JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menilai banjir yang terjadi kemarin disebabkan oleh curah hujan ekstrem yang turun sejak Sabtu 22 Februari 2020 hingga Minggu 23 Februari 2020 pagi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo menjelaskan, menurut peta sebaran hujan Jabodetabek Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Sabtu 22 Februari 2020 pukul 07.00 WIB sampai Minggu 23 Februari 2020 pukul 07.00 WIB, curah hujan ekstrem (>150 mm/hari) terjadi pada lima stasiun yakni Pintu Air Pulo Gadung (241 mm), Manggarai (228 mm), Arg Kelapa Gading (184 mm), Pulomas (182 mm), serta Setiabudi Timur (154 mm).
Curah hujan ekstrem di Jakarta juga pernah terjadi pada 1996 (216 mm/hari), 2002 (168 mm/hari), 2007 (340 mm/hari), 2008 (250 mm/hari), 2015 (277 mm/hari), dan yang tertinggi pada 2020 (377 mm/hari) yang terjadi pada 1 Januari 2020 lalu.
Kemudian, curah hujan ekstrem kembali terjadi pada Minggu, 23 Februari 2020 kemarin dengan 241 mm/hari. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD DKI menyebutkan bahwa telah terjadi penurunan wilayah terdampak.
Hingga Minggu 23 Februari 2020 pukul 18.00 WIB, terdapat 98 RW terdampak atau sekitar 3,6%. Angka ini turun dari jumlah sebelumnya pada pukul 12.00 WIB sebanyak 125 RW (4,6%) dengan wilayah paling banyak terdampak di Jakarta Timur.
Dengan persebaran wilayah terdampak yaitu Jakarta Pusat (9 RW), Jakarta Utara (32 RW), Jakarta Barat (6 RW), Jakarta Selatan (9 RW), dan Jakarta Timur (42 RW).
“Ketinggian air mencapai 5-30 cm hingga 90-120 cm. Penyebabnya adalah curah hujan ekstrem dan tinggi," ucap Subedjo dikutip dari laman Sindonews.
Selama musim penghujan lanjut Subedjo, Pemprov DKI melalui Satgas Dinas Sumber Daya Air, Satgas Dinas Bina Marga, BPBD, dan PPSU Kelurahan akan siaga dengan mengerahkan pompa mobile, membersihkan dan melancarkan tali air, membersihkan sampah maupun lumpur di saluran air agar genangan cepat surut baik di ruas jalan maupun kawasan permukiman warga.
Petugas gabungan dari Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian, Kelurahan, Kecamatan, dan Puskesmas juga sudah diinstruksikan untuk siaga terhadap kondisi warga terdampak genangan, juga menyiapkan lokasi pengungsian, serta menyiapkan kebutuhan logistik dan kesehatan yang dibutuhkan.
Dia juga mengimbau masyarakat agar selalu mewaspadai kondisi curah hujan yang cukup tinggi pada Februari ini, serta berhati-hati bahaya sengatan listrik selama musim penghujan.(*/Tub)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro