor sampai ke jalan raya Patrol – Haurgeulis tepatnya di Desa Kopyah. “Dari Desa Kopyah naik elf atau angkot menuju Patrol. Dan dari Patrol ke Indramayu Kota naik elf atau bus,” ujarnya.
Dengan adanya bus sekolah itu dapat mengurangi biaya transport. Walaupun pengurangan biaya transport itu jumlahnya sangat kecil. Karena biasanya naik elf sampai terminal Sindang, setelah ada bus sekolah naik elfnya dari Patrol hanya sampai depan kantor Kecamatan Lohbener. Dari depan kantor Kecamatan Lohbener ke Indramayu Kota naik bus sekolah gratis.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Indramayu, Yudi Rustomo mengatakan, bus sekolah tersebut merupakan bantuan dari Pemprov Jawa Barat pada akhir 2018. Bantuan 3 bus sekolah itu dimanfatakan untuk melayani transportasi para pelajar yang akan berangkat sekolah menuju 4 jurusan.
“Untuk sementara ini kita baru melayani pemberangkatan pagi jam 05.30. Dengan berangkat pagi kita harapkan anak-anak tidak telat berangkat sekolah,” kata Yudi.
Asisten Administrasi Setda Indramayu, Suwenda Asmita mengatakan, bus sekolah ini diharapkan dapat membantu mobilisasi para pelajar menuju ke tempat belajar. “Dengan keterbatasan yang ada, bus sekolah ini diharapkan bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan bisa memajukan Kabupaten Indramayu,” ungkapnya. (*/As)
BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memanggil seluruh kepala sekolah (kepsek) yang ada di Kota Bogor pada hari Senin (27/01/2019). Jatuhnya korban jiwa dengan adanya tawuran pelajar menjadi perhatian serius Walikota Bogor Bima Arya.
Tujuan dari pemanggilan kepala sekolah se-Kota Bogor untuk melakukan konsolidasi terkait kembali maraknya tawuran pelajar dalam waktu dua minggu terakhir.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, ada beberapa poin yang disampaikan dalam rapat konsolidasi hari ini.
“Pertama, kami mendukung kepolisian untuk melakukan langkah-langkah tegas dengan melakukan proses hukum agar ada efek jera,” ujarnya kepada wartawan dengan didampangi oleh Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Hendri Saputra, Dandim 0606 Kota Bogor, Kol Arm Teguh Cahyadi.
Kemudian, lanjut Bima, pemerintah sendiri akan menjalannkan kewenangan sesuai Perda Tibum No. 8 Tahun 2006.
“Kami pun bisa melakukan itu, siapapun yang mengganggu ketertiban umum meresahkan warga ada sanksinya. Baik kurungan maupun denda karena itu PPNS Pol PP ini akan bertindak sesuai porsi kami, ada yang versi polisi ada yang versi kami. Kami punya landasan Perda Tibum tadi,” ucap Bima yang juga Wakil Ketua DPP PAN itu.
Kemudian, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, akan memberikan rekomendasi kepada gubernur bersama Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat Kota Bogor (KCD).
“Untuk sekolah yang selama ini langganan tawuran akan dijadikan atensi khusus, baik diberikan punishment ataupun pembinaan,” ungkapnya.
“Kami juga menyepakati seperti yang disampaikan kapolres tadi untuk menyepakati untuk intensif patroli sistem yang diaktifasi 24 jam. Jadi bukan orangnya, tapi sistemnya yang diaktifisi 24 jam tingkat kota dan wilayah camat lurah akan terlibat.
Kita akan memastikan tidak ada yang nongkrong-nongkrong, kerumunan-kerumunan pelajar akan kita bubarkan,” tandasnya(*/Ha).
GARUT – Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan jembatan gantung (jantung) di Desa Sukasenang, Kelurahan Lengkongjaya yang menghubungkan Kecamatan Karangpawitan dan Kecamatan Banyuresmi di Kabupaten Garut, Minggu (26/1/2020).
Menurutnya, dengan jembatan gantung tersebut akses anak-anak sekolah membaik. Sebelum ada Jantung Desa, anak-anak Kecamatan Karangpawitan menggunakan rakit untuk bersekolah. Pun demikian dengan anak-anak dari Kecamatan Banyuresmi.
“Anak-anak sekolah menyandung nyawa demi melintasi sungai menuju sekolahnya. Ini adalah salah satu cerita itu. Di sini ada sungai besar Cimanuk yang dulu pernah ada kebencanaan,” kata pria yang akrab disapa Emil itu.
Dia menuturkan, Jantung Desa merupakan program inovasi dari Pemprov Jabar guna mewujudkan Desa Juara. Pada 2019 lalu, ada 23 Jantung Desa yang dibangun. Pemilihan lokasi pun menggunakan skala prioritas yakni akses ekonomi dan pendidikan.
“Tahun ini (2020) kita perbanyak empat kali lipat ada 89 titik. Delapan di antaranya ada di Kabupaten Garut. Mudah-mudahan bermanfaat. Tadi saya tanya warga, mereka senang tidak ada lagi waswas,” kata Emil seraya menyebutkan ekonomi dan pendidikan warga bisa lancar berkat jembatan sederhana.
Sementara itu, Kepala Raudhatul Athfal Nurul Huda Imas Nurhayati mengatakan sebelum ada Jantung Desa siswa-siswinya dari Kecamatan Karangpawitan mesti menyeberangi sungai Cimanuk untuk sampai sekolah. Jika musim hujan datang dan arus sungai deras, siswa-siswinya harus menempuh jarak sekitar 15 kilometer.
“Dengan jembatan ini, anak-anak sudah tidak ada hambatan lagi untuk sekolah karena jembatan ini yang bisa menghubungkan kedua kecamatan,” ucap Imas.
Imas pun menyatakan, semangat anak-anak RA Nurul Huda untuk bersekolah tinggi. Selain itu, kata dia, seringkali siswa-siswinya datang ke sekolah dalam keadaan basah kuyup karena jatuh dari rakit.
“Saya salut sama anak-anak. Mereka punya semangat sekolah yang tinggi. Kalau nyebrang pakai rakit, orang tua mereka hanya melihat dari atas. Makanya, dengan adanya jembatan ini, anak-anak pasti lebih semangat untuk sekolah,” ucap Imas mengakhiri. (*/As)
BOGOR – Pembangunan SDN 02 Lumpang menjadi sorotan semua pihak, ambruk saat dicor beruntung tidak memakan korban jiwa .
Dengan peristiwa tersebut Disdik Kabupaten Bogor mengirim tim teknis menyelidiki ambruknya gedung lantai dua SDN 02 Lumpang di Kampung Cilangkap, Lumpang, Parungpanjang, Kabupaten Bogor.
“Tim teknis sedang di lapangan. Saya juga langsung panggil konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktornya,” kata Kepala Disdik Kabupaten Bogor, Entis Sutisna, Minggu (26/1/2020).
Diketahui, gedung lantai dua sekolah itu ambruk pada Sabtu (25/1/2020) sore, saat proses pengecoran.
Meski tidak ada korban dan kegiatan belajar mengajar sedang libur, namun disdik tetap akan melakukan penyelidikan.
Bangunan yang ambruk itu rencananya untuk menjadi ruang kelas di lantai dua sekolah.
“Ambruknya pas beres dicor. Kemarin setengah 5 sore. Untuk lagi nggak ada anak-anak di sekolah,” kata salah seorang pemilik warung, Ratna.(*/Iw)
BANDUNG – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) wilayah Jawa Barat keberatan dengan rencana pemerintah pusat menghapus keberadaan honorer, termasuk guru honorer.
Di Jawa Barat, proporsi guru honorer lebih banyak dibandingkan guru berstatus pegawai negeri sipil sehingga apabila guru honorer ditiadakan, maka kegiatan belajar mengajar akan terganggu.
Sekertaris PGRI Jawa Barat Maman Sulaeman mengatakan, jumlah guru honorer di Jawa Barat mencapai 300.000 orang.
Jumlah guru honorer lebih banyak dibandingkan dengan jumlah guru PNS sebanyak 200.000 orang. Di banyak sekolah di Jawa Barat, proporsi guru honorer pun lebih banyak dibandingkan dengan guru PNS.
Ketersediaan guru PNS sebanyak 200.000 orang sebenarnya tergolong kurang karena sudah banyak guru pensiun.
Melihat kondisi itu, PGRI khawatir kegiatan belajar mengajar terganggu apabila guru honorer ditiadakan.
“Di beberapa daerah di Jawa Barat, seperti Ciamis, ketersediaan guru PNS bahkan kurang 1.000 orang,” kata Maman , Kamis, (23/1/ 2020).
Di Kota Bandung pun, jumlah kekurangan guru PNS sebanyak 1.000 orang. Guru honorer lah yang menutupi kekurangan guru PNS.
Maman mendorong pemerintah untuk mencari solusi yang manusiawi terhadap keberadaan guru honorer. Hal itu karena guru honorer telah berjasa mendidik manusia Indonesia.
Solusi yang ditawarkan PGRI yakni menyalurkan mereka menjadi PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
“Honorer telah berjasa salam mendidik sehingga harus diakui dan dihargai. Mereka membangun manusia Indonesia,” ujar Maman.
Apabila keberadaan guru honorer ditiadakan begitu saja tanpa dijadikan PNS dan P3K, Maman menilai pemerintah sudah bertindak tidak manusiawi terhadap guru honorer.Tes untuk menjadi PNS dan P3K pun diharapkan dipermudah agar semua guru honorer lulus menjadi PNS dan P3K.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat akan berdiskusi untuk mencari solusi terhadap kebijakan peniadaan honorer.
Kondisi saat ini, Jawa Barat mengalami kekurangan guru. Menurut Dewi, solusi terbaik yaitu menjadikan guru honorer sebagai P3K dan PNS.(*/Hend)
KENDAL – Guru dan orang tua siswa di Kendal resah dengan beredarnya komik bergambar konten dewasa di lingkungan Sekolah Dasar (SD). Komik bergambar anime ini dijual oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) saat jam pulang sekolah.
Komik bergambar konten dewasa ini awalnya ditemukan di SD Negeri 1 Patukangan, Kota Kendal. Sepuluh siswa ketahuan menyimpan komik bersampul anime ini saat guru memeriksa tas murid.
Sejumlah komik juga ditemukan di tempat sampah karena dibuang siswa yang takut ketahuan guru.
Jika dilihat, sekilas tampak seperti komik anime biasa, tapi saat dibuka, di dalam komik terdapat gambar–gambar tidak senonoh dan kata–kata tidak pantas dikonsumsi oleh anak usia sekolah.
Guru kelas SDN 1 Patukangan, Kendal, Inayatuz Zakiaty mengatakan, komik konten dewasa yang dimiliki siswa dibeli dari PKL di depan sekolah saat jam pulang. Komik tersebut dijual seharga Rp3.000 oleh pedagang yang belum diketahui identitasnya.
Menurut Inayatuz Zakiaty, pihaknya sekolah telah mengamankan komik bergambar konten dewasa dan memperketat pengawasan terhadap pedagang yang berjualan di depan sekolah.
“Siswa juga sudah diberi pengarahan untuk tidak membelinya,” katanya, Jumat (24/1/2020).
Di SDN 1 Patukangan, Kendal, komik berisi konten dewasa telah menyebar ke-10 siswa. Diduga komik tersebut juga menyebar ke beberapa siswa SD di Kabupaten Kendal. Hingga kini pihak sekolah masih mencari pedagang yang sengaja menjual komik tersebut kepada anak–anak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, Wahyu Yusuf Ahmadi saat dikonfrimasi membenarkan temuan komik bergambar konten dewasa ini. Pihaknya sudah membuat surat edaran kepada sekolah di Kendal agar mengecek pedagang yang berjualan di lingkungan sekolah.(*/D Tom)
SERANG – Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menyatakan kebanggaan atas prestasi para mahasiswa penerima beasiswa dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang yang kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan Universitas Indonesia (UI). Tatu pun memastikan, tahun ini akan menambah beasiswa perguruan tinggai negeri (PTN) bagi mahasiswa baru.
Menurut Tatu, para mahasiswa penerima beasiswa memiliki rata-rata indeks prestasi kumulatif (IPK) sebesar 3,6 poin atau sudah memasuki kategori cum laude. “Terima kasih kepada para mahasiswa penerima beasiswa dari Pemkab Serang, telah membuat saya bangga. Para mahasiswa telah menunjukkan prestasi membanggakan selama kuliah,” kata Tatu saat menerima silaturahmi penerima beasiswa dan para orangtuanya di Pendopo Bupati Serang, Kamis (23/1/2020).
Pemkab Serang memberikan beasiswa untuk 64 mahasiswa berprestasi dan tidak mampu secara ekonomi. Terdiri atas, 44 mahasiswa diploma satu (D-1) di Untirta, 13 Mahasiswa Diploma Tiga (D-3) di Universitas Indonesia, dan 7 mahasiswa sarjana kedokteran (S-1) di Fakultas Kedokteran Untirta. Khusus untuk penerima beasiswa di UI, diberikan biaya hidup oleh Pemkab Serang dan Baznas Kabupaten Serang. Ditambah juga beasiswa untuk 2 mahasiswa sarjana Untirta dari CSR BPR Serang.
Tatu memastikan, para penerima beasiswa akan bertambah tahun ini. Yakni sebanyak 25 mahasiswa D-1 di Untirta dan 6 mahasiswa D-3 UI. “Saya sudah sepakat dengan pimpinan DPRD, beasiswa ini terus berlanjut. Kita lihat kemampuan anggaran, tapi insya Allah beasiswa jalan terus. Kita harus terus meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM Kabupaten Serang,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Tatu menjamu para mahasiswa dan orangtuanya. Satu per satu perwakilan orangtua mahasiswa menyampaikan terima kasih atas program beasiswa yang diterima anak-anak mereka. Bahkan saat sesi foto bersama, beberapa orangtua tidak bisa menahan tangis saat mengucapkan terima kasih kepada Bupati Serang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang, Asep Nugrahajaya mengatakan, silaturahmi tersebut merupakan bagian dari evaluasi program serta untuk mengetahui linieritas antara rencana, kegiatan, anggaran, dan keberhasilan belajar para mahasiswa. “Kegiatan evaluasi ini diikuti juga oleh orangtua. Dapat dipastikan bahwa orangtua memiliki andil besar dalam keseriusan belajar anak,” ujarnya.
Berdasarkan hasil perolehan nilai para mahasiswa, kata dia, program beasiawa perguruan tinggi negeri ini dapat dinyatakan sebagai program yang valid, dibuktikan dari proses rekrutmen, keseriusan belajar mahasiswa dan hasil belajar dalam kategori yang bagus. “Malah luar biasa, anak-anak Kabupaten Serang bisa bersaing, baik di UI maupun di Fakultas Kedokteran Untirta,” ungkapnya.(*/Dul)
JAKARTA – Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mendorong sekolah dan satuan pendidikan untuk melaksanakan Ujian Nasional (UN) menggunakan komputer. Ketua BSNP, Abdul Mu’ti mengatakan, berdasarkan evaluasi, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) lebih memberikan akurasi dalam menggambarkan pendidikan Indonesia secara umum.
“Kami menekankan bahwa UNBK ini berdasarkan evaluasi, lebih memberikan akurasi tidak hanya dari sisi objektifitas dalam mereka melalukan UN tetapi juga dari sisi efisiensi baik menyangkut pembiayaan maupun secara pelaksanaan,” kata Abdul, ditemui usai konferensi pers di Kantor BSNP, Jakarta, Selasa (21/1).
Adapun sekolah-sekolah yang belum siap melaksanakan UNBK, maka bisa menjalankannya dengan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP). Namun, pelaksanaan ujiannya harus dengan persetujuan dari BSNP dan dinas setempat.
“Menyelenggarakan UN berbasis kertas dan pensil harus mengajukan secara tertulis kepada BSNP atau nanti kemudian bisa diberikan penetapannya setelah kita menilai dan melihat alasan-alasannya, serta kemudian kita kaitkan itu juga dengan berbagai hal menyangkut keputusan dinas-dinas pendidikan terkait,” kata Abdul.
Sebenarnya, kata dia, pada tahun sebelumnya sebagian besar penyelenggaraan ujian nasional sudah berbasis komputer. Berdasarkan catatan Kemendikbud, UN tahun 2019 diikuti 8,3 juta peserta didik dengan 103 ribu satuan pendidikan. Sebanyak 91 persen atau lebih dari 7,5 juta peserta didik dan warga belajar mengikuti UNBK. Jumlah peserta UNBK meningkat 19 persen dari jumlah peserta UNBK tahun 2018.
Sementara itu, Sekretaris BSNP Arifin Junaidi mengatakan kesiapan sekolah untuk UNBK 2020 sudah hampir 100 persen siap. Umumnya, satuan pendidikan yang mengajukan UNKP adalah dari pendidikan kesetaraan dan kebanyakan berasal dari lembaga pemasyarakatan.
“Jadi sampai sejauh ini belum ada sekolah yang mengajukan untuk melaksanakan UNKP. Jadi UNBK sudah siap sekolah-sekolah. Pengajuan dispensasi untuk UNKP hanya dari pendidikan kesetaraan,”ungkapnya.(*/Ind)
PURWAKARTA – Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta bakal menyulap SDN 8 Ciseureuh (Sekolah Kahuripan) menjadi sekolah ekologi. Kurikulum dan program yang diterapkan pun berbasis lingkungan, sehingga menjadi percontohan bagi sekolah lain.
Kepala Disnas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto mengungkapkan, sekolah harus mempunyai karakter dari nilai-nilai kearifan lokal dan dekat dengan alam tempat kita hidup. Sekolah tersebut sengaja didesain dengan kontruksi bangunan terbuka. Model kontruksi itu dibuat karena didasari suhu udara Purwakarta cukup panas.
Menurut dia menjaga lingkungan sama dengan menjaga napas untuk generasi mendatang.
Maka melalui sistem pendidikan yang bersifat terbuka atau istilahnya merdeka belajar, dapat diterapkan kurikulum dan program yang berbasis lingkungan.
“Melalui pendidikan dapat diambil satu tarikan napas yang panjang guna memperpanjang umur bumi. Kita bisa memperlihatkan kepada anak cucu kelak tentang udara bersih, flora, fauna, budaya dan seluruh aspek ekosistem yang ada,” ujar Purwanto, Jumat (17/1/2020).
Dia menambahkan, pendidikan sebagai sebuah sistem memiliki dua dimensi, yaitu dimensi entitas dan dimensi metode. Dalam makna entitas, pendidikan memiliki beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Saling bergantung secara komprehensif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.(*/As)
BANYUWANGI – Bupati Abdullah Azwar Anas kembali mengumpulkan para kepala sekolah se kabupaten untuk menyamakan persepsi tentang konsep pendidikan yang terbaik bagi siswa. Salah satu yang ditekankan Bupati Anas adalah adanya koneksi batin antara kepala sekolah, guru dan siswa. Sehingga sekolah bukan hanya mengejar pretasi akademis tapi memberi pengasuhan dan membimbing untuk membangun karakter positif murid.
“Sudah banyak kita saksikan betapa anak yang prestasi akademisnya baik namun tidak dibarengi dengan karakter positif yang kuat , tidak bisa bertahan menghadapi perjuangan kehidupan. Sekalipun mampu menonjol secara ekonomi namun di sisi kehidupan lainnya justru terpuruk,” kata Bupati Anas saat memberikan pengarahan kepada kepala sekolah SD dan SMP se kabupaten di Pondok Pesantren Mabadiul Ihsan, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kamis (16/01/2020).
Acara itu dihadiri 164 Kepsek SD, Kepsek SMP 110 orang, Kepsek SMA negeri dan swasta sebanyak 48 orang, Kepsek SMKN/swasta sebanyak 74 orang dan Kepsek PKLK Pendidikan Khusus sebanyak 42 orang.
Bupati Anas mengatakan, Menteri Pendidikan Indonesia Nadiem Makarim telah menyampaikan tentang kunci pendidikan efektif yang bisa meningkatkan prestasi sekaligus membangun karakter positif anak. Yaitu adanya koneksi batin antara guru dan murid.
“Koneksi batin ini berarti dalam mendidik murid, guru tidak sekedar memberikan materi pelajaran akademis namun ada fungsi pengasuhan dan membimbing murid,” katanya.
Anas melanjutkan mendidik dengan mengasuh dan membimbing berarti guru melakukan fungsi yang tidak hanya sekedar mengacu pada satuan pelajaran. Namun memberikan perhatian yang lebih. Seperti melihat potensi siswa hingga mengarahkannya, melihat latar belakang keluarga siswa apabila menemui kendala dalam sekolahnya hingga berupaya mencarikan solusi terbaik.
“Jadi itu semua itu adalah tugas kepala sekolah bersama guru. Kepala sekolah khususnya harus memberi waktu lebih untuk memperhatikan semua yang ada di sekolah., dan guru-guru diminta untuk tidak lagi hanya memberi tugas siswa lalu ditinggal pergi. Saya minta tolong jangan lagi ada yang seperti itu,” pinta Anas.
“Ikhtiar kita mendidik murid dengan pengasuhan dan bimbingan secara tulus, insyaallah akan memberi memori positif bagi anak yang akan menjadi benih tumbuhnya karakter yang positif dan kreatif di masa depan mereka,” ujar Anas.
Pada kesempatan itu Anas juga meminta agar sekolah menjadi tempat tersemainya jiwa inklusi dimana anak bisa bersahabat dengan keragaman. Karena anak yang berjiwa inklusi akan bisa menempatkan diri dengan baik dan bergaul dengan siapa saja.
“Kita tentu ingin anak-anak kita bisa menjadi generasi unggul yang tumbuh dengan jiwa moderat, bisa mengayomi semua kalangan. Ini harus dimulai sejak dini, sejak bangku sekolah,” tutupnya.(*/Gio)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro